"Kamu akan meminjam baju Cleo!" ucap Adam dingin.
"Sepertinya aku tidak cocok dengan baju Kak Cleo," ucap Nayra tersenyum penuh arti
"Baik jika kamu tidak ingin memakai baju Cleo aku akan memesankan kamu baju baju yang kamu suka!" jawab Adam terpaksa.
Nayra mulai tersenyum, 'Ini kesempatanku untuk memberinya pelajaran. Aku harus memesan baju bermerek dan mahal agar dia semakin kesal denganku. Merek pilihanku adalah Gutti dan Changel!' batin Nayra.
Selang beberapa menit, akhirnya pesanan baju Nayra telah sampai. Nayra segera bersiap-siap, intinya dia merasa sangat bersemangat untuk bertemu dengan keluarga Grissham Aldrick karna sangat tidak sabar mempermalukan ayah angkatnya.
Yah, Nayra yang sekarang bukanlah Nayra yang dulu. Nayra yang sekarang akan menuntut keadilan atas perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga angkatnya.
Di depan cermin kamar Nayra menatap dirinya dengan teliti, "Apa masih ada yang kurang? Sudah cantik, seksi, bentuk tubuh yang indah, kulit putih, rambut panjang bergelombang, baju bermerek layaknya orang terpandang. Apa lagi yang bisa menarik perhatian? Aku ingin menjadi bintang di keluarga Aldrick agar aku bisa bertindak seenaknya di keluarga Axton. Aku tahu, semua laki-laki menyukai wanita yang seksi dan menggoda jadi sebisa mungkin aku harus mengubah diri yang tadinya polos dan mudah ditindas menjadi wanita dewasa yang akan menindas!" ucap Nayra membanggakan diri.
"Aku tidak perlu bersedih karna akan menikah dengan pria berwajah hancur di balik topeng. Seharusnya aku bersyukur karna menikahi pria itu akan mengubah hidupku!" Lanjut Nayra tersenyum di cermin.
Dress merah ketat membuat bentuk tubuh Nayra terlihat sangat jelas. Warna dress merah itu juga membuat kulit putih Nayra semakin mencolok. Dress dengan model bahu terbuka membuat bagian leher Nayra terlihat sangat indah untuk dipandang kaum pria. Rambut bergelombang itu membuat struktur wajah Adellia semakin menarik. Paha mulus yang menarik perhatian. Pokoknya siapapun yang memandang Nayra akan tenggelam dalam keindahan dan rasa ingin memiliki.
"Dengan penampikan seperti ini tidak akan ada lagi yang berani menindasku, terutama keluarga Axton!" ucap Nayra dingin.
"Aku melakukan ini demi membalaskan dendamku kepada keluarga Axton. Mereka selama ini memanfaatkan kebaikanku kini mereka harus mendpat balasannya!" tegas Nayra kesal.
Hingga seseorang mengetuk pintu kamar Nayra, "Apa kamu sudah selesai? 30 menit telah berlalu, jangan sampai keluarga Grissham Aldrick menunggu terlalu lama!" teriak Adam Axton di balik pintu.
"Iya, aku sudah selesai!" balas Nayra kesal.
Nayra kemudian memakai tasnya dan berjalan keluar dari kamar. Adam terkejut saat melihat penampilan Nayra yang berubah drastis, bagaimana bisa anak perempuan polos seperti Nayra sekarang terlihat lebih dewasa nan seksi.
"Apa ada yang salah dengan penampilanku? Kenapa ayah melihatku seperti itu?" tanya Nayra dingin.
"Hanya saja, kau terlalu mencolok!" jawab Adam.
Mereka kemudian pergi menuju kediaman Grissham Aldrick.
....
Di dalam mobil, Nayra menatap keluar jendela. Pikirannya kemana-mana, pasalnya dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dia benar-benar gugup. Sebentar lagi dia akan bertemu dengan calon mertuanya dan mungkin saja calon suaminya juga ada di sana.
'Aku sangat gugup! Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan nantinya?' batin Nayra.
Hingga Adam Axton angkat bicara, "Dengar! Saat kita tiba di sana, kau harus memperbaiki cara bicaramu. Kau harus bicara sopan, kangan sampai menyinggung keluarga Aldrick kalau tidak maka habislah kita. Kau harus tau, keluarga Aldrick memiliki segalanya. Kalau bisa kau rebut hati keluarga itu agar kita bisa bekerja sama dengan perusahaan besarnya!" ucap Adam tegas.
'Dasar mata duitan!' batin Nayra mengumpat.
