"DAN KINI AKU TELAH KEMBALI," jawab Gao Long. "MELALUI PEMUDA INI, YAO CHEN."Yao Chen merasa tubuhnya bergerak di luar kendalinya. Dia mengulurkan tangan, menyentuh kepala Tetua Huo dengan lembut."BANGKITLAH, TETUA HUO. KAU TELAH MELAKUKAN TUGASMU DENGAN BAIK, MENJAGA MUTIARA NAGA SEMESTA DAN MELATIH YAO CHEN."Tetua Huo bangkit berdiri, air mata mengalir di pipinya yang keriput. "Terima kasih, Yang Mulia. Apa yang harus kami lakukan sekarang?""TETAPLAH JAGA ALAM SILUMAN INI SEPERTI YANG SEHARUSNYA," ujar Gao Long. "DUNIA MANUSIA DAN DUNIA SILUMAN AKAN MENGHADAPI ANCAMAN BESAR JIKA DUA DUNIA INI SALING TERHUBUNG TERLALU BANYAK."Yao Chen, yang akhirnya bisa mengendalikan tubuhnya lagi, bertanya, "Gao Long, ancaman apa yang kau maksud?""KAU AKAN TAHU NANTI, BOCAH," jawab Gao Long. "UNTUK SAAT INI, LANJUTKAN LATIHANMU. TINGKATKAN KULTIVASIMU."Dengan itu, aura keemasan perlahan memudar. Yao Chen merasa energi Gao Long kembali ke dalam dirinya.Tetua Huo, yang masih tampak takjub, be
Yao Chen seketika pusing. Gurunya dengan gamblang bertanya apakah mereka hanya menginginkan benihnya."Ya!"Semua siluman wanita dan para kepala keluarga mengangguk polos.Yao Chen, yang merasa situasi semakin tak terkendali, akhirnya angkat bicara. "Semuanya, tolong dengarkan aku!"Seluruh desa terdiam, menunggu kata-kata sang 'setengah dewa'."Aku ...." Yao Chen menelan ludah, "Aku sangat menghargai ... err ... tawaran kalian. Tapi saat ini, aku harus fokus pada latihanku. Sekteku sedang dalam bahaya, dan aku harus mempersiapkan diri."Dia melirik Sima Honglian dan Hong Wen yang mengangguk puas, lalu melanjutkan, "Jadi, untuk saat ini, aku tidak bisa menerima lamaran dari siapapun. Maafkan aku."Terdengar desahan kecewa dari kerumunan. Namun, Kepala Desa Liu kembali angkat bicara."Baiklah, Tuan Yao Chen. Kami mengerti. Tapi ...." Dia tersenyum licik, "bagaimana kalau Anda hanya memberikan 'benih' Anda saja? Tidak perlu menikah!""KEPALA DESA LIU!" Sima Honglian dan Hong Wen berteri
Gao Long, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara dalam benak Yao Chen. "Itu ... soal itu, bocah, sepertinya kekuatanku memang punya efek samping yang ... tidak terduga. He he he."Tidak! Yao Chen tak mau percaya begitu saja! Dia yakin seribu persen pasti Gao Long keluar secara diam-diam dari tubuhnya saat dia tidak terjaga untuk mengawini para siluman itu! Apalagi, banyak di antara mereka memang memikat mata."Astaga ...."Yao Chen merasa lututnya lemas. Dia jatuh terduduk, matanya menatap kosong. Walaupun itu ulah Gao Long, bukankah tetap saja dirinya yang harus mengambil tanggung jawab?Sima Honglian, yang pertama pulih dari keterkejutan, berdehem. "Baiklah! Baiklah! Sepertinya kita perlu diskusi serius tentang ini. Xiao Chen, bangunlah! Yang lain, kita akan adakan pertemuan di aula desa. Dan tolong, JANGAN ada yang hamil lagi sampai kita selesai berdiskusi!"Yao Chen mengirim telepatinya, "Gao Long, kurasa kita perlu bicara tentang 'pengendalian kelahiran' untukmu."Suara ta
"Tuan Yao Chen yang tampan," ujar si siluman kerbau dengan suara yang dia usahakan terdengar seksi, "hamba datang untuk menyerahkan diri pada Anda!"Tak mungkin Yao Chen tidak panik. Apalagi pintu sepertinya disegel oleh siluman kerbau betina itu dengan segel tertentu. Gawat!Dia mundur hingga punggungnya menabrak dinding. "T-tunggu, Nona Kerbau. Ini tidak benar. Kita tidak bisa—HMPPH!"Kalimatnya terpotong saat siluman kerbau itu menarik dan menghempaskannya di lantai, lalu menindihnya dengan tubuhnya yang besar."Tuan Yao Chen," bisik si siluman kerbau, "hamba akan memberikan Anda keturunan yang kuat dan kita bisa memiliki anak-anak secantik aku dan setampan Anda!"Mata Yao Chen membola, heran dengan kepercayaan diri siluman kerbau betina itu. Selain itu, dia merasa sesak napas, baik karena situasi dan juga karena berat badan si siluman kerbau. Dia ingin mendorong atau memukul untuk melepaskan diri, tapi takut menyakiti siluman kerbau itu."N-Nona Kerbau," Yao Chen berusaha bicara d
Keesokan harinya setelah insiden dengan siluman kerbau, Yao Chen keluar dari pondoknya dengan hati-hati. Namun, alih-alih disambut oleh kerumunan siluman wanita, dia diadang oleh sekelompok siluman pria yang tampak kesal."Hei, kau!" seru seorang siluman serigala bertubuh kekar. "Kau pikir kau siapa, merebut semua wanita kami?"Yao Chen mengangkat tangannya dalam gestur menenangkan. "Teman-teman, aku tidak bermaksud—""Diam!" potong siluman harimau di sebelahnya. "Sejak kedatanganmu, para wanita tidak lagi melirik kami!"Yao Chen menghela napas. "Dengar, aku tidak pernah meminta ini terjadi. Aku—"Belum selesai dia berbicara, seorang siluman beruang yang bertubuh besar melangkah maju, menusukkan jarinya ke dada Yao Chen. "Lebih baik kamu pergi dari desa ini. Kamu tidak diinginkan di sini!"Yao Chen terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah. Aku memang berencana untuk pergi."Jawaban ini tampaknya mengejutkan para siluman jantan. Mereka saling pandang dengan bingung."Benarkah?" tanya
Yao Chen berdiri di tengah tanah lapang, keringat membasahi dahinya. Sima Honglian dan Hong Wen mengawasi dari jarak aman, wajah mereka tegang penuh harap."Kau yakin bisa melakukannya?" tanya Sima Honglian, suaranya terdengar cemas.Yao Chen mengangguk mantap. "Aku harus bisa, Guru. Ini satu-satunya jalan kita keluar dari alam siluman dan kembali ke sekte."Dia memejamkan mata, mulai berkonsentrasi. Yao Chen bisa merasakan energi lima elemen bergejolak dalam tubuhnya: api yang membara, air yang mengalir, angin yang berhembus, tanah yang kokoh, dan petir yang menyambar. Lalu, ada kekuatan hukum ruang yang seperti melompat-lompat tak bisa diam."Baiklah, kita mulai," gumam Yao Chen pada dirinya sendiri.Dia mengangkat kedua tangannya, mulai mengalirkan energi api ke tangan kanannya dan energi air ke tangan kirinya. Kedua elemen yang bertentangan itu berputar-putar, menciptakan uap panas yang mendesis.Yao Chen menggertakkan giginya, berusaha mengendalikan kedua elemen itu agar tidak sa
Sensasi aneh menyelimuti tubuh mereka saat mereka melewati batas antara dua dunia. Dalam sekejap mata, mereka sudah berada di alam lain yang diyakini sebagai dunia mereka sebelumnya."Kuharap ini masih di Negara Wu." Yao Chen menatap ke sekeliling.Pemandangan yang menyambut mereka sangat kontras dengan apa yang mereka lihat selama berhari-hari di dalam desa. Hutan lebat dengan pepohonan tinggi menjulang beserta udara segar yang telah menemani mereka beberapa minggu, kini berganti dengan padang tandus dan kegersangan. Hanya ada pohon yang bisa dihitung dengan jari.Sima Honglian menghirup udara dalam-dalam. "Akhirnya ... kita kembali," ucapnya lirih.Hong Wen mengangguk setuju. "Ya, tapi kita tidak boleh lengah. Kita masih belum tau ada di wilayah mana."Yao Chen hendak menambahkan sesuatu ketika tiba-tiba dia merasakan kehadiran yang asing. Instingnya yang tajam memperingatkan bahwa mereka tidak sendirian."Tunggu," kata Yao Chen sambil mengangkat tangannya, memberi isyarat pada kedu
Setelah keluar dari alam siluman, rombongan Yao Chen akhirnya tiba di perbatasan antara Negara Wu dan Negara Qing, negara tetangga yang menjadi musuh mereka. Suasana di sana terasa semakin tegang dan berbahaya."Ini ... kenapa rasanya seperti di daerah perbatasan?" Yao Chen sambil memandang waspada ke arah gerbang penjagaan yang berjaga ketat. "Kita harus sangat berhati-hati dari sini."Sima Honglian mengangguk. "Benar. Pasukan negara tetangga pasti akan menyerang kita tanpa ampun jika mengetahui kita berasal dari Negara Wu."Mereka meneruskan perjalanan sampai berpuluh-puluh kilometer. "Kau yakin kita tak perlu terbang?" tanya Bai Lixue.Si siluman bukannya merasa lelah karena berjalan, melainkan merasa bosan saja."Kita tak boleh bertindak serampangan di daerah yang kita belum ketahui sama sekali." Sima Honglian menjawab.Yao Chen setuju dengan keputusan gurunya agar mereka terus melakukan perjalanan dengan berjalan kaki saja tanpa menggunakan pusaka terbang atau semacam itu."Bena
“Tentu saja kalian tidak bisa memutuskan hal yang sudah menjadi ketentuan dariku!” Suara Gongsun Huojun muncul seiring dia melangkah masuk ke kamar Yao Chen.Secara otomatis, perhatian Yao Chen dan dua wanita di dekatnya beralih ke pintu. Ada Gongsun Huojun beserta Gongsun Weiyan, diikuti Bai Yuan dan Mei’er yang menunduk patuh di belakang.“Salam teruntuk Tuan Besar Gongsun dan Tuan Tua Gongsun.” Putri Suci menekuk lututnya sedikit sambil menunduk anggun ketika menyapa duo Gongsun.Ayah dan anak Gongsun mengangguk ke Putri Suci.“Tidak ada yang boleh mengubah apa yang sudah aku tetapkan.” Gongsun Huojun menatap tajam ke Yao Chen dan dua wanita itu.Namun, mana mungkin Yao Chen tidak memberikan perdebatan. Baginya, Gongsun Huojun hanyalah orang asing.“Kau terlalu banyak mengaturku!” desis keras Yao Chen sembari membalas tatapan ayahnya dengan tatapan yang sama.Mata Gongsun Huojun menyala dalam amarah.“Kau!” Tapi justru Gongsun Weiyan yang menghardik.Si kakek segera dihentikan oleh
Yao Chen masih dalam pelukan Sima Honglian ketika pintu kamarnya diketuk dengan sopan. Sebelum sempat merespons, pintu terbuka, dan masuklah Putri Suci dengan langkah tenang dan penuh wibawa.Gaun putihnya yang panjang melambai lembut, dan aura kalemnya langsung memenuhi ruangan. Matanya yang jernih memandang Yao Chen dengan tatapan penuh makna, seolah-olah dia sudah menunggu momen ini sejak lama.Sima Honglian, yang masih memeluk Yao Chen, segera melepaskan pelukannya dan menatap Putri Suci dengan tatapan yang sedikit berbahaya.“Nah, Chen, lihat! Calon istrimu sudah datang,” ujarnya dengan nada yang terdengar manis, tetapi ada sedikit sengatan di baliknya. Matanya berkilat, seolah-olah sedang menguji reaksi Yao Chen.Yao Chen, yang masih lemah, mencoba duduk tegak. Dia memandang Putri Suci, lalu menoleh ke Sima Honglian. “Lian Lian, ini…” ujarnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat.Dia merasa bahwa situasi ini bisa menjadi sangat rumit.Putri Suci dengan sikap tenangnya, memberi
“Pedang itu ….”Suasana pertempuran yang kacau balau tiba-tiba berhenti sejenak. Semua mata tertuju pada Yao Chen, yang kini berdiri tegak di tengah medan perang.Di tangannya, sebuah pedang raksasa berwarna perak kehitaman bersinar dengan cahaya misterius. Hawa menindas yang keluar dari pedang itu membuat udara di sekitarnya terasa berat, seolah-olah dunia sedang menahan napas.Pedang Keseimbangan telah muncul.“Itu … itu mustahil!” Raja Phoenix, yang sebelumnya begitu angkuh, kini terkesiap. Matanya membelalak, mengenali pedang yang hanya pernah dia dengar dari legenda leluhurnya ribuan tahun silam. “Pedang Keseimbangan … pedang yang digunakan Kaisar Manusia untuk menyeimbangkan dunia manusia dan siluman. Bagaimana bisa ada di tangan bocah ini?!”Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan, ayah dan kakek Yao Chen, juga terpaku. Keduanya saling memandang, tak percaya dengan apa yang mereka lihat.“Chen’er … kau … kau memiliki Pedang Keseimbangan?” Gongsun Huojun berbisik, suaranya gemetar anta
“Chen’er! Hentikan!” Gongsun Huojun berteriak membawa kecemasan saat melihat kondisi putranya.Saat ini, kulit Yao Chen sudah hitam legam. Ada banyak retakan di sekujur kulitnya sehingga warna merah darahnya terlihat kontras dan mengerikan, ditambah putih tulang yang terlihat di beberapa bagian lengannya.Itu masih ditambah dengan mencuatnya beberapa tulang hitam di lengan dan punggungnya. Saat ini, Yao Chen memang terlihat mengerikan sekaligus menyedihkan ketika dagingnya mulai meleleh.“Hmph! Mau apa kalian, manusia picik?!” seru Yao Chen ke ayah dan kakeknya yang mendekat.Raja Phoenix melayang dan termangu di udara melihat dua dedengkot Gongsun membawa pasukan Tanah Sucinya. Apakah memang harus terjadi peperangan antara mereka?“Chen’er! Ayah meminta maaf jika Ayah kurang melindungi istrimu. Tolong berhenti dan kita pulang bersama istrimu juga.” Gongsun Huojun mengiba ke putra kebanggaannya.Dia tak ingin bibit hebat tubuh Asura menjadi sia-sia jika Yao Chen mati. Yao Chen harus t
“Burung sialan! Mati saja!” teriak Yao Chen ketika dia melesat memburu ke Raja Phoenix.BOOOMM!Serangan telapak tangannya menebas udara, membelah ruang!Namun .…"Hmph! Manusia sombong!" Raja Phoenix mengangkat satu jari.KLAAANG!Serangan Yao Chen tertahan!Gelombang energi meledak ke segala arah, menghancurkan lebih banyak bangunan di istana! Prajurit siluman burung mulai berdatangan, tapi mereka seakan mengantarkan nyawa saja saat terkena ledakan itu.Meski begitu, Raja Phoenix tetap tak tergoyahkan."Menarik." Mata Raja Phoenix berkilat tajam. "Meskipun tubuhmu mulai hancur, kau masih mencoba melawanku?!"Yao Chen yang sudah dikuasai jiwa Asura sebanyak 80 persen lebih, makin bersikap arogan."KAU AKAN MATI DI SINI, BURUNG BESAR!" teriak Yao Chen dalam kesadaran Asura.DHUAARR!Pertempuran tingkat dewa dimulai.Yao Chen melesat seperti bayangan, serangannya brutal dan tanpa belas kasihan. Api murninya mulai tak terkendali saat melahap banyak prajurit istana Kerajaan Phoenix, meni
"Energi mengerikan ini ...!?" Hong Tian mundur selangkah, wajahnya pucat.Yao Chen telah berubah menjadi Asura Gelap yang menakutkan!Dengan satu langkah, dia menghilang.BOOOM!“Arghh!”Tiba-tiba, salah satu pangeran terlempar ke udara!Yao Chen muncul di belakangnya, tinju apinya menghantam dada pangeran itu hingga tubuhnya melayang jauh menembus dinding istana!KRAAAKKK!Tulangnya patah seketika!Para pangeran lainnya terkejut!"Serang!"Mereka mencoba melancarkan serangan serentak!Namun ....Yao Chen kini bergerak terlalu cepat.Dengan Kekuatan Hukum Ruang, dia melintasi medan perang seperti bayangan hitam yang membara. Tubuh Asura Gelapnya benar-benar mengakselerasi pergerakannya jauh lebih cepat dari yang dia bayangkan."Musnahlah!"Dengan satu tebasan tangan kosong berselimutkan energi petir bercampur api hitam kemerahan dari Asura Gelap, Yao Chen mengakibatkan dua pangeran terhantam ke tanah dalam keadaan mengenaskan!Petir dan api neraka membakar tubuh mereka hingga asap hit
“Lian Lian ….”Tubuh Yao Chen terasa berat. Nafasnya memburu. Setelah tiga pertarungan sengit sebelumnya, kekuatannya mulai terkikis.Meskipun Gao Long telah membantunya dengan suplai energi, tetap saja, tubuhnya mulai melemah.“Chen!”Di sisi lain, Sima Honglian berdiri gagah, rambut merahnya berkibar liar di tengah kobaran api phoenix raksasa.Di sekeliling mereka, enam pangeran kerajaan Phoenix telah mengepung, dengan Hong Tian berdiri paling depan, matanya penuh amarah."Manusia licik! Sekarang kami tau siapa kau sebenarnya!" Hong Tian menyeringai sinis, menatap Yao Chen dengan tatapan jijik."Dia alkemis yang diangkat oleh Adik Yufan?! Jadi kau penyihir sampah yang suka menipu klan phoenix dengan sihir licikmu?!"Salah satu pangeran lainnya meludah ke tanah. "Hmph! Puih! Memuakkan! Manusia memang makhluk paling hina di dunia!""Kau hanya parasit yang memanfaatkan kekuatan Phoenix kami!"Mereka semua menatapnya dengan tatapan menghina, sementara Yao Chen tetap diam, menahan rasa l
“Calon istri, pantatmu!” teriak kesal Sima Honglian.Sejak datang baik-baik ke Kerajaan Phoenix, dia langsung disekap dan dibatasi pergerakannya di Ruang Penyegelan yang memiliki formasi pengurung level tinggi yang tak bisa dia tembus.Dhaarrr!Ledakan dahsyat mengguncang Ruang Penyegelan saat tiga sosok bertarung dalam kecepatan tinggi!Yao Chen dan Sima Honglian bergerak seperti kilat, menyerang dari berbagai arah, tetapi Hong Tian menangkis semua serangan mereka dengan nyala api emasnya!Klaaang! Klaaang! Dhaaarr!Cahaya merah, biru, dan emas bersilangan di udara, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan pilar-pilar batu di sekitar mereka.Namun, di tengah pertarungan itu, Yao Chen mendadak terkejut! ‘Lian Lian ternyata sudah mencapai tahap itu!’Dari belakang tubuh Sima Honglian, sebuah figur phoenix raksasa mulai muncul.Bukan sekadar bayangan api … tapi seolah-olah makhluk itu hidup!"Lian Lian ... kau ...?" Yao Chen termangu.Dari sosok Kaisar Manusia dan Gao Long, dia me
Suara ledakan mengguncang istana dalam. Dari luar, siluet seseorang melangkah dengan tenang ke dalam Ruang Penyegelan. Setiap jejak kakinya mengeluarkan panas yang membakar lantai batu.Yao Chen segera menoleh, pupil matanya menyipit. Aura lawan yang datang ini jauh lebih berbahaya dibandingkan Hong Weijian!Pria itu mengenakan jubah merah keemasan dengan sulaman api phoenix yang berkilauan. Rambutnya panjang berwarna merah gelap, dan di antara alisnya terdapat tanda berbentuk nyala api. Tatapannya tajam, penuh kepercayaan diri."Pangeran Hong Tian!" Sima Honglian bergumam pelan di dalam segel.Yao Chen langsung paham. Pasti ini putra tertua Kaisar, pewaris utama Tahta Kerajaan Phoenix!Hong Tian menatap sekilas ke arah adiknya yang terkapar tak berdaya, lalu beralih ke Yao Chen.“Kau mengalahkan adikku dalam waktu singkat. Aku akui, kau punya kemampuan.” Suaranya tenang, tapi penuh tekanan yang menyesakkan.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Angin di sekelilingnya mulai berputar, kilatan