Mungkin sudah lima menit Raja memperhatikan Elin yang tertidur dengan tenang di kursi penumpang di sampingnya. Mereka sudah sampai di samping gerbang rumah Gunawan beberapa menit lalu. Namun Raja tidak tega membangunkan sang kekasih yang tertidur di tengah perjalanan. Tampaknya Elin benar-benar lelah. Seperti apa yang tadi dikatakan wanita ini.Raja tersenyum penuh kekaguman melihat pahatan sempurna wajah sang pujaan hati. Di dalam hati bersyukur berkali-kali karena dapat menjadikan Elin kekasihnya. Ditambah lagi, Elin memiliki jiwa ksatria yang jarang dimiliki orang bahkan oleh pria sekalipun. Pertemuan pertama mereka terus terbayang di dalam ingatan Raja. Membuat Raja tak pernah berhenti mengagumi sosok Velindira Aeera Gunawan, sang kekasih hati. Raja menegakkan tubuh melihat kekasihnya mengernyit tak nyaman. Tubuh Elin bergerak. Napasnya mulai tersengal. Raja yang panik langsung mencondongkan tubuh dan meraih wajah sang kekasih.Cup!Raja membelalak terkejut. Karena terlalu panik,
77. Buruk Rupa[ // 0885615xxxKAMU MEMANG TIDAK PUNYA MALU!BERANINYA KAMU MENGUMBAR KEBAHAGIAAN DI MUKA UMUM!KAMU PIKIR KAMU BERHAK BAHAGIA SETELAH MEMISAHKAN IBU DENGAN ANAKNYA?KAMU PIKIR KAMU BERHAK MENDAPAT HIDUP YANG TENANG SETELAH MEMISAHKAN AYAH DENGAN ANAKNYA?JANGAN HARAP KAMU BISA MERASAKAN HAL ITU!SEUMUR HIDUP, SAYA TIDAK AKAN MEMAAFKAN KAMU BAHKAN SAMPAI SAYA MATI! ][ // 0885615xxxKAMU SUDAH MERASA CANTIK? INGAT DULU KAMU SEPERTI APA?KALAU KEKASIH KAMU TAHU BAGAIMANA KAMU DULU,APA DIA AKAN MENERIMA KAMU?HAHAHA… SAYA YAKIN DIA AKAN MEMBUANG KAMU DENGAN SEGERA!KAMU HARUS INGAT, HANYA ‘DIA’ SATU-SATUNYA YANG BISA MENERIMA KAMU KALA ITU!DASAR TIDAK PUNYA RASA TERIMA KASIH! BERANINYA KAMU MENGHANCURKAN HIDUP KAMI!SEKARANG SETELAH KAMU BERUBAH, KAMU PIKIR KAMU SUDAH JADI ORANG YANG BERBEDA?DI MATA SAYA, KAMU TETAP SAMA, SAMPAH! ]Sepanjang perjalanan Elin melamun. Mengingat pesan-pesan teror yang dikirim nomor asing yang ia tahu siapa pelakunya. Padahal sudah lama
Elin sadar, sekeras apa pun ia berubah, ia tetaplah si buruk rupa yang dikatakan wanita paruh baya di depannya ini.“Mau menangis? Ingat, bagi orang-orang yang mengenal kamu, saya yakin mereka akan tetap melihat kamu seperti dulu, Gajah!”“C-cukup…” bisik Elin bergetar. Tubuhnya pun sudah semakin lemas. Elin merasa udara di sekitarnya menyempit. Paru-parunya menyusut.“Kenapa? Takut ketahuan kamu dulu seperti apa?”Deg!Elin kembali mundur sampai tanpa sadar ia hampir menabrak sebuah kursi restoran kalau saja Raja tidak segera menarik lengannya. Elin menatap Raja yang kini menatapnya cemas.Beruntung restoran telah tutup sepuluh menit lalu. Sehingga hanya ada keluarga Raja dan wanita paruh baya yang tiba-tiba datang entah dari mana. Untungnya juga restoran ini adalah milik Karim, yang mana adalah ayah dari Anisa. Sehingga tidak ada karyawan yang berani ikut campur walau untuk sekadar melihat keributan yang diciptakan wanita paruh baya yang terlihat asing bagi Raja.“Ada yang sakit?” t
