“Benar-benar di level Sempurna! 125 pil level Sempurna, astaga, Bocah! Kau ini luar biasa sekali!” Xiao Rong kehilangan ketenangannya.Sekali lagi, dia lekas memeriksa dan memang semuanya merupakan level Sempurna!“Kau tau, Bocah, di sekte ini, biasanya pil yang dijual hanya sampai di level Tinggi. Sangat jarang ada penjualan pil level Sempurna.” Xiao Rong menyimpan kantong dari Yao Chen. “Aku harap ini laku keras ketika kupajang di etalase nantinya.”“Rahasiakan pembuatnya.” Yao Chen bersuara rendah.Xiao Rong termangu menatap Yao Chen untuk sesaat sebelum akhirnya dia tersenyum dan mengangguk.“Baiklah, itu hal mudah. Kau akan aman.” Xiao Rong menjanjikannya. “Nah, aku akan menghargai 1 butirnya sebesar 3 Batu Kristal Rendah.” Xiao Rong tersenyum.Yao Chen berusaha mempertahankan ketenangannya di depan Xiao Rong meski dia ingin melonjak senang mendengar nominal yang dikatakan wanita itu.Kemudian, Xiao Rong menyodorkan kantong lain ke Yao Chen. “Itu 375 Batu Kristal Rendah hakmu.”M
“DIa membunuh rekan murid! Laporkan ke sekte!” Murid 3 berseru sambil berusaha kabur dari sana. Seakan mereka sudah terorganisasi dengan baik mengenai apa yang harus mereka lakukan tanpa perlu bicara, 3 murid senior lainnya menerjang ke Yao Chen. ‘Gawat! Tidak bisa! Aku belum membalas dendam! Aku harus tetap ada di sekte!’ Yao Chen terpojok. Maka, sudah seperti itu situasinya, dia tak punya pilihan lain. Memutar teknik kultivasinya, dia kemudian menembakkan api murni dia ke Murid 3 yang hendak kabur. “Arrghh!” Murid 3 terkena api dari punggung dan langsung menyebar cepat ke seluruh tubuhnya dalam hitungan beberapa detik singkat. Mata ketiga murid lainnya membeku melihat adegan itu. Mereka menyaksikan sendiri rekan mereka berubah menjadi abu dan kemudian terbang bersama angin. Yao Chen tidak membuang kesempatan di saat ketiga seniornya masih termangu. Walau hanya sekian detik saja, dia akan ambil! Crasss! “Arghh!” Murid 5 ditebas lehernya oleh pedang Yao Chen dengan cepat ketik
‘Kenapa pegawainya kasar sekali?’ Yao Chen terheran di hatinya. ‘Beginikah cara orang-orang di sini melayani seseorang?’Serta-merta, dia melirik ke Xinxin yang tampak canggung di sebelahnya.“Sepertinya Kakek Yu sedang tidak di tempat.” Xinxin meringis canggung ke Yao Chen. “Biasanya bila Kakek Yu yang berjaga, dia akan ramah dan sopan pada siapa pun yang masuk ke tokonya.”Dari sikap bocah perempuan itu, Yao Chen bisa memperkirakan bahwa Xinxin merasa bersalah karena sudah mempromosikan toko ini tanpa sebanding lurus dengan perlakuan pegawainya.“Heh, bocah sialan! Kau hendak mengataiku aku ini tak ramah dan tak sopan?” Pegawai tadi ternyata mendengar ucapan Xinxin dan tersinggung.Matanya mendelik sehingga membuat Xinxin meringkuk ketakutan di belakang tubuh Yao Chen.“Tapi kau memang bersikap tak sopan dan kasar padaku.” Yao Chen tak ingin berdiam diri saja.Pegawai itu menatap Yao Chen dari atas sampai bawah. Penampilan Yao Chen masih terlihat seperti remaja belia sehingga dipand
“Ini, 750 Batu Kristal Rendah untuk Anda, Tuan ….” Nenek Xiu menggantung nada bicaranya seakan sedang mempertanyakan sesuatu ke Yao Chen. Sembari begitu, Nenek Xiu menyodorkan kantong kulit berisi batu kristal yang dia janjikan dan Yao Chen juga menyerahkan kantong berisi 250 Pil Pengumpul Energi level Sempurna. “Yao Chen. Nama saya Yao Chen.” Dia tidak perlu merahasiakan ini. Tak perlu meminta Nenek Xiu merahasiakan identitasnya pun pastinya Nenek Xiu sudah paham sendiri, bukan? “Baiklah, Tuan Yao, sungguh senang berbisnis dengan Anda. Kalau Anda bersedia, saya ingin memesan Pil Penyembuh Luka. Itu masih Pil Kelas 1. Itu akan sangat berguna untuk penduduk di sini yang banyak bergantung dari hasil berburu di hutan.” Nenek Xiu menyimpan kantong pil dari Yao Chen sembari memberikan penawaran bisnis berikutnya dengan berdalih memesan. Karena Yao Chen merasa begitu mudah mendapatkan uang dari hasil alkimia, maka dia tidak keberatan untuk itu. “Tentu saja saya bersedia, tapi ….” Yao C
Pelayan mengangguk dan pergi dari sana. Yao Chen sibuk menenangkan hatinya setelah menghitung berapa batu kristal yang harus dia keluarkan setelah ini. Tapi ketika dia menatap wajah polos menggemaskan Xinxin, mendadak saja kegundahannya lenyap. ‘Xinxin ini seumuran dengan anak tetanggaku yang biasa aku sapa setiap hendak pergi bekerja.’ Yao Chen mengenang apa yang terjadi di Bumi. “Kakak, kenapa memesan mie biasa?” Xinxin bertanya dengan lugunya. Dia tak paham hati Yao Chen berdarah akibat hidangan daging yang dia pesan. “Oh, aku … aku sangat menyukai mie biasa. Itu … itu mengingatkan aku dengan masakan ibuku, ehem!” Yao Chen berdalih. Tak berapa lama kemudian, pelayan datang membawakan pesanan di meja mereka. Xinxin menatap gembira ke piring hidangan dagingnya. Dia seperti tak sabar ingin segera memakannya. “Ayo, Kak! Lekas dimakan agar tidak dingin dan sia-sia!” Xinxin malah yang mengajak seakan dia yang mentraktir. Namun, Yao Chen tidak mempermasalahkan itu dan terkekeh pelan
‘Baiklah, aku lebih baik fokus dulu ke pesanan pilku.’ Yao Chen mulai duduk bersila di ruang kultivasi pribadi pada kamar penginapannya. Setelah mengeluarkan tungku dan bahan ramuannya, dia lekas memproses semuanya. ‘Membersihkan semua bahan dari kotoran!’ Yao Chen memutar tangannya sambil bahan ramuan yang dia inginkan terangkat di udara dan berputar di dalam kuasa tangannya tanpa tersentuh. Setelah itu, dia memunculkan api murninya. Dengan pengelolaan yang baik, dia bisa membakar semua kotoran dan debu pada bahan ramuan tersebut tanpa membakar bahan-bahan itu. ‘Guru sudah mengajarkan padaku, salah satu unsur penting munculnya hasil sempurna adalah kebersihan bahan ramuannya. Dengan adanya api murni, aku bisa lebih mempersingkat waktu membersihkan kotoran pada bahan-bahanku.’ Yao Chen terus memutar semua bahan di antara tangkupan kedua tangan tanpa menyentuh. Bahan-bahan ramuan itu berputar tanpa tersentuh tangan Yao Chen, justru mereka semua dilahap api murni meski akhirnya tida
“Kau bocah sialan! Pasti kau menjual dirimu ke orang kaya, yah?” Janda Wei terus memukulkan tongkat kayu ke tubuh kecil Xinxin. “Dan kau sudah menyembunyikan uangnya?”Sementara Xinxin meraung kesakitan dan memohon ampunan, di dekat mereka ada seorang remaja perempuan yang berwajah culas, menatap sengit ke Xinxin.“Pasti dia menjual diri, Ibu! Dia sungguh tak tau diri!” Remaja itu menyilangkan kedua lengan di dada sambil menaikkan dagu dengan gaya pongah. “Aku yakin dia sudah berfoya-foya menghabiskan batu kristal yang seharusnya untukku! Bu, pukul dia lebih keras! Dia merugikan aku!”Jemari lentik milik anak Janda Wei menuding kejam ke Xinxin.“Tidak, Kak Lin, aku tidak menjual diri! Tidak pula berfoya-foya dengan uang yang kudapat.” Xinxin terus menangis dan memohon agar pukulan pada tubuhnya berhenti.Sedikit banyak ucapan Xinxin memang benar. Dia tidak bekerja selama beberapa hari ini dan hanya perlu makan saja di restoran yang nantinya akan ditanggung Yao Chen, maka dari itu dia
“Lalu … apa yang bisa saya lakukan untuk Xinxin?” tanya Yao Chen setelah dia yakin Nenek Xiu merupakan tabib. Nenek Xiu belum sempat menjawab karena Xinxin sudah berbicara lebih dulu, “Kakak, jangan … jangan merepotkan lagi … dirimu untukku ….” Dia berbicara penuh perjuangan di sela-sela rasa sakit di setiap tarikan napasnya. “XInxin!” Yao Chen menggenggam tangan mungil Xinxin. Ketika Yao Chen menatap Nenek Xiu untuk meminta Xinxin disembuhkan, Nenek Xiu menggeleng lemah memberikan isyarat bahwa kondisi Xinxin sudah fatal dan tak bisa lagi dipulihkan. Memahami isyarat Nenek Xiu, Yao Chen mengepalkan tangannya, ingin sekali mendatangi Janda Wei dan anaknya untuk dia beri pelajaran! “Kakak, aku sangat bahagia … karena sudah mengenal Kakak yang baik padaku … aku pasti tidak akan melupakan Kakak meski … aku menjadi arwah sekalipun. Terima kasih untuk … makan enaknya … terima kasih … Kakak … Nenek … kalian orang baik ….” Usai mengucapkan itu secara tersendat-sendat, Xinxin pun menghem
Tapi sebelum dia bisa mengambil keputusan, Gongsun Huojun muncul dari aula utama bersama beberapa tetua sekte. “Cukup!” suaranya bergema, penuh wibawa. “Ini bukan tempat untuk menyelesaikan perbedaan. Simpan energimu untuk turnamen.”Semua mata beralih ke arah Gongsun Huojun. Para pemuda itu terdiam, tahu bahwa mereka tidak bisa menentang orang sekuat Gongsun Huojun. Yao Chen menurunkan pedangnya perlahan, tetapi tatapannya tetap tajam.“Aku akan mengingat wajah kalian,” gumam Yao Chen dingin sebelum berbalik, pedangnya menghilang dalam cahaya api yang redup.Gongsun Huojun menatap putranya sejenak, lalu mendekati Nona Sheng. “Nona, kau juga harus mengendalikan emosimu. Situasi ini tidak baik untuk reputasi siapa pun.”Nona Sheng hanya mendengus kecil, menyarungkan pedangnya. Tapi dalam hati, dia tahu, Yao Chen bukan pria biasa. Mungkin inilah yang membuatnya ingin Yao Chen memenangkan turnamen, lebih dari sebelumnya.“Humph!” dengus Yao Chen sambil melirik tajam ke empat pemuda tadi.
“Aku bertanya-taya, apa yang membuatmu begitu berambisi ingin aku menikahimu?” tanya Yao Chen lebih lanjut.Yao Chen melontarkan pertanyaan itu dengan nada tenang, tetapi pandangannya tajam.Nona Sheng yang semula penuh percaya diri, terlihat sedikit gugup sebelum akhirnya kemarahannya memuncak. Pipinya memerah, bukan karena malu biasa, tetapi lebih karena harga dirinya yang terusik.“Kau benar-benar kurang ajar!” seru Nona Sheng dengan suara yang tegas.Dia bergerak cepat, menarik pedang putihnya dari balik jubahnya. Udara di sekitar mereka tiba-tiba bergetar ketika elemen angin yang kuat mengalir melalui pedang tersebut. Dengan kilatan tajam di matanya, dia menerjang Yao Chen tanpa ragu.Yao Chen yang sudah menduga serangan itu segera menarik pedang merahnya, mengalirkan api murni dari Gao Long ke bilahnya.Api menyala terang, menciptakan kontras mencolok dengan kilauan pedang putih Nona Sheng.Ketika kedua pedang bertemu, suara dentingan logam yang keras menggema di taman.“Jadi, i
Yao Chen tersenyum kecil, berusaha menjaga ketenangan. “Tentu saja, Tuan Sheng. Saya menghormati acara ini sebagai bagian dari adat dan tradisi Sekte Langit Kudus.”Meski ingin sekali Yao Chen meneriakkan bahwa dia hanya terperangkap di situasi yang tidak dia inginkan bersama Nona Besar Sheng, dia masih menghargai tuan rumah dan berusaha menjaga wibawa Istana Dewa yang dia emban karena dia adalah Putra Suci.Namun, belum sempat Yao Chen melanjutkan, Nona Besar Sheng bersuara dengan nada pedas. “Tradisi atau tidak, Tuan Muda, Anda sudah menyentuhku di hadapan publik. Apakah Anda tidak berpikir untuk bertanggung jawab?”Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Beberapa tamu menatap dengan penuh minat, sementara yang lain berbisik-bisik.Yao Chen menahan napas, mengingat kembali insiden di sebuah acara sebelumnya di mana secara tidak sengaja dia menyelamatkan Nona Sheng dari bahaya dengan menariknya ke pelukannya. Itu memang tidak disengaja, tetapi wanita itu terus memanfaatkan situasi.“Saya h
‘Dia memang cantik,’ batin Yao Chen bersuara jujur.Mana ada pria dengan pengelihatan normal dan waras akan mengatakan Putri Suci buruk rupa. Raut wajah seputih pualam dan semulus giok begitu takkan habis untuk dipuji sepanjang hari.Kemudian, Gongsun Huojun mengangkat tangannya, dan seketika kerumunan menjadi sunyi. Suaranya yang tegas menggema di seluruh aula.“Para tamu sekalian yang aku hormati, malam ini adalah malam bersejarah bagi Istana Dewa dan Negara Tianwu. Setelah bertahun-tahun kehilangan salah satu darah dagingku, langit telah berbaik hati mempertemukan kami kembali. Dia adalah Gongsun Yichen, pewaris sah darah keluarga Gongsun!”Ucapan selamat bergemuruh memenuhi aula diiringi salam soja para tamu ke tuan rumah, tetapi Gongsun Huojun belum selesai. Dia melanjutkan, suaranya dipenuhi kebanggaan.“Namun, malam ini bukan hanya tentang penemuan kembali seorang putra. Aku juga akan mengangkatnya sebagai Putra Suci Istana Dewa, berdampingan dengan Putri Suci terpilih kami, un
“Oh! Apa yang ada di pikiranmu, Bai Yuan?” Gongsun Huojun mulai tertarik. “Lekas katakan!”Kemudian, mereka mulai berdiskusi panjang.Di keesokan harinya, Gongsun Huojun kembali memanggil Yao Chen ke ruangan pribadinya.“Apakah masih ada lagi hal lain yang perlu dibicarakan?” tanya Yao Chen agak malas.Dia masih berlatih di ruangan khusus ketika Bai Yuan masuk dan memintanya menemui Gongsun Huojun.Mungkin hanya Yao Chen saja yang begitu berani berucap demikian dengan sikap santai malas seperti itu terhadap Gongsun Huojun. Yah, hendak bagaimana lagi apabila dia belum juga memiliki kedekatan emosional anak dan ayah dengan pria yang membawanya ke dunia atas.“Chen’er, Ayah sudah mendengar mengenai insidenmu dengan Nona Besar Sheng dari Sekte Langit Kudus. Tentu saja mereka tidak ingin putrinya ternodai tanpa pertanggungjawabanmu.”Yao Chen langsung teringat dengan hal itu. Dia menarik napas panjang, hendak bicara.Tapi, Gongsun Huojun lebih dulu berkata, “Ayah ingin kamu mempersiapkan d
Setelah kejadian di Dunia Seribu, hubungan Yao Chen dan Putri Suci kian erat. Gongsun Huojun memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempertemukan keduanya dalam berbagai acara resmi di Istana Dewa.Entah itu perjamuan kecil di taman istana atau latihan bersama di aula utama, Gongsun Huojun selalu memastikan Yao Chen dan Putri Suci berada dalam satu lingkaran yang sama.“Ayo, Chen’er! Jaga Putri Suci! Jangan sampai dia terluka!” Gongsun Huojun terus memberikan kesempatan pada Yao Chen.Pada suatu malam, Yao Chen duduk di bawah pohon sakura di taman belakang istana. Udara dingin membuat daun-daun berguguran pelan. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang tenang, topeng emas tetap menutupi sebagian besar ekspresinya.“Putra Suci,” suara lembut memecah kesunyian. Putri Suci mendekat, mengenakan jubah putih yang berkilauan di bawah sinar bulan.Yao Chen menoleh. “Putri Suci, ini sudah malam. Mengapa kau di sini?”“Saya … saya ingin berterima kasih atas apa yang terjadi di Dunia Seribu. Jika buka
Craasss!“Mati!” seru Yao Chen sembari tangannya menebaskan Pedang Keseimbangan ke iblis jiwa.“Haarrrkkhhh!” Iblis jiwa menjerit, melengkingkan suara kesakitan bercampur tak rela. “Manusia … sampaahh ….”Kemudian, sosok kabut asap iblis jiwa pun tercerai-berai. Dia musnah.“Sudah berhasil?” tanya Yao Chen secara telepati pada sosok Kaisar Manusia yang sedang berada di dalam pedangnya.“Ya, bocah Yao. Kau sudah berhasil memusnahkan iblis jiwa Putri Suci.” Kaisar Manusia menyahut.Yao Chen lega, pengalamannya bertambah. Namun, apa itu iblis jiwa?Dari dalam ruang dimensi jiwa, Gao Long yang terhubung dengan Yao Chen menjelaskan, “Iblis jiwa merupakan kumpulan godaan dan rintangan yang dimiliki semua pendekar kultivator. Apabila iblis jiwa tidak lekas dibasmi, maka masa depan kultivasi akan cukup terhambat.”Kini Yao Chen paham. Lalu, apakah dia juga nantinya memiliki iblis jiwa?“Sepertinya alam lain ini memicu keluarnya iblis jiwa seseorang.” Kaisar Manusia berpikir demikian.Yao Chen
“Tusuk? Dengan Pedang Keseimbangan?” Yao Chen terkejut dengan perintah sosok Kaisar Manusia.Sudah tentu ini menyebabkan Yao Chen membelalakkan mata lebar-lebar. Dia harus menusuk Putri Suci di bagian depan dantian?“Ya, tusuk dia dengan pedangku beserta energi pusakamu.” Suara Kaisar Manusia bergema di kepala Yao Chen.Ini cukup membuat Yao Chen gamang.“Ta-tapi, Tuan Kaisar, bukankah dia keturunanmu sendiri? Kenapa harus ditusuk?” Yao Chen masih tak percaya dengan perintah yang diberikan padanya.“Bocah, sudahlah! Kalau dia menyuruhmu menusuk, ya tusuk saja!” Gao Long menyeru dari ruang dimensi jiwa dengan suara tak sabarannya.Kalau dua entitas besar seperti Kaisar Manusia dan Naga Kuno Gao Long sudah sama-sama berucap akan satu hal yang kompak, maka apa yang perlu diragukan Yao Chen.Hanya saja … menusuk?“Baiklah!” Menyingkirkan semua keraguannya, Yao Chen berseru sambil semakin menyalurkan energi emas Tasbih Mutiara untuk melingkupi seluruh badan Pedang Keseimbangan dari pangkal
“Anda yakin aku harus menggunakan Pedang Keseimbangan?” tanya Yao Chen secara telepati ke sosok Kaisar Manusia.“Ya, gunakan saja Pedang Keseimbangan untuk melawannya.” Sosok Kaisar Manusia terus mendorong Yao Chen untuk menurutinya.Karena sudah seperti itu, maka Yao Chen tidak lagi perlu ragu. Lagi pula, dia ada di alam lain yang tak ada orang bisa melihat kecuali Putri Suci saja. Itu pun Putri Suci seperti bukan dirinya sendiri.‘Pedang Keseimbangan!’ Yao Chen berseru di benaknya.Kemudian, dari perutnya, keluarlah pedang besar berwarna keperakan. Yao Chen harus menggunakan kedua tangannya untuk bisa memegangnya dengan benar dan stabil.Ada energi dari Gulungan Takdir dan Cermin Jiwa yang melingkupi Pedang Keseimbangan. Energi itu memancarkan cahaya keperakan yang cukup menyilaukan.“Bagus! Memang begitu seharusnya, bocah!” Gao Long ikut bicara, menyemangati Yao Chen.Yao Chen segera saja menyalurkan energi emas dari Tasbih Semesta yang sudah terintegrasi dengan Pedang Keseimbangan