“Maaf karena saya belum bisa menjadi kekasih yang baik. Hubungan kita baru resmi terjalin, tapi saya sudah meninggalkan kamu. Seharusnya kita bisa menghabiskan waktu lebih banyak—”Raja menghentikan ucapan saat merasakan Elin balas menggenggam tangannya. Raja menelan saliva susah payah melihat senyum cantik sang pujaan hati.“Bukankah kita punya banyak waktu? Saya tahu Mas Raja sibuk. Mas Raja juga saya harapkan dapat maklum jika suatu saat saya pun tidak memiliki waktu banyak untuk Mas Raja. Apalagi saat sedang menangani kasus yang berat. Waktu saya pasti akan habis untuk mempelajari berkas.”“Tentu saja, Velin! Saya justru bangga sama kamu karena kamu orang yang sangat bertanggung jawab dengan pekerjaan kamu.”Mereka kembali saling pandang mengagumi satu sama lain. Tanpa sadar kalau satpam yang berjaga di pos mesem-mesem ikut baper melihat pasangan yang serasi itu. Bagaimana mau tidak baper kalau pakai pegangan tangan segala. Kan sang satpam jadi kangen istri di kampung. Jadi pingin
“Bagus ya tadi filmnya.”Elin menghentikan pergerakan tangan saat ingin memasukkan spagetti ke dalam mulut. Ia meletakkan kembali garpu ke atas piring sebuah restoran pizza yang sudah menjamur di negara ini. Matanya berbinar menatap Raja yang duduk di depannya. “Iya! Apalagi saat-saat terakhir. Ya ampun mengharukan sekali setelah sedih-sedih di pertengahan cerita!” antusias Elin.“Sampai kamu mengeluarkan air mata ya. Lucu sekali! Apalagi saat kamu mengomel, kamu seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan permen.” Raja terkekeh dengan binar jahil. Mengingat bagaimana tadi sang kekasih terisak sambil mengomeli pembuat naskah dan sutradara film yang mereka tonton.“Hiks… Tidak bisa! Ini… terlalu mengharukan! Hiks… b-bagaimana bisa mereka m-membuat film yang lucu sekaligus… mengharukan seperti ini?! Menurut Mas Raja, h-haruskah… saya mengganti naskahnya jadi… naskah komedi sepenuhnya?”Wajah Elin yang tadinya semringah, berubah cemberut. Bibirnya mengerucut sebal. “Seperti Mas Raja
75. Senyum Palsu[ // KodokSeriusan lo sama Ayang lo ngomong pakai saya-saya’an? Kata si Jihan berasa kek lo lagi meeting sama klien lo anjir! Kaku banget.Aku-kamu’an kek, Kus. ][ Me Sekaku itu? ][ // KodokIyalah! Beneran tadi pas gue sama Jihan denger lo berdua ngomong, kek di dalem ruang rapat. WkwkwkkGak ada bedanya banget kayak lo lagi urusan pekerjaan.Katanya pengen serius. Lemesin dong. ][ MeGue masih malu. Lancang enggak sih kalau gue pakai ‘aku-kamu’ ke dia? ][ // Kodok Ya enggak lah! Lo sama dia kan udah ada hubungan pasti.Eh belum pasti deh kalau belum sampai akad :p ]“Si*lan!” desis Raja tanpa sadar. Azam sudah pasti mengejeknya. Hal itu justru membuat Raja merasa Azam juga menyindirnya karena kebodohan yang Raja lakukan tadi. Padahal Azam jelas-jelas tidak tahu kejadian Raja yang melamar Elin di dalam lift.Eh? Apakah tadi bisa dikatakan melamar?Ingatannya kembali pada kejadian sebelum ia dan Elin ke taman kota. Setelah mulutnya refleks melamar Elin di dal
