Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 337 - Alam Siluman

Share

337 - Alam Siluman

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-08-05 18:30:47

Suasana desa siluman seketika berubah mencekam. Para siluman mulai mengelilingi Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen dengan wajah waspada dan sikap bermusuhan.

"Manusia tidak diizinkan di sini!" seru seorang siluman beruang besar dengan suara menggelegar.

"Bagaimana mereka bisa menemukan tempat kita?" tanya siluman ular dengan desisan tajam.

Yao Chen melangkah ke depan, berusaha melindungi Sima Honglian dan Hong Wen yang masih lemah. "Kami tidak bermaksud mengganggu. Kami hanya tersesat dan mencari bantuan," jelasnya dengan suara tenang, meski jantungnya berdebar kencang.

Tiba-tiba, kerumunan siluman terbelah. Seorang siluman rubah tua dengan sembilan ekor melangkah maju. Auranya memancarkan kebijaksanaan dan kekuatan yang luar biasa.

"Tenang, saudara-saudaraku," ujarnya dengan suara yang menenangkan. Dia menatap Yao Chen lekat-lekat. "Aku merasakan aura Alam Naga Tidur dari mereka. Mereka bukan manusia biasa."

Bisik-bisik terdengar di antara para siluman. Siluman rubah tua itu menga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   338 - Rekonsiliasi. Apakah Bertahan Lama?

    Di sebuah hutan rimbun di alam siluman, Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen beristirahat sejenak setelah pelatihan mereka. Pepohonan aneh dengan daun berwarna-warni mengelilingi mereka, sementara makhluk-makhluk misterius mengintip dari balik semak belukar.Yao Chen duduk bersila, meditasi untuk memulihkan energinya. Topeng emasnya berkilau ditimpa cahaya remang-remang yang menembus kanopi hutan. Sima Honglian dan Hong Wen duduk di kedua sisinya, mata mereka tak lepas dari sosok pemuda tampan itu."Xiao Chen," panggil Sima Honglian dengan suara lembutnya, "biarkan aku memijat bahumu. Kau pasti lelah setelah pertarungan tadi."Belum sempat Yao Chen menjawab, Hong Wen menyela, "Tidak perlu, Guru Sima. Biar aku saja yang merawat luka-luka Yao Chen. Aku punya salep khusus dari Istana Langit."Sima Honglian tersenyum, tapi matanya menyiratkan kekesalan. "Tuan Putri, kau baik sekali. Tapi sebagai gurunya, sudah kewajibanku untuk merawat muridku sendiri.""Tapi Guru Sima, Anda sendiri juga

    Last Updated : 2024-08-05
  • Pendekar Tanpa Wajah   339 - Fragmen Hukum Ruang!

    Pada paginya ….“Benarkan kalian hendak mencari jalan keluar melalui Kota Yinyang?” tanya Tetua Huo ketika Yao Chen pamit pergi dari desa itu.Yao Chen mengangguk mantap diiringi tatapan yakin dari Sima Honglian dan Hong Wen juga.“Tapi … kalian harus melewati—““Hutan Seribu Ilusi dan Lembah Kabut Beracun? Kami sudah memikirkannya dan kami yakin bisa melewatinya.” Sima Honglian memotong ucapan Tetua Huo.Mata tua sang siluman rubah jantan menatap tiga manusia di depannya, lalu menghela napas panjang.“Haihh … kalau memang kalian sudah seyakin itu, aku tentu tak bisa berbuat apa-apa untuk menghalangi kalian.”Mereka membungkuk sambil bersoja pada Tetua Huo, berterima kasih atas kebaikan Beliau selama mereka berada di desa siluman.Setelah berpamitan dengan Tetua Huo, Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen melangkah keluar dari gerbang Desa Siluman. Mereka merasakan perubahan atmosfer yang signifikan begitu melewati batas desa. Udara terasa lebih segar, namun juga lebih berat dengan ene

    Last Updated : 2024-08-06
  • Pendekar Tanpa Wajah   340 - Menggunakan Gabungan Kekuatan 5 Elemen

    Yao Chen mengepalkan tangannya erat, tekadnya semakin bulat. Dia tidak bisa membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Dengan mata yang berkilat penuh determinasi, dia berpaling pada kedua wanita di bawah."Aku harus mendapatkan fragmen itu!" ujarnya tegas. "Kalian tunggu di sini. Aku akan kembali dengan Fragmen Hukum Ruang."Sebelum Sima Honglian atau Hong Wen sempat mencegah, Yao Chen sudah melesat jauh ke atas pohon. Kali ini, dia bertekad untuk menggunakan seluruh kekuatannya, tanpa menahan lagi."Xiao Chen!" teriak Sima Honglian, tapi suaranya hanya dijawab oleh gemerisik dedaunan.Di atas sana, Yao Chen mulai memfokuskan energinya. Dia merasakan kekuatan lima elemen bergejolak dalam dirinya: api, air, angin, tanah, dan petir.“Tidak! Ini masih belum cukup! Aku akan mencoba menggunakan kelima elemenku!”Dengan konsentrasi penuh, dia mulai memunculkan kekuatan elemen yang dia miliki."Meski elemen dari Kuil Rahasia sudah tak ada, tapi aku masih punya elemenku sendiri!" seru Ya

    Last Updated : 2024-08-06
  • Pendekar Tanpa Wajah   341 - Kali Ini Dengan Api Gao Long!

    Tidak disangka, Yao Chen malah terjaga di tengah malam. Saat dia membuka mata, justru ada sosok Sima Honglian duduk di dekatnya, menjaga api unggun agar tetap menyala."Kau terbangun, Xiao Chen?" Sima Honglian menyadari muridnya terjaga.Yao Chen duduk bersila di hadapan Sima Honglian. Wajah cantik gurunya itu tampak serius di terangi pantulan api depannya."Guru," ujar Yao Chen, "apa pendapatmu tentang Fragmen Hukum Ruang?"Sima Honglian terdiam sejenak, jemari lentiknya mengetuk-ngetuk dagunya. "Fragmen Hukum Ruang itu ... sangat langka dan kuat. Tapi juga sangat sulit didapatkan.""Apa ada cara untuk mendapatkannya?" tanya Yao Chen penuh harap.Sima Honglian tersenyum. "Mungkin ada. Kau memiliki kekuatan lima elemen, bukan? Coba kombinasikan itu dengan api Gao Long. Tapi aku tak yakin juga, karena ini hanya sebatas dugaanku saja.""Api Gao Long, ya?" Yao Chen mengerutkan kening di balik topengnya.Hanya Sima Honglian saja yang sudah pernah melihat wujud Gao Long meski dalam fisik i

    Last Updated : 2024-08-06
  • Pendekar Tanpa Wajah   342 - Berhasil?

    "Tidak, aku tidak keberatan." Sima Honglian yang menjawab pertanyaan Yao Chen terlebih dahulu."Aku juga tak keberatan." Hong Wen tak mau kalah.Lagipula, Hong Wen senang bisa lebih lama bersama Yao Chen meski ada sedikit pengganggu. Sima Honglian, maksudnya.Setelah mengembuskan napas panjangnya, Yao Chen berkata, "Hahh ... terima kasih atas kesediaan Guru dan Tuan Putri. Aku tau ini egois, tapi aku merasa aku harus mendapatkan fragmen itu." Tatapan mata dari kedua wanita itu menyiratkan pancaran pengertian terdalam mereka. Ini sungguh melegakan bagi Yao Chen.Hari demi hari berlalu. Yao Chen tak pernah menyerah. Dia terus mencoba, terus berlatih, terus memperbaiki tekniknya. Hingga hari ketujuh, dia merasakan perubahan.Fragmen itu mulai sedikit jinak. Ketika Yao Chen mendekat, dia tidak langsung menghilang seperti biasanya. Ada momen-momen singkat di mana fragmen itu seolah ... menunggu?Malam itu, setelah makan malam, rasa penasaran menggelitik Yao Chen. Dia memutuskan untuk kemb

    Last Updated : 2024-08-07
  • Pendekar Tanpa Wajah   343 - Baginda Gao Long

    "Oh ya, Tetua Huo, kenapa Anda berada di sini?" tanya Yao Chen.Tetua Huo mengelus jenggot panjangnya dan tersenyum."Sebenarnya aku mengikuti kalian, tapi kalian mungkin tidak menyadarinya. Ha ha ha ... tapi aku hanya sekedar mengkhawatirkan kalian, bukan tujuan lainnya." Tetua Huo tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit terbalik.Yao Chen dan dua wanita itu terkesiap di benak masing-masing. Tetua Huo berhasil mengkuti mereka, tapi mereka tidak bisa merasakannya? Bukankah ini sama artinya dengan kekuatan Tetua Huo yang sangat tinggi?"Aku bisa merasakan kehadiran dia, tapi aku diam." Gao Long bersuara dari dalam tubuh Yao Chen. "Bocah, kau berhasil mendapatkan fragmen itu, berterima kasihlah pada Yang Mulia ini.""Iya, Yang Mulia Gao Long, terima kasih." Yao Chen menuruti agar Gao Long senang.Bagaimanapun, memang ada andil besar dari si naga kuno itu dalam upayanya mendapatkan Fragmen Hukum Ruang.***Setelah keberhasilan Yao Chen menguasai fragmen hukum ruang, Tetua Huo meng

    Last Updated : 2024-08-07
  • Pendekar Tanpa Wajah   344 - Memperebutkan Benih Yao Chen

    "DAN KINI AKU TELAH KEMBALI," jawab Gao Long. "MELALUI PEMUDA INI, YAO CHEN."Yao Chen merasa tubuhnya bergerak di luar kendalinya. Dia mengulurkan tangan, menyentuh kepala Tetua Huo dengan lembut."BANGKITLAH, TETUA HUO. KAU TELAH MELAKUKAN TUGASMU DENGAN BAIK, MENJAGA MUTIARA NAGA SEMESTA DAN MELATIH YAO CHEN."Tetua Huo bangkit berdiri, air mata mengalir di pipinya yang keriput. "Terima kasih, Yang Mulia. Apa yang harus kami lakukan sekarang?""TETAPLAH JAGA ALAM SILUMAN INI SEPERTI YANG SEHARUSNYA," ujar Gao Long. "DUNIA MANUSIA DAN DUNIA SILUMAN AKAN MENGHADAPI ANCAMAN BESAR JIKA DUA DUNIA INI SALING TERHUBUNG TERLALU BANYAK."Yao Chen, yang akhirnya bisa mengendalikan tubuhnya lagi, bertanya, "Gao Long, ancaman apa yang kau maksud?""KAU AKAN TAHU NANTI, BOCAH," jawab Gao Long. "UNTUK SAAT INI, LANJUTKAN LATIHANMU. TINGKATKAN KULTIVASIMU."Dengan itu, aura keemasan perlahan memudar. Yao Chen merasa energi Gao Long kembali ke dalam dirinya.Tetua Huo, yang masih tampak takjub, be

    Last Updated : 2024-08-07
  • Pendekar Tanpa Wajah   345 - Kami Terlanjur Hamil Karenamu

    Yao Chen seketika pusing. Gurunya dengan gamblang bertanya apakah mereka hanya menginginkan benihnya."Ya!"Semua siluman wanita dan para kepala keluarga mengangguk polos.Yao Chen, yang merasa situasi semakin tak terkendali, akhirnya angkat bicara. "Semuanya, tolong dengarkan aku!"Seluruh desa terdiam, menunggu kata-kata sang 'setengah dewa'."Aku ...." Yao Chen menelan ludah, "Aku sangat menghargai ... err ... tawaran kalian. Tapi saat ini, aku harus fokus pada latihanku. Sekteku sedang dalam bahaya, dan aku harus mempersiapkan diri."Dia melirik Sima Honglian dan Hong Wen yang mengangguk puas, lalu melanjutkan, "Jadi, untuk saat ini, aku tidak bisa menerima lamaran dari siapapun. Maafkan aku."Terdengar desahan kecewa dari kerumunan. Namun, Kepala Desa Liu kembali angkat bicara."Baiklah, Tuan Yao Chen. Kami mengerti. Tapi ...." Dia tersenyum licik, "bagaimana kalau Anda hanya memberikan 'benih' Anda saja? Tidak perlu menikah!""KEPALA DESA LIU!" Sima Honglian dan Hong Wen berteri

    Last Updated : 2024-08-08

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   576 - Dendam Baru

    “Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber

  • Pendekar Tanpa Wajah   575 - Aku Belum Selesai!

    “Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta

  • Pendekar Tanpa Wajah   574 - Panglima Gurun Jin Ying Shi Yao

    “Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An

  • Pendekar Tanpa Wajah   573 - Gurun Cakrawala Merah

    “Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.

  • Pendekar Tanpa Wajah   572 - Akhir dari Tanah Suci

    “Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu

  • Pendekar Tanpa Wajah   571 - Tidak Ada Penyesalan

    “Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per

  • Pendekar Tanpa Wajah   570 - Sosok Misterius di Tingkat 17

    “Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta

  • Pendekar Tanpa Wajah   569 - Gangguan Datang

    Dhuaarrr! Dhuaarrr! Dhuaarrrrr!“Apa itu?!”Tiga ledakan keras mengguncang langit malam, menggema ke seluruh penjuru Tanah Suci Istana Dewa. Angin bergemuruh, lentera-lentera spiritual yang menggantung di sepanjang paviliun mulai padam satu per satu.Suasana yang tadinya hangat dan menggoda di kamar pribadi Yao Chen seketika berubah dingin dan mencekam.Yao Chen langsung membuka matanya, mendorong tubuh Sima Honglian yang menindihnya secara lembut, dan bangkit dari tempat tidur. Matanya menyipit menatap jendela yang berguncang hebat.“Ada serangan!” desisnya.Sima Honglian dengan sigap berganti dengan jubah lengkap warna merah dan hitam. Di sisi lain, Putri Suci dan Sheng Meiyu turut mengenakan baju mereka, wajah kedua wanita itu masih memerah, tapi kini berganti dengan rona khawatir.“Aura macam apa ini …?” gumam Sheng Meiyu, napasnya tercekat.Yao Chen melangkah ke balkon kamar di lantai tujuh. Dari sana, pandangannya tertumbuk pada langit yang kini berwarna merah darah.Awan gelap

  • Pendekar Tanpa Wajah   568 - Bimbingan dari Istri Pertama

    “Perhatikan dengan baik apa yang akan aku lakukan. Ini pelajaran bagus untuk kalian.” Sima Honglian berkata pada dua madunya sebelum dia menurunkan celana tidur Yao Chen.Alangkah tegangnya Yao Chen ketika celana tipis warna putihnya diturunkan oleh istri pertamanya. Tapi ini bukan tegang pada area tertentu, melainkan tegang perasaan.Seumur hidupnya di Bumi, dia hanyalah pemuda lugu yang ramah, tapi pemalu jika itu berkaitan dengan wanita.Selama ini yang berhasil menggugah gairahnya akan wanita hanyalah Sima Honglian. Dengan Zhuge Ling pun itu merupakan keterpaksaan atas keinginan mendiang sang putri ketua Sekte Bilah Langit.“L-Lian Lian ….” Yao Chen menatap Sima Honglian.“Tenang saja, suamiku. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu dan mereka. Tolong perlahan saja dengan mereka yang baru pertama kali ini dengan pria,” sahut Sima Honglian seraya mengedipkan satu mata dengan jenaka.Menelan salivanya, Yao Chen pun berusaha setenang mungkin. Gejolak perasaannya berusaha diredam. Dia har

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status