Share

BAB 92

Penulis: Saydh5
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-02 15:24:46
‘Kenapa suara dan ucapan itu terdengar tidak asing? Apa sebelumnya kita saling mengenal dokter Ryan?’ pikir Dzurriya sambil menatap mata lelaki itu bergantian.

******

Pesta yang begitu meriah…

Ruangan ballroom hotel itu penuh dengan perempuan dengan gaun berkelas dan para pria yang mengenakan setelan jas mewah.

Beberapa dari mereka tampak tengah memegang gelas berkaki dengan air berwarna merah yang bahkan tak memenuhi setengah dari gelas-gelas tersebut.

Dzurriya sangat tak nyaman, apa lagi tidak satupun dari mereka yang ia kenal dan kesemuanya terdengar berbahasa Inggris atau sepertinya berbahasa Mandarin.

“Aku kembali ke kamar saja!” ujar Dzurriya pada sepupu iparnya tersebut, kemudian membalikkan badan, saat tiba-tiba lampu hotel tersebut meremang.

Belum selesai kekagetannya, ia melihat pintu besar ballroom itu terbuka dan suaminya masuk ke dalam tempat itu bersama dengan Alexa yang menggandengnya begitu mesra.

Semua hadirin tampak membalikkan badan menyambut mereka yang seng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 93

    “Keluarlah Alexa! Aku ingin bicara pada Ryan dan Dzurriya,” ucap Eshan yang tengah berdiri di depan Dzurriya itu dengan nada begitu dingin tanpa menatap istri pertamanya itu sedikitpun, sepertinya dia begitu marah.Alexa tampak tersenyum nyengir, kemudian bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan tertutup tersebut.“Apa kau sengaja ingin mempermalukanku di depan umum?” ucapnya bertambah dingin sambil menatapnya begitu tajam, membuat Dzurriya menelan ludahnya karena takut.“Ini bukan kesalahan….”Belum selesai, Ryan menyelanya, suaminya itu sudah membentaknya begitu keras sembari menoleh tajam ke arah lelaki itu, “kau juga salah, apa kau pikir kau berhak untuk bicara di sini?”Tak terduga, Ryan bangkit dari duduknya dan menghampiri sepupunya itu lebih dekat. Dia kemudian tampak menatap Eshan dengan tajam juga.“Aku berhak, bukan cuma kau yang punya kuasa di sini,” jawab Ryan dengan nada yang tak kalah dingin.Dzurriya menelan ludahnya dan menghela nafas panjang, berusaha mengumpulk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 94

    Dzurriya menoleh ke belakang kaca mobil Braha brengsek itu seraya berusaha mengetuknya, kala melihat wajah Ryan yang panik berpapasan dengan mobil tersebut..Sontak dua pengawal Braha yang sedang mengapitnya di jok belakang itu berteriak sambil menarik tangannya, “Diam!”Terlihat Ryan yang masih bingung itu hanya melewati mobil tersebut. Harusnya Dzurriya tau, percuma ia memanggil dan memperlihatkan wajahnya pada Ryan dari dalam mobil yang kedap suara dan berkaca gelap itu.“Jangan dibentak!” hardik Braha pada pengawalnya itu sambil menoleh ke belakang, membuat Dzurriya terperanjat kaget dan semakin ketakutan, sepertinya lelaki itu benar-benar tidak waras.“Cantik!”Dzurriya langsung bergidik jijik mendengar panggilan Si Bangkot tua itu.“Maaf ya, aku terpaksa menjaga matamu supaya tidak jelalatan dan membuatku cemburu, karena aku tak ingin menyakitimu!” ucap lelaki itu semakin terdengar menjijikkan.Dia kemudian tampak menyodorkan kain hitam pada pengawalnya itu.‘Apa jangan-jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 95

    Ryan terlihat ngos-ngosan dengan wajah panik, ia langsung menyerobot masuk ke ruang meeting, dimana Eshan sedang berbincang-bincang serius dengan kliennya.“Kak Dzurri hilang!” seru Ryan tanpa basa-basi.DegEshan langsung membelalak kaget, seketika nafasnya tercekat.Ia segera bangkit dan menghentikan meeting itu dengan panik.“I’m sorry Sir, I’d finished this meeting now, i’ve something urgent!” ujarnya gupuh.“But, it’s left signed it!” sela lelaki bule di depannya itu.Eshan langsung melirik ke arah sekretarisnya, dan meninggalkan rapat itu begitu saja diikuti sepupunya itu.Sementara sekretarisnya tampak sontak menghalangi kedua orang asing itu yang berusaha menghampiri Eshan.Sayup-sayup terdengar sekretarisnya itu berkata, “Please just talk to me, Sir!”Eshan sendiri terus menyusuri lorong hotel itu dengan setengah berlari.“Apa yang kau lakukan? Bagaimana dia bisa hilang?” bentak Eshan murka sambil menoleh sekilas ke arah Ryan dan tetap berjalan cepat.“Apa itu penting sekaran

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 96

    “Do you think Miss. Lin’s so idleness to hand trivialities such this, are you kidding her?” hardik Eshan berusaha mengecoh mereka.“I’m so sorry, let me check your calling card to confirm it, Sir!” ucap manajer di depannya itu meminta kartu namanya, terlihat begitu tenang.Eshan menelan ludahnya kembali. Memberikan kartu namanya adalah sesuatu yang lebih tidak mungkin lagi.“Let me told her your bearish treat!” ancam Eshan sambil menunjukkan layar teleponnya yang hendak memanggil calon tunangan adik sepupunya itu, Miss. Lin, Freud.Terlihat dua pelayan di belakang manajer itu saling berbisik."Oke sorry, Sir. I will ask our employer to seek it," ucap Manager tersebut akhirnya mengizinkannya“I don't need It, will waste my time, I just need to see your CCTV, so we know that Miss. Lin come with the necklace and out with it too. We just seek it, when she come with it and out without it,” jelas Eshan.“Ok, come with me please, Sir!” lelaki itu kemudian mengajaknya ke masuk ke sebuah rua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 97

    “Dimana Dzurriya, Bangsat?” hardik Ehsan begitu lantang. Paman istri pertamanya itu terus saja mengelak dan berkata bahwa ia tidak tahu keberadaan istri keduanya itu, membuatnya semakin berang saja.“Lepas–kan aku du–lu!” jawab Braha tampak menyusul-nyusulkan napasnya yang semakin lemah dan mencekat hilang karena cekikan Eshan yang semakin kuat tersebut.“Dasar licik! Aku tidak akan melepaskanmu. Jawab aku, atau aku akan membunuhmu sekarang juga!” seru Eshan sembari mencekiknya lebih kuat, membuat wajah lelaki tua di depannya itu semakin memerah, dan urat-uratnya semakin keluar juga menegang.“Sayang, Apa yang kau lakukan? lepaskan pamanku, apa kau sudah gila? Dia bisa mati,” teriak Alexa yang baru saja datang ke tempat itu sembari menarik lengan Ehsan ke belakang supaya melepaskan pamannya.Namun bukannya melepaskan Braha, Eshan justru mencekiknya lebih kuat dengan matanya yang melotot semakin tajam ke arah lelaki itu sambil berteriak, “jangan ikut campur, aku memang akan membunuhn

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 98

    Tubuh Dzurriya hampir terhuyung jatuh karena terdorong tanpa sengaja oleh wartawan yang ada di sebelahnya.Untungnya Ryan menarik lengannya. Tapi siapa yang menangkap tubuhnya dari belakang.Iya segera menoleh ke belakang dan…‘Mas!’Dzurriya menelan ludahnya, menatap lelaki itu yang sekarang tengah menunduk, memandangnya dengan cemas.“We’ll invite you to an official press conference, so please calm down and don’t bother my family now!” ucap suaminya lantang, terlihat marah tapi berusaha untuk tenang. Bahkan, rahang lelaki itu terlihat menonjol di antara dagunya yang tirus, pandangannya pun tampak begitu tajam. Sementara itu, terlihat beberapa pengawal kembali menghampiri mereka, dan berusaha menghalau wartawan-wartawan itu, supaya suaminya juga sepupu iparnya bisa masuk ke dalam hotel dengan tenang.‘Apa yang harus kupercaya, Mas? Sekarang kau terlihat begitu peduli denganku, tapi aku tidak berani berharap banyak karena biasanya kau akan berubah dalam sekejap’ pikir Dzurriya bingun

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 99

    Dzurriya mengernyitkan dahi, ia seperti mendengar pintu kamarnya dibuka dan ditutup perlahan.‘Siapa? Apa itu kamu Mas?’ tanya Dzurriya dalam hati.Hatinya yang sakit membuat ia tak ingin membuka matanya.Namun ia merasakan perlahan langkah kaki yang sepertinya menuju ke arahnya itu terhenti begitu dekat padanya, ia bahkan bisa merasakan bahwa seseorang yang datang padanya itu kini tengah berada di hadapannya, terasa dari hembusan nafasnya yang mengibas lembut permukaan kulit hidung Dzurriya.Mendadak, jantung Dzurriya berdebar begitu kencang, apalagi ia tidak mencium sedikit pun aroma musk yang biasanya melekat pada tubuh suaminya tersebut.Seketika matanya terbuka dan langsung membulat lebar. Bagaimana tidak? Seorang lelaki berjaket kulit dan bermasker hitam tengah berdiri di sampingnya, dan menunduk ke arah wajahnya dengan matanya yang melotot ke arah Dzurriya.Karena panik, Dzurriya membuka mulutnya lebar-lebar hendak berteriak, sebelum lelaki itu membungkam mulutnya dengan sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 100

    “Pak Eshan, kenapa ada di sini?” DegMata Dzurriya tiba-tiba membelalak besar, Jantungnya pun tiba-tiba berdebar dengan was-was. Suara itu tak asing, itu suara pengawal Braha yang menyekapnya sehari yang lalu.Terdengar suara langkah kaki berjalan perlahan, membuat Dzurriya semakin panik. Ia mulai meremas kedua tangannya.“Kau sendiri untuk apa di sini?”Terdengar jawaban dingin dari sang suami.“A–ku..”Pengawal itu terdengar terbata-bata.“Seorang pengawal musuhku yang sudah aku larang berkeliaran disekitarku dan keluargaku, tiba-tiba muncul disini—apa ada hal yang kalian rencanakan?”Suara suaminya itu kini terdengar rendah dan begitu sinis.‘Kalau kau sudah melarang mereka berada di sini, kenapa mereka masih berkeliaran disini, Apa jangan-jangan mereka…’Dzurriya langsung membungkam mulutnya, dengan matanya yang membulat besar begitu memikirkan bahwa pengawal itu mungkin datang untuk menculiknya. Seketika keringat bercucuran di tepi pelipisnya. “I–tu aku hanya akan memberikan be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 166

    “Mas!” teriak Dzurriya panik dengan mata yang nanar dan berkaca-kaca. Ia memeluk suaminya dalam perempuannya tersebut.Lelaki itu tampak berusaha tersenyum padanya, sambil berbicara dengan nada terbata-bata, “ S–sekarang kita sudah impas… A—aku sudah ti—dak berhutang lagi padamu.”“Tidak! ini belum cukup! kau harus membayarnya seumur hidupmu! kau dengar itu?” ujar Dzurriya di antara air matanya yang terus-menerus mengalir ketakutan.Eshan kembali terlihat tersenyum, sebelum akhirnya tubuhnya tiba-tiba tersentak hebat, dan dari dalam mulutnya memancar darah yang begitu banyak, hingga menciprat ke sebagian pakaian Dzurriya dan mukanya.Lelaki itu pingsan dan langsung menutup mata setelahnya, membuat Dzurriya menangis histeris dengan begitu panik. Ia berusaha menggoyang-goyang tubuh suaminya itu, namun tidak ada respon sekali.Dengan ketakutan ia mulai berteriak minta tolong.Tiba-tiba beberapa orang datang bersama dengan Alexa yang tadi lari begitu saja setelah menikam suaminya.Di

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 165

    “Lepaskan dia!” Sayup-sayup terdengar teriakan begitu kera, setelah suara pintu yang terdengar digebrak dan dibanting tiba-tiba. Diikuti kemudian oleh suara langkah kaki yang berlari dan berderap begitu berat, tampak tubuh Alexa tertarik ke belakang. Dzurriya langsung terbatuk-batuk, nafasnya yang tertahan begitu lama langsung tersengal-sengal keluar. ‘Apa dia benar-benar sudah gila?’ pikir Dzurriya sembari memegang lehernya dan melirik ke arah istri pertama suaminya itu. “Kamu nggak pa-pa?” tanya suaminya yang tengah berdiri di hadapannya dengan wajah begitu khawatir, sambil memegang kedua lengan atasnya. “Sayang, aku bisa jelaskan,” sela Alexa yang baru saja bangkit dan menghampiri suaminya itu, terdengar begitu gupuh. Jakun Ehsan tampak naik turun mendengar ucapan wanita itu yang kelihatan terus berusaha berkilah, sedang giginya tampak mencengkeram dengan kuat sambil membuang muka ke atas. Lelaki itu tampak begitu kesal, namun sepertinya masih berusaha untuk menahannya. “T