Mungkin sudah lima menit Raja memperhatikan Elin yang tertidur dengan tenang di kursi penumpang di sampingnya. Mereka sudah sampai di samping gerbang rumah Gunawan beberapa menit lalu. Namun Raja tidak tega membangunkan sang kekasih yang tertidur di tengah perjalanan. Tampaknya Elin benar-benar lelah. Seperti apa yang tadi dikatakan wanita ini.Raja tersenyum penuh kekaguman melihat pahatan sempurna wajah sang pujaan hati. Di dalam hati bersyukur berkali-kali karena dapat menjadikan Elin kekasihnya. Ditambah lagi, Elin memiliki jiwa ksatria yang jarang dimiliki orang bahkan oleh pria sekalipun. Pertemuan pertama mereka terus terbayang di dalam ingatan Raja. Membuat Raja tak pernah berhenti mengagumi sosok Velindira Aeera Gunawan, sang kekasih hati. Raja menegakkan tubuh melihat kekasihnya mengernyit tak nyaman. Tubuh Elin bergerak. Napasnya mulai tersengal. Raja yang panik langsung mencondongkan tubuh dan meraih wajah sang kekasih.Cup!Raja membelalak terkejut. Karena terlalu panik,
77. Buruk Rupa[ // 0885615xxxKAMU MEMANG TIDAK PUNYA MALU!BERANINYA KAMU MENGUMBAR KEBAHAGIAAN DI MUKA UMUM!KAMU PIKIR KAMU BERHAK BAHAGIA SETELAH MEMISAHKAN IBU DENGAN ANAKNYA?KAMU PIKIR KAMU BERHAK MENDAPAT HIDUP YANG TENANG SETELAH MEMISAHKAN AYAH DENGAN ANAKNYA?JANGAN HARAP KAMU BISA MERASAKAN HAL ITU!SEUMUR HIDUP, SAYA TIDAK AKAN MEMAAFKAN KAMU BAHKAN SAMPAI SAYA MATI! ][ // 0885615xxxKAMU SUDAH MERASA CANTIK? INGAT DULU KAMU SEPERTI APA?KALAU KEKASIH KAMU TAHU BAGAIMANA KAMU DULU,APA DIA AKAN MENERIMA KAMU?HAHAHA… SAYA YAKIN DIA AKAN MEMBUANG KAMU DENGAN SEGERA!KAMU HARUS INGAT, HANYA ‘DIA’ SATU-SATUNYA YANG BISA MENERIMA KAMU KALA ITU!DASAR TIDAK PUNYA RASA TERIMA KASIH! BERANINYA KAMU MENGHANCURKAN HIDUP KAMI!SEKARANG SETELAH KAMU BERUBAH, KAMU PIKIR KAMU SUDAH JADI ORANG YANG BERBEDA?DI MATA SAYA, KAMU TETAP SAMA, SAMPAH! ]Sepanjang perjalanan Elin melamun. Mengingat pesan-pesan teror yang dikirim nomor asing yang ia tahu siapa pelakunya. Padahal sudah lama
Elin sadar, sekeras apa pun ia berubah, ia tetaplah si buruk rupa yang dikatakan wanita paruh baya di depannya ini.“Mau menangis? Ingat, bagi orang-orang yang mengenal kamu, saya yakin mereka akan tetap melihat kamu seperti dulu, Gajah!”“C-cukup…” bisik Elin bergetar. Tubuhnya pun sudah semakin lemas. Elin merasa udara di sekitarnya menyempit. Paru-parunya menyusut.“Kenapa? Takut ketahuan kamu dulu seperti apa?”Deg!Elin kembali mundur sampai tanpa sadar ia hampir menabrak sebuah kursi restoran kalau saja Raja tidak segera menarik lengannya. Elin menatap Raja yang kini menatapnya cemas.Beruntung restoran telah tutup sepuluh menit lalu. Sehingga hanya ada keluarga Raja dan wanita paruh baya yang tiba-tiba datang entah dari mana. Untungnya juga restoran ini adalah milik Karim, yang mana adalah ayah dari Anisa. Sehingga tidak ada karyawan yang berani ikut campur walau untuk sekadar melihat keributan yang diciptakan wanita paruh baya yang terlihat asing bagi Raja.“Ada yang sakit?” t
“Heh! Saya tanya sama kamu, operasi plastik di mana?!”Elin membelalak. Dengan refleks ia menggeleng karena sesungguhnya Elin tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan Lestari.“Jangan menyangkal. Kamu oplas kan?! Pakai uang siapa? Pasti uang orang tua kamu ya? Papa kamu yang kaya itu pasti malu punya anak wajahnya buruk rupa—”“Tante, cukup!”“Jangan bicara tidak sopan, Nyonya!”Elin dan Raja sama-sama mengeluarkan suara lantang untuk menghentikan hinaan Lestari.Elin menatap Raja yang juga sudah menatapnya. Keduanya sama-sama terkejut dengan suara satu sama lain. Sepasang kekasih ini kembali mengalihkan pandangan ke arah Lestari saat mendengar tawa mengejek wanita paruh baya itu.“Kenapa? Kamu malu sama diri kamu yang dulu? Perlu saya kasih lihat muka sama badan kamu yang dulu? Kalau bukan anak saya, siapa lagi yang mau sama cewek gendut modelan kamu gini—”“Ucapan Anda sudah sangat keterlaluan. Anda itu siapa sebenarnya?”Semua yang ada di sana terkesiap saat kali ini Magani yang
Empat hari berlalu setelah kejadian itu. Raja belum dapat lagi bertemu sang kekasih karena Elin meminta waktu untuk sendiri. Raja berusaha mengerti. Meski jujur saja, rasa penasaran begitu besar ia rasakan karena kehadiran wanita paruh baya bermulut pedas itu.Hari pertama, Raja masih bertahan tidak bertemu sang kekasih. Toh selama ini jalinan hubungan mereka pun bukan jalinan percintaan yang setiap hari harus bertemu. Mereka memiliki kesibukan masing-masing. Namun, setelah tiga hari berlalu, Raja merasa ini salah. Terlebih, terakhir kali mereka bertemu dalam keadaan Elin yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja.Raja membuang napas kasar. Mengingat pertemuan terakhirnya dengan Elin kala itu. Setelah Elin menjelaskan pada Bima kalau Raja tidak memiliki salah apa-apa, pria itu diminta Elin untuk masuk ke dalam rumah lebih dulu. Setelah Bima pergi, keheningan terjadi di antara keduanya. Raja dan Elin sama-sama tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kehebohan segera tercipta saat
“Jangan teriak bisa tidak sih?! D-dan jangan bicara sembarangan!” Kok malah jadi dia kena tuduh. “Gue bertanya karena…” Raja terdiam. Bingung ingin memberi alasan apa pada sahabatnya itu. >> “Karena apa hayo? Ngaku lo kalau lo lagi in lope juga sama cewek lain! Enggak usah pakai istilah ABC deh! Kayak vitamin aja.”“Tidak! Gue cuma cinta sama Velindira!” kata Raja tegas.>> “Terus kenapa nanya kayak gitu?”“Em… t-teman gue, teman gue menjalin hubungan sama dua orang.” Raja menggigit lidah gugup setelah mengatakan hal itu. Di dalam hati, ia memohon maaf sebanyak-banyaknya entah pada temannya yang mana, karena secara tidak langsung, dia sudah memfitnah ‘teman’nya itu. Anggap saja teman khayalan. “G-gue bingung, kenapa bisa seperti itu? Apa bisa rasa dibagi-bagi?”>> “Lah, temen lo yang jalin hubungan, kenapa lo yang bingung? Lagian ya, lo tanya sana sama Ares yang pernah pacaran sama dua cewek sekaligus. Bisa enggak tuh rasa dibagi-bagi?”“Lo kan tahu kalau dulu Ares melakukan hal itu
Magani mengusap-usap lembut surai sang putra. Sesekali tangannya mampir ke dahi Raja untuk memeriksa suhu tubuh si kalem ini. Masih hangat ternyata. Sejak tiba dari bandara lebih dari satu jam lalu, Raja langsung meminta izin membaringkan tubuh di sofa ruang keluarga setelah melihat keberadaan sang ibu. Kepalanya ia letakkan di pangkuan Magani. Berbaring menyamping menghadap sandaran sofa dengan kedua tangan bersedekap. Tak membutuhkan waktu lama, Raja langsung terlelap. Sempat Magani memerintah putranya untuk makan dan membersihkan diri lebih dulu, tapi Raja menolak. Mengatakan kalau ia sedang tidak enak badan. Akhirnya Magani membiarkan saja sang putra tidur setelah mengetahui kalau suhu tubuh Raja sedang tidak normal.Pria muda yang amat sangat jarang sakit ini memang sedikit manja jika sedang sakit. Maunya dekat dengan Magani. Semandiri apa pun dia, Raja tetaplah anak tunggal yang sesekali memperlihatkan sikap manjanya. Tentu saja hanya pada sang ibu.Drrrtt!Drrrtt!Magani menghe
Elin menunduk. Cukup menjadi jawaban atas pertanyaan Bima. Ia juga tak sanggup melihat tatapan penuh rasa bersalah yang saat ini terpancar dari mata Bima. Sungguh, Elin tidak ingin Bima juga merasa bersalah. Inilah yang menjadi penyebab ia tak ingin bercerita pada sepupunya ini. Namun apa mau dikata, ia sudah keceplosan bercerita.Bima menghela napas panjang, lalu mengusap sayang puncak kepala sepupu jauh yang sudah ia anggap kakak sendiri itu. “Nanti kalau dia balik ke sini, aku kasih dia pelajaran!”Elin mengangkat kepala secepat kilat. “Siapa maksud kamu?”“Si Om-om bego lah—AH, Lin! Gak kira-kira kamu nabok punggungku!” Bima meringis seraya mengusap-usap punggung yang baru saja ditabok Elin sekuat tenaga. Gila ini sepupunya! Apa tidak ada tempat lain untuk ditabok? Kenapa harus di tempat yang sama?! Tiga kali loh! Bima yakin punggungnya pasti sudah memerah. “Tu Om-om tau enggak ya kamu galak? Apalagi tabokanmu
“Hiks…”“Sebenarnya kamu ini kenapa sih, Lin?!” Bima mengernyit bingung setengah kesal. Pasalnya, sejak beberapa waktu lalu datang ke rumah Gunawan, Elin tidak berhenti menangis. Ditanya malah nangisnya tambah jadi. Kan bikin jengkel. Padahal dia mau ikut menikmati nonton kartun kucing dan tikus yang terkenal doyannya gelut terus untuk menaikkan mood yang belakangan ini kacau balau. Kebetulan kartun itu sedang tayang. Kartun populer yang enggak ada matinya meski usia tayangnya sudah puluhan tahun.“I-itu…” Elin menunjuk layar televisi, “tikus sama kucingnya berantem! K-kasihan tikusnya! Huaaa~!” Elin menangis semakin kencang saat tokoh tikus kena perangkap si kucing. Mungkin kalau Raja melihat bagaimana kekanakannya sang kekasih saat ini, Raja bisa terkejut sampai terjungkal-jungkal. Karena inilah Elin yang sebenarnya dibalik sikap dewasanya. Meski mungkin sedikit-sedikit Raja mulai merasakan sikap
[ To: KodokYa. Gue masih di Inggris. ][ // Kodok Kapan pulang? Mau gue dan Jihan bantuin buat persiapan nikahnya? ]Raja menggigit pipi dalamnya galau. Pesan yang dikirim Azam membuatnya merutuki diri karena berbohong kepada ketiga sahabatnya kalau acara lamaran itu berhasil. Bukan maksud ingin berbohong, tapi Raja tak ingin kalau ketiga sahabatnya tahu yang sebenarnya, lalu mereka membenci Elin. Tidak. Raja tidak ingin pandangan baik mereka pada Elin selama ini berubah jadi buruk. Belum lagi, dia juga berbohong pada Daniel, mengatakan memundurkan waktu melamar Elin karena belum mendapat tempat istimewa yang pas. Daniel mengomelinya saat mengingat Raja pernah mengatakan kalau sudah dapat tempat itu. Raja merutuki diri karena lupa akan hal itu. Ini nih akibatnya kalau berbohong. Ia segera memutar otak. Memberikan alasan kalau tempat yang waktu itu ia katakan pada Daniel ternyata tidak seistimewa perkiraannya saat Raja datang untuk observasi. Meski kena omelan si Kaisar, tapi setel
“Raja, can you drive Trisha home? ( Raja, bisakah kamu mengantar Trisha pulang? )” tanya salah satu temannya dan Trisha dengan tatapan penuh permohonan. “She didn't bring a vehicle. She did come with me earlier. But after here, I have to go to my mom's house immediately. My mom called earlier. So... I can't take her home. ( Dia tidak membawa kendaraan. Dia tadi datang bersamaku. Tapi setelah dari sini, aku harus segera ke rumah ibuku. Ibuku menelepon tadi. Jadi... aku tidak bisa mengantarnya pulang. )”Raja menatap Trisha dan teman-temannya bergantian. Lalu kembali menatap temannya yang baru saja berkata. Tampaknya ia mencium bau-bau modus. Mereka semua sepertinya sangat serius mendekatkannya dan Trisha kembali. Tadi saja saat hendak berfoto bersama, teman-temannya membuat posisi Trisha berada di sampingnya. Namun Raja tidak tinggal diam. Ia bergeser ke belakang, memberi alasan kalau ia kurang nyaman berfoto di depan. “
[ // Calon Bidadari Surga-ku ( Insyaallah Menuju Halal )Mas, kabari aku kalau sudahpulang ya…Kita harus bicara. ][ Me Iya. ]Raja menatap nanar layar ponsel yang masih menampilkan ruang pesannya dan Elin di Cuitters. Komunikasi yang singkat, bukan? Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan bisa dibilang, ini komunikasi melalui chat ke dua setelah ia berada di Inggris. Hubungannya dan Elin menjadi dingin. Sudah pasti karena masalah yang terjadi dan kesibukan masing-masing. Kesepakatan kerjasama yang akan dijalani JCA dan pihak asing akan mencapai titik akhir. Tentunya setelah semua keinginan kedua belah pihak masuk ke dalam surat perjanjian. Selama lima hari ini, Raja benar-benar memusatkan perhatian pada pekerjaan. Lebih tepatnya, memaksakan diri agar pikirannya tid
“Kamu baik-baik saja, Ja?”Raja mengulas senyum kecil saat sang om menegur seraya menepuk bahunya. Sementara beberapa orang lainnya dari pihak JCA yang juga ikut ke Inggris, sedang sibuk membangun percakapan mereka sendiri.“Baik, Om.”“Tapi kok kayak lemas begitu? Belum cukup ya charge energi cinta dari Velindira?”Deg!Senyum Raja luntur. Mendengar nama itu, jadi mengingatkannya akan kejadian semalam. Elin benar-benar tidak datang. Bahkan sampai Raja bertahan di sana sampai menjelang subuh tadi. Sebelumnya ia sempat ketiduran hampir dua jam lamanya. Hal itu terjadi setelah sang supir menghubunginya untuk memberitahu Elin minta berhenti di jalan, lalu wanita itu menaiki sebuah taksi online. Beruntung Raja memesan tempat lamarannya itu dua puluh empat jam. Sehingga seharusnya sampai sekarang pun, tempat itu masih menjadi hak Raja.Mungkin Raja terlalu bodoh tetap bertahan di sana sampai m
[ // KampretAstagfirullah sorry, Kus, typo. Maksud gue ‘nerima lo’. Ni laki-bini juga gak bosen kompak balesin gue@Kodok Milik Jihan @Jihan Milik Kodok? ][ // Jihan Milik KodokYa habisan kamu gak jelas banget typonya.Bikin Raja jantungan aja. ][ // Kodok Milik JihanGue yakin lo gak typo kan? ][ // KampretJangan mancing huru-hara deh, Dok!Liat noh si Tikus sampe nyalain capslock.Gil*, baru kali ini gue kena amuk chat si Tikus!Calon binik blm dateng @JRaja? ][ //JRajaBelum. Tapi sudah di perjalanan.Ehem… lo enggak sedang mengalihkan pembicaraan kan?Lo benar enggak ada niat rebut calon istri gue kan @Kampret?! ][ // KampretAstagfirullah. Beneran.Lagian gue udh punya binik. Gak niat juga nambah binik kok. ][ //Kodok Milik JihanMampus lo @Kampret! Hahaha ][ // Jihan Milik KodokSelamat dicurigai karena typoEh? Atau… pura-pura typo ya??? ][ //JRajaJadi lo typo atau tidak @Kampret?! ][ // KampretBeneran typo, RAJA JAGAPATI!Mam, @Jihan Milik Kodok tanggung jawab g