Yao Chen berdiri di tengah tanah lapang, keringat membasahi dahinya. Sima Honglian dan Hong Wen mengawasi dari jarak aman, wajah mereka tegang penuh harap."Kau yakin bisa melakukannya?" tanya Sima Honglian, suaranya terdengar cemas.Yao Chen mengangguk mantap. "Aku harus bisa, Guru. Ini satu-satunya jalan kita keluar dari alam siluman dan kembali ke sekte."Dia memejamkan mata, mulai berkonsentrasi. Yao Chen bisa merasakan energi lima elemen bergejolak dalam tubuhnya: api yang membara, air yang mengalir, angin yang berhembus, tanah yang kokoh, dan petir yang menyambar. Lalu, ada kekuatan hukum ruang yang seperti melompat-lompat tak bisa diam."Baiklah, kita mulai," gumam Yao Chen pada dirinya sendiri.Dia mengangkat kedua tangannya, mulai mengalirkan energi api ke tangan kanannya dan energi air ke tangan kirinya. Kedua elemen yang bertentangan itu berputar-putar, menciptakan uap panas yang mendesis.Yao Chen menggertakkan giginya, berusaha mengendalikan kedua elemen itu agar tidak sa
Sensasi aneh menyelimuti tubuh mereka saat mereka melewati batas antara dua dunia. Dalam sekejap mata, mereka sudah berada di alam lain yang diyakini sebagai dunia mereka sebelumnya."Kuharap ini masih di Negara Wu." Yao Chen menatap ke sekeliling.Pemandangan yang menyambut mereka sangat kontras dengan apa yang mereka lihat selama berhari-hari di dalam desa. Hutan lebat dengan pepohonan tinggi menjulang beserta udara segar yang telah menemani mereka beberapa minggu, kini berganti dengan padang tandus dan kegersangan. Hanya ada pohon yang bisa dihitung dengan jari.Sima Honglian menghirup udara dalam-dalam. "Akhirnya ... kita kembali," ucapnya lirih.Hong Wen mengangguk setuju. "Ya, tapi kita tidak boleh lengah. Kita masih belum tau ada di wilayah mana."Yao Chen hendak menambahkan sesuatu ketika tiba-tiba dia merasakan kehadiran yang asing. Instingnya yang tajam memperingatkan bahwa mereka tidak sendirian."Tunggu," kata Yao Chen sambil mengangkat tangannya, memberi isyarat pada kedu
Setelah keluar dari alam siluman, rombongan Yao Chen akhirnya tiba di perbatasan antara Negara Wu dan Negara Qing, negara tetangga yang menjadi musuh mereka. Suasana di sana terasa semakin tegang dan berbahaya."Ini ... kenapa rasanya seperti di daerah perbatasan?" Yao Chen sambil memandang waspada ke arah gerbang penjagaan yang berjaga ketat. "Kita harus sangat berhati-hati dari sini."Sima Honglian mengangguk. "Benar. Pasukan negara tetangga pasti akan menyerang kita tanpa ampun jika mengetahui kita berasal dari Negara Wu."Mereka meneruskan perjalanan sampai berpuluh-puluh kilometer. "Kau yakin kita tak perlu terbang?" tanya Bai Lixue.Si siluman bukannya merasa lelah karena berjalan, melainkan merasa bosan saja."Kita tak boleh bertindak serampangan di daerah yang kita belum ketahui sama sekali." Sima Honglian menjawab.Yao Chen setuju dengan keputusan gurunya agar mereka terus melakukan perjalanan dengan berjalan kaki saja tanpa menggunakan pusaka terbang atau semacam itu."Bena
Namun, yang agak mengganggu bagi Yao Chen adalah para prajurit itu memandang Bai Lixue dengan tatapan waspada hanya karena dia siluman rubah betina ekor sembilan.Maka dari itu, dalam perjalanan ke benteng, Yao Chen berbisik ke Bai Lixue, "Cepat lakukan sesuatu agar mereka tidak melihatmu sebagai siluman."Siluman berbeda dengan hewan roh. Jika hewan roh masih memiliki wujud hewani mereka, berbeda dengan siluman yang memiliki tubuh humanoid meski terkadang masih ada beberapa bagian hewani mereka yang masih tampak entah itu telinga, ekor, atau sayap. Hanya siluman kelas tinggi yang bisa menyamar menjadi manusia sepenuhnya tanpa terdeteksi jika mereka lebih kuat dari manusia tersebut.Bai Lixue cemberut, "Kenapa harus begitu? Biar saja mereka melihat ekor-ekorku yang cantik.""Jadi kau ingin diburu mereka karena dianggap ancaman?" tanya Yao Chen masih dalam suara berbisik. "Aku tak bisa menolongmu kalau sudah dalam situasi semacam itu."Kesal dengan ancaman tersamar Yao Chen, Bai Lixue
"Apakah menurut kalian, aku cantik?" tanya Bai Lixue pada para prajurit di samping kanan dan kirinya."Tentu! Tentu saja!" Para prajurit lugu itu menjawab cepat sambil anggukkan kepala berulang kali. Ini membuat si siluman gembira.Saat berjalan bersama para prajurit, Bai Lixue sesekali melemparkan lirikan menggoda ke arah mereka. Dia tampak menikmati perhatian yang dia dapatkan.Dari jauh, Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen mengamati pemandangan itu dengan raut wajah yang sulit diartikan."Dia benar-benar tidak bisa diandalkan," gumam Yao Chen dengan nada frustrasi.Sima Honglian dan Hong Wen mengangguk setuju."Semoga saja dia tidak membuat masalah yang membahayakan kita semua."Ketiga orang itu kemudian masuk ke dalam tenda yang telah disediakan, berusaha untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Di luar, Bai Lixue terus bersenang-senang menggoda para prajurit, membuat Komandan dan Kapten Li semakin curiga akan keberadaan mereka.Yao Chen menemui Bai Lixue yang
"Tetap siaga! Bangunkan prajurit!" seru Komandan Li.Tiba-tiba, sekelompok pasukan Qing muncul, kali ini dipimpin oleh beberapa orang berpenampilan seperti kultivator tingkat tinggi. Mereka menyerang dengan kekuatan yang luar biasa, membuat Komandan Li dan pasukannya kewalahan."Ini tidak baik," ujar Yao Chen dengan nada serius. "Pasukan musuh menggunakan kultivator!"Sima Honglian dan Hong Wen saling bertatapan. Sementara Bai Lixue hanya menyeringai, seolah sudah menduga akan ada kejadian menarik seperti ini.Pertempuran sengit kembali terjadi, kali ini melibatkan beberapa kultivator berbahaya dari pihak Qing. Mereka bertekad harus bisa melindungi perbatasan Negara Wu.Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan benteng penjaga. Sementara Bai Lixue, dengan kemampuan ilusinyayang luar biasa, membuat kekacauan di barisan musuh.Namun, di tengah hiruk-pikuk pertempuran, sebuah serangan yang tak terduga mengenai Hong Wen. Seorang kultivator dari piha
"Kau manusia laknat!" teriak Yao Chen ke Kapten Yong. Dia menerjang ke musuhnya sambil membawa kekuatan 5 elemen. Pertarungan sengit antara Yao Chen dan Kapten Yong tidak bisa terelakkan. Yao Chen mengerahkan seluruh kemampuannya, mengombinasikan serangan elemen api, air, angin, tanah, dan petir untuk mengalahkan lawan.Namun, Kapten Yong ternyata memiliki kultivasi yang sangat tinggi. Rupanya selama ini dia menyembunyikan tingkat kultivasinya. Dia dengan mudah menangkis serangan Yao Chen dan membalas dengan pukulan-pukulan yang penuh racun."Kamu tidak akan bisa mengalahkanku, Yao Chen!" seru Kapten Yong sambil melancarkan serangan bertubi-tubi.Yao Chen terdesak, terpaksa mengerahkan seluruh kemampuannya. Dikarenakan itu, dia akhirnya memutuskan untuk menggunakan kekuatan Tasbih Semesta.Aura emas yang membara menyelimuti tubuh Yao Chen. Api murni Tasbih Semesta yang begitu panas dan menyala membuat Kapten Yong terkejut."A-apa itu?" Kapten Yong mundur selangkah, matanya memandang
Setelah itu, Bai Lixue memunculkan sebuah layar gaib di langit. Kemudian dia memusatkan dua tangan ke dahinya agar cahaya spiritualnya keluar dari sana dan memproyeksikan apa saja yang dia lihat di kamp musuh, dari awal Yao Chen datang ke tenda dan menemukan Kapten Yong sedang bersama pemimpin kamp musuh dan ada Komandan Li di sudut, telah diracuni.Kapten Li dan para prajurit ternganga menonton adegan di layar cahaya itu.. "Jadi ... Yao Chen tidak membunuh Komandan?"Bai Lixue menggeleng. "Tentu tidak, dasar kalian semua bodoh."Sementara, Yao Chen termangu sejenak atas pembelaan Bai Lixue yang sangat tidak terduga. Dia tak menyangka si siluman rubah mengikutinya ke kamp musuh dan merekam semua kejadian di sana.Yao Chen, yang sedari tadi terkurung, perlahan melangkah maju. "Aku berhasil mendapatkan antidot. Biarkan aku menolong Tuan Putri sebelum terlambat."Menyadari bahwa tuan putri mereka masih berada dalam situasi gawat, mereka mulai membuka jalan bagi Yao Chen.Yao Chen didampi
“Tentu saja kalian tidak bisa memutuskan hal yang sudah menjadi ketentuan dariku!” Suara Gongsun Huojun muncul seiring dia melangkah masuk ke kamar Yao Chen.Secara otomatis, perhatian Yao Chen dan dua wanita di dekatnya beralih ke pintu. Ada Gongsun Huojun beserta Gongsun Weiyan, diikuti Bai Yuan dan Mei’er yang menunduk patuh di belakang.“Salam teruntuk Tuan Besar Gongsun dan Tuan Tua Gongsun.” Putri Suci menekuk lututnya sedikit sambil menunduk anggun ketika menyapa duo Gongsun.Ayah dan anak Gongsun mengangguk ke Putri Suci.“Tidak ada yang boleh mengubah apa yang sudah aku tetapkan.” Gongsun Huojun menatap tajam ke Yao Chen dan dua wanita itu.Namun, mana mungkin Yao Chen tidak memberikan perdebatan. Baginya, Gongsun Huojun hanyalah orang asing.“Kau terlalu banyak mengaturku!” desis keras Yao Chen sembari membalas tatapan ayahnya dengan tatapan yang sama.Mata Gongsun Huojun menyala dalam amarah.“Kau!” Tapi justru Gongsun Weiyan yang menghardik.Si kakek segera dihentikan oleh
Yao Chen masih dalam pelukan Sima Honglian ketika pintu kamarnya diketuk dengan sopan. Sebelum sempat merespons, pintu terbuka, dan masuklah Putri Suci dengan langkah tenang dan penuh wibawa.Gaun putihnya yang panjang melambai lembut, dan aura kalemnya langsung memenuhi ruangan. Matanya yang jernih memandang Yao Chen dengan tatapan penuh makna, seolah-olah dia sudah menunggu momen ini sejak lama.Sima Honglian, yang masih memeluk Yao Chen, segera melepaskan pelukannya dan menatap Putri Suci dengan tatapan yang sedikit berbahaya.“Nah, Chen, lihat! Calon istrimu sudah datang,” ujarnya dengan nada yang terdengar manis, tetapi ada sedikit sengatan di baliknya. Matanya berkilat, seolah-olah sedang menguji reaksi Yao Chen.Yao Chen, yang masih lemah, mencoba duduk tegak. Dia memandang Putri Suci, lalu menoleh ke Sima Honglian. “Lian Lian, ini…” ujarnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat.Dia merasa bahwa situasi ini bisa menjadi sangat rumit.Putri Suci dengan sikap tenangnya, memberi
“Pedang itu ….”Suasana pertempuran yang kacau balau tiba-tiba berhenti sejenak. Semua mata tertuju pada Yao Chen, yang kini berdiri tegak di tengah medan perang.Di tangannya, sebuah pedang raksasa berwarna perak kehitaman bersinar dengan cahaya misterius. Hawa menindas yang keluar dari pedang itu membuat udara di sekitarnya terasa berat, seolah-olah dunia sedang menahan napas.Pedang Keseimbangan telah muncul.“Itu … itu mustahil!” Raja Phoenix, yang sebelumnya begitu angkuh, kini terkesiap. Matanya membelalak, mengenali pedang yang hanya pernah dia dengar dari legenda leluhurnya ribuan tahun silam. “Pedang Keseimbangan … pedang yang digunakan Kaisar Manusia untuk menyeimbangkan dunia manusia dan siluman. Bagaimana bisa ada di tangan bocah ini?!”Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan, ayah dan kakek Yao Chen, juga terpaku. Keduanya saling memandang, tak percaya dengan apa yang mereka lihat.“Chen’er … kau … kau memiliki Pedang Keseimbangan?” Gongsun Huojun berbisik, suaranya gemetar anta
“Chen’er! Hentikan!” Gongsun Huojun berteriak membawa kecemasan saat melihat kondisi putranya.Saat ini, kulit Yao Chen sudah hitam legam. Ada banyak retakan di sekujur kulitnya sehingga warna merah darahnya terlihat kontras dan mengerikan, ditambah putih tulang yang terlihat di beberapa bagian lengannya.Itu masih ditambah dengan mencuatnya beberapa tulang hitam di lengan dan punggungnya. Saat ini, Yao Chen memang terlihat mengerikan sekaligus menyedihkan ketika dagingnya mulai meleleh.“Hmph! Mau apa kalian, manusia picik?!” seru Yao Chen ke ayah dan kakeknya yang mendekat.Raja Phoenix melayang dan termangu di udara melihat dua dedengkot Gongsun membawa pasukan Tanah Sucinya. Apakah memang harus terjadi peperangan antara mereka?“Chen’er! Ayah meminta maaf jika Ayah kurang melindungi istrimu. Tolong berhenti dan kita pulang bersama istrimu juga.” Gongsun Huojun mengiba ke putra kebanggaannya.Dia tak ingin bibit hebat tubuh Asura menjadi sia-sia jika Yao Chen mati. Yao Chen harus t
“Burung sialan! Mati saja!” teriak Yao Chen ketika dia melesat memburu ke Raja Phoenix.BOOOMM!Serangan telapak tangannya menebas udara, membelah ruang!Namun .…"Hmph! Manusia sombong!" Raja Phoenix mengangkat satu jari.KLAAANG!Serangan Yao Chen tertahan!Gelombang energi meledak ke segala arah, menghancurkan lebih banyak bangunan di istana! Prajurit siluman burung mulai berdatangan, tapi mereka seakan mengantarkan nyawa saja saat terkena ledakan itu.Meski begitu, Raja Phoenix tetap tak tergoyahkan."Menarik." Mata Raja Phoenix berkilat tajam. "Meskipun tubuhmu mulai hancur, kau masih mencoba melawanku?!"Yao Chen yang sudah dikuasai jiwa Asura sebanyak 80 persen lebih, makin bersikap arogan."KAU AKAN MATI DI SINI, BURUNG BESAR!" teriak Yao Chen dalam kesadaran Asura.DHUAARR!Pertempuran tingkat dewa dimulai.Yao Chen melesat seperti bayangan, serangannya brutal dan tanpa belas kasihan. Api murninya mulai tak terkendali saat melahap banyak prajurit istana Kerajaan Phoenix, meni
"Energi mengerikan ini ...!?" Hong Tian mundur selangkah, wajahnya pucat.Yao Chen telah berubah menjadi Asura Gelap yang menakutkan!Dengan satu langkah, dia menghilang.BOOOM!“Arghh!”Tiba-tiba, salah satu pangeran terlempar ke udara!Yao Chen muncul di belakangnya, tinju apinya menghantam dada pangeran itu hingga tubuhnya melayang jauh menembus dinding istana!KRAAAKKK!Tulangnya patah seketika!Para pangeran lainnya terkejut!"Serang!"Mereka mencoba melancarkan serangan serentak!Namun ....Yao Chen kini bergerak terlalu cepat.Dengan Kekuatan Hukum Ruang, dia melintasi medan perang seperti bayangan hitam yang membara. Tubuh Asura Gelapnya benar-benar mengakselerasi pergerakannya jauh lebih cepat dari yang dia bayangkan."Musnahlah!"Dengan satu tebasan tangan kosong berselimutkan energi petir bercampur api hitam kemerahan dari Asura Gelap, Yao Chen mengakibatkan dua pangeran terhantam ke tanah dalam keadaan mengenaskan!Petir dan api neraka membakar tubuh mereka hingga asap hit
“Lian Lian ….”Tubuh Yao Chen terasa berat. Nafasnya memburu. Setelah tiga pertarungan sengit sebelumnya, kekuatannya mulai terkikis.Meskipun Gao Long telah membantunya dengan suplai energi, tetap saja, tubuhnya mulai melemah.“Chen!”Di sisi lain, Sima Honglian berdiri gagah, rambut merahnya berkibar liar di tengah kobaran api phoenix raksasa.Di sekeliling mereka, enam pangeran kerajaan Phoenix telah mengepung, dengan Hong Tian berdiri paling depan, matanya penuh amarah."Manusia licik! Sekarang kami tau siapa kau sebenarnya!" Hong Tian menyeringai sinis, menatap Yao Chen dengan tatapan jijik."Dia alkemis yang diangkat oleh Adik Yufan?! Jadi kau penyihir sampah yang suka menipu klan phoenix dengan sihir licikmu?!"Salah satu pangeran lainnya meludah ke tanah. "Hmph! Puih! Memuakkan! Manusia memang makhluk paling hina di dunia!""Kau hanya parasit yang memanfaatkan kekuatan Phoenix kami!"Mereka semua menatapnya dengan tatapan menghina, sementara Yao Chen tetap diam, menahan rasa l
“Calon istri, pantatmu!” teriak kesal Sima Honglian.Sejak datang baik-baik ke Kerajaan Phoenix, dia langsung disekap dan dibatasi pergerakannya di Ruang Penyegelan yang memiliki formasi pengurung level tinggi yang tak bisa dia tembus.Dhaarrr!Ledakan dahsyat mengguncang Ruang Penyegelan saat tiga sosok bertarung dalam kecepatan tinggi!Yao Chen dan Sima Honglian bergerak seperti kilat, menyerang dari berbagai arah, tetapi Hong Tian menangkis semua serangan mereka dengan nyala api emasnya!Klaaang! Klaaang! Dhaaarr!Cahaya merah, biru, dan emas bersilangan di udara, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan pilar-pilar batu di sekitar mereka.Namun, di tengah pertarungan itu, Yao Chen mendadak terkejut! ‘Lian Lian ternyata sudah mencapai tahap itu!’Dari belakang tubuh Sima Honglian, sebuah figur phoenix raksasa mulai muncul.Bukan sekadar bayangan api … tapi seolah-olah makhluk itu hidup!"Lian Lian ... kau ...?" Yao Chen termangu.Dari sosok Kaisar Manusia dan Gao Long, dia me
Suara ledakan mengguncang istana dalam. Dari luar, siluet seseorang melangkah dengan tenang ke dalam Ruang Penyegelan. Setiap jejak kakinya mengeluarkan panas yang membakar lantai batu.Yao Chen segera menoleh, pupil matanya menyipit. Aura lawan yang datang ini jauh lebih berbahaya dibandingkan Hong Weijian!Pria itu mengenakan jubah merah keemasan dengan sulaman api phoenix yang berkilauan. Rambutnya panjang berwarna merah gelap, dan di antara alisnya terdapat tanda berbentuk nyala api. Tatapannya tajam, penuh kepercayaan diri."Pangeran Hong Tian!" Sima Honglian bergumam pelan di dalam segel.Yao Chen langsung paham. Pasti ini putra tertua Kaisar, pewaris utama Tahta Kerajaan Phoenix!Hong Tian menatap sekilas ke arah adiknya yang terkapar tak berdaya, lalu beralih ke Yao Chen.“Kau mengalahkan adikku dalam waktu singkat. Aku akui, kau punya kemampuan.” Suaranya tenang, tapi penuh tekanan yang menyesakkan.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Angin di sekelilingnya mulai berputar, kilatan