"Tidak, aku tidak keberatan." Sima Honglian yang menjawab pertanyaan Yao Chen terlebih dahulu."Aku juga tak keberatan." Hong Wen tak mau kalah.Lagipula, Hong Wen senang bisa lebih lama bersama Yao Chen meski ada sedikit pengganggu. Sima Honglian, maksudnya.Setelah mengembuskan napas panjangnya, Yao Chen berkata, "Hahh ... terima kasih atas kesediaan Guru dan Tuan Putri. Aku tau ini egois, tapi aku merasa aku harus mendapatkan fragmen itu." Tatapan mata dari kedua wanita itu menyiratkan pancaran pengertian terdalam mereka. Ini sungguh melegakan bagi Yao Chen.Hari demi hari berlalu. Yao Chen tak pernah menyerah. Dia terus mencoba, terus berlatih, terus memperbaiki tekniknya. Hingga hari ketujuh, dia merasakan perubahan.Fragmen itu mulai sedikit jinak. Ketika Yao Chen mendekat, dia tidak langsung menghilang seperti biasanya. Ada momen-momen singkat di mana fragmen itu seolah ... menunggu?Malam itu, setelah makan malam, rasa penasaran menggelitik Yao Chen. Dia memutuskan untuk kemb
"Oh ya, Tetua Huo, kenapa Anda berada di sini?" tanya Yao Chen.Tetua Huo mengelus jenggot panjangnya dan tersenyum."Sebenarnya aku mengikuti kalian, tapi kalian mungkin tidak menyadarinya. Ha ha ha ... tapi aku hanya sekedar mengkhawatirkan kalian, bukan tujuan lainnya." Tetua Huo tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit terbalik.Yao Chen dan dua wanita itu terkesiap di benak masing-masing. Tetua Huo berhasil mengkuti mereka, tapi mereka tidak bisa merasakannya? Bukankah ini sama artinya dengan kekuatan Tetua Huo yang sangat tinggi?"Aku bisa merasakan kehadiran dia, tapi aku diam." Gao Long bersuara dari dalam tubuh Yao Chen. "Bocah, kau berhasil mendapatkan fragmen itu, berterima kasihlah pada Yang Mulia ini.""Iya, Yang Mulia Gao Long, terima kasih." Yao Chen menuruti agar Gao Long senang.Bagaimanapun, memang ada andil besar dari si naga kuno itu dalam upayanya mendapatkan Fragmen Hukum Ruang.***Setelah keberhasilan Yao Chen menguasai fragmen hukum ruang, Tetua Huo meng
"DAN KINI AKU TELAH KEMBALI," jawab Gao Long. "MELALUI PEMUDA INI, YAO CHEN."Yao Chen merasa tubuhnya bergerak di luar kendalinya. Dia mengulurkan tangan, menyentuh kepala Tetua Huo dengan lembut."BANGKITLAH, TETUA HUO. KAU TELAH MELAKUKAN TUGASMU DENGAN BAIK, MENJAGA MUTIARA NAGA SEMESTA DAN MELATIH YAO CHEN."Tetua Huo bangkit berdiri, air mata mengalir di pipinya yang keriput. "Terima kasih, Yang Mulia. Apa yang harus kami lakukan sekarang?""TETAPLAH JAGA ALAM SILUMAN INI SEPERTI YANG SEHARUSNYA," ujar Gao Long. "DUNIA MANUSIA DAN DUNIA SILUMAN AKAN MENGHADAPI ANCAMAN BESAR JIKA DUA DUNIA INI SALING TERHUBUNG TERLALU BANYAK."Yao Chen, yang akhirnya bisa mengendalikan tubuhnya lagi, bertanya, "Gao Long, ancaman apa yang kau maksud?""KAU AKAN TAHU NANTI, BOCAH," jawab Gao Long. "UNTUK SAAT INI, LANJUTKAN LATIHANMU. TINGKATKAN KULTIVASIMU."Dengan itu, aura keemasan perlahan memudar. Yao Chen merasa energi Gao Long kembali ke dalam dirinya.Tetua Huo, yang masih tampak takjub, be
Yao Chen seketika pusing. Gurunya dengan gamblang bertanya apakah mereka hanya menginginkan benihnya."Ya!"Semua siluman wanita dan para kepala keluarga mengangguk polos.Yao Chen, yang merasa situasi semakin tak terkendali, akhirnya angkat bicara. "Semuanya, tolong dengarkan aku!"Seluruh desa terdiam, menunggu kata-kata sang 'setengah dewa'."Aku ...." Yao Chen menelan ludah, "Aku sangat menghargai ... err ... tawaran kalian. Tapi saat ini, aku harus fokus pada latihanku. Sekteku sedang dalam bahaya, dan aku harus mempersiapkan diri."Dia melirik Sima Honglian dan Hong Wen yang mengangguk puas, lalu melanjutkan, "Jadi, untuk saat ini, aku tidak bisa menerima lamaran dari siapapun. Maafkan aku."Terdengar desahan kecewa dari kerumunan. Namun, Kepala Desa Liu kembali angkat bicara."Baiklah, Tuan Yao Chen. Kami mengerti. Tapi ...." Dia tersenyum licik, "bagaimana kalau Anda hanya memberikan 'benih' Anda saja? Tidak perlu menikah!""KEPALA DESA LIU!" Sima Honglian dan Hong Wen berteri
Gao Long, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara dalam benak Yao Chen. "Itu ... soal itu, bocah, sepertinya kekuatanku memang punya efek samping yang ... tidak terduga. He he he."Tidak! Yao Chen tak mau percaya begitu saja! Dia yakin seribu persen pasti Gao Long keluar secara diam-diam dari tubuhnya saat dia tidak terjaga untuk mengawini para siluman itu! Apalagi, banyak di antara mereka memang memikat mata."Astaga ...."Yao Chen merasa lututnya lemas. Dia jatuh terduduk, matanya menatap kosong. Walaupun itu ulah Gao Long, bukankah tetap saja dirinya yang harus mengambil tanggung jawab?Sima Honglian, yang pertama pulih dari keterkejutan, berdehem. "Baiklah! Baiklah! Sepertinya kita perlu diskusi serius tentang ini. Xiao Chen, bangunlah! Yang lain, kita akan adakan pertemuan di aula desa. Dan tolong, JANGAN ada yang hamil lagi sampai kita selesai berdiskusi!"Yao Chen mengirim telepatinya, "Gao Long, kurasa kita perlu bicara tentang 'pengendalian kelahiran' untukmu."Suara ta
"Tuan Yao Chen yang tampan," ujar si siluman kerbau dengan suara yang dia usahakan terdengar seksi, "hamba datang untuk menyerahkan diri pada Anda!"Tak mungkin Yao Chen tidak panik. Apalagi pintu sepertinya disegel oleh siluman kerbau betina itu dengan segel tertentu. Gawat!Dia mundur hingga punggungnya menabrak dinding. "T-tunggu, Nona Kerbau. Ini tidak benar. Kita tidak bisa—HMPPH!"Kalimatnya terpotong saat siluman kerbau itu menarik dan menghempaskannya di lantai, lalu menindihnya dengan tubuhnya yang besar."Tuan Yao Chen," bisik si siluman kerbau, "hamba akan memberikan Anda keturunan yang kuat dan kita bisa memiliki anak-anak secantik aku dan setampan Anda!"Mata Yao Chen membola, heran dengan kepercayaan diri siluman kerbau betina itu. Selain itu, dia merasa sesak napas, baik karena situasi dan juga karena berat badan si siluman kerbau. Dia ingin mendorong atau memukul untuk melepaskan diri, tapi takut menyakiti siluman kerbau itu."N-Nona Kerbau," Yao Chen berusaha bicara d
Keesokan harinya setelah insiden dengan siluman kerbau, Yao Chen keluar dari pondoknya dengan hati-hati. Namun, alih-alih disambut oleh kerumunan siluman wanita, dia diadang oleh sekelompok siluman pria yang tampak kesal."Hei, kau!" seru seorang siluman serigala bertubuh kekar. "Kau pikir kau siapa, merebut semua wanita kami?"Yao Chen mengangkat tangannya dalam gestur menenangkan. "Teman-teman, aku tidak bermaksud—""Diam!" potong siluman harimau di sebelahnya. "Sejak kedatanganmu, para wanita tidak lagi melirik kami!"Yao Chen menghela napas. "Dengar, aku tidak pernah meminta ini terjadi. Aku—"Belum selesai dia berbicara, seorang siluman beruang yang bertubuh besar melangkah maju, menusukkan jarinya ke dada Yao Chen. "Lebih baik kamu pergi dari desa ini. Kamu tidak diinginkan di sini!"Yao Chen terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah. Aku memang berencana untuk pergi."Jawaban ini tampaknya mengejutkan para siluman jantan. Mereka saling pandang dengan bingung."Benarkah?" tanya
Yao Chen berdiri di tengah tanah lapang, keringat membasahi dahinya. Sima Honglian dan Hong Wen mengawasi dari jarak aman, wajah mereka tegang penuh harap."Kau yakin bisa melakukannya?" tanya Sima Honglian, suaranya terdengar cemas.Yao Chen mengangguk mantap. "Aku harus bisa, Guru. Ini satu-satunya jalan kita keluar dari alam siluman dan kembali ke sekte."Dia memejamkan mata, mulai berkonsentrasi. Yao Chen bisa merasakan energi lima elemen bergejolak dalam tubuhnya: api yang membara, air yang mengalir, angin yang berhembus, tanah yang kokoh, dan petir yang menyambar. Lalu, ada kekuatan hukum ruang yang seperti melompat-lompat tak bisa diam."Baiklah, kita mulai," gumam Yao Chen pada dirinya sendiri.Dia mengangkat kedua tangannya, mulai mengalirkan energi api ke tangan kanannya dan energi air ke tangan kirinya. Kedua elemen yang bertentangan itu berputar-putar, menciptakan uap panas yang mendesis.Yao Chen menggertakkan giginya, berusaha mengendalikan kedua elemen itu agar tidak sa