Mau tak mau, Yao Chen memutar tubuh ke belakang untuk mengetahui siapa yang menyapanya.Gadis yang memimpin Yao Chen segera menekuk sedikit lututnya sambil menunduk hormat, “Salam kepada Tuan Muda Ketiga.”Pemuda yang disebut sebagai Tuan Muda Ketiga itu melambaikan tangan santai ke gadis tadi.“Mei’er, biarkan aku yang memperkenalkan adikku pada kamarnya. Kau bisa pergi.” Tuan Muda Ketiga memerintahkan gadis itu.“Mei’er tidak berani. Ketua memberi perintah pada Mei’er untuk membawa Tuan Muda Kelima ke kamarnya dan menerangkan beberapa hal pada Beliau.” Gadis bernama Mei’er terus menunduk, tidak berani mengangkat pandangannya.“Ah, kenapa repot sekali!” Tuan Muda Ketiga terdengar kesal. “Sudah, sana, pergilah! Atau akan aku pukul pantatmu! Mau?!” ancamnya.Segera saja, Mei’er terlonjak takut.“Mei’er akan pergi! Mei’er akan pergi!” Setelahnya, gadis itu pun membungkuk ke Yao Chen dan Tuan Muda Ketiga tanpa berani menatap wajah mereka dan berlalu cepat dari sana.Senang karena berhasi
“Rupanya begitu.” Yao Chen merenung sejenak mengenai apa yang dikatakan Gao Long.Dia sudah mencurigai Tuan Muda Ketiga yang sejak bertemu sudah menunjukkan gelagat ramah, tapi seperti sebuah kamuflase dari apa yang ada di balik benaknya.“Memang tetap harus waspada di sini.” Yao Chen pun menghela napas dan mencoba berkultivasi. “Wah! Energi Qi alam sangat berlimpah di sini!”Dia merasakan eforia akibat melimpah-ruahnya Qi alam yang bisa dia hisap untuk dijadikan kekuatan.“Pantas saja orang-orang di sini memiliki tingkat kultivasi yang mencengangkan di usia muda.” Yao Chen jadi paham.Maka dari itu, dia semakin bertekad akan memanfaatkan tempat ini untuk memperkuat dirinya.* * *“Haaahh ….” Yao Chen menghela napas panjang sambil memandangi pakaiannya di cermin dari layar energi yang memantulkan bayangannya. Ini jauh lebih jelas ketimbang cermin kuningan yang biasanya dia temui di benua bawah.Pagi ini dia mengenakan jubah putih dengan aksen emas yang menyiratkan identitasnya sebagai
“He he, aku berhasil mengagetkannya!” gumam orang itu.Memang benar, orang itu merupakan bawahan dari Gongsun Yiluo. Dia tampak tersenyum puas sebelum menghilang di balik pepohonan. Jelas sekali mereka baru saja berusaha menjebaknya.“Sialan! Belum juga satu jam di sini, aku sudah menjadi target?” geram Yao Chen.Dia menggertakkan giginya. Ini bukan sekadar perburuan biasa.“Ternyata orang yang disebut sebagai saudaraku, tidak melewatkan kesempatan untuk menyingkirkan aku atau setidaknya ada yang ingin merendahkan aku di depan umum.” Lalu Yao Chen terkekeh.Tapi dia tak ingin terprovokasi. Dia memutuskan untuk terus maju, melacak kelinci roh yang berlari kencang di antara pepohonan dan menyusup ke lubang-lubang tanah dengan cepat.“Di sana!” Yao Chen melihat satu kelinci roh yang cukup besar. Dia memacu kudanya, mengejar buruannya.Namun, belum jauh dia bergerak, sebuah jebakan lain kembali mengadangnya. Ada sebuah jaring energi tak terlihat dibentangkan di depannya.Untung saja Gao L
‘Aku tak yakin ada kelinci roh di medan bebatuan terjal semacam itu. Akan sulit bagi kelinci roh untuk melarikan diri dan menggali batu, bukan?’ batin Yao Chen sambil menatap lingkungan sekitarnya.Yao Chen mulai menyadari motif tersembunyi Tuan Muda Ketiga yang tampaknya berusaha membantunya, tapi sekaligus ingin mencelakainya tanpa mencolok.‘Aku harus terus waspada dan mencoba bertahan dalam perburuan yang tampak seperti medan ujian ini!’ tekadnya dalam hati.Keramahan aneh dari Tuan Muda Ketiga terus diwaspadai Yao Chen. Ini dunia yang kejam, di mana si kuat memakan si lemah, tidak peduli itu lawan atau kawan.“Adik Kelima, sepertinya aku melihat kelinci di sana! Tunggu di sini, Adik!” Tuan Muda Ketiga melesat pergi di atas kuda roh putihnya yang gagah.Tinggallah Yao Chen sendiri saja di tepi sungai dengan bebatuan terjal di mana pun mata memandang. Ada tebing batu yang cukup rendah di sisi lain.Swusshh! Wusshh!Yao Chen menyadari adanya tembakan energi padanya. Dia bergegas mel
Gruduk! Grudukk! Gruduukkk!Bongkahan batu dengan berbagai ukuran mulai berjatuhan dari atas, seakan menjadi sebuah hujan yang mengancam nyawa.“Masih belum puas bermain?” teriak Yao Chen, sedikit jengkel.Hendak berapa kali lagi dia dijegal dan hendak dibunuh? Dia baru datang di tempat ini, itu pun dipaksa! Bukan maunya menjadi Tuan Muda Kelima!Segera, dia menggunakan kekuatan fisiknya untuk meninju batu-batu berukuran besar itu dan menyebabkan semua batu menjadi pasir dan kerikil. Sekalian melampiaskan kekesalannya.Bamm! Bamm! Baammm!Tinjuan Yao Chen tidak berjeda hingga akhirnya dia mulai melonjak lagi ke udara sembari berseru, “Aku ingin lihat ada berapa tikus lagi di atas!”Ketika dia sudah melayang sejajar dengan tebing rendah itu, dia bisa melihat ada 3 orang dengan kekuatan Tingkat 11.‘Tak masalah! Aku akan menguji diriku menggunakan orang di Tingkat 11!’ tekad Yao Chen.Dia sudah menetapkan visi dan misinya di benua atas, semata-mata untuk memperkuat kultivasinya dengan c
“Oh, ini … bukan darahku.” Yao Chen menjawab Gongsun Yihang. “Ini hanyalah darah tikus-tikus kecil yang mendekatiku.”Dia tetap bersikap tenang di hadapan Tuan Muda Ketiga yang masih menjadi misteri baginya.Namun, di balik ketenangannya, Yao Chen sadar bahwa dirinya tetap dalam bahaya. Keberadaannya di Tanah Suci Istana Dewa ini mungkin akan selalu diwarnai tipu muslihat dan ancaman.“Eh? Tikus kecil?” ulang Gongsun Yihang dengan nada tanya sembari menampilkan wajah herannya.Ada raut wajah berpikir pada ekspresi Tuan Muda Ketiga.“Um.” Yao Chen mengangguk untuk meyakinkan orang yang dikatakan sebagai kakaknya.Dia harus tenang dan terus waspada dari berbagai sisi. Ada 5 orang di dekatnya yang bisa saja tiba-tiba memberikan serangan tak terduga.Dirinya yang masih di Tingkat 8, pasti akan dipandang bagaikan semut di mata mereka. Yao Chen akan memastikan mereka akan berpikir berjuta kali jika hendak menganggapnya semut belaka.Apalagi dia berhasil menyingkirkan anak buah saudara-sauda
Yao Chen terkesiap kaget. Dia menatap sekitarnya. ‘Kelinci-kelinci roh! Sejak kapan mereka ada di dekatku begini?! Jadi aku … salah paham dengannya?’Pikiran Yao Chen lekas mencerna dan menyusun puzzle-puzzle yang sudah ada.Kalau diingat-ingat lagi, memang anak panah itu tertuju padanya, tapi bukan benar-benar ke arahnya, melainkan sedikit ke kanan, sedikit ke kiri, atau sedikit ke bawah.‘Ya ampun! Aku benar-benar salah mengerti? Aku kira mereka hendak menyerangku!’ Batinan Yao Chen terus berseru kaget mengenai itu.Bahkan jika mengingat serangan dari salah satu anak buah Tuan Muda Ketiga, itu memang sedikit mengarah ke spot lain dan bukan dirinya.Akhirnya Yao Chen sudah mendapatkan gambaran utuhnya yang lebih terang dan jelas.“Ah, maafkan aku, Kakak Ketiga. Aku pikir kalian sedang menguji kekuatanku. Tolong jangan dimasukkan ke hati.” Yao Chen memberikan sojanya ke Tuan Muda Ketiga sebagai kesopanan.Anak buah Tuan Muda Ketiga segera memunguti bangkai kelinci-kelinci roh yang ada
“Eh? Tuan Muda baru itu membunuh anak buah Tuan Muda Keempat dan Nona Muda?” Banyak orang terkesiap dengan apa yang mereka dengar.Apalagi mereka mengetahui dengan jelas, tingkat kultivasi Yao Chen hanya ada di Tingkat 8. Sedangkan anak buah yang mati itu ada di atas Tingkat 10! Bagaimana mungkin?!“Adik Keempat, apa kau yakin dengan ucapanmu itu?” Tuan Muda Ketiga sampai bertanya untuk memastikan.Wajahnya ditunjukkan dengan raut tak percaya. Sementara, orang-orang mulai menyangsikan apa yang dilaporkan Tuan Muda Keempat.Semua orang sudah turun dari kuda rohnya, termasuk Yao Chen. Mereka berdiri di samping kuda masing-masing.“Kakak Ketiga tak perlu meragukan ucapanku. Memangnya kapan aku pernah membohongimu, Kakak?” ucap tegas Tuan Muda Keempat ke Gongsun Yihang.Tuan Muda Ketiga, Gongsun Yihang, terkekeh singkat. Dia seakan berada dalam kabut dilema. Mana yang hendak dia pilih? Adik Keempatnya atau Adik Kelimanya?“Apakah sudah selesai berdebatnya?” suara Gongsun Huojun keluar.Se
“Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus
“Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka
"Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem
"Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka