Empat hari berlalu setelah kejadian itu. Raja belum dapat lagi bertemu sang kekasih karena Elin meminta waktu untuk sendiri. Raja berusaha mengerti. Meski jujur saja, rasa penasaran begitu besar ia rasakan karena kehadiran wanita paruh baya bermulut pedas itu.Hari pertama, Raja masih bertahan tidak bertemu sang kekasih. Toh selama ini jalinan hubungan mereka pun bukan jalinan percintaan yang setiap hari harus bertemu. Mereka memiliki kesibukan masing-masing. Namun, setelah tiga hari berlalu, Raja merasa ini salah. Terlebih, terakhir kali mereka bertemu dalam keadaan Elin yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja.Raja membuang napas kasar. Mengingat pertemuan terakhirnya dengan Elin kala itu. Setelah Elin menjelaskan pada Bima kalau Raja tidak memiliki salah apa-apa, pria itu diminta Elin untuk masuk ke dalam rumah lebih dulu. Setelah Bima pergi, keheningan terjadi di antara keduanya. Raja dan Elin sama-sama tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kehebohan segera tercipta saat
Raja galau segalau-galaunya. Matanya sayu. Setelah Elin memutuskan sambungan telepon, bukan Raja tidak berusaha menghubungi wanita itu lagi. Raja berusaha, sungguh. Berkali-kali ia menghubungi Elin, tapi wanita itu tak mengangkat panggilannya, tapi juga tidak memblokir nomor Raja.Bukankah berarti Elin tidak benar-benar ingin mereka menjauh?Raja terus mencoba. Siang ini ia habiskan waktunya di dalam kamar untuk menghubungi Elin tanpa henti. Entah sudah ke berapa kalinya.Namun, lagi-lagi nada sambung yang terdengar, berubah menjadi suara operator yang sudah pasti menandakan Elin tidak mengangkat panggilannya.Raja lemas. Ponselnya ia letakkan di atas meja kerja yang ada di depannya. Ia menyandarkan tubuh pada kursi yang diduduki. Kursi kerja yang sengaja diletakkan di dalam kamar. Raja tidak terlalu suka berada di ruang kerja yang terpisah. Baginya, kamar adalah tempat ternyaman untuk beristirahat sekaligus bekerja.Tring!Ponselnya berbunyi. Sebuah pesan telah masuk.Raja hanya meli
82. Foto Masa Lalu>> “Kenapa, Yang?”“Berita apa, Han?”Raja dan Azam kompak bertanya pada wanita yang kini sudah terlihat di layar ponsel Raja. Wanita itu berdiri di samping Azam yang sedang duduk. Mata Jihan melebar. Baru menyadari sang suami dan Raja sedang melakukan panggilan video.>> “Kamu, Ja??”“Ada berita apa tentang Velin, Han?” tanya Raja kembali.>> “K-kamu enggak tahu???”Raja mengernyit, lalu menggeleng.>> “Ada foto remaja perempuan bertubuh gempal beredar di Cuitters, dan informasi di foto itu bilang kalau itu foto… Ehm…” Jihan menghentikan ucapannya. Raut wajahnya terlihat ragu untuk menjelaskan. Ia menatap Raja takut-takut.Jantung Raja berdetak kencang. Tiba-tiba perasaan tidak enak menghampiri saat Jihan mengatakan hal itu. “Foto… Velin?”Jihan membelalak. Lalu tak lama, mengangguk berat.>> “Dan… calon istrimu itu meng-iyakan kalau foto itu adalah fotonya.”“Kapan Velin mengatakannya??” tanya Raja menuntut.>> “Mmm… Aku lihat kayaknya udah tiga jam’an yang lalu d
Kemurkaan Daniel[ LestariPoernama @Lpoernama. 10jKalian tahu Velindira Gunawan? Ya, seorang iblis yang berlindung dibalik statusnya sebagai pengacara profesional dan baik hati. Pengacara yang sekarang sedang diagung-agungkan namanya karena baik hati? Hahaha! Jangan tertipu dengan penampilannya. Dia adalah wanita paling b*rengsek yang pernah saya temui! Karena rekayasa yang dia dan mantan menantu saya ciptakan, anak saya sampai harus mendekam di penjara dalam waktu yang lama. Hanya karena dendam putus hubungan dengan anak saya di masa lalu, dia sengaja menjadi pengacara mantan menantu saya demi melawan putra saya. Pantaskah dia disebut pengacara profesional jika melibatkan urusan pribadi? Cih!Bagaimana bisa wanita itu hidup dengan tenang, sementara dia telah menghancurkan hidup seorang ibu yang tak akan bisa lagi memeluk putranya dengan leluasa? Bagaimana bisa dia seenaknya hidup bahagia, sementara dia telah menghancurkan hidup cucu-cucu saya yang tidak dapat merasakan kasih sayang
Kristal dan Daniel kembali saling tatap. Kristal beralih menatap Raja. Namun tak bertahan lama. Wanita paruh baya ini segera mengalihkan pandangan lagi pada Daniel dan bergerak salah tingkah sambil mengusap air mata di pipinya.“P-Pi…”Daniel membuang napas panjang. “Kita beritahu saja, bagaimana? Mami yakin sama anak muda ini kan?” bisik Daniel. Kali ini Raja tidak dapat mendengar dengan jelas.Kristal melirik Raja, lalu mengangguk pasti. “InsyaAllah, Pi.”Daniel kembali membuang napas. Pria paruh baya itu menatap Raja dalam. “Saya percaya sama kamu,” seru Daniel terdengar ambigu. Setelah itu, meluncurlah kisah masa lalu Elin yang menjadi korban bullying setelah putus dari Arianda karena mulut manipulatif pria b*rengsek itu. Awalnya Daniel dan Kristal tidak mengetahui hal itu, karena Elin sejak dulu lebih cenderung sering menyimpan masalahnya sendiri. Sampai akhirnya, Daniel dan Kristal keco
“Papi, kok bicaranya seperti itu?! Jangan berdoa yang buruk-buruk dong, Pi!” bisik Kristal tajam. Sama seperti Daniel, Kristal tentu tidak rela kehilangan Raja. Baginya, Raja sudah sangat pas untuk Elin. Karena Raja juga, Kristal bisa melihat kebahagiaan dari pancaran mata Elin. Kebahagiaan nyata yang sudah lama tak dilihatnya dari diri putrinya itu.“Ya mau bagaimana lagi, Mam. Bukannya Elin juga sudah minta putus dari dia?” Dagu Daniel mengarah pada Raja. Suaranya sengaja ia perbesar supaya Raja mendengar. Bola matanya memutar malas. Ingin rasanya menurunkan ego untuk bilang ‘Jangan menyerah sama anak saya ya’, tapi gengsinya setinggi langit. Daniel juga berpikir, kalau dia melakukan hal itu, sama saja dia merendahkan harga diri anaknya. Seakan-akan Elin tidak bisa dapat pria baik lagi seperti Raja. Meski kenyataannya mungkin akan sangat sulit. Mengingat kepribadian Raja yang sudah masuk kategori nyaris sempurna. Belum lagi, Daniel harus
“Jadi begitu ceritanya?”Elin menghela napas panjang dan mengangguk mendengar pertanyaan Faira. Ia terpaksa menceritakan kegundahan hatinya beberapa hari ini kepada ketiga sahabatnya karena Faira tak sengaja membaca pesan yang dikirim Raja tadi di supermarket saat mereka berbelanja untuk kebutuhan ulang tahun putra Faira. Ya, sejak pagi Elin menghilang karena pergi ke rumah sahabatnya itu. Sejak memiliki anak, Faira selalu mempersiapkan pesta ulang tahun sang putra dibantu para sahabatnya alih-alih memakai jasa dekor ultah. Untuk apa menggunakan jasa, kalau Faira saja mahir dalam hal itu. Sebelum menikah dengan sang suami, Faira bekerja di salah satu perusahaan event organizer terbesar di kota ini. Bahkan sepertinya sebentar lagi Faira akan memiliki perusahaan EO sendiri.Setelah entah berapa lama mereka berkeliling supermarket, Elin dan ketiga sahabatnya berkumpul di rumah Faira, dan langsung mendapat interogasi dari ibu satu anak itu.“Em… Lin, gue boleh kasih pendapat?”Elin menat