“Heh! Saya tanya sama kamu, operasi plastik di mana?!”Elin membelalak. Dengan refleks ia menggeleng karena sesungguhnya Elin tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan Lestari.“Jangan menyangkal. Kamu oplas kan?! Pakai uang siapa? Pasti uang orang tua kamu ya? Papa kamu yang kaya itu pasti malu punya anak wajahnya buruk rupa—”“Tante, cukup!”“Jangan bicara tidak sopan, Nyonya!”Elin dan Raja sama-sama mengeluarkan suara lantang untuk menghentikan hinaan Lestari.Elin menatap Raja yang juga sudah menatapnya. Keduanya sama-sama terkejut dengan suara satu sama lain. Sepasang kekasih ini kembali mengalihkan pandangan ke arah Lestari saat mendengar tawa mengejek wanita paruh baya itu.“Kenapa? Kamu malu sama diri kamu yang dulu? Perlu saya kasih lihat muka sama badan kamu yang dulu? Kalau bukan anak saya, siapa lagi yang mau sama cewek gendut modelan kamu gini—”“Ucapan Anda sudah sangat keterlaluan. Anda itu siapa sebenarnya?”Semua yang ada di sana terkesiap saat kali ini Magani yang
Empat hari berlalu setelah kejadian itu. Raja belum dapat lagi bertemu sang kekasih karena Elin meminta waktu untuk sendiri. Raja berusaha mengerti. Meski jujur saja, rasa penasaran begitu besar ia rasakan karena kehadiran wanita paruh baya bermulut pedas itu.Hari pertama, Raja masih bertahan tidak bertemu sang kekasih. Toh selama ini jalinan hubungan mereka pun bukan jalinan percintaan yang setiap hari harus bertemu. Mereka memiliki kesibukan masing-masing. Namun, setelah tiga hari berlalu, Raja merasa ini salah. Terlebih, terakhir kali mereka bertemu dalam keadaan Elin yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja.Raja membuang napas kasar. Mengingat pertemuan terakhirnya dengan Elin kala itu. Setelah Elin menjelaskan pada Bima kalau Raja tidak memiliki salah apa-apa, pria itu diminta Elin untuk masuk ke dalam rumah lebih dulu. Setelah Bima pergi, keheningan terjadi di antara keduanya. Raja dan Elin sama-sama tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kehebohan segera tercipta saat
Raja galau segalau-galaunya. Matanya sayu. Setelah Elin memutuskan sambungan telepon, bukan Raja tidak berusaha menghubungi wanita itu lagi. Raja berusaha, sungguh. Berkali-kali ia menghubungi Elin, tapi wanita itu tak mengangkat panggilannya, tapi juga tidak memblokir nomor Raja.Bukankah berarti Elin tidak benar-benar ingin mereka menjauh?Raja terus mencoba. Siang ini ia habiskan waktunya di dalam kamar untuk menghubungi Elin tanpa henti. Entah sudah ke berapa kalinya.Namun, lagi-lagi nada sambung yang terdengar, berubah menjadi suara operator yang sudah pasti menandakan Elin tidak mengangkat panggilannya.Raja lemas. Ponselnya ia letakkan di atas meja kerja yang ada di depannya. Ia menyandarkan tubuh pada kursi yang diduduki. Kursi kerja yang sengaja diletakkan di dalam kamar. Raja tidak terlalu suka berada di ruang kerja yang terpisah. Baginya, kamar adalah tempat ternyaman untuk beristirahat sekaligus bekerja.Tring!Ponselnya berbunyi. Sebuah pesan telah masuk.Raja hanya meli
82. Foto Masa Lalu>> “Kenapa, Yang?”“Berita apa, Han?”Raja dan Azam kompak bertanya pada wanita yang kini sudah terlihat di layar ponsel Raja. Wanita itu berdiri di samping Azam yang sedang duduk. Mata Jihan melebar. Baru menyadari sang suami dan Raja sedang melakukan panggilan video.>> “Kamu, Ja??”“Ada berita apa tentang Velin, Han?” tanya Raja kembali.>> “K-kamu enggak tahu???”Raja mengernyit, lalu menggeleng.>> “Ada foto remaja perempuan bertubuh gempal beredar di Cuitters, dan informasi di foto itu bilang kalau itu foto… Ehm…” Jihan menghentikan ucapannya. Raut wajahnya terlihat ragu untuk menjelaskan. Ia menatap Raja takut-takut.Jantung Raja berdetak kencang. Tiba-tiba perasaan tidak enak menghampiri saat Jihan mengatakan hal itu. “Foto… Velin?”Jihan membelalak. Lalu tak lama, mengangguk berat.>> “Dan… calon istrimu itu meng-iyakan kalau foto itu adalah fotonya.”“Kapan Velin mengatakannya??” tanya Raja menuntut.>> “Mmm… Aku lihat kayaknya udah tiga jam’an yang lalu d
Kemurkaan Daniel[ LestariPoernama @Lpoernama. 10jKalian tahu Velindira Gunawan? Ya, seorang iblis yang berlindung dibalik statusnya sebagai pengacara profesional dan baik hati. Pengacara yang sekarang sedang diagung-agungkan namanya karena baik hati? Hahaha! Jangan tertipu dengan penampilannya. Dia adalah wanita paling b*rengsek yang pernah saya temui! Karena rekayasa yang dia dan mantan menantu saya ciptakan, anak saya sampai harus mendekam di penjara dalam waktu yang lama. Hanya karena dendam putus hubungan dengan anak saya di masa lalu, dia sengaja menjadi pengacara mantan menantu saya demi melawan putra saya. Pantaskah dia disebut pengacara profesional jika melibatkan urusan pribadi? Cih!Bagaimana bisa wanita itu hidup dengan tenang, sementara dia telah menghancurkan hidup seorang ibu yang tak akan bisa lagi memeluk putranya dengan leluasa? Bagaimana bisa dia seenaknya hidup bahagia, sementara dia telah menghancurkan hidup cucu-cucu saya yang tidak dapat merasakan kasih sayang
“Velin naik pesawat apa?” tanya Raja di sela langkah kakinya yang terburu-buru. Di sampingnya, Bima tampak menyamai kecepatan langkah si King Raja yang sudah tidak sabar bertemu dengan pujaan hati. Raja ingin segera memberikan obat penenang yang berada di saku kemejanya sebelum sang kekasih terbang. Syukur-syukur tidak jadi terbang. Atau mungkin… Raja akan ikut terbang juga ke manapun Elin pergi. Kan memang niat awalnya ingin menempeli Elin sampai Elin kec*nduan dengan kehadirannya. Pokoknya Raja mau menggentayangi Elin mulai sekarang!“Penerbangan luar kota kan? Kota mana? Apa di sana?” Raja melangkah menuju gate untuk penerbangan domestik. Namun langkahnya tertahan karena Bima menarik lengannya.“Bukan.”“Terus di mana?” tanya Raja tak sabar.“Em…” Bima tampak ragu mengatakan sesuatu. Ia menggaruk tengkuk salah tingkah dengan sebelah tangan yang bebas.Apa yang Bima l
“Om, kamu beneran enggak mengkhianati Elin kan?”Raja menoleh ke arah pria yang sedang mengemudi di sampingnya. Sejak hening entah berapa lama setelah mereka meninggalkan kediaman Gunawan, pria yang ia gaungkan sebagai rival-nya itu bertanya dengan nada waswas. Bukan nada mengesalkan seperti saat di depan rumah Elin tadi.“Saya bukan orang yang seperti itu. Terserah kamu mau percaya atau tidak. Dan mengenai kenapa saya tidak menepis berita itu, karena saya benar-benar tidak tahu. Seperti apa yang saya katakan tadi, saya menghapus semua sosial media di ponsel saya setelah masalah saya di sana selesai.”“Kenapa kamu hapus, Om? Jadinya kamu enggak tau kan kalau kamu jadi pembahasan ‘lagi’ di sosmed.”“Saya pikir kan masalahnya sudah selesai. Jadi ya sudah saya hapus saja daripada tidak pernah saya pergunakan. Bukankah Mubazir ruang penyimpanan kalau saya pertahankan? Tidak sangka ternyata ada mas
“Mau ke mana dulu?”“Menemui Velin! Ayo kita tanyakan pada KEKASIH SAYA, siapa sebenarnya yang dia cintai!” kata Raja datar. Namun tatapannya tajam menusuk. Napasnya masih memburu karena emosi yang belum mereda sama sekali. Namun, Raja merasa buang-buang waktu tarung sama Bima. Bukan, bukan Raja takut pada Bima setelah pria itu sempat meninjunya. Walaupun bisa dikatakan Bima memiliki tenaga yang boleh juga, tapi Raja yakin bisa mengalahkan pria itu kok. Tapi Raja tetaplah Raja yang sebenarnya tidak suka cara kekerasan seperti tadi. Anggap saja dia tadi sedikit khilaf telah meninju Bima dua kali. Raja akan memilih menanyakan langsung pada Velin-nya siapa sebenarnya yang ada di hati wanita itu. Atau kalau memang Elin mencintai dua pria sekaligus, Raja ingin tahu berapa persen kedudukannya di hati Elin. Kalaupun lebih kecil Raja, Raja harap tidak selisih jauh. Sehingga Raja masih bisa segera mengejar ketertinggalannya sampai menjadi seratus persen. Sampai nama Bima gone dibawa angin.“El
“Ngapain Bang Toyib ke sini?”Raja mengernyit tak suka setengah bingung saat mendengar perkatakan rivalnya, Bima si SEPUPU JAUH sang kekasih. Kenapa pria itu ada di rumah ini?! Alih-alih mendapati keberadaan sang kekasih, Raja justru disuguhi wajah songong pria mengesalkan itu. Apa sejak ia pergi, Velin-nya dan Bima sering menghabiskan waktu bersama?Kedua tangan Raja terkepal kuat.Si*lan!Tidak bisa dibiarkan!Rencana membuat Elin kecanduan akan kehadirannya harus segera dilaksanakan DETIK INI juga!“Siapa yang kamu sebut ‘Bang Toyib’?”“Anda lah. Memang siapa lagi yang enggak pulang-pulang malah sibuk selingkuh? CLBK sama mantan? Idih! Enggak banget! Kayak enggak ada cewek lain aja!”“Nama saya ‘Raja’, bukan ‘Bang Toyib’! Dan jangan bicara sembarangan! Siapa yang CLBK?!”“Jangan pura-pura beg0. Enggak punya HP atau gimana? Bukannya Anda lagi jadi selebriti di sosmed? Akun Anda juga bolak-balik kena tag loh. Masih mau belagak beg0? Atau jangan-jangan kamu b*ta?” sinis Bima tajam.Ra
“Jangan teriak bisa tidak sih?! D-dan jangan bicara sembarangan!” Kok malah jadi dia kena tuduh. “Gue bertanya karena…” Raja terdiam. Bingung ingin memberi alasan apa pada sahabatnya itu. >> “Karena apa hayo? Ngaku lo kalau lo lagi in lope juga sama cewek lain! Enggak usah pakai istilah ABC deh! Kayak vitamin aja.”“Tidak! Gue cuma cinta sama Velindira!” kata Raja tegas.>> “Terus kenapa nanya kayak gitu?”“Em… t-teman gue, teman gue menjalin hubungan sama dua orang.” Raja menggigit lidah gugup setelah mengatakan hal itu. Di dalam hati, ia memohon maaf sebanyak-banyaknya entah pada temannya yang mana, karena secara tidak langsung, dia sudah memfitnah ‘teman’nya itu. Anggap saja teman khayalan. “G-gue bingung, kenapa bisa seperti itu? Apa bisa rasa dibagi-bagi?”>> “Lah, temen lo yang jalin hubungan, kenapa lo yang bingung? Lagian ya, lo tanya sana sama Ares yang pernah pacaran sama dua cewek sekaligus. Bisa enggak tuh rasa dibagi-bagi?”“Lo kan tahu kalau dulu Ares melakukan hal itu
Magani mengusap-usap lembut surai sang putra. Sesekali tangannya mampir ke dahi Raja untuk memeriksa suhu tubuh si kalem ini. Masih hangat ternyata. Sejak tiba dari bandara lebih dari satu jam lalu, Raja langsung meminta izin membaringkan tubuh di sofa ruang keluarga setelah melihat keberadaan sang ibu. Kepalanya ia letakkan di pangkuan Magani. Berbaring menyamping menghadap sandaran sofa dengan kedua tangan bersedekap. Tak membutuhkan waktu lama, Raja langsung terlelap. Sempat Magani memerintah putranya untuk makan dan membersihkan diri lebih dulu, tapi Raja menolak. Mengatakan kalau ia sedang tidak enak badan. Akhirnya Magani membiarkan saja sang putra tidur setelah mengetahui kalau suhu tubuh Raja sedang tidak normal.Pria muda yang amat sangat jarang sakit ini memang sedikit manja jika sedang sakit. Maunya dekat dengan Magani. Semandiri apa pun dia, Raja tetaplah anak tunggal yang sesekali memperlihatkan sikap manjanya. Tentu saja hanya pada sang ibu.Drrrtt!Drrrtt!Magani menghe
Elin menunduk. Cukup menjadi jawaban atas pertanyaan Bima. Ia juga tak sanggup melihat tatapan penuh rasa bersalah yang saat ini terpancar dari mata Bima. Sungguh, Elin tidak ingin Bima juga merasa bersalah. Inilah yang menjadi penyebab ia tak ingin bercerita pada sepupunya ini. Namun apa mau dikata, ia sudah keceplosan bercerita.Bima menghela napas panjang, lalu mengusap sayang puncak kepala sepupu jauh yang sudah ia anggap kakak sendiri itu. “Nanti kalau dia balik ke sini, aku kasih dia pelajaran!”Elin mengangkat kepala secepat kilat. “Siapa maksud kamu?”“Si Om-om bego lah—AH, Lin! Gak kira-kira kamu nabok punggungku!” Bima meringis seraya mengusap-usap punggung yang baru saja ditabok Elin sekuat tenaga. Gila ini sepupunya! Apa tidak ada tempat lain untuk ditabok? Kenapa harus di tempat yang sama?! Tiga kali loh! Bima yakin punggungnya pasti sudah memerah. “Tu Om-om tau enggak ya kamu galak? Apalagi tabokanmu
“Hiks…”“Sebenarnya kamu ini kenapa sih, Lin?!” Bima mengernyit bingung setengah kesal. Pasalnya, sejak beberapa waktu lalu datang ke rumah Gunawan, Elin tidak berhenti menangis. Ditanya malah nangisnya tambah jadi. Kan bikin jengkel. Padahal dia mau ikut menikmati nonton kartun kucing dan tikus yang terkenal doyannya gelut terus untuk menaikkan mood yang belakangan ini kacau balau. Kebetulan kartun itu sedang tayang. Kartun populer yang enggak ada matinya meski usia tayangnya sudah puluhan tahun.“I-itu…” Elin menunjuk layar televisi, “tikus sama kucingnya berantem! K-kasihan tikusnya! Huaaa~!” Elin menangis semakin kencang saat tokoh tikus kena perangkap si kucing. Mungkin kalau Raja melihat bagaimana kekanakannya sang kekasih saat ini, Raja bisa terkejut sampai terjungkal-jungkal. Karena inilah Elin yang sebenarnya dibalik sikap dewasanya. Meski mungkin sedikit-sedikit Raja mulai merasakan sikap
[ To: KodokYa. Gue masih di Inggris. ][ // Kodok Kapan pulang? Mau gue dan Jihan bantuin buat persiapan nikahnya? ]Raja menggigit pipi dalamnya galau. Pesan yang dikirim Azam membuatnya merutuki diri karena berbohong kepada ketiga sahabatnya kalau acara lamaran itu berhasil. Bukan maksud ingin berbohong, tapi Raja tak ingin kalau ketiga sahabatnya tahu yang sebenarnya, lalu mereka membenci Elin. Tidak. Raja tidak ingin pandangan baik mereka pada Elin selama ini berubah jadi buruk. Belum lagi, dia juga berbohong pada Daniel, mengatakan memundurkan waktu melamar Elin karena belum mendapat tempat istimewa yang pas. Daniel mengomelinya saat mengingat Raja pernah mengatakan kalau sudah dapat tempat itu. Raja merutuki diri karena lupa akan hal itu. Ini nih akibatnya kalau berbohong. Ia segera memutar otak. Memberikan alasan kalau tempat yang waktu itu ia katakan pada Daniel ternyata tidak seistimewa perkiraannya saat Raja datang untuk observasi. Meski kena omelan si Kaisar, tapi setel