Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 477 - Tanah Suci Istana Dewa di Negara Tianwu

Share

477 - Tanah Suci Istana Dewa di Negara Tianwu

Author: Gauche Diablo
last update Huling Na-update: 2024-11-05 16:24:35

Hingga kemudian dia menjawab, “Ya, aku akan menjadikan diriku lebih kuat di sini, dan setelah itu kembali ke Kekaisaran Xian Agung untuk menjemput Lian Lian!”

“Jangan lupakan orang-orang yang sudah menindasmu, bocah.” Gao Long mengingatkan.

“Tentu saja aku takkan lupa mereka dan akan berhitung dengan satu demi satu dari mereka!” tekad Yao Chen.

Karena sudah menetapkan keteguhan niat demikian, maka Yao Chen sudah tau apa yang harus dia lakukan setelah ini.

Tak berapa lama, terdengar ketukan di pintu.

“Chen’er, sudah hampir sampai. Keluarlah, Nak!” pinta Gongsun Huojun.

Tak ada jawaban dari dalam kamar Yao Chen, menyebabkan Gongsun Huojun berpikir putranya masih marah padanya.

Namun, mendadak saja pintu dibuka. Yao Chen berdiri di sana tanpa banyak ucap. Ekspresi juga datar, tidak berlebihan.

“Apa nama tempat ini?” Yao Chen menatap keluar, suasana kota besar yang ramai mulai terlihat di balik awan.

“Kota Seribu Dewa, terletak di negara Tianwu.” Gongsun Huojun menjawab.

Yao Chen menatap
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pendekar Tanpa Wajah   478 - Menjadi Tuan Muda Kelima

    Mau tak mau, Yao Chen memutar tubuh ke belakang untuk mengetahui siapa yang menyapanya.Gadis yang memimpin Yao Chen segera menekuk sedikit lututnya sambil menunduk hormat, “Salam kepada Tuan Muda Ketiga.”Pemuda yang disebut sebagai Tuan Muda Ketiga itu melambaikan tangan santai ke gadis tadi.“Mei’er, biarkan aku yang memperkenalkan adikku pada kamarnya. Kau bisa pergi.” Tuan Muda Ketiga memerintahkan gadis itu.“Mei’er tidak berani. Ketua memberi perintah pada Mei’er untuk membawa Tuan Muda Kelima ke kamarnya dan menerangkan beberapa hal pada Beliau.” Gadis bernama Mei’er terus menunduk, tidak berani mengangkat pandangannya.“Ah, kenapa repot sekali!” Tuan Muda Ketiga terdengar kesal. “Sudah, sana, pergilah! Atau akan aku pukul pantatmu! Mau?!” ancamnya.Segera saja, Mei’er terlonjak takut.“Mei’er akan pergi! Mei’er akan pergi!” Setelahnya, gadis itu pun membungkuk ke Yao Chen dan Tuan Muda Ketiga tanpa berani menatap wajah mereka dan berlalu cepat dari sana.Senang karena berhasi

    Huling Na-update : 2024-11-05
  • Pendekar Tanpa Wajah   479 - Acara Berburu Kelinci Roh

    “Rupanya begitu.” Yao Chen merenung sejenak mengenai apa yang dikatakan Gao Long.Dia sudah mencurigai Tuan Muda Ketiga yang sejak bertemu sudah menunjukkan gelagat ramah, tapi seperti sebuah kamuflase dari apa yang ada di balik benaknya.“Memang tetap harus waspada di sini.” Yao Chen pun menghela napas dan mencoba berkultivasi. “Wah! Energi Qi alam sangat berlimpah di sini!”Dia merasakan eforia akibat melimpah-ruahnya Qi alam yang bisa dia hisap untuk dijadikan kekuatan.“Pantas saja orang-orang di sini memiliki tingkat kultivasi yang mencengangkan di usia muda.” Yao Chen jadi paham.Maka dari itu, dia semakin bertekad akan memanfaatkan tempat ini untuk memperkuat dirinya.* * *“Haaahh ….” Yao Chen menghela napas panjang sambil memandangi pakaiannya di cermin dari layar energi yang memantulkan bayangannya. Ini jauh lebih jelas ketimbang cermin kuningan yang biasanya dia temui di benua bawah.Pagi ini dia mengenakan jubah putih dengan aksen emas yang menyiratkan identitasnya sebagai

    Huling Na-update : 2024-11-06
  • Pendekar Tanpa Wajah   480 - Jegalan dan Halangan dari Saudara Sendiri

    “He he, aku berhasil mengagetkannya!” gumam orang itu.Memang benar, orang itu merupakan bawahan dari Gongsun Yiluo. Dia tampak tersenyum puas sebelum menghilang di balik pepohonan. Jelas sekali mereka baru saja berusaha menjebaknya.“Sialan! Belum juga satu jam di sini, aku sudah menjadi target?” geram Yao Chen.Dia menggertakkan giginya. Ini bukan sekadar perburuan biasa.“Ternyata orang yang disebut sebagai saudaraku, tidak melewatkan kesempatan untuk menyingkirkan aku atau setidaknya ada yang ingin merendahkan aku di depan umum.” Lalu Yao Chen terkekeh.Tapi dia tak ingin terprovokasi. Dia memutuskan untuk terus maju, melacak kelinci roh yang berlari kencang di antara pepohonan dan menyusup ke lubang-lubang tanah dengan cepat.“Di sana!” Yao Chen melihat satu kelinci roh yang cukup besar. Dia memacu kudanya, mengejar buruannya.Namun, belum jauh dia bergerak, sebuah jebakan lain kembali mengadangnya. Ada sebuah jaring energi tak terlihat dibentangkan di depannya.Untung saja Gao L

    Huling Na-update : 2024-11-06
  • Pendekar Tanpa Wajah   481 - Kalian Tidak Lelah Jadi Tikus?

    ‘Aku tak yakin ada kelinci roh di medan bebatuan terjal semacam itu. Akan sulit bagi kelinci roh untuk melarikan diri dan menggali batu, bukan?’ batin Yao Chen sambil menatap lingkungan sekitarnya.Yao Chen mulai menyadari motif tersembunyi Tuan Muda Ketiga yang tampaknya berusaha membantunya, tapi sekaligus ingin mencelakainya tanpa mencolok.‘Aku harus terus waspada dan mencoba bertahan dalam perburuan yang tampak seperti medan ujian ini!’ tekadnya dalam hati.Keramahan aneh dari Tuan Muda Ketiga terus diwaspadai Yao Chen. Ini dunia yang kejam, di mana si kuat memakan si lemah, tidak peduli itu lawan atau kawan.“Adik Kelima, sepertinya aku melihat kelinci di sana! Tunggu di sini, Adik!” Tuan Muda Ketiga melesat pergi di atas kuda roh putihnya yang gagah.Tinggallah Yao Chen sendiri saja di tepi sungai dengan bebatuan terjal di mana pun mata memandang. Ada tebing batu yang cukup rendah di sisi lain.Swusshh! Wusshh!Yao Chen menyadari adanya tembakan energi padanya. Dia bergegas mel

    Huling Na-update : 2024-11-07
  • Pendekar Tanpa Wajah   482 - Pria Bersayap Capung Roh

    Gruduk! Grudukk! Gruduukkk!Bongkahan batu dengan berbagai ukuran mulai berjatuhan dari atas, seakan menjadi sebuah hujan yang mengancam nyawa.“Masih belum puas bermain?” teriak Yao Chen, sedikit jengkel.Hendak berapa kali lagi dia dijegal dan hendak dibunuh? Dia baru datang di tempat ini, itu pun dipaksa! Bukan maunya menjadi Tuan Muda Kelima!Segera, dia menggunakan kekuatan fisiknya untuk meninju batu-batu berukuran besar itu dan menyebabkan semua batu menjadi pasir dan kerikil. Sekalian melampiaskan kekesalannya.Bamm! Bamm! Baammm!Tinjuan Yao Chen tidak berjeda hingga akhirnya dia mulai melonjak lagi ke udara sembari berseru, “Aku ingin lihat ada berapa tikus lagi di atas!”Ketika dia sudah melayang sejajar dengan tebing rendah itu, dia bisa melihat ada 3 orang dengan kekuatan Tingkat 11.‘Tak masalah! Aku akan menguji diriku menggunakan orang di Tingkat 11!’ tekad Yao Chen.Dia sudah menetapkan visi dan misinya di benua atas, semata-mata untuk memperkuat kultivasinya dengan c

    Huling Na-update : 2024-11-07
  • Pendekar Tanpa Wajah   483 - Dihujani Anak Panah Qi

    “Oh, ini … bukan darahku.” Yao Chen menjawab Gongsun Yihang. “Ini hanyalah darah tikus-tikus kecil yang mendekatiku.”Dia tetap bersikap tenang di hadapan Tuan Muda Ketiga yang masih menjadi misteri baginya.Namun, di balik ketenangannya, Yao Chen sadar bahwa dirinya tetap dalam bahaya. Keberadaannya di Tanah Suci Istana Dewa ini mungkin akan selalu diwarnai tipu muslihat dan ancaman.“Eh? Tikus kecil?” ulang Gongsun Yihang dengan nada tanya sembari menampilkan wajah herannya.Ada raut wajah berpikir pada ekspresi Tuan Muda Ketiga.“Um.” Yao Chen mengangguk untuk meyakinkan orang yang dikatakan sebagai kakaknya.Dia harus tenang dan terus waspada dari berbagai sisi. Ada 5 orang di dekatnya yang bisa saja tiba-tiba memberikan serangan tak terduga.Dirinya yang masih di Tingkat 8, pasti akan dipandang bagaikan semut di mata mereka. Yao Chen akan memastikan mereka akan berpikir berjuta kali jika hendak menganggapnya semut belaka.Apalagi dia berhasil menyingkirkan anak buah saudara-sauda

    Huling Na-update : 2024-11-09
  • Pendekar Tanpa Wajah   484 - Tudingan ke Yao Chen

    Yao Chen terkesiap kaget. Dia menatap sekitarnya. ‘Kelinci-kelinci roh! Sejak kapan mereka ada di dekatku begini?! Jadi aku … salah paham dengannya?’Pikiran Yao Chen lekas mencerna dan menyusun puzzle-puzzle yang sudah ada.Kalau diingat-ingat lagi, memang anak panah itu tertuju padanya, tapi bukan benar-benar ke arahnya, melainkan sedikit ke kanan, sedikit ke kiri, atau sedikit ke bawah.‘Ya ampun! Aku benar-benar salah mengerti? Aku kira mereka hendak menyerangku!’ Batinan Yao Chen terus berseru kaget mengenai itu.Bahkan jika mengingat serangan dari salah satu anak buah Tuan Muda Ketiga, itu memang sedikit mengarah ke spot lain dan bukan dirinya.Akhirnya Yao Chen sudah mendapatkan gambaran utuhnya yang lebih terang dan jelas.“Ah, maafkan aku, Kakak Ketiga. Aku pikir kalian sedang menguji kekuatanku. Tolong jangan dimasukkan ke hati.” Yao Chen memberikan sojanya ke Tuan Muda Ketiga sebagai kesopanan.Anak buah Tuan Muda Ketiga segera memunguti bangkai kelinci-kelinci roh yang ada

    Huling Na-update : 2024-11-10
  • Pendekar Tanpa Wajah   485 - Ketegasan Gongsun Huojun yang Mengerikan

    “Eh? Tuan Muda baru itu membunuh anak buah Tuan Muda Keempat dan Nona Muda?” Banyak orang terkesiap dengan apa yang mereka dengar.Apalagi mereka mengetahui dengan jelas, tingkat kultivasi Yao Chen hanya ada di Tingkat 8. Sedangkan anak buah yang mati itu ada di atas Tingkat 10! Bagaimana mungkin?!“Adik Keempat, apa kau yakin dengan ucapanmu itu?” Tuan Muda Ketiga sampai bertanya untuk memastikan.Wajahnya ditunjukkan dengan raut tak percaya. Sementara, orang-orang mulai menyangsikan apa yang dilaporkan Tuan Muda Keempat.Semua orang sudah turun dari kuda rohnya, termasuk Yao Chen. Mereka berdiri di samping kuda masing-masing.“Kakak Ketiga tak perlu meragukan ucapanku. Memangnya kapan aku pernah membohongimu, Kakak?” ucap tegas Tuan Muda Keempat ke Gongsun Yihang.Tuan Muda Ketiga, Gongsun Yihang, terkekeh singkat. Dia seakan berada dalam kabut dilema. Mana yang hendak dia pilih? Adik Keempatnya atau Adik Kelimanya?“Apakah sudah selesai berdebatnya?” suara Gongsun Huojun keluar.Se

    Huling Na-update : 2024-11-11

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Tanpa Wajah   582 - Raja Iblis Cantik

    Asap darah belum sepenuhnya hilang ketika Mo Gu — Raja Iblis berkepala botak — akhirnya menyadari bahwa kakaknya, Raja Iblis Mo Yang, benar-benar telah dibakar habis oleh api mengerikan milik Yao Chen.“K-Kau ... KAU MEMBUNUH KAKAKKU!!!” raungnya, suara parau, gemetar antara amarah dan ketakutan.Wajahnya pucat, matanya liar menatap jasad hangus yang tak lagi menyerupai makhluk hidup.“Tidak! Ini belum waktunya! Aku harus pergi dari sini! Aku harus membalasnya suatu hari nanti!”Tanpa ragu, Mo Gu menghantam tanah dengan teknik iblis pelarian, membelah udara dan membuka celah dimensi.Namun suara dari belakang membuat darahnya membeku."Kamu pikir bisa seenaknya muncul dan kabur di hadapanku?"Langkah kaki bergema, disusul aura iblis menyelimuti tanah seperti malam menelan siang."Dasar anjing busuk!" bentak Yao Chen.Tubuhnya masih dalam Mode Asura Neraka, namun kini tampak goyah. Asap hitam mengepul dari punggungnya, darah mengalir deras dari hidung dan telinganya.Tubuh Tingkat 8-ny

