Mendengar ini, Kingkong Zirah Baja tertawa keras, suaranya menggetarkan pepohonan di sekitar. "Ha ha ha! Astaga! Hah! Kau? Membantu aku? Bocah Tingkat 5 puncak sepertimu? Ha ha ha!" Dia terus tertawa mencemooh Yao Chen.Yao Chen mengerutkan kening di balik topengnya, merasa sedikit terhina namun tetap berusaha tenang.Gao Long, melihat situasi ini, segera menyela, "Jangan remehkan dia, bocah besar! Bocah kecil di depanmu itu mencapai tingkat 5 puncak kurang dari dua tahun."Mendengar ucapan Gao Long, dahi Kingkong Zirah Baja berkerut."Kurang dari dua tahun? Tapi bukankah itu masih terlalu lama untuk—" Kingkong mulai mengejek, namun Gao Long memotongnya.Tidak, baginya itu masih sangat biasa. Apa yang perlu dibanggakan?"Kau belum mendengar semuanya, bocah besar. Sebelumnya, tubuhnya dibuat cacat parah dan hanya memiliki kultivasi di Tingkat 2."Gao Long dengan santainya menyebut kingkong itu sebagai bocah besar. Itu karena dia yakin dirinya jauh lebih tua dari si kingkong.Mendengar
Yao Chen mengangguk,"Tentu saja. Kau adalah rekanku sekarang, dan aku selalu menepati janjiku." Kingkong mengambil salah satu kristal, mengamatinya dengan seksama."Aku belum pernah melihat kristal inti sebanyak ini sekaligus."Mata si kingkong masih terkagum-kagum dengan tumpukan tinggi kristal inti di depannya."Nah, sekarang kau bisa menggunakannya untuk menaikkan kultivasimu," ujar Yao Chen. "Kalau masih kurang, aku akan memberikan metode lainnya, jangan khawatir."Kingkong menatap Yao Chen dengan pandangan baru."Kau benar-benar penuh kejutan, manusia. Mungkin keputusanku untuk menjadi rekanmu tidak salah."Yao Chen tertawa kecil, "Senang mendengarnya. Sekarang, mungkin lebih baik kau kembali ke kantong penyimpanan untuk menyerap esensi kristal ini dengan tenang."Kingkong mengangguk setuju. "Baiklah. Tapi ingat, jangan terlalu lama membiarkanku di dalam sana.""Tentu, tentu," Yao Chen meyakinkan.Dengan sekejap, Kingkong kembali ke dalam kantong penyimpanan hewan peliharaan. Y
Wang Lihui, salah satu tetua senior, melangkah maju dengan sebuah peti di tangannya. "Setiap murid akan menerima token keselamatan," dia mengumumkan. "Jaga baik-baik, ini adalah jaminan keselamatan kalian di dalam sana."Dengan lambaian sederhana, Wang Lihui sudah melemparkan semua token ke hadapan masing-masing murid yang langsung mereka raih dengan mudah.Yao Chen mengamati token di tangannya, merasakan energi yang terpancar darinya sambil membatin, 'Semoga aku tidak perlu menggunakan ini.'Lalu, Yao Chen dengan cepat menyimpan token ke cincin ruangnya."Ingat," suara Zhuge Yang menggelegar, "karena hanya murid Sekte Dalam yang diizinkan memasuki Dunia 100 Surga dan Neraka, maka ini adalah hak istimewa sekaligus tanggung jawab besar untuk kalian."Semua murid yang mendengarnya semakin bersemangat. Hati mereka kian berkobar ingin memberikan determinasi terbaik.Tang Wulim, wakil tetua sekte maju ke depan. "Sekarang, masuklah ke portal dengan tertib. Tidak ada saling mendahului atau m
Murid itu menyeringai, menghunus pedangnya yang berkilau kebiruan. "Kau akan menyesal telah menantangku, bocah topeng! Aku, Liu Feng, akan membuatmu bertekuk lutut!"Yao Chen hanya mengangkat alis di balik topengnya. "Aku tidak menantangmu. Kau yang memulai ini."Liu Feng tertawa meremehkan. "Aku di tingkat 6 puncak, dan kudengar elemen dasarmu adalah api. Kau tidak punya kesempatan melawanku!"Air mulai berputar di sekeliling Liu Feng, membentuk naga-naga kecil yang mengancam. Yao Chen tetap tenang, tidak terpengaruh oleh demonstrasi kekuatan ini."Naga Sembilan Lautan!" teriak Liu Feng, melepaskan serangan dahsyat ke arah Yao Chen.Yao Chen tidak bergerak, hanya mengangkat tangannya. "Napas Naga Api."Seketika, api berwarna keemasan muncul, jauh lebih besar dan panas dari yang Liu Feng bayangkan. Api itu bukan hanya menghentikan serangan air, tapi juga menguapkannya dalam sekejap.Liu Feng terkesiap, "Ba-bagaimana mungkin?! Api tidak seharusnya sekuat ini melawan air! Apalagi kau ha
Yao Chen tiba di ngarai dan mengamati pemandangan di depannya dengan seksama. Dinding tebing yang curam menjulang tinggi, dan di salah satu celahnya, sebuah herbal langka yang hampir matang berkilauan di bawah sinar matahari. Matanya menyipit, menghitung jumlah orang dan hewan roh yang bersembunyi di sekitar area itu."Hmm, setidaknya ada lima murid sekte dan tiga hewan roh yang kulihat," gumamnya pelan. "Tapi pasti masih ada lagi yang bersembunyi di luar pandanganku."Dengan hati-hati, Yao Chen bergerak ke posisi yang lebih tersembunyi. Dia menemukan sebuah ceruk kecil di balik bebatuan besar, cukup dalam untuk menyembunyikan tubuhnya namun tetap memberinya pandangan yang jelas ke arah herbal tersebut.'Hm, Bunga Seribu Berkas Cahaya.' Dia mengetahui nama herbal itu dari Tasbih Semesta. "Cukup langka dan bagus untuk dijadikan pil.'Saat dia mengatur posisinya, terdengar suara berbisik dari kejauhan."Kapan kira-kira herbal itu akan matang?" tanya sebuah suara."Mungkin dalam beberapa
Yao Chen mengerutkan kening. "Hebat, satu lagi pesaing yang kuat." Dia mulai pesimis dengan munculnya Singa Gunung Gigi Pedang yang juga sama kuat dengan Macan Kumbang Bulu Perak.Situasi semakin rumit sekarang. Tiga petarung berada di posisi berbahaya di dinding tebing, masing-masing mengincar Bunga Seribu Berkas Cahaya yang masih menunggu di atas."Kalian berdua, menyingkirlah!" Singa Gunung Gigi Pedang menyerang, giginya yang tajam mengincar baik Yao Chen maupun Macan Kumbang Bulu Perak.Yao Chen melompat menghindar, angin membantunya melayang. Sementara itu, Macan Kumbang Bulu Perak menangkis serangan dengan cakarnya yang keras."Ini akan jadi pertarungan tiga arah yang berbahaya," pikir Yao Chen, matanya bergerak cepat mencari strategi baru.Ketiga petarung saling menatap, masing-masing menilai kekuatan lawan dan mencari celah untuk menyerang. Pertarungan untuk memperebutkan Bunga Seribu Berkas Cahaya memasuki babak baru yang lebih intens.Dengan sekali lirik ke bawah, Yao Chen t
Dengan gerakan cepat, Kingkong menghentakkan kakinya. Bongkahan-bongkahan tanah muncul di udara, membentuk pijakan yang mirip dengan milik Singa Gunung."Ayo kita lihat siapa yang lebih mahir bermain di udara," tantang Kingkong, melompat dari satu bongkahan ke bongkahan tanah lainnya.Singa Gunung Gigi Pedang menggeram, "Jangan sombong, monyet!"Kedua makhluk roh itu mulai bertarung di udara, melompat dari satu pijakan ke pijakan lainnya. Suara dentuman keras terdengar setiap kali tinju Kingkong bertemu dengan tebasan cakar Singa Gunung."Tangan Baja!" seru Kingkong, lengannya berubah menjadi logam padat.Dia melancarkan pukulan kuat ke arah Singa Gunung, yang berhasil menghindar pada detik terakhir."Cih, kau punya trik baru rupanya," geram Singa Gunung.Yao Chen, yang masih menghadapi Macan Kumbang Bulu Perak, berteriak, "Bagus, Kingkong! Tahan dia!"Pertarungan di udara semakin sengit. Kingkong Zirah Baja mengombinasikan elemen tanah dan logamnya dengan lihai, menciptakan serangan
"Screeecchh!"Dari langit, sebuah bayangan besar melesat turun dengan kecepatan luar biasa. Yao Chen terkesiap, matanya melebar melihat makhluk yang muncul.Burung raksasa itu memiliki sayap selebar sepuluh meter, berkilau dengan warna pelangi yang berubah-ubah di bawah sinar matahari. Paruhnya yang tajam terbuat dari logam murni, berkilat berbahaya. Ekornya panjang dan anggun, dihiasi bulu-bulu yang tampak seperti pedang tipis yang siap menebas."Sial!" seru Yao Chen dengan kesal. Dia tidak menyangka akan kemunculan mendadak ini.Burung itu menukik, matanya yang bersinar keemasan terfokus pada Bunga Seribu Berkas Cahaya. "Harta ini milikku, manusia kecil!" suaranya menggelegar, menggetarkan udara di sekitarnya.Yao Chen cepat bertindak, "Tidak secepat itu! Dinding Api Naga!"Api keemasan membentuk penghalang di depan bunga, membuat burung raksasa itu terpaksa mengubah arah pada detik-detik terakhir."Berani-beraninya kau menghalangiku!" raung sang burung, terbang melingkar di atas Ya