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 164

    BrakTerdengar suara benturan dari bagian belakang kursi roda yang dinaiki Dzurriya karena menabrak dinding. Kursi roda itu tiba-tiba saja ditarik ke dalam sebuah ruangan oleh seseorang, kemudian kerangka sandarannya didorong ke belakang dengan cepat.Kejadian yang begitu cepat itu spontan membuat Dzurriya tersentak dengan tarikan nafasnya yang terjeda yang kemudian terengah-engah.Pria segera berusaha menguasai dirinya yang berdebar hebat dengan menelan ludahnya, kemudian perlahan mendongakkan kepalanya ke atas, menatap siapa yang sudah menariknya ke dalam ruangan tersebut.‘Mas!’Tampak wajah sang suami terlihat merah padam, sepertinya laki-laki itu sedang kesal.“Apa sebenarnya yang kau inginkan?” ucap suaminya itu terdengar begitu sinis dan dingin.“Yang kuinginkan? Apa maksudmu?” tanya Dzurriya tak mengerti dengan apa yang diucapkan lelaki itu padanya.“Jangan pura-pura lugu kau sedang memanfaatkan kami berdua, kan?” tuduh Eshan tampak menatapnya semakin dekat dan semakin dingin.

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 163

    “Kenapa kau membiarkannya pergi?” tanya Ryan tampak menatap Dzurriya dengan heran, setelah kepergian Eshan yang terlihat kesal, saat mendapati dirinya dan Ryan bersama.“Bukankah kau juga menginginkannya?” ucap Dzurriya bertanya balik padanyaLelaki itu tampak memicingkan matanya sembari melirik ke arahnya, “jangan berbohong padaku! bahkan kau melakukannya bukan untukku, apa kau cemburu karena Alexa tadi tiba-tiba datang dan menciumnya?”“Jangan bicara omong kosong! untuk apa aku cemburu pada wanita murahan seperti dia? cepat dorong aku!” ujar Dzurriya berusaha mengalihkan pembicaraan.Ryan tampak terkesiap mendengar penuturannya tersebut.“A–apa maksudmu? Kenapa kau menyebutnya murahan?” tanya lelaki itu terdengar terbata-bata dan berhati-hati.Dzurriya kembali menoleh ke belakang dan menatap lelaki itu dalam-dalam.‘Apa kau benar-benar yakin mau mendengarnya dariku?’ pikir Dzurriya kemudian menelan ludahnya.“Apa kau benar-benar tidak ingin membawaku untuk keluar? aku begitu penat b

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 162

    “Apa?” Tampak Eshan berusaha memastikan apa yang barusan ia dengar tersebut, dengan alisnya yang tampak saling mendekat dan hampir menyatu.“Jadi jangan sia-siakan dia! atau aku akan segera merebutnya darimu,” ujar Ryan tiba-tiba menarik kerah Eshan, sambil menatap begitu tajam ke arah kakak sepupunya tersebut.‘Hah!” desah Dzurriya penuh sesal, Iya begitu terkesiap sekaligus tak menyangka kalau mantan kekasihnya itu bakal bicara sembarangan seperti itu.Sementara Alexa terlihat nyengir kegirangan, Ia bahkan terlihat sangat menikmati pemandangan itu.Berbeda dengan dirinya yang mulai was-was, apalagi melihat suaminya itu memegang tangan Ryan yang tengah mencengkeram kuat kerah bajunya, kemudian perlahan menurunkan tangan adik sepupunya itu, dan mulai menatapnya dengan tajam.‘Jangan-jangan mereka akan berkelahi!’ pikir Dzurriya.Tapi apa yang akan terjadi melampaui perkiraannya.“Kalau kau sangat menyukainya…”‘Apa yang mau kau katakan, Mas?’ pikir Dzurriya sambil menatap mata suamin

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 161

    BekTerdengar suara pukulan begitu keras, diikuti cairan yang terasa memancar di pipi kiri Dzurriya, tapi anehnya Dzurriya tak merasakan apa-apa.“Apa yang terjadi?” pikirnya.Dengan heran dibukanya matanya perlahan penuh was-was.Tampak tubuh tua bangka itu tergolek lemah di sampingnya dengan sisa-sisa bercak di tepi mulutnya, sepertinya itu adalah darah.Seketika Dzurriya langsung tersentak, sembari kembali menutup mulutnya yang mendesah singkat.Dialihkannya kemudian pandangannya ke arah seseorang berkemeja putih yang tampak memukul satu persatu para pengawal itu dengan membabi buta di depannya.“Mas!” Panggil Dzurriya lirih, begitu mendapati wajah lelaki yang tadi membelakanginya itu tiba-tiba menendang kepala seorang pengawal hinggap badannya memutar menghadap ke arah Dzurriya.Sementara itu tiba-tiba terlihat tangan Braha yang tersungkur di sebelahnya meraba-raba, seperti tengah hendak meraihnya. Dzurriya yang terperanjat kaget langsung menyeret tubuhnya mundur.Namun badan le

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 160

    Dzurriya hendak menjelaskan kalau dia benar-benar amnesia, dan baru ingat semuanya, namun tiba-tiba tubuh Ryan tersentak hebat bersamaan dengan darah yang tiba-tiba memancar keluar dari dalam mulut mantan tunangannya itu.Sontak Eshan begitu terperanjat kaget dan terlihat langsung menghampiri sepupunya itu, kemudian menggendongnya.Dzurriya yang begitu syok hanya bisa menoleh sambil mendesah cepat, dan seketika menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya sendiri langsung berkaca-kaca.Ia lalu mengikuti suaminya yang setengah berlari dengan panik itu.Namun tiba-tiba tangan kanan Alexa menjulur dan menghalangi jalannya.Dzurriya menoleh ke arah wanita itu dengan heran, namun wanita tak punya hati itu malah tersenyum nyengir ke hadapannya, dan segera melirik ke arah pengawalnya tadi, yang sepertinya terlupakan oleh suaminya.Dia kemudian menggerakkan bola matanya melirik ke arah Dzurriya dengan cepat.Alhasil dalam sepersekian detik saja, para pengawal itu langsung membungkam mulut

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 159

    Dzurriya segera mencari sesuatu di badan Ryan. Kalau perkiraannya benar, dan lelaki itu datang ke sana untuk menyelamatkannya, pasti dia membawa sesuatu untuk membela diri, dan benar saja itu yang menemukan senjata api di bagian dalam saku jaketnya.Dzurriya segera mengambil senjata itu dan berlari ke belakang pintu. Namun na’as, pintu itu tiba-tiba terbuka begitu saja, mata Dzurriya langsung membelalak lebar, tubuhnya pun yang tadinya condong kedepan karena buru-buru berlari ke belakang pintu, sontak menegak bersamaan dengan matanya yang menoleh ke arah pintu tersebut.Dengan panik, ia segera mengokang pistolnya, dan mengarahkan pistol itu pada seseorang yang masuk pertama, yang tak lain adalah paman istri pertama suaminya itu.Tapi karena Ia tidak mahir sama sekali juga begitu gugup, peluru pistol itu malah meluncur ke arah daun pintu tadi dan menyebabkan suara dentuman yang begitu keras. Alhasil Alexa dan Braha berhasil mundur dan menghindar.“Kurang ajar! berani sekali dia melaku

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 158

    “Hi, Sayang! Apa kau sudah tertidur?” Mata Dzurriya langsung tersentak bangun mendengar suara yang mendesah berat tersebut, Ia langsung seketika berusaha mengangkat dirinya yang terikat kuat tersebut sampai-sampai kursi itu terangkat dan bergeser sedikit, kemudian terantuk ke lantai begitu keras.“Apa maumu, jangan coba-coba menyentuhku!” ancam Dzurriya dengan matanya yang membulat sempurna menoleh ke arah Tua bangka, Braha sialan itu, yang tengah memandangnya dengan dengan tatapan yang begitu menjijikan.“Kamu kira kamu bisa menghindar dariku sekarang?” ujar lelaki itu sambil meringis, belum lagi tangannya yang kotor dan keriput itu mengusap pipinya, membuat Dzurriya benar-benar muak dan segera menolehkan wajahnya ke arah lelaki itu, kemudian….“Akh!”Terdengar jeritan kesakitan yang begitu keras dan panjang dari lelaki itu, karena Dzurriya sengaja menggigit jemari tangannya yang barusan menyentuhnya sembarangan tersebut.Lelaki yang tampak kesakitan itu berusaha memukul badan dan k

DMCA.com Protection Status