"Apa yang aku dapatkan dari pernikahan ini? Aku merasa tidak diuntungkan!" ucap Nayra menoleh melihat Adam dengan tatapan mata tajam.
'Sial! Jangan sampai anak ini menolak untuk menikah. Hanya kepadanya kali ini aku bergantumg. Aku tidak mungkin menawarkan putri keduaku untuk putra kedua Grissham yang buruk rupa. Tidak, Nayra harus menggantikan Cleo dan menikah dengan putra buruk rupa Grissham. Dengan begitu aku bisa mendapat keuntungan besar dan bisa bekerja sama dengan perusahaan besar Grissham!' batin Adam.
"Tentu saja kau memiliki keuntungan besar!" balas Adam tersenyum penuh arti.
"Keuntunganmu adalah bisa menikah dengan keluaraga yang kekayaannya tidak terbatas!" Lanjut Adam beralih menatap lurus kedepan.
"Pak Nam, bisakah kamu menambah kecepatannya!" pinta Adam kepada supir.
Selang beberapa menit, akhirnya mereka telah sampai di kediaman keluarga Aldrick. Nayra mendongak melihat betapa besarnya rumah yang ada di depannya. Bagaimana bisa, rumah sebesar ini hanya ditinggali satu keluarga saja? Bahkan ratusan orangpun bisa tinggal di rumah sebesar dan seluas ini.
"Lihat, betapa besarnya rumah ini dibanding rumah kita!" ucap Adam mengagumi rumah keluarga Aldrick.
"Percuma rumah besar jika didalamnya tidak terdapat kebahagiaan!" balas Nayra dingin.
Para penjaga pintu mulai menyambut kedatangan Adam dan Nayra kemudian mengantar mereka ke ruang tamu yang sangat besar.
"Silahkan duduk!" pinta salah satu pelayan mempersilahkan Nayra dan Adam untuk duduk di kursi yang sangat besar.
"Saya akan segera memanggil Tuan besar!" Lanjut pelayan itu undur diri.
Adam dan Nayra kemudian duduk di kursi besar itu. Nayra bahkan tenggelam saking besarnya kursi yang ia tempati duduk.
"Lihat, kamu akan tinggal di rumah sebesar ini. Jadi, jangan pernah melupakan kebaikanku!" ucap Adam membanggakan diri.
"Apa aku tidak salah dengar? Bukannya, seharusnya Ayah yang tidak melupakan kebaikanku, aku rela loh menggantikan Cleo menikah dengan pria bertopeng itu. Seharusnya Ayah yang berutang budi padaku!" balas Nayra tersenyum penuh arti.
Hingga Grissham datang menyapa, "Ternyata kalian sudah datang!" ucap Grissham tersenyum.
Nayra menoleh ke asal suara yang terdengar serak itu, maklum karna umur Grissham sudah tidak muda lagi.
Nayra terkagum dan terfokus ke sosok pria tampan dengan tinggi badan mencapai 185 cm, wajah blasteran Barat dan Korea itu terlihat lebih mencolok dari wajah sang Ayah yang Barat banget.
Di samping pria tampan itu terdapat wanita cantik yang terlihat awet muda dengan tangan melingkar di lengan pria tua berwajah barat.
Yah, Grissham Aldrick dengan sang istri terlihat begitu mesra menyapa Nayra dan Adam. Pria tampan yang ada di dekat mereka berdua ternyata anak pertama Grissham yakni Kwang-sun Aldrick.
Mata Nayra masih belum juga beralih, pasalnya wajah tampan korea itu membuat Nayra tergila-gila akan keindahan.
"Wajahnya bening banget, mengalahkan seorang wanita!" gumam Nayra.
Mereka bertiga mulai duduk. Mata Kwang-sun menatap Nayra dengan tatapan mata yang tajam tapi tidak berkesan kejam.
"Ternyata menantuku sangat cantik!" ucap Grissham angkat bicara dan menyadarkan lamunan Nayra.
Nayra tersenyum canggung, pasalnya pria tampan yang ada di depannya malah menatapnya dari tadi.
Mata indah itu membuat Nayra terpesona, tapi apalah daya Nayra sudah memiliki calon suami itu berarti dia tidak boleh bermain dengan pria lain.
BERSAMBUNG ....
Hai dear, maaf yah kalau Nona jarang up di Novel ini. Tapi tenang loh, Novel ini tida buru-buru kunci loh. Kalian bisa baca gratis sepuasnya sampai babnya banyak.
See you in the next Chapter.
Mata indah itu membuat Nayra terpesona, tapi apalah daya Nayra sudah memiliki calon suami itu berarti dia tidak boleh bermain dengan pria lain.Nayra sangat gugup dan hanya tersenyum tanpa bisa berkata apa-apa lagi. Hingga Grissham kembali angkat bicara, "Tidakkah kau ingin memperkenalkan diri?" tanya Grissham lirih dengan wajah tersenyum penuh arti.Nayra dengan cepat berdiri dan menunduk, "Namaku Nayra Quinza, kalian bisa memanggilku Nayra," ucap Nayra dengan senyum manis.Kwang-sun berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan, "Kwang-sun! Anda bisa memanggil saya Kwang-sun, Nona Nayra," ucap Kwang-sun tersenyum.Nayra mengulurkan tangan untuk membalas jabatan tangan Kwang-sun. Tangan itu terasa sangat lembut, jari-jarinya bahkan mengalahkan jari-jari Nayra. Nayra jadi merasa kalau pria tampan yang ada di hadapannya benar-benar sempurna untuk dijadikan pasangan."Senang bisa mengenal anda, Tuan!" jawab Nayra beberapa saat karna
'Membuang muka saat melihatku menatapnya dan malah menatapku kembali. Dia mencoba bermain tarik ulur denganku!' batin Rainhard dengan wajah tersenyum penuh arti kepada Nayra."Menarik!" gumam Rainhard dengan senyum sinis di wajahnya.Rainhard menoleh melihat ke arah Grissham dan menatapnya dengan penuh arti."Heh, jadi inilah alasanmu menjebakku kemari? Hanya karna ingin membantumu menjalankan sandiwara munafikmu itu?" tanya Rainhard tersenyum sinis menatap Grissham dengan tatapan tidak suka."Rain, sampai kapan kau akan membenci ayah? Dengar! Bisakah kamu jangan membahas ini di depan tamu kita?" tanya Grissham lirih."Kalau begitu katakan apa motifmu yang sebenarnya, menipuku untuk menemuimu ke sini?" tanya Rainhard kesal."Duduklah!" pinta Grissham mempersilahkan Rainhard untuk duduk.Rainhard mencoba untuk tenang dan duduk di sofa dengan kaki berada di atas meja. Yah, ketidak sopanan Rainhar
Rainhard tersenyum penuh arti, "Namamu Nayra bukan? Aku mendengar pria tua yang mungkin adalah ayahmu itu memanggilmu tadi. Oh iya, apa kau wanita yang dikirim oleh ayahku agar bisa menikahimu? Jika iya, maka aku berhak dong, melakukan apapun yang aku mau terhadapmu!" Rainhard lagi-lagi menyentuh dagu Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya."Berani sekali kamu menyentuh wajahku. Dasar pria tidak sopan!" bentak Nayra kemudian menghindar dari Rainhard."Tidak sopan? Beraninya kamu membentakku kemudian mengataiku! Apa kamu tahu, bagaimana aku mengatasi seseorang yang menentang kemauanku? Bahkan semua orang di rumah ini, tidak ada yang berani terhadapku!" balas Rainhard kesal.Rainhard melangkah maju dan menatap tajam Nayra Membuat Nayra menjadi ketakutan dengan sepasang mata berwarna ungu gelap itu terlihat indah namun menyeramkan.Semakin Rainhard melangkah mendekat, semakin Nayra melangkah mundur secara perlahan."A-apa
Nayra kemudian berjalan disamping Rainhard tanpa mengatakan apapun. Hingga Rainhard angkat bicara, "Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah! Apa kau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istri?" tanya Rainhard menoleh melihat Nayra."Aku bersedia!" jawab Nayra menoleh melihat Rainhard.Rainhard menghentikan langkahnya, "Kamu yakin ... bisa menjalani tugasmu?" tanya Rainhard serius."Saya yakin!" jawab Nayra ikut menghentikan langkahnya.Mereka berdua bertatapan. Rainhard menatap Nayra dengan tatapan penuh arti sedangkan Nayra hanya bisa waspada, karna Rainhard pasti merencanakan sesuatu yang sulit dimengerti."Jangan membuatku menunggu nanti malam. Aku tidak sabar menikmatimu!" ucap Rainhard tersenyum sinis.Nayra hanya terdiam menatap wajah bertopeng Rainhard. Meski yang Nayra tahu kalau wajah Rainhard hancur, namun topeng itu sungguh tidak membuat penampilan Rainhard menjadi buruk, malahan dia tampak sangat t
Nayra kemudian tersadar dan mulai salah tingkah, "Apa salahnya memandangi seseorang!" gumam Nayra kesal."Tentu saja salah! Sama halnya kau telah mempermalukanku." Rainhard menatap tajam Nayra."Ingat posisimu sekarang, ceroboh sedikit saja aku bisa membatalkan pernikahannya" bisik Rainhard memperingati Nayra.Nayra hanya diam dan patuh karna dia tidak ingin mencari masalah dengan Rainhard.....Beberapa saat kemudianTiba-tiba suasana menjadi tegang akibat dari keseriusan semua orang menanggapi sesuatu yang akan di bicarakan."Tentu anda sudah tahu kalau saya mengundang anda ke sini karna ingin membicarakan hari baik dari pernikahan Rain dengan Nayra. Kalau bisa, pernikahan harus diadakan secepatnya!" ucap Grissham kepada Adam.Kecuali Nayra dan Rainhard, semua orang mengangguk pertanda apa yang dikatakan Grissham adalah hal yang benar. Hingga, Rainhard angkat bicara membuat suasana semakin
Grissham terdiam sejenak dan menoleh melihat Kyung-Mi."Rain, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Ayah terpaksa!" jawab Grissham dengan nada rendah."Demi kebaikanku? Apa aku tidak salah dengar? Mana ada seorang ayah memberi obat perangsang di minuman putranya sendiri!" Rainhard terkekeh dan menggelengkan kepala."Katakan, siapa wanita itu?" tanya Rainhard dingin tanpa ekspresi.Grissham menghela napas, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, yang jelas ... wanita yang kamu maksud itu, aku tidak tahu!" jawab Grissham.Rainhard mengernyitkan alis, "A-apa maksud Ayah? Jadi ... Ayah ingin bilang kalau Ayah tidak tahu tentang wanita yang aku tiduri?" tanya Rainhard mulai emosi."Aku benar-benar tidak tahu, Rain!" jawab Grissham.Kini Rainhard mengerti, yang memberi obat di minumannya bukanlah ayahnya, melainkan ibu tirinya--Kyung-Mi.Ayahnya hanya berusaha melindungi sang istri, makanya melemparkan kesalahan sang istri ke
Kini Nayra telah selesai memakai pakaian. Dia sengaja memilih dress panjang agar Rainhard tidak macam-macam dengannya nanti. Gaya berpakaiannya juga terlihat dewasa dengan dress panjang berleher V-neck dan tanpa lengan. Di depan cermin rias, Nayra menyisir rambut bergelombangnnya dan memberi sedikit aksesoris rambut agar terlihat lebih baik. Tak lupa memoleskan begitu banyak BB cream untuk mempertebal kulit wajahnya. Lipstiknya juga terlihat berlebihan dengan warna hitam karna jujur, Nayra ingin terlihat berlebihan di hadapan Rainhard.'Aku ingin lihat apakah dia masih akan tertarik padaku!' batin Nayra sengaja memperburuk dandanannya.Nayra mengukir alisnya memakai pensil alis dan membuatnya sedikit tebal karna Nayra yakin kalau Rainhard tidak akan tertarik dengannya.'Heh, rasain tuh! Aku akan berdandan menjadi orang terjelek sedunia agar kau tidak akan berani menghabiskan malam denganku!' batin Nayra bermain-main dengan dandanannya.
Kini Nayra berada di dalam taxi yang akan menuju ke kediaman Rain. Dia sangat gugup namun keinginannya membalas dendam membuatnya mengurangi kegugupannya.Selang beberapa menit, akhirnya Nayra telah sampai di depan rumah Rainhard. Mata Nayra tidak berkedip sama sekali akibat melihat rumah yang sangkanya adalah istana itu. Di tempatnya berdiri, Nayra menganga melihat betapa besar dan megahnya rumah dari seorang pria yang akan menjadi suaminya itu."Wahh ... ini pasti bukan rumah, melainkan istana!" gumam Nayra.Perlahan Nayra mendekat namun di kedua sisi pintu terdapat dua seorang lelaki yang bertubuh besar membuat Nayra sedikit takut mendekat. Namun, terlihat kedua laki-laki itu berbisik."Dia pasti wanita yang dikatakan Tuan Rain," bisik salah satu bodyguard kepada temannya."Melihat penampilannya yang cantik--kamu benar, dia pasti adalah Nona Nayra," jawab bodyguard yang satunya.Salah satu bodyguard itu mulai
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih.Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard.Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin.Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra."10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra."Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin."Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya."Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra."Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih.'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi.Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard.Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard."Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan."Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh.Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap