Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 359 - Bertemu dengan Si Pengkhianat

Share

359 - Bertemu dengan Si Pengkhianat

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-08-13 09:12:16

"Guru, apa kita buka saja kejahatan Tang Wulim?" bisik Yao Chen.

Yao Chen dan Sima Honglian berjalan menyusuri koridor Sekte Dalam, langkah mereka berat dengan beban kenangan yang baru saja mereka alami.

"Tahan dulu, Xiao Chen." Sima Honglian menyahut pelan dari samping.

Bayangan pengkhianatan Tang Wulim di Gua Naga Tidur masih segar dalam ingatan mereka, seolah baru terjadi kemarin.

"Guru," Yao Chen berbisik, suaranya penuh emosi tertahan. "Bagaimana mungkin kita bisa membiarkan Tang Wulim lolos begitu saja? Dia hampir membunuh kita di gua itu!"

Dia agak menyesal tidak segera melaporkan Tang Wulim ke Zhuge Yang saat mereka ada di perahu terbang.

Sima Honglian menghela napas panjang, matanya menerawang jauh. "Xiao Chen, aku mengerti kemarahanmu. Tapi kita harus berhati-hati dalam situasi ini."

"Tapi, Guru," Yao Chen bersikeras, "kita harus memberitahu Ketua Zhuge tentang pengkhianatan ini. Tang Wulim tidak bisa dibiarkan bebas berkeliaran di sekte setelah apa yang dia lakukan!"

Sima
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   360 - Bernegosiasi untuk 'Berdamai'?

    "Kamu ini!" Yao Chen menatap kesal ke Bai Lixue.Senja baru saja turun di Puncak Wisteria, tempat tinggal Yao Chen dan gurunya, Sima Honglian. Angin sepoi-sepoi membelai dedaunan, menciptakan melodi alam yang menenangkan. Namun, semuanya tercemar keindahannya ketika Bai Lixue merusak suasana saat dia menyampaikan keinginannya.Bai Lixue meregangkan tubuhnya, merasa tidak nyaman. "Ayolah, Yao Chen," rengeknya, "tidak bisakah aku mengeluarkan ekorku sebentar saja? Puncak ini sepi, tidak ada yang akan melihat."Sima Honglian menggeleng tegas. "Tidak, Bai Lixue. Kita tidak bisa mengambil risiko. Bagaimana jika ada murid yang tiba-tiba datang atau ada yang mengintip dari kejauhan?"Bai Lixue mengerucutkan bibirnya, jelas kesal dengan larangan ini. "Tapi rasanya tidak nyaman, wanita Sima. Kau tidak tahu betapa menyiksanya harus menyembunyikan ekor sepanjang waktu.""Aku mengerti," Yao Chen menjawab dengan nada lembut namun tegas. "Tapi ini demi keselamatanmu juga. Jika identitasmu terbongkar

    Last Updated : 2024-08-13
  • Pendekar Tanpa Wajah   361 - Mencari Tau Nasib Gulungan

    Pagi baru saja dimulai ketika Yao Chen pamit pada Sima Honglian untuk menuruni gunung."Kau yakin ingin menemui mereka?" tanya Sima Honglian.Yao Chen mengangguk yakin. "Tentu Li Yaren pasti mencemaskanku, Guru. Aku juga penasaran dengan nasib gulungan di Senior Zhang."Sima Honglian tak bisa mencegah muridnya."Baiklah, tapi berhati-hatilah."Kemudian, setalah mengantongi izin gurunya, Yao Chen bergerak dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang mengikutinya. Tujuannya jelas: menemui Li Yaren di hunian khusus Sekte Dalam.Sesampainya di depan pintu Li Yaren, Yao Chen mengetuk pelan. Tak lama kemudian, pintu terbuka, menampakkan wajah Li Yaren yang tampak terkejut melihat kedatangan Yao Chen."Adik Yao? Rupanya kamu! Ayo, masuk! Masuklah!" Li Yaren terlihat terkejut, tapi senang. "Syukurlah kamu selamat dari insiden itu. Kami sempat kaget ketika Wakil Ketua Tang mengabarkan kamu, Master Sima, dan Tuan Putri meninggal di gua.Yao Chen tersenyum, dia tak kaget dengan berita semacam it

    Last Updated : 2024-08-14
  • Pendekar Tanpa Wajah   362 - Kenakalan Bai Lixue

    Beberapa saat sebelumnya .... Malam telah larut di Sekte Bilah Langit. Keheningan menyelimuti Puncak Wisteria, tempat tinggal Yao Chen dan gurunya, Sima Honglian. Namun, di salah satu sudut pondok, sepasang mata emas berkilau dalam kegelapan. Bai Lixue, si siluman rubah ekor sembilan, perlahan bangkit dari tempat tidurnya."Sudah waktunya bersenang-senang sedikit," bisiknya pada diri sendiri, senyum nakal tersungging di bibirnya.Dengan gerakan lincah dan tanpa suara, Bai Lixue melompat keluar jendela. Tubuhnya yang ramping dengan mudah menyelinap di antara bayangan pepohonan. Ilmu silumannya yang tinggi membuatnya nyaris tak terdeteksi oleh siapapun."Kung ... kung ... kung ...." Bai Lixue menapak menggunakan ujung jarinya, mirip penari balet sambil dia bergumam pelan. Dia bergerak cepat menuruni gunung, menuju area Sekte Dalam. Matanya yang tajam dengan mudah menghindari pos-pos penjaga yang tersebar di sepanjang jalan. Sesekali, dia menggunakan ilusi untuk mengecoh penjaga yang h

    Last Updated : 2024-08-14
  • Pendekar Tanpa Wajah   363 - Tawaran Bai Lixue

    "Anhh ... Kakak ... kamu sangat perkasa ... Xue Xue bertekuk lutut padamu ...." Rayu Bai Lixue dengan suara manjanya untuk membengkakkan ego si murid cabul.Kali ini Bai Lixue merasa puas karena menemukan pria kuat yang bisa mengimbangi hasratnya.Waktu berlalu dengan cepat, dan Bai Lixue sadar dia harus segera kembali. "Kakak kuat, sayang sekali aku harus pergi. Aku takut guru mencariku. Tapi mungkin kita bisa bertemu lagi, hmm?" Dia mengecup dada pemuda itu. Kemudian, Bai Lixue meninggalkan pemuda yang masih terpana. Dia bergegas kembali ke Puncak Wisteria sebelum fajar datang. Sepanjang jalan, dia tertawa kecil mengingat petualangannya malam ini."Ah, manusia-manusia ini sungguh menggemaskan," gumamnya. "Begitu mudah terpesona, begitu mudah dimanipulasi."Tepat sebelum matahari terbit, Bai Lixue berhasil kembali ke pondoknya di Puncak Wisteria. Dia masuk melalui jendela dengan hati-hati, memastikan tidak membangunkan Yao Chen atau Sima Honglian.Berbaring di tempat tidurnya, Bai Li

    Last Updated : 2024-08-14
  • Pendekar Tanpa Wajah   364 - Mungkinkah Bayangan Sembilan Bulan?

    Sima Honglian mengangguk serius mendengar perkataan Yao Chen. "Kamu benar, Xiao Chen. Ini bukan hanya tentang Tang Wulim. Ada sesuatu yang lebih besar dan lebih berbahaya di balik semua ini."Bai Lixue, yang sedari tadi mendengarkan dengan seksama, tiba-tiba menyela, "Tunggu sebentar. Sekte Iblis Hitam? Aku pernah mendengar tentang mereka di Desa Siluman. Mereka terkenal sangat berbahaya dan licik."Yao Chen mengerutkan keningnya. "Apa yang kamu tau tentang mereka, Bai Lixue?""Tidak banyak," jawab Bai Lixue. "Tapi ada rumor bahwa mereka sedang mencari sesuatu. Sebuah artefak kuno yang konon bisa memberi kekuatan luar biasa pada pemegangnya."Sima Honglian dan Yao Chen saling bertukar pandang. "Gulungan Keramat," ucap mereka bersamaan."Tepat sekali," kata Sima Honglian. "Jika Tang Wulim benar bukan sekutu Sekte Iblis Hitam, maka ada kemungkinan dia bekerja untuk pihak ketiga yang juga mengincar Gulungan Keramat."Yao Chen berdiri lalu berjalan mondar-mandir di ruangan itu. "Tapi siap

    Last Updated : 2024-08-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   365 - Informasi Mengejutkan!

    Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki mendekat. Dengan cepat, Bai Lixue bersembunyi di balik tirai. Tang Wulim masuk ke ruangan, diikuti oleh seorang pria bertopeng yang belum pernah mereka lihat sebelumnya."Bagaimana perkembangannya?" tanya pria bertopeng itu.Tang Wulim membungkuk hormat. "Semuanya berjalan sesuai rencana, Tuan. Sima Honglian dan muridnya sudah tidak mencurigai saya lagi.""Bagus," kata pria bertopeng itu. "Tapi ingat, kita harus bergerak cepat. Bayangan Sembilan Bulan tidak akan menunggu selamanya. Kita harus mendapatkan Gulungan Keramat itu sebelum mereka."Bai Lixue hampir tidak bisa menahan keterkejutannya.‘Jadi Tang Wulim bukan bekerja untuk Bayangan Sembilan Bulan, tapi justru bersaing dengan Bayangan Sembilan Bulan!’ jerit batinnya penuh semangat.Saat perbincangan terus berlanjut, Bai Lixue mendengar rencana-rencana berbahaya yang akan dilakukan Tang Wulim dan kelompoknya.‘Aku harus segera memberitahu Yao Chen dan Sima Honglian! Hi hi hi! Ini sangat

    Last Updated : 2024-08-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   366 - Sosok Pria Bertopeng yang Misterius

    Naga Gao Long berbicara dari dalam tubuh Yao Chen, “Bocah, memangnya siapa kamu hingga bisa mengatur jalannya takdir semesta, hm?”Dengan ucapan itu saja, Yao Chen langsung mengerti.Rupanya tidak ada jaminan baginya bisa kembali k Bumi meski dia membunuh musuh Wu Zaochen. Kini, dia terancam akan selamanya hidup di Planet Qi sampai akhir hayatnya.“Karena aku mungkin saja selamanya akan berada di planet ini, aku harus lebih beradaptasi dan melakukan apa pun untuk tetap bertahan hidup di sini. Hghh ….”Yao Chen menghela napas panjang.“Bocah, daripada kau cerewet menanyakan mengenai kapan kamu kembali ke planetmu, kenapa kau tidak tingkatkan kultivasimu hingga ke puncak tertinggi di alam semesta? Siapa tau, dengan begitu, kau bisa mengatur sendiri takdirmu dan di mana kau ingin tinggal nantinya.” Gao Long masih bersuara memberikan pemikirannya.Atas nasehat Gao Long, Yao Chen pun mengangguk-anggukkan kepala. Dia bisa menerima saran sang naga.“Hei, Gao Long, kenapa sepertinya kau jaran

    Last Updated : 2024-08-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   367 - Ternyata Orang Itu ....

    Sebelum mereka bertiga bisa bereaksi, pria bertopeng itu sudah melompat keluar jendela. Suaranya terdengar sayup-sayup dibawa angin malam."Jika aku jadi kalian, aku akan berhati-hati. Karena mungkin ... kalian sedang diawasi oleh orang yang kalian percaya." Suara orang itu bergema terbawa angin Puncak Wisteria.Yao Chen, Sima Honglian, dan Bai Lixue saling pandang dengan wajah pucat. Siapa sebenarnya pria bertopeng itu? Dan apa maksud kata-katanya?Di kejauhan, suara lonceng Puncak Hujan berdentang dua belas kali. Waktu mereka semakin sempit, tapi bahaya yang menghadang sepertinya jauh lebih besar dari yang mereka duga.Setelah kepergian pria bertopeng misterius itu, Yao Chen, Sima Honglian, dan Bai Lixue tetap waspada. Mereka memutuskan untuk segera bergerak menuju Gua Air Terjun Naga Hijau, tidak ingin membuang waktu lebih lama."Guru, apa menurutmu kita bisa mempercayai kata-kata pria itu?" tanya Yao Chen sambil melompati bebatuan di sungai menuju air terjun.Sima Honglian mengeru

    Last Updated : 2024-08-16

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   554 - Kaisar Alkemis

    “Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus

  • Pendekar Tanpa Wajah   553 - Tarian Dua Naga

    “Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

  • Pendekar Tanpa Wajah   548 - Berbagi Menantu

    "Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi

  • Pendekar Tanpa Wajah   547 - Memanas

    "Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan

  • Pendekar Tanpa Wajah   546 - Semakin Berbahaya

    Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status