“Lihat saja nanti!” geram Sima Honglian sebelum dia pergi kembali ke kamarnya.Setelah itu, Sima Honglian terus berusaha keras mencari bukti yang bisa menjerat Dongfeng Yan, tetapi semua usahanya menemui jalan buntu.Meskipun yakin bahwa Dongfeng Yan pelaku di balik racun yang hampir membunuh Yao Chen, tidak ada jejak yang bisa dia bawa sebagai bukti nyata.Yao Chen yang masih dalam kondisi lemah meski mulai pulih, hanya bisa duduk diam.Dia menatap wajah tegang istrinya yang penuh amarah dan kekecewaan. “Lian, biarkan saja untuk saat ini. Yang penting, kita tau siapa yang melakukannya, meski tak bisa bertindak gegabah karena tanpa bukti. Kesempatan lain pasti akan datang.”Sima Honglian menatap Yao Chen dengan mata berkilat. “Aku tidak bisa membiarkan dia lepas begitu saja, Chen. Tapi aku paham. Kita harus sabar, untuk sekarang.”Yao Chen mengangguk. “Benar. Aku juga ingin membalas dendam pada Dongfeng Yan, tapi kita harus pintar dan bersabar. Suatu hari nanti dia akan membuat kesala
“Astaga, masih saja seperti ini yang aku dapat,” bisik Yao Chen ke dirinya sendiri.Sudah pasti Yao Chen mendengar sindiran-sindiran itu, tetapi dia tetap tenang. Meski merasa sedikit tersinggung, dia tau bahwa konfrontasi sekarang hanya akan membuatnya terlihat lebih lemah.Dia menundukkan kepalanya sedikit, berpura-pura tak mendengar apa-apa, dan berjalan ke rumah yang telah disediakan untuknya. Di dalam hatinya, Yao Chen berjanji untuk tidak membiarkan mereka meremehkannya.“Aku di sini bukan untuk mencari masalah,” gumam Yao Chen pelan. “Tapi kalau mereka terus mencoba menjatuhkanku, mereka akan menyesal.”Yao Chen berusaha keras menahan dirinya dari ejekan dan cemoohan yang terus dilontarkan oleh para alkemis senior di Pondok Murni.Sejak tiba, hampir setiap kali dia melintas, selalu saja ada sindiran atau komentar meremehkan yang ditujukan padanya. Beberapa dari mereka bahkan terang-terangan membandingkannya dengan Dongfeng Yan.“Lihatlah pemuda ini,” kata salah satu alkemis tua
“Ayo, Chen! Kita tinggalkan saja gerombolan kentut tua ini!” tegas Sima Honglian sambil menatap tajam ke para alkemis tua.Sima Honglian menarik tangan Yao Chen, mengajaknya masuk ke pondok pemuda itu dengan langkah cepat dan penuh emosi.Pintu tertutup keras di belakang mereka, dan Sima Honglian segera berbalik, wajahnya masih memerah karena marah."Apa yang si tua itu pikirkan? Memisahkan kita seperti ini dan malah menempatkanmu di sini dengan gerombolan kentut tua tak tau malu!" seru Sima Honglian, nadanya penuh kejengkelan. "Mereka memperlakukanmu dengan sangat tidak hormat! Dan aku hanya bisa mendengarkan mereka merendahkanmu. Tanganku sudah gatal ingin menghajar mereka satu per satu!"Yao Chen yang duduk di kursi kayu sederhana, menatap istrinya dengan penuh kasih sayang. Dia tau betapa besar kemarahan yang dirasakan Sima Honglian, namun dia juga sadar bahwa emosi yang berlebihan hanya akan memperburuk situasi mereka di Paviliun Obat.“Lian, tenanglah,” kata Yao Chen lembut, men
“Diam dan pergi saja!” hardik Sima Honglian.Api Phoenix kembali menyambar ke Sima Ye.Terpaksa Sima Ye mengeluarkan pusakanya untuk mengadang Api Phoenix yang hendak menyambarnya.Pusaka berbentuk kipas bulu unta itu dikibaskan sehingga Api Phoenix segera lenyap di udara.“Haiyaa … Lian’er … kenapa kamu tega sekali pada ayahmu yang sudah tua ini.” Wajah berwibawa Sima Ye kini berubah menjadi memelas.Sima Honglian semakin kesal karena ayahnya menggunakan pusaka andalannya untuk meredam Api Phoenix-nya.“Kalau sudah sadar tua itu jangan banyak bertingkah!” seru Sima Honglian.Kali ini dia maju dan menerjang Sima Ye menggunakan teknik kultivasinya. Elemen api dan angin dikeluarkan menjadi badai api untuk sang ayah.Mata Sima Ye membelalak dan berusaha menghindar, terbang dari satu sudut ke sudut lain, mengibaskan kipas bulu onta, pusakanya untuk menghalau api milik sang putri.“Lian’er … tidakkah kamu ingin mengasihani ayahmu ini?” Suara Sima Ye bergetar, memohon dan mengiba.Dhuarr!B
“Sima tua! Kau cari mati!” seru Sima Honglian dengan mata membara karena marah.Dia kembali mengumpulkan Api Phoenix di telapak tangannya.Melihat kesungguhan putrinya untuk melemparkan Api Phoenix, Sima Ye bergegas berlindung di balik salah satu pilar kayu besar di aula itu.“Lian’er! Tunggu dulu! Jangan buru-buru marah pada Ayah!” teriak panik Sima Ye.Dia mengintip dari balik pilar kayu berdiamater 2,5 meter. Wajahnya terkesan takut dan tubuhnya gemetaran.Bisa dilihat, dia tipe pria takut istri dan sekarang menjadi takut anak. Itu karena rasa cintanya yang terlalu besar terhadap ibu Sima Honglian, sehingga ketika istrinya meninggal, rasa segan itu dipindahkan ke putrinya.Hanya saja, terkadang dia masih melakukan pemaksaan egois pada Sima Honglian, meski tak sampai menggunakan kekerasan.“Tak usah sembunyi, Sima tua!” hardik Sima Honglian.Dia mengejar ayahnya yang bersembunyi. Api Phoenix dilepaskan dan menghantam pilar kayu, menyebabkan Sima Ye harus melesat ke pilar kayu lainny
"Lian Lian, ada apa? Kenapa bicara begitu?" heran Yao Chen setelah mempersilakan Sima Honglian masuk.Mereka lekas duduk di aula tengah yang tak begitu luas. Itu merupakan tempat menerima tamu."Selain dijodohkan dengan Dongfeng Yan si gila itu, ayahku bisa-bisanya tidak menolak ketika utusan kekaisaran datang atas nama Pangeran Ketiga, Raja Qing." Sima Honglian bersungut-sungut, marah.Yao Chen terkejut. Oleh karena itu, Sima Honglian mau tak mau menceritakan apa yang terjadi, sesuai yang disampaikan ayahnya."Jangan minta aku kembali ke rumahku atau aku bisa membunuh ayahku." Sima Honglian menatap tajam suaminya.Yao Chen tersenyum penuh pengertian. Dia merangkum tangan istrinya di atas meja."Kalau kamu tidak ingin kembali, tak usah kembali, tak mengapa," ucap Yao Chen dengan suara lembut meneduhkan hati Sima Honglian.Pemuda ini memahami istrinya sedang diliputi emosi yang meledak-ledak.Kalau dia jadi Sima Honglian, mungkin dia juga akan bereaksi sama ketika orang tuanya dengan
“Tuan Sima!” Yao Chen terkesiap.Sedangkan Sima Honglian mendesis, “Si tua sialan itu!”Mereka lekas membereskan pakaian dan penampilan mereka, lalu pergi membukakan pintu untuk Sima Ye.Melihat sikap canggung pasangan di depannya, kening Sima Ye berkerut curiga. “Jangan katakan—““Mau apa ke sini, Pak Tua?” sambar Sima Honglian, tidak memberi kesempatan ayahnya melengkapi kalimatnya. “Kami sudah hendak tidur dan kamu malah mengganggu.”Yao Chen menyentuh lengan istrinya, berusaha meredam sikap emosional Sima Honglian. Dia tak ingin ayah dan anak bertengkar, apalagi karena dia.“Salam untuk Anda, Tuan Sima.” Yao Chen lekas menangkupkan tangan, memberikan salam soja terbaiknya sembari sedikit membungkukkan tubuh.“Hm.” Sima Ye beralih menatap Yao Chen.Yao Chen mempersilakan Sima Ye masuk sebelum para kentut tua di sekitar rumahnya keluar untuk mencuri dengar.Tiba di aula utama yang tidak seberapa luas, Sima Ye duduk di salah satu kursi, sedangkan Yao Chen menghidangkan teh untuknya.
