Nayra kemudian berjalan disamping Rainhard tanpa mengatakan apapun. Hingga Rainhard angkat bicara, "Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah! Apa kau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istri?" tanya Rainhard menoleh melihat Nayra.
"Aku bersedia!" jawab Nayra menoleh melihat Rainhard.
Rainhard menghentikan langkahnya, "Kamu yakin ... bisa menjalani tugasmu?" tanya Rainhard serius.
"Saya yakin!" jawab Nayra ikut menghentikan langkahnya.
Mereka berdua bertatapan. Rainhard menatap Nayra dengan tatapan penuh arti sedangkan Nayra hanya bisa waspada, karna Rainhard pasti merencanakan sesuatu yang sulit dimengerti.
"Jangan membuatku menunggu nanti malam. Aku tidak sabar menikmatimu!" ucap Rainhard tersenyum sinis.
Nayra hanya terdiam menatap wajah bertopeng Rainhard. Meski yang Nayra tahu kalau wajah Rainhard hancur, namun topeng itu sungguh tidak membuat penampilan Rainhard menjadi buruk, malahan dia tampak sangat tampan.
Hingga, Rainhard menyadarkan lamunan Nayra, "Bagaimana kalau kita melakukannya sekarang di sini?" tanya Rainhard dengan tangan menyentuh dagu Nayra.
Nayra menghindari Rainhard dan berusaha mencari alasan, "Se-semua orang pasti sedang me-menunggu kita!" ucap Nayra gugup.
Rainhard tersenyum, "Kau sangat polos! Apa kau belum melakukannya sebelumnya?" tanya Rainhard dengan tangan nakalnya yang menyentuh paha Nayra.
Nayra mendorong Raindhard sekuat tenaga. Dia berusaha menolak permintaan Rainhard yang seolah akan menyentuhnya sekarang.
"Kata anda, nanti malam! Jadi, jangan sekarang!" ucap Nayra menegaskan.
'Oh God, aku bahkan tidak percaya akan mengatakan ini. Seolah aku sedang menawarkan diri! Tapi, jika aku tidak menenangkannya sekarang, maka dia akan melakukan apapun yang ia inginkan dan itu tidak boleh terjadi!' batin Nayra.
Rainhard tersenyum, "Baiklah!" ucapnya menyentuh lembut bibir Nayra dengan tatapan ingin memiliki.
Hingga Rayhan datang dan menyapa mereka, "Tuan, maaf mengganggu anda. Tapi semua orang telah menunggu kedatangan anda dan Nona!" ucap Rainhard menunduk sopan.
Melihat kedatangan Rayhan membuat Nayra langsung mendorong Rainhard yang dari tadi menggodanya.
Nayra melangkah dengan cepat meninggalkan Rainhard. Saat melewati Rayhan, dia melihat mata Rayhan yang sesekali menatap lembut kepadanya.
Yah, Nayra terpanah melihat wajah polos Rayhan. Mata indah itu memberi kesejukan di dalam hati Nayra. Tanpa sengaja degup jantung Nayra berdetak dengan cepat.
'Siapa pria ini? Dia memanggil Rain dengan sebutan Tuan!' batin Nayra bertanya-tanya.
Nayra menggeleng dengan cepat, 'Tidak! Aku tidak boleh sedikitpun lengah. Pasti pria ini juga sama dengan Rain, menjadikan seorang wanita sebagai alat bisnis!' batin Nayra.
Sedangkan Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tidak suka karna Nayra yang mendahuluinya berjalan. Namun, Rayhan dengan cepat angkat bicara karna dia tahu kalau mood Rainhard sedang tidak baik.
"Mari Tuan!" ucap Rayhan sopan.
Rainhard berjalan dengan Rayhan disampingnya. Mata Rayhan menatap Nayra yang berjalan membelakanginya. Punggung kecil itu membuat Rainhard sangat tidak sabar menyantap Nayra.
"Ray, pesan beberapa baju yang pas dengan wanita itu. Jangan lupa juga memesan beberapa baju tidur kimono untuknya. Malam ini ... aku akan menikmatinya!" ucap Rainhard dengan senyum penuh kemenangan.
Rayhan sedikit terkejut, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Padahal, dia juga merasa tertarik dengan wanita yang bernama Nayra itu. Wanita yang akan dinikahi oleh Tuannya sendiri.
Hingga Rayhan angkat bicara untuk mengalihkan pemikiran Rainhard.
"Tuan, mengenai wanita yang anda suruh saya selidiki ... saya belum menemukan petunjuk apapun. Wanita itu tidak bisa di temukan!" ucap Rayhan lirih.
"Aku tidak mau tahu. Cari tahu siapa wanita itu! Aku merasa bersalah dengannya karna telah merebut malam pertamanya dengan cara yang kasar!" jawab Rainhard.
"Tapi ...."
Belum sempat Rayhan melanjutkan perkataannya, Rainhard langsung memotong.
"Jika kamu tidak mampu ... kamu bisa cuti selama beberapa hari dari pekerjaanmu!" ucap Rainhard dengan nada kesal.
Yah, Rainhard paling benci kalau keinginannya tidak terpenuhi jadi dia merasa kesal sendiri.
"Maaf, Tuan. Saya akan mencari wanita itu sampai ketemu!" tegas Rayhan menunduk.
....
Kini Rainhard dan Rayhan tiba di ruang keluarga dan ternyata Nayra mendahului mereka sampai.
"Rain, duduklah!" pinta Grissham lirih.
Rainhard duduk tepat di dekat Nayra yang telah duduk dari tadi. Nayra sempat kurang nyaman, namun dia berusaha untuk baik-baik saja.
"Ada apa? Masih belum puas? Aku cukup bersabar menerima pernikahan yang tidak menguntungkan bagiku ini. Jadi, apa lagi yang ingin kau lakukan?" tanya Rainhard kesal.
Grissham menghela napas berusaha untuk menenangkan diri karna cara bicara Rainhard membuatnya sedikit kesal.
"Rain, kau sudah besar. Jadi ... aku tidak perlu menegur sikapmu. Bisakah di depan calon istrimu kamu bersikap sopan sedikit!" ucap Grissham kesal.
"Pppfffhhhtttt," Rainhard malah tidak bisa menahan tawa dan semakin mempermalukan Grissham.
"Rain terkasih, bisakah kamu sopan sedikit!" tegas Kyung-Mi angkat bicara.
Nayra tekejut saat seorang wanita yang bersuara lembut seperti Kyung-Mi ternyata bisa mengeluarkan suara yang kesal.
Hingga Adam Axton angkat bicara dan menenangkan semuanya.
"Ah, tidak apa-apa. Kami sebagai keluarga sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Nak Rain," ucap Adam penuh kemunafikan.
Nayra mulai menatap Rainhard dengan tangan mencubit paha Rainhard. Namun, Rainhard sama sekali tidak kesakitan.
"Aku sudah menyetujui perkataanmu, lalu kenapa kamu masih ingin membatalkan pernikahannya?" gumam Nayra bertanya tengan mrmperkuat cubitannya kepada Rainhard.
Rainhard mendekatkan bibirnya ke telinga Nayra dan membisik Nayra, "Aku tidak berkata ingin membatalkan pernikahannya. Mana mungkin aku menolak wanita seksi sepertimu?" Rainhard membisik Nayra, namun matanya tak berhenti menatap gundukan dua bola yang ada di dada Nayra.
Nayra yang sadar akan tatapan Rainhard membuatnya khawatir dan langsung menutupi dadanya menggunakan kedua tangannya.
"Hey, meski dadamu tak sebesar dada mantan-mantanku di luar sana. Tapi ... setidaknya ada sesuatu yang membuatku tertarik padamu!" Rainhard kembali membisik.
Nayra mulai kesal atas bisikan dan godaan dari iblis bertopeng di dekatnya hingga Kwang-Sun angkat bicara karna melihat ketidak nyamanan Nayra.
"Rain, jangan menakutinya. Jadi bersikap sopanlah sedikit!" ucap Kwang-Sun angkat bicara.
"Apa aku menakutimu?" tanya Rainhard dingin kepada Nayra namun matanya menatap tajam Kwang-Sun.
"Aku tidak merasa ditakuti, Tuan Kwang-Sun. Sebaiknya anda jangan ikut campur!" jawab Nayra menatap Kwang-Sun.
'Biarlah masalah ini aku yang tanggung. Lagi pula, sepertinya kedua kakak beradik ini terlihat tidak akur. Aku tidak ingin hanya karena aku ... hubungan mereka semakin buruk,' batin Nayra.
"Kamu dengar sendiri, 'kan! Dia tidak merasa ditakuti. Sepertinya kamu lupa kalau dia adalah calon istriku, itu berarti ... aku bisa melakukan apapun terhadapnya!" ucap Rainhard angkat bicara dengan senyum sinis di wajahnya.
Kwang-Sung mengalihkan pandangannya ke Nayra, "Maaf jika aku terlalu ikut campur," ucapnya lirih menatap Nayra penuh dengan ketulusan.
Nayra mulai terbuai dengan ketulusan yang diperlihatkan Kwang-Sun, apalagi ... wajah tampan Kwang-Sun membuatnya tergoda. Namun, Rainhard dengan cepat angkat bicara, "Hentikan tatapan matamu itu! Calon suamimu ada di sampingmu, bukan di depanmu!" ucap Rainhard menatap tajam Nayra yang keasikan menikmati ketampanan Kwang-Sun.
BERSAMBUNG ....
Nayra kemudian tersadar dan mulai salah tingkah, "Apa salahnya memandangi seseorang!" gumam Nayra kesal."Tentu saja salah! Sama halnya kau telah mempermalukanku." Rainhard menatap tajam Nayra."Ingat posisimu sekarang, ceroboh sedikit saja aku bisa membatalkan pernikahannya" bisik Rainhard memperingati Nayra.Nayra hanya diam dan patuh karna dia tidak ingin mencari masalah dengan Rainhard.....Beberapa saat kemudianTiba-tiba suasana menjadi tegang akibat dari keseriusan semua orang menanggapi sesuatu yang akan di bicarakan."Tentu anda sudah tahu kalau saya mengundang anda ke sini karna ingin membicarakan hari baik dari pernikahan Rain dengan Nayra. Kalau bisa, pernikahan harus diadakan secepatnya!" ucap Grissham kepada Adam.Kecuali Nayra dan Rainhard, semua orang mengangguk pertanda apa yang dikatakan Grissham adalah hal yang benar. Hingga, Rainhard angkat bicara membuat suasana semakin
Grissham terdiam sejenak dan menoleh melihat Kyung-Mi."Rain, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Ayah terpaksa!" jawab Grissham dengan nada rendah."Demi kebaikanku? Apa aku tidak salah dengar? Mana ada seorang ayah memberi obat perangsang di minuman putranya sendiri!" Rainhard terkekeh dan menggelengkan kepala."Katakan, siapa wanita itu?" tanya Rainhard dingin tanpa ekspresi.Grissham menghela napas, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, yang jelas ... wanita yang kamu maksud itu, aku tidak tahu!" jawab Grissham.Rainhard mengernyitkan alis, "A-apa maksud Ayah? Jadi ... Ayah ingin bilang kalau Ayah tidak tahu tentang wanita yang aku tiduri?" tanya Rainhard mulai emosi."Aku benar-benar tidak tahu, Rain!" jawab Grissham.Kini Rainhard mengerti, yang memberi obat di minumannya bukanlah ayahnya, melainkan ibu tirinya--Kyung-Mi.Ayahnya hanya berusaha melindungi sang istri, makanya melemparkan kesalahan sang istri ke
Kini Nayra telah selesai memakai pakaian. Dia sengaja memilih dress panjang agar Rainhard tidak macam-macam dengannya nanti. Gaya berpakaiannya juga terlihat dewasa dengan dress panjang berleher V-neck dan tanpa lengan. Di depan cermin rias, Nayra menyisir rambut bergelombangnnya dan memberi sedikit aksesoris rambut agar terlihat lebih baik. Tak lupa memoleskan begitu banyak BB cream untuk mempertebal kulit wajahnya. Lipstiknya juga terlihat berlebihan dengan warna hitam karna jujur, Nayra ingin terlihat berlebihan di hadapan Rainhard.'Aku ingin lihat apakah dia masih akan tertarik padaku!' batin Nayra sengaja memperburuk dandanannya.Nayra mengukir alisnya memakai pensil alis dan membuatnya sedikit tebal karna Nayra yakin kalau Rainhard tidak akan tertarik dengannya.'Heh, rasain tuh! Aku akan berdandan menjadi orang terjelek sedunia agar kau tidak akan berani menghabiskan malam denganku!' batin Nayra bermain-main dengan dandanannya.
Kini Nayra berada di dalam taxi yang akan menuju ke kediaman Rain. Dia sangat gugup namun keinginannya membalas dendam membuatnya mengurangi kegugupannya.Selang beberapa menit, akhirnya Nayra telah sampai di depan rumah Rainhard. Mata Nayra tidak berkedip sama sekali akibat melihat rumah yang sangkanya adalah istana itu. Di tempatnya berdiri, Nayra menganga melihat betapa besar dan megahnya rumah dari seorang pria yang akan menjadi suaminya itu."Wahh ... ini pasti bukan rumah, melainkan istana!" gumam Nayra.Perlahan Nayra mendekat namun di kedua sisi pintu terdapat dua seorang lelaki yang bertubuh besar membuat Nayra sedikit takut mendekat. Namun, terlihat kedua laki-laki itu berbisik."Dia pasti wanita yang dikatakan Tuan Rain," bisik salah satu bodyguard kepada temannya."Melihat penampilannya yang cantik--kamu benar, dia pasti adalah Nona Nayra," jawab bodyguard yang satunya.Salah satu bodyguard itu mulai
Nayra masih mematung dan menggenggam dressnya dengan sangat erat karna dirinya masih tidak rela karna sebelumnya dia merasa trauma karna pria asing telah merebut k3p3rawanannya. Hingga Rainhard kembali angkat bicara, "Mau kubantu melepaskannya?" tanya Rainhard kesal melihat Nayra."A-aku bisa sendiri!" jawab Nayra dengan cepat namun terdengar gugup.Nayra perlahan menarik dressnya dan memperlihatkan sebagian bahunya. Dia sangat gugup namun Rainhard yang kurang sabaran malah menarik kasar baju Nayra sehingga baju itu robek dan memperlihatkan baju dalaman Nayra. Nayra melangkah mundur dengan tangan yang menutupi bagian dadanya."Kenapa menghindariku?" tanya Rainhard kurang senang melihat tingkah Nayra.Nayra hanya diam tanpa menatap mata Rainhard. Dia sangat gugup dan ketakutan karna bayang-bayang pria yang merebut barang bergharganya membuatnya menjadi ketakutan."A-aku ... a-aku ... aku hanya--"Belum sempat Nayra melanju
"Apa motifmu sebenarnya? Apakah kau diperintahkan oleh ayahku untuk memastikan wajah buruk rupaku? Atau ... kau memiliki hubungan dengan Kwang-Sun? Aku tahu kalau Kwang-Sun selalu mencurigai wajah hancurku tapi aku tidak rela jika wanita yang akan aku nikahi adalah bekas dari kakak yang kusebut orang asing itu!" ucap Rainhard dengan nada rendah namun terdengar tegas dan kesal.Nayra menatap Rainhard dengan air mata yang tertahan. Dia merasa dialah wanita yang paling menderita di muka bumi ini yang harus melayani pria bertopeng dengan sikap dingin dan kejam."Aku ... aku tidak tahu apa yang kamu maksud!" jawab Nayra dengan nada serak."Baiklah. Entah itu pura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, akhiri saja pembicaraannya. Aku tidak ingin malamku bersamamu terganggu dengan pembicaraan yang tidak penting!" balas Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tanpa ekspresi."Lakukan sekarang juga!" pinta Rainhard dingin.Nayra
Rainhard tengah berdiri menikmati sebatang rok*k yang ada di sela jarinya. Matanya menatap ke atas, menikmati indahnya bintang yang ada di langit malam itu. Angin malam menyentuh lembut kulit Rainhard dan membuat rambut maskulin Rainhard sesekali bergoyang. Malam begitu dingin, namun Rainhard hanya dilapisi handuk.Sesekali Rainhard menoleh melihat Nayra yang sedang duduk memeluk lututnya dan menatap kearahnya. Seketika Rainhard mengukir senyum di bibirnya berusaha menenangkan kekhawatiran Nayra atas pemikirannya terhadap Rainhard."Bintang malam ini sangat banyak. Tidakkah kau tertarik untuk melihatnya?" tanya Rainhard memancing Nayra agar Nayra datang kepadanya.Nayra menoleh dan menggeleng, Aku tidak mungkin ke sana dengan selimut tebql ini. Kau telah merobek pakaianku!" jawab Nayra dingin.Rainhard mengembuskan napas, "Baiklah, kali ini aku akan membantumu!" ucap Rainhard berjalan mendekati lemari pakaiaaln untuk mengambil beberapa p
Nayra terdiam sejenak. "Jika aku menjadi bonekamu, kau akan seenaknya terhadapku. Apa kau bisa menjaga batasanmu?" tanya Nayra dingin. "Selagi kau tidak memancing emosiku, aku akan menahan diri terhadapmu. Tanggal pernikahan kita sudah ditetapkan, aku harap kamu tidak merusak semuanya!" jawab Rainhard memperingati Nayra. "Nay, jadilah wanita penurut. Aku janji akan menjagamu!" Rainhard mendekati bibir Nayra dan berniat untuk mencecapnya. Namun, Nayra menghindar dan memilih untuk memalingkan wajah. "Heh, akan menjagaku? Apa aku bisa mempercayai kata-katamu?" tanya Nayra merasa lucu dengan perkataan Rainhard. "Aku butuh surat perjanjian. Karna aku masih belum percaya kata-kata yang keluar d
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih.Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard.Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin.Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra."10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra."Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin."Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya."Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra."Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih.'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi.Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard.Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard."Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan."Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh.Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap