Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 428 - Tantangan Keterlaluan untuk Pil Kelas 7

Share

428 - Tantangan Keterlaluan untuk Pil Kelas 7

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Lihat saja nanti, Yao Chen bajingan!” kutuk Dongfeng Yan.

Namun, suaranya tenggelam dalam keramaian para alkemis yang masih membicarakan kejadian luar biasa yang baru saja mereka saksikan.

Beberapa di antara mereka bahkan mulai mendekati Yao Chen, menawarkan kerjasama atau meminta untuk menjadi rekan.

Yao Chen, yang masih belum terbiasa dengan perhatian sebesar ini, hanya bisa tersenyum sopan dan mengangguk.

Dia melirik ke arah Sima Honglian, yang memberinya anggukan meyakinkan.

"Terima kasih atas tawaran Senior semuanya," ujar Yao Chen akhirnya. "Saya masih baru di dunia alkimia dan masih banyak yang harus saya pelajari. Namun, jika ada yang ingin berdiskusi atau bertukar pikiran, saya akan senang melakukannya."

Jawaban diplomatis ini membuat para alkemis semakin kagum. Mereka melihat tidak hanya bakat, tapi juga kerendahan hati dalam diri Yao Chen.

Sima Honglian, melihat situasi ini, memutuskan untuk mengambil alih. "Baiklah, semuanya. Suamiku butuh istirahat setelah pertandingan d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ali Ali
cerita putus mendadak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   429 - Yao Chen Muntah Darah

    “Silakan … Tuan Muda Dongfeng … Yao Chen ….” Salah satu juri mempersilakan kedua pemuda untuk naik ke panggung rendah.Aula Paviliun Obat dipenuhi keheningan yang menegangkan saat Yao Chen dan Dongfeng Yan mengambil posisi di depan tungku alkimia masing-masing.Mata ratusan alkemis tertuju pada kedua pesaing ini, menantikan pertunjukan yang akan segera dimulai.“Aku ingin memakai tungkuku sendiri. Mohon diizinkan.” Yao Chen menjura hormat ke para juri. Dia tak ingin insiden tungku meledak seperti kemarin terjadi lagi hanya karena dia memakai tungku yang disediakan panitia.Juri yang berjumlah 6 orang itu saling pandang.“Biarkan saja dia pakai tungku yang dia suka.” Dongfeng Yan berseru. “Di sini yang penting adalah kemampuan, bukan tungkunya. Percuma saja dia memakai tungku tingkat langit jika kemampuannya rendah. Tetap takkan menghasilkan apa-apa.”Karena pihak lawannya sudah mengatakan demikian, maka semua juri mengangguk setuju.Maka, Yao Chen pun mengeluarkan tungku miliknya. Tun

  • Pendekar Tanpa Wajah   430 - Pil Kuno Vs Pil Ternama

    “Aku pernah menemukan pil itu 300 tahun lalu, tapi itu hanya di level Menengah karena sulitnya menemukan ramuan yang tepat dan teknik yang digunakan.” Alkemis dari Paviliun Obat pusat sampai mendesahkan napas panjang usai mengatakannya.Keheningan total memenuhi aula. Bahkan Dongfeng Yan terdiam, tangannya yang sedang memegang bahan terakhir terhenti di udara.Dengan napas tersengal dan tubuh gemetar, Yao Chen mengambil pil yang melayang di atas tungkunya.Dia berbalik, menatap Sima Honglian dengan senyum lemah sebelum akhirnya ambruk ke lantai."Chen!" Sima Honglian berteriak, berlari ke arahnya. Dia mengangkat kepala Yao Chen ke pangkuannya, dan lekas memasukkan pil pemulih energi sembari air mata mengalir di pipinya.Kemudian, Sima Honglian segera membawa Yao Chen menepi sambil terus dia peluk suaminya yang masih tak sadarkan diri.“Humph!” Kini giliran Dongfeng Yan menyelesaikan pemurnian pilnya.Dia menggebrak meja sehingga tungku di depannya melompat dan ada sebutir pil keluar d

  • Pendekar Tanpa Wajah   431 - Menghubungi Ayah Sima Honglian

    “Bagaimana jika meminta Tuan Sima saja yang menilai?” Mendadak saja, Tetua Zheng memberikan saran demikian.“Tu-Tuan Sima? Maksudmu … pemilik Paviliun Obat?” Salah satu juri sampai melotot lebar atas usul Tetua Zheng.Alkemis lainnya juga tidak mengira bahwa Tetua Zheng akan mengusulkan hal demikian.“Ya. Aku yakin Beliau bisa bersikap netral dan tenang dalam memutuskan sesuatu, karena itu sudah menjadi karakter Beliau, bukan?” Tetua Zheng mengangguk.Hanya itu sosok netral yang bisa dia pikirkan untuk memecahkan dilema pemenang pertandingan kali ini.“Tapi kalau dia mengetahui bahwa yang sedang dipertanyakan itu adalah pemuda yang … yang mengawini putrinya tanpa restu darinya, bukankah itu ….”Seorang alkemis yang memihak Yao Chen memiliki kekhawatiran.“Kalau begitu, jangan katakan mengenai itu!” tandas Tetua Zheng dengan segera ke orang yang mempertanyakannya.Pandangan semua orang di sana menjadi rumit.Sudah menjadi rahasia umum bahwa Sima Ye, pemilik Paviliun Obat, ayah Sima Hon

  • Pendekar Tanpa Wajah   432 - Amarah Sima Ye

    “Dia … apa?” tanya Sima Ye sambil menyipitkan mata.Suasana seketika membeku di aula khusus.Wajah Sima Ye berubah dari antusias gembira menjadi merah padam karena amarah.Brakk!Dia menggebrak meja dengan keras, kali ini bukan karena senang hati, melainkan sebaliknya. Layar energi bergoyang menjadi terdistorsi sejenak dikarenakan gebrakannya."APA?! Berani-beraninya dia!" raung Sima Ye. "Bawa putriku yang durhaka itu kembali ke pusat … SEKARANG JUGA! Gunakan cara apapun! Dan pemuda kurang ajar itu si brengsek itu ... bawa dia juga! Aku akan membereskannya sendiri!"Semua alkemis di aula khusus merasa ciut ketika Sima Ye menunjukkan murka semacam itu.Bagaimana tidak? Sima Ye sosok yang sangat tinggi di Negara Wu dan sekitarnya. Bahkan kaisar pun harus segan padanya karena Paviliun Obatnya mendominasi banyak penjualan pil dan ramuan alkimia yang sangat dibutuhkan para kultivator.Tetua Zheng cepat-cepat memberi soja, "Baik, Tuan. Kami akan melaksanakan perintah Anda."Dia segera memut

  • Pendekar Tanpa Wajah   433 - Sebuah Kebetulan

    Ketika Yao Chen akhirnya sadar, dia mendapati dirinya sudah berada di atas ranjang kamar VIP mereka.“Lian Lian …,” panggilnya pelan sambil berusaha bangun.“Chen!” Sima Honglian bangkit dari kursinya dan mendekat ke Yao Chen. “Syukurlah kamu siuman.”Sambil duduk bersandar di kepala ranjang, Yao Chen membalas senyuman Sima Honglian.“Maaf membuatmu khawatir.” Yao Chen sembari mengulurkan tangan untuk membelai pipi wanita tercintanya.Sima Honglian memegangi tangan pria yang masih berada di pipinya sambil menatap haru ke Yao Chen.“Yang penting kini kamu sudah tidak dalam bahaya lagi.” Sima Honglian memejamkan mata, menghayati usapan tangan Yao Chen.“Bagaimana dengan pertandingannya?” tanya Yao Chen.Selama beberapa hari ini, dia memulihkan diri di Ruang Dimensi Jiwa tanpa mengetahui yang terjadi di luar.Sima Honglian menurunkan tangan Yao Chen dan menjawab, “Kamu menang, Chen. Tapi ….”Yao Chen memiringkan kepala sambil menunggu jawaban dari Sima Honglian.“Tiga hari ke depan, kita

  • Pendekar Tanpa Wajah   434 - Cucu Menantu

    "Siapa perempuan yang ingin kamu kunjungi, Chen?" Sima Honglian berusaha membendung kecemburuan yang sudah ingin meluap.Sedangkan Yao Chen justru terkekeh nakal. Sepertinya dia sudah berhasil membangkitkan letupan kecemburuan di hati wanita tercintanya."Kamu akan tau nanti," bisik Yao Chen dengan tatapan jenaka, menggoda.Sima Honglian mendapatkan jawabannya ketika mereka sudah tiba di destinasi yang dimaksudkan Yao Chen."Makam Xinxin." Sima Honglian menggumam rendah sambil membaca papan nisan di depannya.Rupanya Yao Chen mengajak Sima Honglian mengunjungi makam Xinxin. Mereka memberikan buah dan makanan ringan di depan nisannya sekaligus mendoakan Xinxin.Setelah itu, mereka menjenguk Nenek Xiu."Nenek, terimalah ini." Yao Chen berkata sambil memberikan ribuan Pil Penyembuh Luka kelas 3 Level Sempurna dan Pil Penambah Energi kelas 3 Level Sempurna.Untuk kota dagang dan perburuan seperti Kota Air Tenang, kedua macam pil tersebut yang paling diminati penduduk. Nenek Xiu selesai m

  • Pendekar Tanpa Wajah   435 - Pembicaraan Rahasia

    “Benar, Tuan. Tamu untuk Anda.” Pelayan perempuan mengulanginya untuk Yao Chen.Maka, Yao Chen bersama Sima Honglian pergi ke ruang penerimaan tamu.“Kak Li dan Kak Zhang! Juga Bai Lixue.” Yao Chen menyapa mereka semua.“Adik Yao!”“Adik.”“Yao Chen.”Li Yaren dan Zhang Xuan bergantian memeluk sederhana ala pria ke Yao Chen, sedangkan Bai Lixue hanya memberikan tinjuan ringan ke lengan Yao Chen.Kemudian mereka juga saling menyapa dengan Sima Honglian sebelum mulai berbincang.“Biar aku lakukan ini dulu.” Sima Honglian lekas membuat kubah selubung menggunakan energi Qi untuk membentuk formasi pelindung agar pihak luar tak bisa menguping pembicaraan mereka.Setelah itu, barulah mereka bisa bebas mengatakan apa saja yang ingin disampaikan.“Adik Yao, situasi cukup buruk di sekte.” Li Yaren mengawalinya.“Seperti bagaimana?” tanya Yao Chen.“Para tetua menuntut agar kamu dan Master Sima dikeluarkan dari sekte dengan berbagai macam alasan.” Zhang Xuan menyambung.Yao Chen dan Sima Honglia

  • Pendekar Tanpa Wajah   436 - Kenekatan dan Rencana Singkat

    “Hah? Diam-diam ke sekte untuk mengambil Pedang Keseimbangan?” Mata Sima Honglian membelalak.“Iya.” Yao Chen sembari tersenyum, menjawab.Sima Honglian menatap Yao Chen dengan tatapan tajam, otaknya berputar cepat mempertimbangkan usulan suaminya. "Kau gila, Chen?" tanyanya setelah beberapa saat. "Tapi ... mungkin ini satu-satunya kesempatan kita."Yao Chen mengangguk serius. "Kita tidak tau apa yang akan terjadi di pusat. Pedang Keseimbangan bisa menjadi jaminan kita.""Baiklah," Sima Honglian akhirnya setuju. "Tapi kita harus sangat berhati-hati. Jika kita tertangkap ....""Kita tidak akan tertangkap," potong Yao Chen dengan keyakinan sembari menepuk punggung tangan istrinya.Malam itu juga, mereka diam-diam meninggalkan Paviliun Obat. Dengan kemampuan kekuatan manipulasi ruang milik Yao Chen dan ilmu penyamaran Sima Honglian, mereka berhasil menyelinap keluar tanpa terdeteksi.Perjalanan ke Sekte Bilah Langit memakan waktu setengah hari dengan kecepatan penuh. Mereka tiba di kaki

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   499 - Putri Suci Kerasukan?

    “Hah? Kau ini apa-apaan? Apa maksudmu kau adalah Dewi Huan?” Yao Chen menangkis serangan Putri Suci menggunakan kekuatan lima elemennya.Dia terkejut bukan kepalang melihat perbedaan yang terlalu gila di dalam diri Putri Suci yang awalnya lembut, santun, dan tenang. Kini, Putri Suci terlihat sangat aneh.'Apakah dia kerasukan?' Yao Chen malah menyimpulkan demikian, sesuai yang biasa terjadi di Bumi tempatnya berada, ketika terjadi anomali pada seseorang di sekitarnya, maka itu diasumsikan sedang mengalami kerasukan makhluk jahat.Namun, apakah di Planet Qi ini ada terminologi kerasukan?"Tutup mulutmu saja, manusia rendah! Kau tidak layak mempertanyakan Yang Mulia ini!" geram Putri Suci dengan raut wajah beringas.Pertempuran sengit pun terjadi antara Yao Chen dan Putri Suci. Keduanya saling bertukar serangan dengan kekuatan penuh. Yao Chen berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan Putri Suci, namun kekuatan lawannya terlalu besar."Aku tidak akan menyerah!" seru Yao Chen.Dengan sisa

  • Pendekar Tanpa Wajah   498 - Dunia Seribu

    ‘Ini … ke mana ini?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.Dia seperti meluncur di air terjun, tapi mendaratnya bukanlah di tempat awal dia dibawa Bai Yuan.“Oh tidak! Apakah ini adalah Dunia Seribu?” Putri Suci bergumam lirih ketika kakinya sudah menapak di tanah di tempat antah berantah.Lingkungan di sana memang sama asri dan hijaunya seperti yang ada di alam Istana Dewa, hanya saja terasa berbeda.Yao Chen menoleh ke samping. “Dunia Seribu?” Dia belum mengetahui seluk-beluk di Istana Dewa.Bahkan dia tidak mengira akan ‘tergelincir’ ke dunia yang berbeda hanya karena terbang di dekat air terjun.Putri Suci mengangguk. “Konon jika kita tidak sengaja masuk ke alam yang serupa seperti Istana Dewa, itu artinya kita sedang berada di Dunia Seribu.”Meski manggut-manggut, Yao Chen masih bingung dan dia tetap mempertanyakan apa yang dia belum paham, “Lalu, Dunia Seribu, itu dunia macam apa?”Sambil mengobrol, mereka berjalan menyusuri tempat di sekitar.“Dunia Seribu merupakan dunia khusus, du

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

DMCA.com Protection Status