“Apakah kau memilih putriku karena dia anakku dan berlatar belakang bagus?” tanya Sima Ye ke Yao Chen.“Pak Tua!” Sima Honglian sudah memekik lebih dulu.Dia bersiap memarahi ayahnya atas pertanyaan yang terlalu tendensius ke Yao Chen.“Saya memilih Master Sima karena saya mencintainya.” Yao Chen menjawab. “Saya tidak mengetahui mengenai latar belakangnya. Bahkan jika Master Sima tidak memiliki latar belakang pun saya tetap mencintainya, karena yang saya cintai adalah dirinya, bukan dia anak siapa atau dia sehebat apa.”Jawaban dari Yao Chen, sedikit banyak membuat Sima Ye terkejut. Antara rasa haru dan kagum atas ucapan Yao Chen.Di hatinya, Sima Ye bisa tenang ketika putrinya dicintai bukan karena latar belakangnya. Tapi cinta saja masih belum cukup menenangkan baginya.“Kau tau, pemuda Yao, bahwa yang menginginkan putriku ada banyak dan mereka bukan orang sembarangan. Sebut saja seperti Dongfeng Yan. Dia tuan muda utama dari keluarga Dongfeng yang besar dan ternama di ibu kota keka
“Mu Hailan keparat!” geram Yao Chen.“Ha ha ha! Kenapa, bocah? Aku akan menangkapmu dan akan kuserahkan ke Kaisar Iblis Langit.” Kini terang sudah apa tujuan Mu Hailan menggiring Yao Chen ke tempat itu. “Aku yakin Kaisar Iblis Langit akan memberiku banyak kebaikan. Sedangkan Putri Suci, kita bisa menikmati waktu sebaik mungkin nantinya.”Wajah mesum menjijikkan Mu Hailan tidak ditahan-tahan ketika menatap Putri Suci.Yao Chen melangkah maju, suaranya pelan tapi tajam seperti pedang. “Berani kau menyentuh dia dan aku akan memastikan kau kehilangan semua keinginanmu — termasuk lidah dan nyawa.”Mu Hailan tertawa gila sebelum dia mengangkat tangannya, berseru ke delapan kawannya. “HANCURKAN MEREKA!”Para pembunuh darah langsung menyerang. Serangan udara dan teknik darah meluncur seperti badai merah. Formasi pengepungan mematikan pun menyala di bawah kaki mereka.Tapi Yao Chen tiba-tiba menghilang.SRAK!Dua dari delapan penyerang langsung terpental, tubuh mereka hangus terbakar.BRRZZT!!
“Aku akan bicara! Aku akan bicara!” Mu Hailan menggigil.Dia sama sekali tidak menyangka seseorang yang masih berada di Tingkat 8 bisa menindasnya, bahkan mengaktifkan tubuh Asura yang mendominasi.Mu Hailan merupakan murid Sekt Istana Dewa yang kurang berkemampuan. Karena kerap mendapatkan penindasan dari teman dan seniornya, maka dia gelap mata dan mempelajari Teknik Kultivasi Sihir Darah yang cukup terlarang dan berbahaya.Itulah kenapa dia diusir dari Tanah Suci setelah ketahuan. Ini yang mengakibatkan kebenciannya terhadap Tanah Suci semakin berkali lipat.Saat dia mengetahui keruntuhan Tanah Suci, dia adalah orang yang tertawa paling awal.“Yang menyerang Tanah Suci ... memang Kaisar Iblis Langit! Tapi dia tidak sendirian!” serunya ketakutan. “Ada ... ada Tiga Raja Iblis lain bersamanya! Mereka mencari sesuatu — sesuatu yang hanya bisa dibuka oleh garis keturunan keluarga Gongsun.”Kini dia tidak bisa meremehkan Yao Chen. Meski kekuatannya telah ditingkatkan sampai di tahap yang
“Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer
“Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An
“Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.
“Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu