Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 337 - Alam Siluman

Share

337 - Alam Siluman

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Suasana desa siluman seketika berubah mencekam. Para siluman mulai mengelilingi Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen dengan wajah waspada dan sikap bermusuhan.

"Manusia tidak diizinkan di sini!" seru seorang siluman beruang besar dengan suara menggelegar.

"Bagaimana mereka bisa menemukan tempat kita?" tanya siluman ular dengan desisan tajam.

Yao Chen melangkah ke depan, berusaha melindungi Sima Honglian dan Hong Wen yang masih lemah. "Kami tidak bermaksud mengganggu. Kami hanya tersesat dan mencari bantuan," jelasnya dengan suara tenang, meski jantungnya berdebar kencang.

Tiba-tiba, kerumunan siluman terbelah. Seorang siluman rubah tua dengan sembilan ekor melangkah maju. Auranya memancarkan kebijaksanaan dan kekuatan yang luar biasa.

"Tenang, saudara-saudaraku," ujarnya dengan suara yang menenangkan. Dia menatap Yao Chen lekat-lekat. "Aku merasakan aura Alam Naga Tidur dari mereka. Mereka bukan manusia biasa."

Bisik-bisik terdengar di antara para siluman. Siluman rubah tua itu menga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   338 - Rekonsiliasi. Apakah Bertahan Lama?

    Di sebuah hutan rimbun di alam siluman, Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen beristirahat sejenak setelah pelatihan mereka. Pepohonan aneh dengan daun berwarna-warni mengelilingi mereka, sementara makhluk-makhluk misterius mengintip dari balik semak belukar.Yao Chen duduk bersila, meditasi untuk memulihkan energinya. Topeng emasnya berkilau ditimpa cahaya remang-remang yang menembus kanopi hutan. Sima Honglian dan Hong Wen duduk di kedua sisinya, mata mereka tak lepas dari sosok pemuda tampan itu."Xiao Chen," panggil Sima Honglian dengan suara lembutnya, "biarkan aku memijat bahumu. Kau pasti lelah setelah pertarungan tadi."Belum sempat Yao Chen menjawab, Hong Wen menyela, "Tidak perlu, Guru Sima. Biar aku saja yang merawat luka-luka Yao Chen. Aku punya salep khusus dari Istana Langit."Sima Honglian tersenyum, tapi matanya menyiratkan kekesalan. "Tuan Putri, kau baik sekali. Tapi sebagai gurunya, sudah kewajibanku untuk merawat muridku sendiri.""Tapi Guru Sima, Anda sendiri juga

  • Pendekar Tanpa Wajah   339 - Fragmen Hukum Ruang!

    Pada paginya ….“Benarkan kalian hendak mencari jalan keluar melalui Kota Yinyang?” tanya Tetua Huo ketika Yao Chen pamit pergi dari desa itu.Yao Chen mengangguk mantap diiringi tatapan yakin dari Sima Honglian dan Hong Wen juga.“Tapi … kalian harus melewati—““Hutan Seribu Ilusi dan Lembah Kabut Beracun? Kami sudah memikirkannya dan kami yakin bisa melewatinya.” Sima Honglian memotong ucapan Tetua Huo.Mata tua sang siluman rubah jantan menatap tiga manusia di depannya, lalu menghela napas panjang.“Haihh … kalau memang kalian sudah seyakin itu, aku tentu tak bisa berbuat apa-apa untuk menghalangi kalian.”Mereka membungkuk sambil bersoja pada Tetua Huo, berterima kasih atas kebaikan Beliau selama mereka berada di desa siluman.Setelah berpamitan dengan Tetua Huo, Yao Chen, Sima Honglian, dan Hong Wen melangkah keluar dari gerbang Desa Siluman. Mereka merasakan perubahan atmosfer yang signifikan begitu melewati batas desa. Udara terasa lebih segar, namun juga lebih berat dengan ene

  • Pendekar Tanpa Wajah   340 - Menggunakan Gabungan Kekuatan 5 Elemen

    Yao Chen mengepalkan tangannya erat, tekadnya semakin bulat. Dia tidak bisa membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Dengan mata yang berkilat penuh determinasi, dia berpaling pada kedua wanita di bawah."Aku harus mendapatkan fragmen itu!" ujarnya tegas. "Kalian tunggu di sini. Aku akan kembali dengan Fragmen Hukum Ruang."Sebelum Sima Honglian atau Hong Wen sempat mencegah, Yao Chen sudah melesat jauh ke atas pohon. Kali ini, dia bertekad untuk menggunakan seluruh kekuatannya, tanpa menahan lagi."Xiao Chen!" teriak Sima Honglian, tapi suaranya hanya dijawab oleh gemerisik dedaunan.Di atas sana, Yao Chen mulai memfokuskan energinya. Dia merasakan kekuatan lima elemen bergejolak dalam dirinya: api, air, angin, tanah, dan petir.“Tidak! Ini masih belum cukup! Aku akan mencoba menggunakan kelima elemenku!”Dengan konsentrasi penuh, dia mulai memunculkan kekuatan elemen yang dia miliki."Meski elemen dari Kuil Rahasia sudah tak ada, tapi aku masih punya elemenku sendiri!" seru Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   341 - Kali Ini Dengan Api Gao Long!

