'Membuang muka saat melihatku menatapnya dan malah menatapku kembali. Dia mencoba bermain tarik ulur denganku!' batin Rainhard dengan wajah tersenyum penuh arti kepada Nayra.
"Menarik!" gumam Rainhard dengan senyum sinis di wajahnya.
Rainhard menoleh melihat ke arah Grissham dan menatapnya dengan penuh arti.
"Heh, jadi inilah alasanmu menjebakku kemari? Hanya karna ingin membantumu menjalankan sandiwara munafikmu itu?" tanya Rainhard tersenyum sinis menatap Grissham dengan tatapan tidak suka.
"Rain, sampai kapan kau akan membenci ayah? Dengar! Bisakah kamu jangan membahas ini di depan tamu kita?" tanya Grissham lirih.
"Kalau begitu katakan apa motifmu yang sebenarnya, menipuku untuk menemuimu ke sini?" tanya Rainhard kesal.
"Duduklah!" pinta Grissham mempersilahkan Rainhard untuk duduk.
Rainhard mencoba untuk tenang dan duduk di sofa dengan kaki berada di atas meja. Yah, ketidak sopanan Rainhard membuat Kyung-Mi menatapnya dengan tatapan tidak suka namun Grissham dan Kwang-sun hanya bisa mengabaikan perlakuan tidak sopan dari Rainhard.
Sedangkan Adam hanya sesekali melirik kaki Rainhard yang ada di atas meja tanpa bisa menegur sikap kasar calon menantumya itu. Adapun Nayra hanya bisa diam dan menunduk karna sangat gugup.
'Oh God, kenapa aku harus berada di situasi secanggung ini?' tanya Nayra dalam hati kesal sekaligus cemas karna dari tadi Rainhard memandanginya.
"Tuan Adam, perkenalkan dia adalah putra kedua saya yang bernama Rainhard. Maaf atas ketidak sopanannya!" ucap Grissham memperkenalan Rainhard.
"Tidak apa-apa. Anak muda memang kebanyakan seperti itu, mereka memiliki dunianya masing-masing!" jawab Adam tersenyum canggung.
"Saya telah mendengar banyak tentangnya di TV dan juga sering melihat beberapa berita tentangnya!" Lanjut Adam lagi-lagi tersenyum canggung.
"Benar, Tuan. Aku punya duniaku sendiri, jadi kamu tidak perlu repot-repot untuk mengurusnya!" balas Rainhard tersenyum sinis.
Kasar, yah Rainhard cukup kasar untuk wanita berhati lembut seperti Nayra. Tapi, kekasaran Rainhard membuat Nayra merasa untung karna Nayra tidak usah repot-repot untuk mempermalukan Adam.
Seketika Adam tersenyum canggung dan angkat bicara, "Hmm, kita bisa membiarkan mereka saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu. Nayra, ajaklah Rain untuk jalan-jalan!" pinta Adam diam-diam melotot ke arah Nayra pertanda agar Nayra segera melaksanakan perintahnya.
Nayra hanya mengernyitkan alis karna tidak suka dengan perlakuan ayah angkatnya itu, 'Sial! Dia malah memintaku mengajak pria bertopeng ini. Bagaimana caraku mengajaknya?' batin Nayra kesal sendiri.
'Ini kebalik! Seharusnya seorang prialah yang mengajak wanita untuk jalan-jalan tapi kenapa malah aku yang disuruh mengajaknya jalan!' Lagi-lagi Nayra merasa sangat kesal.
Rainhard menunggu agar Nayra yang memgajaknya keluar namun Grissham malah amgkat bicara membuat Rainhard kurang senang dan itu membuat mood Rainhard menjadi jelek.
"Nayra tidak tahu apa-apa mengenai jalan di rumah ini. Biarkan Rain yang mengajaknya jalan-jalan!" ucap Grissham tersenyum melihat Rainhard.
Nayra menghela napas, 'Syukurlah, aku tidak perlu memikirkan ucapan apa yang akan aku katakan yang penting bukan aku yang memulai pembicaraan!' batinnya.
Rainhard berdiri dari duduknya dan menatap Grissham dengan tajam, "Aku ke sini untuk meminta penjelasan, tidak lebih dari itu!" tegas Rainhard dingin.
"Ayo!" ajak Rainhard tanpa melihat ke arah Nayra.
"Hah?" Nayra hanya terdiam mematung hingga Rainhard jembali angkat bicara, "Kenapa diam saja? Mau kugendong?" tanya Rainhard melihat ke arah Nayra.
"Ya? Ah, maksudku aku ...."
Belum sempat Nayra melanjutkan perkataannya, Rainhard malah memgernyitkan alis dan mempertajam tatapannya terhadap Nayra.
Dengan cepat Nayra berdiri dari duduknya. Gugup sekaligus canggung menyertainya. Hingga Rainhard memegang pergelangan tangannya untuk mengajaknya jalan-jalan.
Tanpa berkata apapun Rainhard menarik tangan Nayra membuat Nayra semakin gugup atas perlakuan pria yang bahkan tidak akrab dengannya itu.
Dari tadi Nayra hanya menunduk karna sangat tegang dengan rasa canggung itu. 'Langkahnya cepat sekali, kakiku bahkan kesusaham mengejar,' batin Nayra dalam hati.
'Tangannya juga sangat dingin seperti es batu!' Lanjut Nayra.
Hingga mendadak langkah Rainhard berhenti dan langsung melepaskan tangan Nayra. Yah, benar posisi mereka sekarang telah berada di sebuah ruangan yang cukup besar namun agak jauh dari ruang tamu.
"Katakan berapa?" tanya Rainhard melihat Nayra dengan ekspresi datar.
"Hah?" Nayra hanya terheran dengan pertanyaan Rainhard yang tidak bisa dipahami.
"Bukankah kau bersikeras kemari hanya untuk uang?" tanya Rainhard dingin.
"Apa?" Nayra mengernyitkan alis.
"Apa ini? Apa kau pura-pura bersandiwara sama kayak mereka semua? Benar juga sih, di rumah ini tidak ada yang waras sama sekali!" ucap Rainhard tersenyum merasa lucu.
"Hah?" Nayra mengernyitkan alis karna Pria bertopeng yang ada di hadapannya asal nuduh seenaknya.
"Biasa aja kali, nggak usah melotot!" gumam Rainhard.
Nayra semakin kesal sendiri, pria yang ada di hadapannya sungguh membuatnya sangat kesal hingga Nayra memberanikan diri untuk angkat bicara.
"Mentang-mentang kamu adalah putra dari Grissham Aldrick pemilik perusahaan Diamond Group Property malah seenaknya berbicara!" ucap Nayra kesal.
"Yah, memangnya kenapa kalau aku anak dari pemilik perusahaan terkenal? Hanya dengan menepuk tangan sekali, jika aku menginginkannya aku bisa loh menghancurkan hidupmu!" jawab Rainhard mendekatkan wajahnya ke wajah Nayra dengan senyum sinis.
Nayra memalingkan wajahnya saat wajah Rainhard berada 10 cm dari wajahnya. Dia sangat gugup, sekilas hidung mancung Rainhard membuat Nayra menjadi iri. Mata berwarna ungu gelap seperti batu ametis itu menghiasi indahnya area mata. Alis tebal namun terlihat rapi melengkapi matanya agar terlihat semakin menawan. Nayra tidak bisa menyangkal fakta bahwa struktur wajah Rainhard adalah kriteria pria sempurna. Yah, meski topeng menghiasi sebelah wajah Rainhard namun Nayra bisa melihat di sebelah yang tidak tertutupi topeng bahwa, pria itu sangat tampan.
"Dilihat dari dekat, ternyata kamu cantik juga!" bisik Rainhard sehingga napasnya terasa sangat jelas di area pipi Nayra.
Rasa tegang Nayra membuatnya melirik sedikit melihat bibir Rainhard yang mengucapkan kata-kata. Namun, Nayra juga manusia yang bisa saja mengagumi keindahan saat melihat bibir pink berbentuk sempurna yang dimiliki oleh Rainhard.
'Bibirnya mengalahkan bibirku!' batin Nayra menelan ludah karna tergoda dengan godaan dari bibir sempurna dari Rainhard.
'Aku bahkan tidak percaya kalau wajahnya rusak. Jika melihat baik-baik wajahnya yang tidak tertutupi topeng, terlihat sangat sempurna tapi aku bahkan tidak bisa membayangkan jika dia membuka topengnya pemandangan apa di balik topeng itu!' Lanjut Nayra membatin.
"Jika ingin menatapku, tidak usah malu-malu!" ucap Rainhard mengangkat dagu Nayra dengan jari telunjuknya.
Nayra kemudian tersadar, dengan cepat dia mendorong Rainhard agar menjauh darinya.
"Tidak sopan!" ucap Nayra kesal.
Rainhard tersenyum penuh arti, "Namamu Nayra bukan? Aku mendengar pria tua yang mungkin adalah ayahmu itu memanggilmu tadi. Oh iya, apa kau wanita yang dikirim oleh ayahku agar bisa menikahimu? Jika iya, maka aku berhak dong, melakukan apapun yang aku mau terhadapmu!" Rainhard lagi-lagi menyentuh dagu Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya.
BERSAMBUNG ....
Hai dear, makasih yah masih setia menunggu up terbaru dari Novel ini. Sebentar lagi judul novel ini akan diganti yah. Yang tadinya "Married with Mr. Rain" menjadi "Pengantin CEO bertopeng" nah menurut kalian bagusan yang mana nih?
Oh iya, bagi kalian yang belum follow IG Nona tolong di follow yah,
IG_nonaaquarius15Jangan lupa juga Subscribe Chanel Youtube Nona dengan nama "Nona Aquarius".See you in the next Chapter ....
Rainhard tersenyum penuh arti, "Namamu Nayra bukan? Aku mendengar pria tua yang mungkin adalah ayahmu itu memanggilmu tadi. Oh iya, apa kau wanita yang dikirim oleh ayahku agar bisa menikahimu? Jika iya, maka aku berhak dong, melakukan apapun yang aku mau terhadapmu!" Rainhard lagi-lagi menyentuh dagu Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya."Berani sekali kamu menyentuh wajahku. Dasar pria tidak sopan!" bentak Nayra kemudian menghindar dari Rainhard."Tidak sopan? Beraninya kamu membentakku kemudian mengataiku! Apa kamu tahu, bagaimana aku mengatasi seseorang yang menentang kemauanku? Bahkan semua orang di rumah ini, tidak ada yang berani terhadapku!" balas Rainhard kesal.Rainhard melangkah maju dan menatap tajam Nayra Membuat Nayra menjadi ketakutan dengan sepasang mata berwarna ungu gelap itu terlihat indah namun menyeramkan.Semakin Rainhard melangkah mendekat, semakin Nayra melangkah mundur secara perlahan."A-apa
Nayra kemudian berjalan disamping Rainhard tanpa mengatakan apapun. Hingga Rainhard angkat bicara, "Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah! Apa kau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istri?" tanya Rainhard menoleh melihat Nayra."Aku bersedia!" jawab Nayra menoleh melihat Rainhard.Rainhard menghentikan langkahnya, "Kamu yakin ... bisa menjalani tugasmu?" tanya Rainhard serius."Saya yakin!" jawab Nayra ikut menghentikan langkahnya.Mereka berdua bertatapan. Rainhard menatap Nayra dengan tatapan penuh arti sedangkan Nayra hanya bisa waspada, karna Rainhard pasti merencanakan sesuatu yang sulit dimengerti."Jangan membuatku menunggu nanti malam. Aku tidak sabar menikmatimu!" ucap Rainhard tersenyum sinis.Nayra hanya terdiam menatap wajah bertopeng Rainhard. Meski yang Nayra tahu kalau wajah Rainhard hancur, namun topeng itu sungguh tidak membuat penampilan Rainhard menjadi buruk, malahan dia tampak sangat t
Nayra kemudian tersadar dan mulai salah tingkah, "Apa salahnya memandangi seseorang!" gumam Nayra kesal."Tentu saja salah! Sama halnya kau telah mempermalukanku." Rainhard menatap tajam Nayra."Ingat posisimu sekarang, ceroboh sedikit saja aku bisa membatalkan pernikahannya" bisik Rainhard memperingati Nayra.Nayra hanya diam dan patuh karna dia tidak ingin mencari masalah dengan Rainhard.....Beberapa saat kemudianTiba-tiba suasana menjadi tegang akibat dari keseriusan semua orang menanggapi sesuatu yang akan di bicarakan."Tentu anda sudah tahu kalau saya mengundang anda ke sini karna ingin membicarakan hari baik dari pernikahan Rain dengan Nayra. Kalau bisa, pernikahan harus diadakan secepatnya!" ucap Grissham kepada Adam.Kecuali Nayra dan Rainhard, semua orang mengangguk pertanda apa yang dikatakan Grissham adalah hal yang benar. Hingga, Rainhard angkat bicara membuat suasana semakin
Grissham terdiam sejenak dan menoleh melihat Kyung-Mi."Rain, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Ayah terpaksa!" jawab Grissham dengan nada rendah."Demi kebaikanku? Apa aku tidak salah dengar? Mana ada seorang ayah memberi obat perangsang di minuman putranya sendiri!" Rainhard terkekeh dan menggelengkan kepala."Katakan, siapa wanita itu?" tanya Rainhard dingin tanpa ekspresi.Grissham menghela napas, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, yang jelas ... wanita yang kamu maksud itu, aku tidak tahu!" jawab Grissham.Rainhard mengernyitkan alis, "A-apa maksud Ayah? Jadi ... Ayah ingin bilang kalau Ayah tidak tahu tentang wanita yang aku tiduri?" tanya Rainhard mulai emosi."Aku benar-benar tidak tahu, Rain!" jawab Grissham.Kini Rainhard mengerti, yang memberi obat di minumannya bukanlah ayahnya, melainkan ibu tirinya--Kyung-Mi.Ayahnya hanya berusaha melindungi sang istri, makanya melemparkan kesalahan sang istri ke
Kini Nayra telah selesai memakai pakaian. Dia sengaja memilih dress panjang agar Rainhard tidak macam-macam dengannya nanti. Gaya berpakaiannya juga terlihat dewasa dengan dress panjang berleher V-neck dan tanpa lengan. Di depan cermin rias, Nayra menyisir rambut bergelombangnnya dan memberi sedikit aksesoris rambut agar terlihat lebih baik. Tak lupa memoleskan begitu banyak BB cream untuk mempertebal kulit wajahnya. Lipstiknya juga terlihat berlebihan dengan warna hitam karna jujur, Nayra ingin terlihat berlebihan di hadapan Rainhard.'Aku ingin lihat apakah dia masih akan tertarik padaku!' batin Nayra sengaja memperburuk dandanannya.Nayra mengukir alisnya memakai pensil alis dan membuatnya sedikit tebal karna Nayra yakin kalau Rainhard tidak akan tertarik dengannya.'Heh, rasain tuh! Aku akan berdandan menjadi orang terjelek sedunia agar kau tidak akan berani menghabiskan malam denganku!' batin Nayra bermain-main dengan dandanannya.
Kini Nayra berada di dalam taxi yang akan menuju ke kediaman Rain. Dia sangat gugup namun keinginannya membalas dendam membuatnya mengurangi kegugupannya.Selang beberapa menit, akhirnya Nayra telah sampai di depan rumah Rainhard. Mata Nayra tidak berkedip sama sekali akibat melihat rumah yang sangkanya adalah istana itu. Di tempatnya berdiri, Nayra menganga melihat betapa besar dan megahnya rumah dari seorang pria yang akan menjadi suaminya itu."Wahh ... ini pasti bukan rumah, melainkan istana!" gumam Nayra.Perlahan Nayra mendekat namun di kedua sisi pintu terdapat dua seorang lelaki yang bertubuh besar membuat Nayra sedikit takut mendekat. Namun, terlihat kedua laki-laki itu berbisik."Dia pasti wanita yang dikatakan Tuan Rain," bisik salah satu bodyguard kepada temannya."Melihat penampilannya yang cantik--kamu benar, dia pasti adalah Nona Nayra," jawab bodyguard yang satunya.Salah satu bodyguard itu mulai
Nayra masih mematung dan menggenggam dressnya dengan sangat erat karna dirinya masih tidak rela karna sebelumnya dia merasa trauma karna pria asing telah merebut k3p3rawanannya. Hingga Rainhard kembali angkat bicara, "Mau kubantu melepaskannya?" tanya Rainhard kesal melihat Nayra."A-aku bisa sendiri!" jawab Nayra dengan cepat namun terdengar gugup.Nayra perlahan menarik dressnya dan memperlihatkan sebagian bahunya. Dia sangat gugup namun Rainhard yang kurang sabaran malah menarik kasar baju Nayra sehingga baju itu robek dan memperlihatkan baju dalaman Nayra. Nayra melangkah mundur dengan tangan yang menutupi bagian dadanya."Kenapa menghindariku?" tanya Rainhard kurang senang melihat tingkah Nayra.Nayra hanya diam tanpa menatap mata Rainhard. Dia sangat gugup dan ketakutan karna bayang-bayang pria yang merebut barang bergharganya membuatnya menjadi ketakutan."A-aku ... a-aku ... aku hanya--"Belum sempat Nayra melanju
"Apa motifmu sebenarnya? Apakah kau diperintahkan oleh ayahku untuk memastikan wajah buruk rupaku? Atau ... kau memiliki hubungan dengan Kwang-Sun? Aku tahu kalau Kwang-Sun selalu mencurigai wajah hancurku tapi aku tidak rela jika wanita yang akan aku nikahi adalah bekas dari kakak yang kusebut orang asing itu!" ucap Rainhard dengan nada rendah namun terdengar tegas dan kesal.Nayra menatap Rainhard dengan air mata yang tertahan. Dia merasa dialah wanita yang paling menderita di muka bumi ini yang harus melayani pria bertopeng dengan sikap dingin dan kejam."Aku ... aku tidak tahu apa yang kamu maksud!" jawab Nayra dengan nada serak."Baiklah. Entah itu pura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, akhiri saja pembicaraannya. Aku tidak ingin malamku bersamamu terganggu dengan pembicaraan yang tidak penting!" balas Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tanpa ekspresi."Lakukan sekarang juga!" pinta Rainhard dingin.Nayra
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih.Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard.Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin.Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra."10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra."Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin."Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya."Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra."Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih.'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi.Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard.Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard."Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan."Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh.Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap