“Pedang?” Sima Honglian berlagak tak tau apa-apa atas pertanyaan Zhuge Yang.Sementara, Yao Chen menarik napas panjang.Ada kekehan keluar dari Zhuge Yang saat kemudian dia berkata, “Apakah kalian mengira aku keledai tolol yang tak mengerti kenapa kalian datang ke puncakku secara diam-diam? Kalian sudah mencuri kipas kuno di ruanganku. Dan itu ada kaitannya dengan pedang warisan leluhur sekte, bukan?”Yao Chen dan semua rekannya hanya bisa terdiam, masing-masing dari mereka tidak menemukan jawaban untuk berkelit.“Maka dari itu, lebih baik serahkan saja padaku daripada aku harus menggunakan cara keras untuk mengambilnya dari kalian.” Zhuge Yang menyambung.“Anda yakin menginginkan itu?” tanya Yao Chen pada akhirnya.Rasanya sia-sia saja kalau mereka masih berlagak inosens dalam perkara ini.“Tentu.” Zhuge Yang sambil menaikkan dagunya dengan sikap jumawa.Kesal dengan tingkah Zhuge Yang, Bai Lixue berkomentar sengit, “Kau! Untuk apa pedang itu bersamamu? Tak akan ada gunanya! Apalagi
“Ketua Zhuge?” Yao Chen bersuara karena Zhuge Yang diam sejak tadi.Zhuge Yang masih terheran-heran dan tenggelam dalam alam pikirnya sendiri. Dia masih tak percaya Pedang Keseimbangan yang merupakan simbol tertinggi untuk ketua Sekte Bilah Langit ternyata lebih memilih Yao Chen ketimbang dirinya.Mata Zhuge Yang melirik Yao Chen sambil masih membatin, ‘Tidak, dia tak boleh tau bahwa Pedang Keseimbangan merupakan simbol tertinggi ketua sekte ini. Dia dan siapa pun tak boleh mengetahuinya!’Beruntung sekali orang-orang yang mengetahui mengenai keterkaitan Pedang Kesimbangan dengan ketua Sekte Bilah Langit hanyalah ketua sekte itu sendiri dan beberapa tetua dengan tingkatan yang paling senior.‘Mungkin … lebih baik aku membiarkan saja bocah sialan itu pergi dengan pedang ini.’ Zhuge Yang sudah membuat keputusan.“Ketua Zhuge, Anda baik-baik saja?” tanya Yao Chen, hanya sekedar memastikan.Semenjak tadi, yang dilakukan Zhuge Yang hanya menatap kosong lalu melirik ke Pedang Keseimbangan d
“Siapa?!” teriak Yao Chen sambil mulai waspada.Sima Honglian di sampingnya juga mendadak bersiap jika memang harus bertempur.Sosok misterius itu tertawa keras, suaranya menggema. “Ha ha ha!”Kemudian, dari kejauhan, mulailah terlihat 2 sosok. Salah satu dari mereka dikenali Yao Chen dan Sima Honglian.“Bayangan Merah!” Yao Chen dan Sima Honglian serempak bersamaan menyeru.Tentu saja mereka mengenali Bayangan Merah. Sosok itu sudah beberapa kali bertarung dengan mereka.Terakhir kali mereka bertemu Bayangan Merah ketika diadang ketika hendak masuk ke gua tempat patung-patung dewa elemen dengan jiwa leluhur Sekte Bilah Langit berada.“Sungguh menarik bisa bertemu kalian di sini.” Sedangkan sosok lainnya memakai pakaian serba putih dengan rambut panjangnya seluruhnya berwarna putih dan dia memakai topeng hantu.Kedua sosok itu bergerak cepat, berpindah maju dari satu spot ke spot lain dalam kedipan mata, bagaikan hantu. Bahkan Yao Chen curiga bahwa mereka bisa menguasai kemampuan huku
“Aku ingin tau, apa saja yang kamu sembunyikan, khe he he ….” Iblis Putih terus menjulurkan tangannya ke perut Yao Chen sembari terkekeh. "Ayo, patuhlah dan perlihatkan padaku ...."Dia bermaksud memeriksa area dantian Yao Chen terlebih dahulu dan nantinya akan mendobrak ruang jiwa pula.“Tidak! Jangan!” Sima Honglian berteriak.Wanita itu sudah terluka sebelumnya dan kini masih harus berjuang melawan Bayangan Merah yang gigih menghalanginya ke Yao Chen.Iblis Putih, sosok legendaris yang ditakuti di dunia kultivasi, kini berdiri di hadapan Yao Chen dengan tatapan dingin dan seringaian mengerikan. Sungguh sesuai dengan namanya. Iblis.“Krkhh! Khhkk!” Yao Chen meronta, berusaha melepaskan diri, tapi kekuatannya tak sebanding.Napasnya tercekat, pandangannya mulai kabur. Tasbih Semesta dan Gao Long sama-sama menyembunyikan diri agar tidak terdeteksi oleh Iblis Putih.Namun, sebelum Iblis Putih sempat menusukkan tangannya ke perut Yao Chen, sebuah kilatan merah-emas melesat cepat, membel
“Anjing budak yang sombong!” seru Iblis Putih.Dia terus mengobarkan angin ganasnya untuk melawan dominasi api milik Murong Xuan.“Apakah iblis tua sepertimu sudah kepanasan?” ejek Murong Xuan.Dia merangkai segel tangan rumit, dan tiba-tiba, api emas membentuk naga raksasa di belakangnya."Naga Api Surgawi!" teriak Murong Xuan, mengarahkan naga apinya ke Iblis Putih.Iblis Putih terkesiap, namun dengan cepat membentuk perisai angin berlapis. "Kau pikir hanya kau yang punya teknik rahasia? Badai Kegelapan Abadi!"Angin hitam pekat menyelimuti Iblis Putih, membentuk tornado raksasa yang bertabrakan dengan naga api Murong Xuan.Ledakan energi yang luar biasa mengguncang area itu, menciptakan kawah besar di tanah.Kedua kultivator itu terpental ke belakang, tapi dengan cepat bangkit kembali. Napas mereka terengah-engah, tapi mata mereka masih menyala penuh tekad."Tidak buruk, Murong Xuan!" Iblis Putih mengusap darah di sudut bibirnya. "Tapi ini belum berakhir!""Kau benar," balas Murong
“Haanghh!” Yao Chen akhirnya terbangun dan mendapati Sima Honglian tertidur telungkup dalam posisi duduk di sebelahnya.Dia terharu. Istrinya selalu menjadi orang yang sangat peduli padanya.“Lian ….” Yao Chen berkata pelan sambil menyentuh puncak kepala Sima Honglian.Segera saja sentuhan ringan itu menyadarkan Sima Honglian dari lelapnya.“Chen! Kamu sudah bangun.” Sima Honglian lekas membuka mata dan senyumnya merekah.Namun, ada genangan air di pelupuk mata Sima Honglian usai dia tersenyum lebar. Wanita itu mulai menangis.“Lian, jangan menangis. Aku … baik-baik saja, tak usah khawatir.” Yao Chen mengusap pipi Sima Honglian.Dia masih cukup lemah sehingga tak sanggup bangun untuk duduk. Teringat bahwa saat itu lehernya dipatahkan oleh Iblis Putih dan masih terasa agak nyeri di bagian itu.“Aku … hiks … aku sangat takut, Chen. Aku … aku takut kamu … kamu ….” Sima Honglian tak sanggup melanjutkan kalimatnya karena tangisnya semakin menjadi-jadi.Memaksakan dirinya untuk bangun, Yao
“Keluarga Su!” Yao Chen mengenali siapa yang memimpin kelompok yang mengadang kapal terbang mereka.Dia segera mengambil sikap waspada karena yakin kemunculan keluarga Su tak akan mungkin untuk sesuatu yang baik baginya."Lekas serahkan Yao Chen pada kami," tegas Patriark Su.Patriark Su menaikkan dagunya disertai gaya jumawa. Matanya berkilat saat melihat Yao Chen di geladak kapal.“Bolehkah saya mengetahui siapa Anda sekalian?” tanya Murong Xuan sebagai pemimpin rombongan ke Paviliun Obat pusat.Dia maju ke depan sambil memberikan tatapan lurus ke Patriark Su.“Aku Patriark Su dan ini semua keluargaku. Aku ingin dia! Serahkan dia, karena dia sudah membunuh keturunan kami yang berharga!” Patriark Su menudingkan telunjuknya secara tegas ke Yao Chen.Para alkemis di kapal terbang itu saling berbisik membicarakan tuduhan Patriark Su ke Yao Chen. Bahkan wajah Dongfeng Yuan berseri-seri.“Bukankah Anda sekalian terlalu arogan dengan permintaan kalian?” balas Murong Xuan, masih dengan sika
“Apa?! Kita diserang?!” teriak salah satu alkemis tua dengan panik.Alkemis lainnya ikut panik karena mereka tidak memiliki ilmu bela diri yang cukup tinggi. Selama ini mereka hanya mengandalkan reputasi sebagai alkemis saja untuk bisa bertahan hidup dan ditakuti banyak pendekar kultivasi.“Nona Sima, lakukan sesuatu!”“Hei, Yao Chen, ini semua gara-gara kamu! Lakukan sesuatu!”Kapal terbang mulai berguncang hebat saat para penyerang dari keluarga Su mulai melancarkan serangan mereka. Para alkemis yang kebanyakan tidak terbiasa bertarung, mulai panik.Yao Chen tentu saja menyadari bahwa dialah target utama penyerangan ini, maka dia segera mengambil tindakan."Tasbih Semesta!" serunya dalam hati, memanggil energi pusaka dewa yang bersemayam dalam tubuhnya.Dalam sekejap, aura Yao Chen berubah drastis. Energi emas dari Tasbih Semesta mulai mengalir di sekitar tubuhnya, membentuk lapisan pelindung yang kuat.“Tian Niao!” panggil Yao Chen ke Garuda Nirwananya.“Screecchh!” Tian Niao memek
Asap darah belum sepenuhnya hilang ketika Mo Gu — Raja Iblis berkepala botak — akhirnya menyadari bahwa kakaknya, Raja Iblis Mo Yang, benar-benar telah dibakar habis oleh api mengerikan milik Yao Chen.“K-Kau ... KAU MEMBUNUH KAKAKKU!!!” raungnya, suara parau, gemetar antara amarah dan ketakutan.Wajahnya pucat, matanya liar menatap jasad hangus yang tak lagi menyerupai makhluk hidup.“Tidak! Ini belum waktunya! Aku harus pergi dari sini! Aku harus membalasnya suatu hari nanti!”Tanpa ragu, Mo Gu menghantam tanah dengan teknik iblis pelarian, membelah udara dan membuka celah dimensi.Namun suara dari belakang membuat darahnya membeku."Kamu pikir bisa seenaknya muncul dan kabur di hadapanku?"Langkah kaki bergema, disusul aura iblis menyelimuti tanah seperti malam menelan siang."Dasar anjing busuk!" bentak Yao Chen.Tubuhnya masih dalam Mode Asura Neraka, namun kini tampak goyah. Asap hitam mengepul dari punggungnya, darah mengalir deras dari hidung dan telinganya.Tubuh Tingkat 8-ny
“Bocah cari mati!” teriak salah salah satu Raja Iblis bernama Mo Yang. sambil dia membuat segel tangan dan memunculkan anak buahnya dari ruang hampa yang dia robek.Segera anak buah itu beterbangan ke arah Yao Chen dan Putri Suci.“Biarkan saya yang meladeni mereka, Putra Suci.” teguh Putri Suci sambil memunculkan pedang esnya. “Anda fokus saja pada raja iblisnya.”Maka, Putri Suci mulai membantai belasan demi belasan anak buah Raja Iblis yang menyerbu ke arahnya.Langit mendadak bergetar ketika dua Raja Iblis melesat turun seperti meteor gelap, menghantam tanah dan menciptakan kawah selebar dua puluh zhang. Angin menghantam deras ke segala arah, menyapu pepohonan, meretakkan bebatuan, dan menghentikan napas sejenak.“Humph!” Raja Iblis Mo Yang berjubah ungu kelam, membawa trisula hitam yang tampak seperti ditempa dari tulang naga iblis.Dia turun seperti dewa kematian, menyisakan jejak badai hitam dan awan berdarah.“Lihat bagaimana kami berurusan denganmu, bocah keras kepala!” Satun
“Mu Hailan keparat!” geram Yao Chen.“Ha ha ha! Kenapa, bocah? Aku akan menangkapmu dan akan kuserahkan ke Kaisar Iblis Langit.” Kini terang sudah apa tujuan Mu Hailan menggiring Yao Chen ke tempat itu. “Aku yakin Kaisar Iblis Langit akan memberiku banyak kebaikan. Sedangkan Putri Suci, kita bisa menikmati waktu sebaik mungkin nantinya.”Wajah mesum menjijikkan Mu Hailan tidak ditahan-tahan ketika menatap Putri Suci.Yao Chen melangkah maju, suaranya pelan tapi tajam seperti pedang. “Berani kau menyentuh dia dan aku akan memastikan kau kehilangan semua keinginanmu — termasuk lidah dan nyawa.”Mu Hailan tertawa gila sebelum dia mengangkat tangannya, berseru ke delapan kawannya. “HANCURKAN MEREKA!”Para pembunuh darah langsung menyerang. Serangan udara dan teknik darah meluncur seperti badai merah. Formasi pengepungan mematikan pun menyala di bawah kaki mereka.Tapi Yao Chen tiba-tiba menghilang.SRAK!Dua dari delapan penyerang langsung terpental, tubuh mereka hangus terbakar.BRRZZT!!
“Aku akan bicara! Aku akan bicara!” Mu Hailan menggigil.Dia sama sekali tidak menyangka seseorang yang masih berada di Tingkat 8 bisa menindasnya, bahkan mengaktifkan tubuh Asura yang mendominasi.Mu Hailan merupakan murid Sekt Istana Dewa yang kurang berkemampuan. Karena kerap mendapatkan penindasan dari teman dan seniornya, maka dia gelap mata dan mempelajari Teknik Kultivasi Sihir Darah yang cukup terlarang dan berbahaya.Itulah kenapa dia diusir dari Tanah Suci setelah ketahuan. Ini yang mengakibatkan kebenciannya terhadap Tanah Suci semakin berkali lipat.Saat dia mengetahui keruntuhan Tanah Suci, dia adalah orang yang tertawa paling awal.“Yang menyerang Tanah Suci ... memang Kaisar Iblis Langit! Tapi dia tidak sendirian!” serunya ketakutan. “Ada ... ada Tiga Raja Iblis lain bersamanya! Mereka mencari sesuatu — sesuatu yang hanya bisa dibuka oleh garis keturunan keluarga Gongsun.”Kini dia tidak bisa meremehkan Yao Chen. Meski kekuatannya telah ditingkatkan sampai di tahap yang
“Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer
“Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An