Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 353 - Peperangan Singkat

Share

353 - Peperangan Singkat

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-08-10 13:58:23

"Apakah menurut kalian, aku cantik?" tanya Bai Lixue pada para prajurit di samping kanan dan kirinya.

"Tentu! Tentu saja!" Para prajurit lugu itu menjawab cepat sambil anggukkan kepala berulang kali. Ini membuat si siluman gembira.

Saat berjalan bersama para prajurit, Bai Lixue sesekali melemparkan lirikan menggoda ke arah mereka. Dia tampak menikmati perhatian yang dia dapatkan.

Dari jauh, Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen mengamati pemandangan itu dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Dia benar-benar tidak bisa diandalkan," gumam Yao Chen dengan nada frustrasi.

Sima Honglian dan Hong Wen mengangguk setuju.

"Semoga saja dia tidak membuat masalah yang membahayakan kita semua."

Ketiga orang itu kemudian masuk ke dalam tenda yang telah disediakan, berusaha untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Di luar, Bai Lixue terus bersenang-senang menggoda para prajurit, membuat Komandan dan Kapten Li semakin curiga akan keberadaan mereka.

Yao Chen menemui Bai Lixue yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   354 - Pengkhianat Negara

    "Tetap siaga! Bangunkan prajurit!" seru Komandan Li.Tiba-tiba, sekelompok pasukan Qing muncul, kali ini dipimpin oleh beberapa orang berpenampilan seperti kultivator tingkat tinggi. Mereka menyerang dengan kekuatan yang luar biasa, membuat Komandan Li dan pasukannya kewalahan."Ini tidak baik," ujar Yao Chen dengan nada serius. "Pasukan musuh menggunakan kultivator!"Sima Honglian dan Hong Wen saling bertatapan. Sementara Bai Lixue hanya menyeringai, seolah sudah menduga akan ada kejadian menarik seperti ini.Pertempuran sengit kembali terjadi, kali ini melibatkan beberapa kultivator berbahaya dari pihak Qing. Mereka bertekad harus bisa melindungi perbatasan Negara Wu.Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan benteng penjaga. Sementara Bai Lixue, dengan kemampuan ilusinyayang luar biasa, membuat kekacauan di barisan musuh.Namun, di tengah hiruk-pikuk pertempuran, sebuah serangan yang tak terduga mengenai Hong Wen. Seorang kultivator dari piha

    Last Updated : 2024-08-10
  • Pendekar Tanpa Wajah   355 - Dituduh Membunuh Komandan

    "Kau manusia laknat!" teriak Yao Chen ke Kapten Yong. Dia menerjang ke musuhnya sambil membawa kekuatan 5 elemen. Pertarungan sengit antara Yao Chen dan Kapten Yong tidak bisa terelakkan. Yao Chen mengerahkan seluruh kemampuannya, mengombinasikan serangan elemen api, air, angin, tanah, dan petir untuk mengalahkan lawan.Namun, Kapten Yong ternyata memiliki kultivasi yang sangat tinggi. Rupanya selama ini dia menyembunyikan tingkat kultivasinya. Dia dengan mudah menangkis serangan Yao Chen dan membalas dengan pukulan-pukulan yang penuh racun."Kamu tidak akan bisa mengalahkanku, Yao Chen!" seru Kapten Yong sambil melancarkan serangan bertubi-tubi.Yao Chen terdesak, terpaksa mengerahkan seluruh kemampuannya. Dikarenakan itu, dia akhirnya memutuskan untuk menggunakan kekuatan Tasbih Semesta.Aura emas yang membara menyelimuti tubuh Yao Chen. Api murni Tasbih Semesta yang begitu panas dan menyala membuat Kapten Yong terkejut."A-apa itu?" Kapten Yong mundur selangkah, matanya memandang

    Last Updated : 2024-08-11
  • Pendekar Tanpa Wajah   356 - Pembelaan Tak Terduga

    Setelah itu, Bai Lixue memunculkan sebuah layar gaib di langit. Kemudian dia memusatkan dua tangan ke dahinya agar cahaya spiritualnya keluar dari sana dan memproyeksikan apa saja yang dia lihat di kamp musuh, dari awal Yao Chen datang ke tenda dan menemukan Kapten Yong sedang bersama pemimpin kamp musuh dan ada Komandan Li di sudut, telah diracuni.Kapten Li dan para prajurit ternganga menonton adegan di layar cahaya itu.. "Jadi ... Yao Chen tidak membunuh Komandan?"Bai Lixue menggeleng. "Tentu tidak, dasar kalian semua bodoh."Sementara, Yao Chen termangu sejenak atas pembelaan Bai Lixue yang sangat tidak terduga. Dia tak menyangka si siluman rubah mengikutinya ke kamp musuh dan merekam semua kejadian di sana.Yao Chen, yang sedari tadi terkurung, perlahan melangkah maju. "Aku berhasil mendapatkan antidot. Biarkan aku menolong Tuan Putri sebelum terlambat."Menyadari bahwa tuan putri mereka masih berada dalam situasi gawat, mereka mulai membuka jalan bagi Yao Chen.Yao Chen didampi

    Last Updated : 2024-08-11
  • Pendekar Tanpa Wajah   357 - Pulang

    "Bai Lixue, tolong duduk tenang saja di punggung Tian Niao." Yao Chen berusaha meredam kehebohan.Akan tidak baik jika Tian Niao marah dan Bai Lixue semakin tak terkendali."Kenapa? Aku ingin berdiri di kepalanya dan menikmati puncak dunia dari atas garuda roh!" Bai Lixue berkilah.Dia sibuk memiringkan kepalanya saat mengemukakan keinginan untuk bisa berdiri di kepala Tian Niao."Tidak perlu di kepalanya, bisa kan?" Yao Chen lebih memihak ke garuda rohnya.Bagaimanapun, jika dia di posisi Tian Niao tentunya dia tak akan membiarkan siapa pun menginjak kepala untuk alasan apa pun. Maka, dia bisa memahami perasaan kesal Tian Niao."Ah, sedihnya aku," ucap Bai Lixue dengan suara sedih. "Aku sudah bersusah-payah membelamu di depan para prajurit yang ingin mengulitimu. Tapi lihat balasan yang aku dapatkan."Yao Chen tak menyangka itu akan disebut sekarang. Harusnya dia tau bahwa membiarkan siluman menolongmu hanya akan menimbulkan utang budi yang pasti harus dibayar kapan saja diminta."Ka

    Last Updated : 2024-08-11
  • Pendekar Tanpa Wajah   358 - Dia Pelayan Kami

    "Dia ... dia ... namanya Bai Lixue, Ketua Zhuge." Yao Chen harus berpikir cepat untuk menjawab Zhuge Yang sebaik mungkin.Yao Chen berdiri gugup di hadapan Zhuge Yang, ketua sektenya yang berwibawa. Sima Honglian berdiri di dekatnya bersama Bai Lixue yang menyamar sebagai manusia, menunggu dengan cemas."Kami ... ketika itu kami sempat tertinggal di Gua Naga Tidur dan kemudian menemukan jalan keluar di area berbeda. Dan ternyata kami bertemu dengan Bai Lixue dalam perjalanan kami." Yao Chen mendadak saja menemukan alur cerita untuk Bai Lixue.Dia melirik ke arah Bai Lixue yang masih dalam penyamarannya sebagai manusia. Secara tiba-tiba, dia memiliki sebuah ide."Bai Lixue adalah gadis yatim piatu yang malang, tapi memiliki bakat bagus, sehingga Guru ingin menjadikannya mur—""Bai Lixue adalah pelayan baru saya, Ketua," Sima Honglian berkata dengan lancar. "Dia pelayan baru yang kami angkat selama perjalanan. Dia sangat membantu kami dan kami merasa dia akan menjadi aset yang berharga

    Last Updated : 2024-08-13
  • Pendekar Tanpa Wajah   359 - Bertemu dengan Si Pengkhianat

    "Guru, apa kita buka saja kejahatan Tang Wulim?" bisik Yao Chen.Yao Chen dan Sima Honglian berjalan menyusuri koridor Sekte Dalam, langkah mereka berat dengan beban kenangan yang baru saja mereka alami."Tahan dulu, Xiao Chen." Sima Honglian menyahut pelan dari samping.Bayangan pengkhianatan Tang Wulim di Gua Naga Tidur masih segar dalam ingatan mereka, seolah baru terjadi kemarin."Guru," Yao Chen berbisik, suaranya penuh emosi tertahan. "Bagaimana mungkin kita bisa membiarkan Tang Wulim lolos begitu saja? Dia hampir membunuh kita di gua itu!"Dia agak menyesal tidak segera melaporkan Tang Wulim ke Zhuge Yang saat mereka ada di perahu terbang. Sima Honglian menghela napas panjang, matanya menerawang jauh. "Xiao Chen, aku mengerti kemarahanmu. Tapi kita harus berhati-hati dalam situasi ini.""Tapi, Guru," Yao Chen bersikeras, "kita harus memberitahu Ketua Zhuge tentang pengkhianatan ini. Tang Wulim tidak bisa dibiarkan bebas berkeliaran di sekte setelah apa yang dia lakukan!"Sima

    Last Updated : 2024-08-13
  • Pendekar Tanpa Wajah   360 - Bernegosiasi untuk 'Berdamai'?

    "Kamu ini!" Yao Chen menatap kesal ke Bai Lixue.Senja baru saja turun di Puncak Wisteria, tempat tinggal Yao Chen dan gurunya, Sima Honglian. Angin sepoi-sepoi membelai dedaunan, menciptakan melodi alam yang menenangkan. Namun, semuanya tercemar keindahannya ketika Bai Lixue merusak suasana saat dia menyampaikan keinginannya.Bai Lixue meregangkan tubuhnya, merasa tidak nyaman. "Ayolah, Yao Chen," rengeknya, "tidak bisakah aku mengeluarkan ekorku sebentar saja? Puncak ini sepi, tidak ada yang akan melihat."Sima Honglian menggeleng tegas. "Tidak, Bai Lixue. Kita tidak bisa mengambil risiko. Bagaimana jika ada murid yang tiba-tiba datang atau ada yang mengintip dari kejauhan?"Bai Lixue mengerucutkan bibirnya, jelas kesal dengan larangan ini. "Tapi rasanya tidak nyaman, wanita Sima. Kau tidak tahu betapa menyiksanya harus menyembunyikan ekor sepanjang waktu.""Aku mengerti," Yao Chen menjawab dengan nada lembut namun tegas. "Tapi ini demi keselamatanmu juga. Jika identitasmu terbongkar

    Last Updated : 2024-08-13
  • Pendekar Tanpa Wajah   361 - Mencari Tau Nasib Gulungan

    Pagi baru saja dimulai ketika Yao Chen pamit pada Sima Honglian untuk menuruni gunung."Kau yakin ingin menemui mereka?" tanya Sima Honglian.Yao Chen mengangguk yakin. "Tentu Li Yaren pasti mencemaskanku, Guru. Aku juga penasaran dengan nasib gulungan di Senior Zhang."Sima Honglian tak bisa mencegah muridnya."Baiklah, tapi berhati-hatilah."Kemudian, setalah mengantongi izin gurunya, Yao Chen bergerak dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang mengikutinya. Tujuannya jelas: menemui Li Yaren di hunian khusus Sekte Dalam.Sesampainya di depan pintu Li Yaren, Yao Chen mengetuk pelan. Tak lama kemudian, pintu terbuka, menampakkan wajah Li Yaren yang tampak terkejut melihat kedatangan Yao Chen."Adik Yao? Rupanya kamu! Ayo, masuk! Masuklah!" Li Yaren terlihat terkejut, tapi senang. "Syukurlah kamu selamat dari insiden itu. Kami sempat kaget ketika Wakil Ketua Tang mengabarkan kamu, Master Sima, dan Tuan Putri meninggal di gua.Yao Chen tersenyum, dia tak kaget dengan berita semacam it

    Last Updated : 2024-08-14

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   557 - Pertarungan Memurnikan Senjata

    “Kalau sekedar memurnikan senjata, mana mungkin aku gentar?” Nona Sheng menjawab Sima Honglian.Dia mengganti baju dan tatanan rambutnya lebih sederhana tapi terlihat kuat.“Bagus! Aku suka semangatmu!” balas Sima Honglian sembari mengangguk.Arena alkemis yang semula didominasi oleh tungku obat kini telah berganti menjadi Tempat Pemurnian Senjata, sebuah panggung batu hitam yang berisi tungku logam raksasa setinggi tiga meter.Tungku itu dipenuhi pola ukiran naga dan phoenix yang menyala samar, menandakan bahwa benda ini bukan sekadar alat, melainkan pusaka warisan Sekte Istana Dewa.Suasana arena mendadak lebih hening dari sebelumnya.Semua pihak menahan napas. Perhatian tertuju pada dua sosok yang akan bertarung.Di sisi kiri arena, Nona Sheng berdiri tegak. Wajahnya pucat, tapi sorot matanya penuh dendam. Dia kini lebih tenang, tak ada lagi teriakan atau tatapan meremehkan seperti sebelumnya. Dia tau ... satu kesalahan lagi bisa membuat reputasinya terkubur selamanya.Dia mematuhi

  • Pendekar Tanpa Wajah   556 - Ketakutan Nona Sheng

    “Dia … menang .…”“Tidak hanya menang … pilnya lebih sempurna daripada yang pernah dibuat murid alkimia di sekte ini .…”“Pil Jiwa Nirwana … dari seorang manusia benua bawah?!”Suara-suara penonton bergemuruh, tidak percaya.Pihak Sekte Istana Dewa bersorak dengan bangga, sedangkan wajah-wajah dari Sekte Langit Kudus menegang, pucat, dan muram.Kekalahan ini bukan sekadar kalah—mereka dipermalukan. Terlebih, tungku kebanggaan mereka, Tungku Naga Kudus, milik Alkemis Huang … hancur berkeping-keping akibat kelalaian Nona Sheng.Tetua-tetua dari Sekte Langit Kudus menunduk dalam diam. Tak satu pun dari mereka berani bicara. Yang paling mencolok adalah wajah tua Tuan Besar Sheng, yang semakin merah padam menahan amarah.Sementara itu, Nona Sheng terduduk di tanah. Wajahnya kotor, rambutnya berantakan, dan mata indahnya membelalak tak percaya. Nafasnya terengah. Tangannya gemetar, bukan karena luka, tapi karena … ketakutan.“Bagaimana aku menjelaskan ini pada Guru Huang .…” bisiknya lemah.

  • Pendekar Tanpa Wajah   555 - Mengejutkan Semua Orang

    “Dia menyanggupinya!” bisik keras para penonton atas ucapan Sima Honglian.Aula Istana Dewa kembali hening, namun ketegangan membubung seperti busur yang ditarik sampai batas. Tantangan sudah diucapkan. Taruhannya lebih tinggi.Pil tingkat delapan—bukan sembarang pil, tapi mahakarya yang hanya bisa dimurnikan oleh alkemis tingkat tinggi dengan pemahaman mendalam tentang hukum elemen dan harmoni energi jiwa.Arena dimurnikan kembali. Dua tungku emas surgawi disiapkan di tengah-tengah panggung melayang. Angin di sekitarnya berhenti, seolah menanti napas para dewa.“Aku akan tetap menggunakan tungkuku sendiri.” Nona Sheng bersikeras.“Gunakan sekehendakmu.” Sima Honglian menjawab.Pihak dari Sekte Istana Dewa mengangguk setuju.Nona Sheng dari Sekte Langit Kudus melangkah anggun ke posisinya. Wajahnya tetap tersenyum percaya diri, rambut ungunya terikat rapi, dan matanya menyapu penonton tanpa gentar. Tapi siapa pun yang cukup jeli akan melihat ujung jarinya sedikit gemetar.Sementara it

  • Pendekar Tanpa Wajah   554 - Kaisar Alkemis

    “Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus

  • Pendekar Tanpa Wajah   553 - Tarian Dua Naga

    “Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status