    Tidak disangka, Yao Chen malah terjaga di tengah malam. Saat dia membuka mata, justru ada sosok Sima Honglian duduk di dekatnya, menjaga api unggun agar tetap menyala."Kau terbangun, Xiao Chen?" Sima Honglian menyadari muridnya terjaga.Yao Chen duduk bersila di hadapan Sima Honglian. Wajah cantik gurunya itu tampak serius di terangi pantulan api depannya."Guru," ujar Yao Chen, "apa pendapatmu tentang Fragmen Hukum Ruang?"Sima Honglian terdiam sejenak, jemari lentiknya mengetuk-ngetuk dagunya. "Fragmen Hukum Ruang itu ... sangat langka dan kuat. Tapi juga sangat sulit didapatkan.""Apa ada cara untuk mendapatkannya?" tanya Yao Chen penuh harap.Sima Honglian tersenyum. "Mungkin ada. Kau memiliki kekuatan lima elemen, bukan? Coba kombinasikan itu dengan api Gao Long. Tapi aku tak yakin juga, karena ini hanya sebatas dugaanku saja.""Api Gao Long, ya?" Yao Chen mengerutkan kening di balik topengnya.Hanya Sima Honglian saja yang sudah pernah melihat wujud Gao Long meski dalam fisik i

  • Pendekar Tanpa Wajah   342 - Berhasil?

    "Tidak, aku tidak keberatan." Sima Honglian yang menjawab pertanyaan Yao Chen terlebih dahulu."Aku juga tak keberatan." Hong Wen tak mau kalah.Lagipula, Hong Wen senang bisa lebih lama bersama Yao Chen meski ada sedikit pengganggu. Sima Honglian, maksudnya.Setelah mengembuskan napas panjangnya, Yao Chen berkata, "Hahh ... terima kasih atas kesediaan Guru dan Tuan Putri. Aku tau ini egois, tapi aku merasa aku harus mendapatkan fragmen itu." Tatapan mata dari kedua wanita itu menyiratkan pancaran pengertian terdalam mereka. Ini sungguh melegakan bagi Yao Chen.Hari demi hari berlalu. Yao Chen tak pernah menyerah. Dia terus mencoba, terus berlatih, terus memperbaiki tekniknya. Hingga hari ketujuh, dia merasakan perubahan.Fragmen itu mulai sedikit jinak. Ketika Yao Chen mendekat, dia tidak langsung menghilang seperti biasanya. Ada momen-momen singkat di mana fragmen itu seolah ... menunggu?Malam itu, setelah makan malam, rasa penasaran menggelitik Yao Chen. Dia memutuskan untuk kemb

  • Pendekar Tanpa Wajah   343 - Baginda Gao Long

    "Oh ya, Tetua Huo, kenapa Anda berada di sini?" tanya Yao Chen.Tetua Huo mengelus jenggot panjangnya dan tersenyum."Sebenarnya aku mengikuti kalian, tapi kalian mungkin tidak menyadarinya. Ha ha ha ... tapi aku hanya sekedar mengkhawatirkan kalian, bukan tujuan lainnya." Tetua Huo tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit terbalik.Yao Chen dan dua wanita itu terkesiap di benak masing-masing. Tetua Huo berhasil mengkuti mereka, tapi mereka tidak bisa merasakannya? Bukankah ini sama artinya dengan kekuatan Tetua Huo yang sangat tinggi?"Aku bisa merasakan kehadiran dia, tapi aku diam." Gao Long bersuara dari dalam tubuh Yao Chen. "Bocah, kau berhasil mendapatkan fragmen itu, berterima kasihlah pada Yang Mulia ini.""Iya, Yang Mulia Gao Long, terima kasih." Yao Chen menuruti agar Gao Long senang.Bagaimanapun, memang ada andil besar dari si naga kuno itu dalam upayanya mendapatkan Fragmen Hukum Ruang.***Setelah keberhasilan Yao Chen menguasai fragmen hukum ruang, Tetua Huo meng

  • Pendekar Tanpa Wajah   344 - Memperebutkan Benih Yao Chen

    "DAN KINI AKU TELAH KEMBALI," jawab Gao Long. "MELALUI PEMUDA INI, YAO CHEN."Yao Chen merasa tubuhnya bergerak di luar kendalinya. Dia mengulurkan tangan, menyentuh kepala Tetua Huo dengan lembut."BANGKITLAH, TETUA HUO. KAU TELAH MELAKUKAN TUGASMU DENGAN BAIK, MENJAGA MUTIARA NAGA SEMESTA DAN MELATIH YAO CHEN."Tetua Huo bangkit berdiri, air mata mengalir di pipinya yang keriput. "Terima kasih, Yang Mulia. Apa yang harus kami lakukan sekarang?""TETAPLAH JAGA ALAM SILUMAN INI SEPERTI YANG SEHARUSNYA," ujar Gao Long. "DUNIA MANUSIA DAN DUNIA SILUMAN AKAN MENGHADAPI ANCAMAN BESAR JIKA DUA DUNIA INI SALING TERHUBUNG TERLALU BANYAK."Yao Chen, yang akhirnya bisa mengendalikan tubuhnya lagi, bertanya, "Gao Long, ancaman apa yang kau maksud?""KAU AKAN TAHU NANTI, BOCAH," jawab Gao Long. "UNTUK SAAT INI, LANJUTKAN LATIHANMU. TINGKATKAN KULTIVASIMU."Dengan itu, aura keemasan perlahan memudar. Yao Chen merasa energi Gao Long kembali ke dalam dirinya.Tetua Huo, yang masih tampak takjub, be

  • Pendekar Tanpa Wajah   345 - Kami Terlanjur Hamil Karenamu

    Yao Chen seketika pusing. Gurunya dengan gamblang bertanya apakah mereka hanya menginginkan benihnya."Ya!"Semua siluman wanita dan para kepala keluarga mengangguk polos.Yao Chen, yang merasa situasi semakin tak terkendali, akhirnya angkat bicara. "Semuanya, tolong dengarkan aku!"Seluruh desa terdiam, menunggu kata-kata sang 'setengah dewa'."Aku ...." Yao Chen menelan ludah, "Aku sangat menghargai ... err ... tawaran kalian. Tapi saat ini, aku harus fokus pada latihanku. Sekteku sedang dalam bahaya, dan aku harus mempersiapkan diri."Dia melirik Sima Honglian dan Hong Wen yang mengangguk puas, lalu melanjutkan, "Jadi, untuk saat ini, aku tidak bisa menerima lamaran dari siapapun. Maafkan aku."Terdengar desahan kecewa dari kerumunan. Namun, Kepala Desa Liu kembali angkat bicara."Baiklah, Tuan Yao Chen. Kami mengerti. Tapi ...." Dia tersenyum licik, "bagaimana kalau Anda hanya memberikan 'benih' Anda saja? Tidak perlu menikah!""KEPALA DESA LIU!" Sima Honglian dan Hong Wen berteri

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   499 - Putri Suci Kerasukan?

    “Hah? Kau ini apa-apaan? Apa maksudmu kau adalah Dewi Huan?” Yao Chen menangkis serangan Putri Suci menggunakan kekuatan lima elemennya.Dia terkejut bukan kepalang melihat perbedaan yang terlalu gila di dalam diri Putri Suci yang awalnya lembut, santun, dan tenang. Kini, Putri Suci terlihat sangat aneh.'Apakah dia kerasukan?' Yao Chen malah menyimpulkan demikian, sesuai yang biasa terjadi di Bumi tempatnya berada, ketika terjadi anomali pada seseorang di sekitarnya, maka itu diasumsikan sedang mengalami kerasukan makhluk jahat.Namun, apakah di Planet Qi ini ada terminologi kerasukan?"Tutup mulutmu saja, manusia rendah! Kau tidak layak mempertanyakan Yang Mulia ini!" geram Putri Suci dengan raut wajah beringas.Pertempuran sengit pun terjadi antara Yao Chen dan Putri Suci. Keduanya saling bertukar serangan dengan kekuatan penuh. Yao Chen berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan Putri Suci, namun kekuatan lawannya terlalu besar."Aku tidak akan menyerah!" seru Yao Chen.Dengan sisa

  • Pendekar Tanpa Wajah   498 - Dunia Seribu

    ‘Ini … ke mana ini?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.Dia seperti meluncur di air terjun, tapi mendaratnya bukanlah di tempat awal dia dibawa Bai Yuan.“Oh tidak! Apakah ini adalah Dunia Seribu?” Putri Suci bergumam lirih ketika kakinya sudah menapak di tanah di tempat antah berantah.Lingkungan di sana memang sama asri dan hijaunya seperti yang ada di alam Istana Dewa, hanya saja terasa berbeda.Yao Chen menoleh ke samping. “Dunia Seribu?” Dia belum mengetahui seluk-beluk di Istana Dewa.Bahkan dia tidak mengira akan ‘tergelincir’ ke dunia yang berbeda hanya karena terbang di dekat air terjun.Putri Suci mengangguk. “Konon jika kita tidak sengaja masuk ke alam yang serupa seperti Istana Dewa, itu artinya kita sedang berada di Dunia Seribu.”Meski manggut-manggut, Yao Chen masih bingung dan dia tetap mempertanyakan apa yang dia belum paham, “Lalu, Dunia Seribu, itu dunia macam apa?”Sambil mengobrol, mereka berjalan menyusuri tempat di sekitar.“Dunia Seribu merupakan dunia khusus, du

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

DMCA.com Protection Status