Setelah itu, Bai Lixue memunculkan sebuah layar gaib di langit. Kemudian dia memusatkan dua tangan ke dahinya agar cahaya spiritualnya keluar dari sana dan memproyeksikan apa saja yang dia lihat di kamp musuh, dari awal Yao Chen datang ke tenda dan menemukan Kapten Yong sedang bersama pemimpin kamp musuh dan ada Komandan Li di sudut, telah diracuni.Kapten Li dan para prajurit ternganga menonton adegan di layar cahaya itu.. "Jadi ... Yao Chen tidak membunuh Komandan?"Bai Lixue menggeleng. "Tentu tidak, dasar kalian semua bodoh."Sementara, Yao Chen termangu sejenak atas pembelaan Bai Lixue yang sangat tidak terduga. Dia tak menyangka si siluman rubah mengikutinya ke kamp musuh dan merekam semua kejadian di sana.Yao Chen, yang sedari tadi terkurung, perlahan melangkah maju. "Aku berhasil mendapatkan antidot. Biarkan aku menolong Tuan Putri sebelum terlambat."Menyadari bahwa tuan putri mereka masih berada dalam situasi gawat, mereka mulai membuka jalan bagi Yao Chen.Yao Chen didampi
"Bai Lixue, tolong duduk tenang saja di punggung Tian Niao." Yao Chen berusaha meredam kehebohan.Akan tidak baik jika Tian Niao marah dan Bai Lixue semakin tak terkendali."Kenapa? Aku ingin berdiri di kepalanya dan menikmati puncak dunia dari atas garuda roh!" Bai Lixue berkilah.Dia sibuk memiringkan kepalanya saat mengemukakan keinginan untuk bisa berdiri di kepala Tian Niao."Tidak perlu di kepalanya, bisa kan?" Yao Chen lebih memihak ke garuda rohnya.Bagaimanapun, jika dia di posisi Tian Niao tentunya dia tak akan membiarkan siapa pun menginjak kepala untuk alasan apa pun. Maka, dia bisa memahami perasaan kesal Tian Niao."Ah, sedihnya aku," ucap Bai Lixue dengan suara sedih. "Aku sudah bersusah-payah membelamu di depan para prajurit yang ingin mengulitimu. Tapi lihat balasan yang aku dapatkan."Yao Chen tak menyangka itu akan disebut sekarang. Harusnya dia tau bahwa membiarkan siluman menolongmu hanya akan menimbulkan utang budi yang pasti harus dibayar kapan saja diminta."Ka
"Dia ... dia ... namanya Bai Lixue, Ketua Zhuge." Yao Chen harus berpikir cepat untuk menjawab Zhuge Yang sebaik mungkin.Yao Chen berdiri gugup di hadapan Zhuge Yang, ketua sektenya yang berwibawa. Sima Honglian berdiri di dekatnya bersama Bai Lixue yang menyamar sebagai manusia, menunggu dengan cemas."Kami ... ketika itu kami sempat tertinggal di Gua Naga Tidur dan kemudian menemukan jalan keluar di area berbeda. Dan ternyata kami bertemu dengan Bai Lixue dalam perjalanan kami." Yao Chen mendadak saja menemukan alur cerita untuk Bai Lixue.Dia melirik ke arah Bai Lixue yang masih dalam penyamarannya sebagai manusia. Secara tiba-tiba, dia memiliki sebuah ide."Bai Lixue adalah gadis yatim piatu yang malang, tapi memiliki bakat bagus, sehingga Guru ingin menjadikannya mur—""Bai Lixue adalah pelayan baru saya, Ketua," Sima Honglian berkata dengan lancar. "Dia pelayan baru yang kami angkat selama perjalanan. Dia sangat membantu kami dan kami merasa dia akan menjadi aset yang berharga
"Guru, apa kita buka saja kejahatan Tang Wulim?" bisik Yao Chen.Yao Chen dan Sima Honglian berjalan menyusuri koridor Sekte Dalam, langkah mereka berat dengan beban kenangan yang baru saja mereka alami."Tahan dulu, Xiao Chen." Sima Honglian menyahut pelan dari samping.Bayangan pengkhianatan Tang Wulim di Gua Naga Tidur masih segar dalam ingatan mereka, seolah baru terjadi kemarin."Guru," Yao Chen berbisik, suaranya penuh emosi tertahan. "Bagaimana mungkin kita bisa membiarkan Tang Wulim lolos begitu saja? Dia hampir membunuh kita di gua itu!"Dia agak menyesal tidak segera melaporkan Tang Wulim ke Zhuge Yang saat mereka ada di perahu terbang. Sima Honglian menghela napas panjang, matanya menerawang jauh. "Xiao Chen, aku mengerti kemarahanmu. Tapi kita harus berhati-hati dalam situasi ini.""Tapi, Guru," Yao Chen bersikeras, "kita harus memberitahu Ketua Zhuge tentang pengkhianatan ini. Tang Wulim tidak bisa dibiarkan bebas berkeliaran di sekte setelah apa yang dia lakukan!"Sima
"Kamu ini!" Yao Chen menatap kesal ke Bai Lixue.Senja baru saja turun di Puncak Wisteria, tempat tinggal Yao Chen dan gurunya, Sima Honglian. Angin sepoi-sepoi membelai dedaunan, menciptakan melodi alam yang menenangkan. Namun, semuanya tercemar keindahannya ketika Bai Lixue merusak suasana saat dia menyampaikan keinginannya.Bai Lixue meregangkan tubuhnya, merasa tidak nyaman. "Ayolah, Yao Chen," rengeknya, "tidak bisakah aku mengeluarkan ekorku sebentar saja? Puncak ini sepi, tidak ada yang akan melihat."Sima Honglian menggeleng tegas. "Tidak, Bai Lixue. Kita tidak bisa mengambil risiko. Bagaimana jika ada murid yang tiba-tiba datang atau ada yang mengintip dari kejauhan?"Bai Lixue mengerucutkan bibirnya, jelas kesal dengan larangan ini. "Tapi rasanya tidak nyaman, wanita Sima. Kau tidak tahu betapa menyiksanya harus menyembunyikan ekor sepanjang waktu.""Aku mengerti," Yao Chen menjawab dengan nada lembut namun tegas. "Tapi ini demi keselamatanmu juga. Jika identitasmu terbongkar
Pagi baru saja dimulai ketika Yao Chen pamit pada Sima Honglian untuk menuruni gunung."Kau yakin ingin menemui mereka?" tanya Sima Honglian.Yao Chen mengangguk yakin. "Tentu Li Yaren pasti mencemaskanku, Guru. Aku juga penasaran dengan nasib gulungan di Senior Zhang."Sima Honglian tak bisa mencegah muridnya."Baiklah, tapi berhati-hatilah."Kemudian, setalah mengantongi izin gurunya, Yao Chen bergerak dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang mengikutinya. Tujuannya jelas: menemui Li Yaren di hunian khusus Sekte Dalam.Sesampainya di depan pintu Li Yaren, Yao Chen mengetuk pelan. Tak lama kemudian, pintu terbuka, menampakkan wajah Li Yaren yang tampak terkejut melihat kedatangan Yao Chen."Adik Yao? Rupanya kamu! Ayo, masuk! Masuklah!" Li Yaren terlihat terkejut, tapi senang. "Syukurlah kamu selamat dari insiden itu. Kami sempat kaget ketika Wakil Ketua Tang mengabarkan kamu, Master Sima, dan Tuan Putri meninggal di gua.Yao Chen tersenyum, dia tak kaget dengan berita semacam it
Beberapa saat sebelumnya .... Malam telah larut di Sekte Bilah Langit. Keheningan menyelimuti Puncak Wisteria, tempat tinggal Yao Chen dan gurunya, Sima Honglian. Namun, di salah satu sudut pondok, sepasang mata emas berkilau dalam kegelapan. Bai Lixue, si siluman rubah ekor sembilan, perlahan bangkit dari tempat tidurnya."Sudah waktunya bersenang-senang sedikit," bisiknya pada diri sendiri, senyum nakal tersungging di bibirnya.Dengan gerakan lincah dan tanpa suara, Bai Lixue melompat keluar jendela. Tubuhnya yang ramping dengan mudah menyelinap di antara bayangan pepohonan. Ilmu silumannya yang tinggi membuatnya nyaris tak terdeteksi oleh siapapun."Kung ... kung ... kung ...." Bai Lixue menapak menggunakan ujung jarinya, mirip penari balet sambil dia bergumam pelan. Dia bergerak cepat menuruni gunung, menuju area Sekte Dalam. Matanya yang tajam dengan mudah menghindari pos-pos penjaga yang tersebar di sepanjang jalan. Sesekali, dia menggunakan ilusi untuk mengecoh penjaga yang h
"Anhh ... Kakak ... kamu sangat perkasa ... Xue Xue bertekuk lutut padamu ...." Rayu Bai Lixue dengan suara manjanya untuk membengkakkan ego si murid cabul.Kali ini Bai Lixue merasa puas karena menemukan pria kuat yang bisa mengimbangi hasratnya.Waktu berlalu dengan cepat, dan Bai Lixue sadar dia harus segera kembali. "Kakak kuat, sayang sekali aku harus pergi. Aku takut guru mencariku. Tapi mungkin kita bisa bertemu lagi, hmm?" Dia mengecup dada pemuda itu. Kemudian, Bai Lixue meninggalkan pemuda yang masih terpana. Dia bergegas kembali ke Puncak Wisteria sebelum fajar datang. Sepanjang jalan, dia tertawa kecil mengingat petualangannya malam ini."Ah, manusia-manusia ini sungguh menggemaskan," gumamnya. "Begitu mudah terpesona, begitu mudah dimanipulasi."Tepat sebelum matahari terbit, Bai Lixue berhasil kembali ke pondoknya di Puncak Wisteria. Dia masuk melalui jendela dengan hati-hati, memastikan tidak membangunkan Yao Chen atau Sima Honglian.Berbaring di tempat tidurnya, Bai Li