  • Pendekar Tanpa Wajah   581 - Dua Raja Iblis

    “Bocah cari mati!” teriak salah salah satu Raja Iblis bernama Mo Yang. sambil dia membuat segel tangan dan memunculkan anak buahnya dari ruang hampa yang dia robek.Segera anak buah itu beterbangan ke arah Yao Chen dan Putri Suci.“Biarkan saya yang meladeni mereka, Putra Suci.” teguh Putri Suci sambil memunculkan pedang esnya. “Anda fokus saja pada raja iblisnya.”Maka, Putri Suci mulai membantai belasan demi belasan anak buah Raja Iblis yang menyerbu ke arahnya.Langit mendadak bergetar ketika dua Raja Iblis melesat turun seperti meteor gelap, menghantam tanah dan menciptakan kawah selebar dua puluh zhang. Angin menghantam deras ke segala arah, menyapu pepohonan, meretakkan bebatuan, dan menghentikan napas sejenak.“Humph!” Raja Iblis Mo Yang berjubah ungu kelam, membawa trisula hitam yang tampak seperti ditempa dari tulang naga iblis.Dia turun seperti dewa kematian, menyisakan jejak badai hitam dan awan berdarah.“Lihat bagaimana kami berurusan denganmu, bocah keras kepala!” Satun

  • Pendekar Tanpa Wajah   580 - Kejam Tapi Layak

    “Mu Hailan keparat!” geram Yao Chen.“Ha ha ha! Kenapa, bocah? Aku akan menangkapmu dan akan kuserahkan ke Kaisar Iblis Langit.” Kini terang sudah apa tujuan Mu Hailan menggiring Yao Chen ke tempat itu. “Aku yakin Kaisar Iblis Langit akan memberiku banyak kebaikan. Sedangkan Putri Suci, kita bisa menikmati waktu sebaik mungkin nantinya.”Wajah mesum menjijikkan Mu Hailan tidak ditahan-tahan ketika menatap Putri Suci.Yao Chen melangkah maju, suaranya pelan tapi tajam seperti pedang. “Berani kau menyentuh dia dan aku akan memastikan kau kehilangan semua keinginanmu — termasuk lidah dan nyawa.”Mu Hailan tertawa gila sebelum dia mengangkat tangannya, berseru ke delapan kawannya. “HANCURKAN MEREKA!”Para pembunuh darah langsung menyerang. Serangan udara dan teknik darah meluncur seperti badai merah. Formasi pengepungan mematikan pun menyala di bawah kaki mereka.Tapi Yao Chen tiba-tiba menghilang.SRAK!Dua dari delapan penyerang langsung terpental, tubuh mereka hangus terbakar.BRRZZT!!

  • Pendekar Tanpa Wajah   579 - Jejak Palsu dan Gairah Pendendam

    “Aku akan bicara! Aku akan bicara!” Mu Hailan menggigil.Dia sama sekali tidak menyangka seseorang yang masih berada di Tingkat 8 bisa menindasnya, bahkan mengaktifkan tubuh Asura yang mendominasi.Mu Hailan merupakan murid Sekt Istana Dewa yang kurang berkemampuan. Karena kerap mendapatkan penindasan dari teman dan seniornya, maka dia gelap mata dan mempelajari Teknik Kultivasi Sihir Darah yang cukup terlarang dan berbahaya.Itulah kenapa dia diusir dari Tanah Suci setelah ketahuan. Ini yang mengakibatkan kebenciannya terhadap Tanah Suci semakin berkali lipat.Saat dia mengetahui keruntuhan Tanah Suci, dia adalah orang yang tertawa paling awal.“Yang menyerang Tanah Suci ... memang Kaisar Iblis Langit! Tapi dia tidak sendirian!” serunya ketakutan. “Ada ... ada Tiga Raja Iblis lain bersamanya! Mereka mencari sesuatu — sesuatu yang hanya bisa dibuka oleh garis keturunan keluarga Gongsun.”Kini dia tidak bisa meremehkan Yao Chen. Meski kekuatannya telah ditingkatkan sampai di tahap yang

  • Pendekar Tanpa Wajah   578 - Reruntuhan Kota Hitam — Bayangan Sihir Darah

    “Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer

  • Pendekar Tanpa Wajah   577 - Mencari Informasi di Kota Oasis Besar

    “Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung

  • Pendekar Tanpa Wajah   576 - Dendam Baru

    “Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber

  • Pendekar Tanpa Wajah   575 - Aku Belum Selesai!

    “Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta

  • Pendekar Tanpa Wajah   574 - Panglima Gurun Jin Ying Shi Yao

    “Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status