Elin berjalan menuju kamarnya dengan lesu. Ia menghela napas panjang. Hari ini sangat melelahkan. Setelah mencurahkan isi hati kepada para sahabatnya, Elin dan ketiga sahabatnya disibukkan dengan persiapan ulang tahun putra Faira. Elin baru bisa pulang setelah jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Meski lelah, tapi Elin juga merasa senang dapat berkumpul seperti tadi bersama mereka. Yang mana hal itu sudah jarang sekali terjadi karena kesibukan masing-masing. Disamping itu, perasaan Elin menjadi sedikit lega setelah curhat pada ketiganya. Elin juga mencoba tak lagi membaca komentar-komentar jahat yang menyerangnya. Sabrina yang melarang Elin melakukan hal itu. Kata wanita nyentrik itu, supaya mental Elin terbebas dari hama-hama sok tahu a.k.a deterjen bangsh*t. Memang terkadang ada baiknya menjadi pura-pura buta dan tuli.Elin kembali menghela napas. Ia membuka pintu setelah sampai di depan kamar. Deg!Elin terdiam. Indera penciumannya menangkap aroma lembut yang sangat ia kenali dan
“Jangan teriak bisa tidak sih?! D-dan jangan bicara sembarangan!” Kok malah jadi dia kena tuduh. “Gue bertanya karena…” Raja terdiam. Bingung ingin memberi alasan apa pada sahabatnya itu. >> “Karena apa hayo? Ngaku lo kalau lo lagi in lope juga sama cewek lain! Enggak usah pakai istilah ABC deh! Kayak vitamin aja.”“Tidak! Gue cuma cinta sama Velindira!” kata Raja tegas.>> “Terus kenapa nanya kayak gitu?”“Em… t-teman gue, teman gue menjalin hubungan sama dua orang.” Raja menggigit lidah gugup setelah mengatakan hal itu. Di dalam hati, ia memohon maaf sebanyak-banyaknya entah pada temannya yang mana, karena secara tidak langsung, dia sudah memfitnah ‘teman’nya itu. Anggap saja teman khayalan. “G-gue bingung, kenapa bisa seperti itu? Apa bisa rasa dibagi-bagi?”>> “Lah, temen lo yang jalin hubungan, kenapa lo yang bingung? Lagian ya, lo tanya sana sama Ares yang pernah pacaran sama dua cewek sekaligus. Bisa enggak tuh rasa dibagi-bagi?”“Lo kan tahu kalau dulu Ares melakukan hal itu
Magani mengusap-usap lembut surai sang putra. Sesekali tangannya mampir ke dahi Raja untuk memeriksa suhu tubuh si kalem ini. Masih hangat ternyata. Sejak tiba dari bandara lebih dari satu jam lalu, Raja langsung meminta izin membaringkan tubuh di sofa ruang keluarga setelah melihat keberadaan sang ibu. Kepalanya ia letakkan di pangkuan Magani. Berbaring menyamping menghadap sandaran sofa dengan kedua tangan bersedekap. Tak membutuhkan waktu lama, Raja langsung terlelap. Sempat Magani memerintah putranya untuk makan dan membersihkan diri lebih dulu, tapi Raja menolak. Mengatakan kalau ia sedang tidak enak badan. Akhirnya Magani membiarkan saja sang putra tidur setelah mengetahui kalau suhu tubuh Raja sedang tidak normal.Pria muda yang amat sangat jarang sakit ini memang sedikit manja jika sedang sakit. Maunya dekat dengan Magani. Semandiri apa pun dia, Raja tetaplah anak tunggal yang sesekali memperlihatkan sikap manjanya. Tentu saja hanya pada sang ibu.Drrrtt!Drrrtt!Magani menghe
Elin menunduk. Cukup menjadi jawaban atas pertanyaan Bima. Ia juga tak sanggup melihat tatapan penuh rasa bersalah yang saat ini terpancar dari mata Bima. Sungguh, Elin tidak ingin Bima juga merasa bersalah. Inilah yang menjadi penyebab ia tak ingin bercerita pada sepupunya ini. Namun apa mau dikata, ia sudah keceplosan bercerita.Bima menghela napas panjang, lalu mengusap sayang puncak kepala sepupu jauh yang sudah ia anggap kakak sendiri itu. “Nanti kalau dia balik ke sini, aku kasih dia pelajaran!”Elin mengangkat kepala secepat kilat. “Siapa maksud kamu?”“Si Om-om bego lah—AH, Lin! Gak kira-kira kamu nabok punggungku!” Bima meringis seraya mengusap-usap punggung yang baru saja ditabok Elin sekuat tenaga. Gila ini sepupunya! Apa tidak ada tempat lain untuk ditabok? Kenapa harus di tempat yang sama?! Tiga kali loh! Bima yakin punggungnya pasti sudah memerah. “Tu Om-om tau enggak ya kamu galak? Apalagi tabokanmu
“Hiks…”“Sebenarnya kamu ini kenapa sih, Lin?!” Bima mengernyit bingung setengah kesal. Pasalnya, sejak beberapa waktu lalu datang ke rumah Gunawan, Elin tidak berhenti menangis. Ditanya malah nangisnya tambah jadi. Kan bikin jengkel. Padahal dia mau ikut menikmati nonton kartun kucing dan tikus yang terkenal doyannya gelut terus untuk menaikkan mood yang belakangan ini kacau balau. Kebetulan kartun itu sedang tayang. Kartun populer yang enggak ada matinya meski usia tayangnya sudah puluhan tahun.“I-itu…” Elin menunjuk layar televisi, “tikus sama kucingnya berantem! K-kasihan tikusnya! Huaaa~!” Elin menangis semakin kencang saat tokoh tikus kena perangkap si kucing. Mungkin kalau Raja melihat bagaimana kekanakannya sang kekasih saat ini, Raja bisa terkejut sampai terjungkal-jungkal. Karena inilah Elin yang sebenarnya dibalik sikap dewasanya. Meski mungkin sedikit-sedikit Raja mulai merasakan sikap
[ To: KodokYa. Gue masih di Inggris. ][ // Kodok Kapan pulang? Mau gue dan Jihan bantuin buat persiapan nikahnya? ]Raja menggigit pipi dalamnya galau. Pesan yang dikirim Azam membuatnya merutuki diri karena berbohong kepada ketiga sahabatnya kalau acara lamaran itu berhasil. Bukan maksud ingin berbohong, tapi Raja tak ingin kalau ketiga sahabatnya tahu yang sebenarnya, lalu mereka membenci Elin. Tidak. Raja tidak ingin pandangan baik mereka pada Elin selama ini berubah jadi buruk. Belum lagi, dia juga berbohong pada Daniel, mengatakan memundurkan waktu melamar Elin karena belum mendapat tempat istimewa yang pas. Daniel mengomelinya saat mengingat Raja pernah mengatakan kalau sudah dapat tempat itu. Raja merutuki diri karena lupa akan hal itu. Ini nih akibatnya kalau berbohong. Ia segera memutar otak. Memberikan alasan kalau tempat yang waktu itu ia katakan pada Daniel ternyata tidak seistimewa perkiraannya saat Raja datang untuk observasi. Meski kena omelan si Kaisar, tapi setel
“Raja, can you drive Trisha home? ( Raja, bisakah kamu mengantar Trisha pulang? )” tanya salah satu temannya dan Trisha dengan tatapan penuh permohonan. “She didn't bring a vehicle. She did come with me earlier. But after here, I have to go to my mom's house immediately. My mom called earlier. So... I can't take her home. ( Dia tidak membawa kendaraan. Dia tadi datang bersamaku. Tapi setelah dari sini, aku harus segera ke rumah ibuku. Ibuku menelepon tadi. Jadi... aku tidak bisa mengantarnya pulang. )”Raja menatap Trisha dan teman-temannya bergantian. Lalu kembali menatap temannya yang baru saja berkata. Tampaknya ia mencium bau-bau modus. Mereka semua sepertinya sangat serius mendekatkannya dan Trisha kembali. Tadi saja saat hendak berfoto bersama, teman-temannya membuat posisi Trisha berada di sampingnya. Namun Raja tidak tinggal diam. Ia bergeser ke belakang, memberi alasan kalau ia kurang nyaman berfoto di depan. “
[ // Calon Bidadari Surga-ku ( Insyaallah Menuju Halal )Mas, kabari aku kalau sudahpulang ya…Kita harus bicara. ][ Me Iya. ]Raja menatap nanar layar ponsel yang masih menampilkan ruang pesannya dan Elin di Cuitters. Komunikasi yang singkat, bukan? Tidak seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan bisa dibilang, ini komunikasi melalui chat ke dua setelah ia berada di Inggris. Hubungannya dan Elin menjadi dingin. Sudah pasti karena masalah yang terjadi dan kesibukan masing-masing. Kesepakatan kerjasama yang akan dijalani JCA dan pihak asing akan mencapai titik akhir. Tentunya setelah semua keinginan kedua belah pihak masuk ke dalam surat perjanjian. Selama lima hari ini, Raja benar-benar memusatkan perhatian pada pekerjaan. Lebih tepatnya, memaksakan diri agar pikirannya tid
“Kamu baik-baik saja, Ja?”Raja mengulas senyum kecil saat sang om menegur seraya menepuk bahunya. Sementara beberapa orang lainnya dari pihak JCA yang juga ikut ke Inggris, sedang sibuk membangun percakapan mereka sendiri.“Baik, Om.”“Tapi kok kayak lemas begitu? Belum cukup ya charge energi cinta dari Velindira?”Deg!Senyum Raja luntur. Mendengar nama itu, jadi mengingatkannya akan kejadian semalam. Elin benar-benar tidak datang. Bahkan sampai Raja bertahan di sana sampai menjelang subuh tadi. Sebelumnya ia sempat ketiduran hampir dua jam lamanya. Hal itu terjadi setelah sang supir menghubunginya untuk memberitahu Elin minta berhenti di jalan, lalu wanita itu menaiki sebuah taksi online. Beruntung Raja memesan tempat lamarannya itu dua puluh empat jam. Sehingga seharusnya sampai sekarang pun, tempat itu masih menjadi hak Raja.Mungkin Raja terlalu bodoh tetap bertahan di sana sampai m
[ // KampretAstagfirullah sorry, Kus, typo. Maksud gue ‘nerima lo’. Ni laki-bini juga gak bosen kompak balesin gue@Kodok Milik Jihan @Jihan Milik Kodok? ][ // Jihan Milik KodokYa habisan kamu gak jelas banget typonya.Bikin Raja jantungan aja. ][ // Kodok Milik JihanGue yakin lo gak typo kan? ][ // KampretJangan mancing huru-hara deh, Dok!Liat noh si Tikus sampe nyalain capslock.Gil*, baru kali ini gue kena amuk chat si Tikus!Calon binik blm dateng @JRaja? ][ //JRajaBelum. Tapi sudah di perjalanan.Ehem… lo enggak sedang mengalihkan pembicaraan kan?Lo benar enggak ada niat rebut calon istri gue kan @Kampret?! ][ // KampretAstagfirullah. Beneran.Lagian gue udh punya binik. Gak niat juga nambah binik kok. ][ //Kodok Milik JihanMampus lo @Kampret! Hahaha ][ // Jihan Milik KodokSelamat dicurigai karena typoEh? Atau… pura-pura typo ya??? ][ //JRajaJadi lo typo atau tidak @Kampret?! ][ // KampretBeneran typo, RAJA JAGAPATI!Mam, @Jihan Milik Kodok tanggung jawab g