Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 230 - Dicurangi Tuan Putri

Share

230 - Dicurangi Tuan Putri

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Yao Chen sangat yakin orang yang duduk di bilik khusus tak jauh darinya adalah Tuan Putri Ketujuh, Hong Wen.

Kepala Yao Chen dengan cepat menoleh ke arah bilik khusus. Tetap saja tidak bisa terlihat jelas karena di sana biliknya dikelilingi kelambu tipis putih. Dia hanya bisa meyakini ada 2 orang di dalam bilik itu.

‘Pasti Tuan Putri dan dayangnya.’ Ini dugaan Yao Chen.

Yao Chen terheran-heran sekaligus bingung, kenapa tuan putri kaya raya justru makan di restoran biasa? Apakah dia juga sama iritnya dengan Yao Chen?

“Tuan, silakan.” Pelayan restoran sudah ada di samping Yao Chen.

“Oh eh! Iya, terima kasih!” Yao Chen terkejut menyadari pelayan sudah datang membawa pesanannya.

Pelayan sigap menaruh mangkuk mie dan sayuran.

“Tuan, apakah Anda ingin teh terbaik di sini?” tanya pelayan. “Anda pasti bukan orang sini, bukan? Bagaimana kalau mencicipi teh terbaik kami?”

Yao Chen gelagapan. Seberapa tinggi harga teh terbaik itu?

“Ah … itu … berapa harga satu poci?” tanya Yao Chen dengan suara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
pepen prengky
thanks updatenya thor, ditunggu update selanjutnya. 1 gem meluncur :)
goodnovel comment avatar
amsuzieimanjuwita
lanjut kn lagi chapternya Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   231 - Pulau yang Dijaga Monster Gurita Raksasa

    ‘Itu benar Tuan Putri Ketujuh!’ seru benak Yao Chen penuh keyakinan.Sebagai kultivator kuat, seluruh panca indera Yao Chen tentu saja melebihi manusia biasa. Dia bisa melihat sosok yang dia kenali sebagai Tuan Putri Ketujuh berdasarkan baju yang tadi wanita itu kenakan.Jangankan hanya jarak 100 meter, jarak 1 kilometer juga bisa dia lihat dengan jelas asalkan menyuntikkan energi Qi ke meridian di panca inderanya.“Pak! Lekas mendekat ke sana!” pinta Yao Chen ke tukang perahu, suaranya panik karena melihat kekacauan yang terjadi di kapal Tuan Putri Ketujuh.Namun, tukang perahu Yao Chen menggeleng dengan raut wajah ketakutan. Monster sungai benar-benar nyata. Dia tak mau mengantarkan nyawa hanya demi memenuhi permintaan penumpang.Karena Yao Chen tak bisa berpangku tangan dan menonton saja, maka dia mengeluarkan 5 batu kristal rendah ke tukang perahu sebagai tanda terima kasih meski harga yang harus dia bayarkan sebenarnya cukup 1 batu kristal rendah saja.“Sial! Itu hewan roh level

  • Pendekar Tanpa Wajah   232 - Misi Rahasia

    Matahari siang itu menerobos celah-celah pepohonan rimbun di pulau kecil di tengah Sungai Perak Surgawi. Yao Chen berjalan di depan, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan Putri Ketujuh, Hong Wen, masih di belakangnya dan aman."Tuan Putri, mohon berhati-hati dengan akar-akar ini," Yao Chen memperingatkan dengan sopan.Putri Ketujuh hanya mengangguk singkat, wajahnya tetap tanpa ekspresi. Dia melangkah dengan anggun melewati rintangan meski gaun sutranya menyapu tanah lembab.“Awas, itu ada patahan ranting berduri di tanah.” Yao Chen menunjuk ke objek yang dimaksud.Dia hanya ingin tuan putri kerajaan ini tidak mengalami celaka apa pun."Kau tidak perlu terus-menerus mengingatkan aku," ujar Putri Ketujuh datar. "Aku cukup mampu menjaga diri sendiri."Yao Chen mengangguk canggung. "Tentu, Tuan Putri. Maafkan saya."Hening di antara mereka berdua hingga akhirnya Putri Ketujuh memecah kesunyian dengan pertanyaan, “Siapa namamu?”Menoleh ke wanita yang kini menyejajari berjalan, Yao

  • Pendekar Tanpa Wajah   233 - Terperangkap di Dalam Gua

    “Silakan, Tuan Putri.” Yao Chen mengulurkan tangannya ke Hong Wen.Dia hanya berusaha melindungi Putri Ketujuh, apalagi dirinya sudah didapuk menjadi pengganti pengawal Hong Wen yang sudah tewas.“Aku bisa sendiri.” Putri Ketujuh mengabaikan tangan itu.Yao Chen dan Putri Ketujuh melangkah hati-hati memasuki gua di balik air terjun. Air membasahi rambut dan pakaian mereka saat mereka menerobos tirai air yang jatuh. Udara lembab dan dingin menyambut mereka, bercampur dengan aroma lumut dan batu basah."Hati-hati dengan langkah Anda, Tuan Putri," Yao Chen memperingatkan, suaranya bergema di dinding gua.Belum sempat Putri Ketujuh merespon, terdengar suara gemuruh dari belakang mereka. Keduanya berbalik dengan cepat, hanya untuk melihat pintu batu gua perlahan menutup dengan cepat.Bumm!"Tidak!" Yao Chen berteriak, berlari ke arah pintu gua.Namun terlambat, pintu batu itu telah menutup rapat, menjebak mereka di dalam.Walaupun wajahnya tetap terlihat tenang, Putri Ketujuh tidak bisa me

  • Pendekar Tanpa Wajah   234 - Dikhawatirkan oleh Seorang Tuan Putri

    Suara derap kaki-kaki kecil ramping dan jeritan tikus roh bergema di lorong-lorong gua yang gelap dan lembab. Yao Chen, dengan pedang merahnya di tangan, terus menebas ke kanan dan ke kiri, menyingkirkan tikus roh yang hendak menggigit mereka.“Singkirkan mereka! Singkirkan mereka!” Putri Ketujuh masih memejamkan mata sambil terus bergelanyut di tubuh Yao Chen.Tanpa diminta pun Yao Chen paham dia harus menyingkirkan semua serbuan tikus-tikus roh.Jalanan basah dan bau tak sedap dari kotoran tikus roh yang mulai menyengat di sana disertai alur gua yang terasa bagaikan labirin tak berujung, itu sungguh menyebalkan bagi Yao Chen.Juga, saat ini Putri Ketujuh kehilangan keanggunannya karena terlalu ketakutan oleh tikus roh. Ini sesuatu yang cukup menghibur bagi Yao Chen.‘Padahal aku yakin tingkat kultivasinya di atasku, tapi kenapa histeris seperti ini pada tikus roh, yah?’ batin Yao Chen, terheran-heran. ‘Apakah dia punya trauma tersendiri dengan tikus roh?’Dikarenakan pelukan ketat Tu

  • Pendekar Tanpa Wajah   235 - Alam Herbal Suci

    Yao Chen termangu sejenak sebelum akhirnya mengangguk dan tersenyum, pedangnya terhunus siap.“Saya mengerti, Tuan Putri.” Yao Chen bersiap melawan bos tikus roh.Bos Tikus Roh mendesis, memperlihatkan taring-taring tajamnya yang berkilat."Makhluk busuk," geram Yao Chen, "Kau sudah mengirim anak buah sebanyak itu untuk merepotkanku!"Bos Tikus Roh menerjang, melompat, dan menyerang dengan kecepatan yang mengejutkan untuk ukuran tubuhnya. Cakarnya yang tajam nyaris mengenai wajah Yao Chen, yang berhasil menghindar pada detik terakhir.“Tak semudah itu kau ingin melukaiku!” seru Yao Chen sambil kibaskan pedangnya ke arah bos tikus roh.Pertarungan sengit pun dimulai. Yao Chen menari ganas bersama pedangnya, menebas dan menangkis serangan demi serangan. Bos Tikus Roh mengeluarkan jeritan melengking yang membuat batu-batu di sekitarnya bergetar.Yao Chen dan Putri Ketujuh harus menggunakan Qi mereka untuk melindungi genderang telinga dari suara melengking bos tikus roh.Dari atas teratai

  • Pendekar Tanpa Wajah   236 - Merobek Pakaiannya Sendiri

    Seiring langkah mereka menuju tenggara, pemandangan indah di sekitar Yao Chen dan Tuan Putri Ketujuh mulai berubah secara dramatis. Rerumputan hijau dan tanaman herbal yang subur perlahan digantikan oleh tanah yang semakin gersang dan berbatu. Udara yang tadinya sejuk kini terasa panas dan kering, membuat keringat mulai membasahi dahi keduanya.Tuan Putri Ketujuh, meski tampak lelah, tetap berjalan dengan anggun. Namun, dia mulai mengipasi dirinya dengan lengan lengan gaunnya. "Yao Chen," ujarnya dengan nada sedikit terengah, "tempat ini sungguh berbeda dari yang kita lihat sebelumnya."Yao Chen mengangguk, matanya menyapu sekeliling dengan waspada. "Benar, Tuan Putri. Sepertinya kita telah memasuki wilayah yang lebih tandus."Saat itulah Yao Chen mulai merasakan penyesalan menyelinap di hatinya. Dia teringat akan kelimpahan tanaman herbal yang mereka lewati sebelumnya, dan kini menyesali keputusannya untuk tidak memetik satu pun."Tuan Putri," ucapnya dengan nada menyesal, "Saya mint

  • Pendekar Tanpa Wajah   237 - Kenapa Dia menjadi Binal dan Agresif?

    “A-apa yang terjadi?!” Yao Chen sampai terbelalak kaget mendapati tingkah aneh Putri Ketujuh.Bagaimana tidak aneh jika wanita yang selama ini memberikan citra anggun, tinggi, dan dingin, mendadak saja menjadi binal dan agresif.Baru saja Yao Chen hendak mencegah kain sutra yang tersisa dirobek empunya sendiri, tangannya kalah cepat dengan tangan lentik Putri Ketujuh.“Astaga! Aku berdosa!” Mata Yao Chen secara terang benderang melihat penampakan dua bukit indah dan mulus milik Putri Ketujuh.Meski itu masih memiliki penutup dari kain keras (layaknya bra di era ini) bersulam burung hong warna emas, itu tidak tidak banyak membantu, karena kain keras itu sudah melorot banyak ke bawah.Bahkan kini kain itu direnggut paksa oleh pemiliknya sendiri.Yao Chen sampai harus menggunakan kedua telapak tangannya untuk menutupi mata ketika dada Putri Ketujuh kini sepenuhnya polos tanpa tertutupi apa pun.“Ch-Cheenn … Ya-Yao Cheennhh ….” Putri Ketujuh merengek manja sambil mulai merenggut bagian ba

  • Pendekar Tanpa Wajah   238 - Gao Long Keluar untuk Menjelaskan

    “Uhuk! Tentu saja tidak!” Gao Long membantah tuduhan Yao Chen. “Aku ini naga penguasa semesta yang memiliki harkat dan martabat! Jangan menuduhku sembarangan!”Jangan harap Yao Chen percaya.“Cepat jelaskan atau aku akan suruh Tasbih Semesta menghajarmu sampai kau jadi embrio lagi.” Dia sudah tak tahan dengan omong kosong Gao Long.Sedangkan di belakangnya, masih ada Putri Ketujuh yang terus saja berteriak minta dilepaskan.“Perlukah aku potong lidahnya?” Gao Long melongok ke Putri Ketujuh.Mata Yao Chen melotot ganas pada naga mungilnya. “Jangan sembarangan! Cepat jelaskan saja padaku, kenapa kau baru muncul sekarang? Kenapa dari tadi bersembunyi?”Gao Long menghela napas sebentar sebelum akhirnya dia menjelaskan.“Jadi begini … aku sengaja diam dan tidak keluar sejak kalian terjebak di gua hanya karena aku … aku sedang ingin mengujimu.” Gao Long mengawali penjelasannya.“Mengujiku? Untuk apa?” Yao Chen semakin memicingkan mata.Omong kosong macam apa pula ini dari si naga?“Diam dul

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   498 - Dunia Seribu

    ‘Ini … ke mana ini?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.Dia seperti meluncur di air terjun, tapi mendaratnya bukanlah di tempat awal dia dibawa Bai Yuan.“Oh tidak! Apakah ini adalah Dunia Seribu?” Putri Suci bergumam lirih ketika kakinya sudah menapak di tanah di tempat antah berantah.Lingkungan di sana memang sama asri dan hijaunya seperti yang ada di alam Istana Dewa, hanya saja terasa berbeda.Yao Chen menoleh ke samping. “Dunia Seribu?” Dia belum mengetahui seluk-beluk di Istana Dewa.Bahkan dia tidak mengira akan ‘tergelincir’ ke dunia yang berbeda hanya karena terbang di dekat air terjun.Putri Suci mengangguk. “Konon jika kita tidak sengaja masuk ke alam yang serupa seperti Istana Dewa, itu artinya kita sedang berada di Dunia Seribu.”Meski manggut-manggut, Yao Chen masih bingung dan dia tetap mempertanyakan apa yang dia belum paham, “Lalu, Dunia Seribu, itu dunia macam apa?”Sambil mengobrol, mereka berjalan menyusuri tempat di sekitar.“Dunia Seribu merupakan dunia khusus, du

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   490 - Kau Adalah Alasannya

    “Adik Keenam?” Yao Chen memanggil Nona Muda Yifei yang masih diam tanpa kata.Hanya tubuh gadis itu yang bergetar akibat menahan sesuatu. Yao Chen meyakini yang coba ditahan Nona Muda Yifei adalah emosi.Dengan tangan terkepal erat di atas meja, Nona Muda Yifei menatap Yao Chen sambil bicara, “Aku sama sekali tidak mengetahui mengenai apa yang kau tanyakan. Yang kutau hanyalah ayah tega membunuh kakakku yang masih 10 tahun dengan pukulan kejinya sehingga kakakku tak bertahan dan mati di depan mataku!”Air mata mulai meleleh jatuh di pipi Nona Muda Yifei. Bahkan dia sudah tidak lagi menggunakan panggilan hormatnya ke Yao Chen. Benar-benar sudah membuka wajah aslinya?Bibir Nona Muda Yifei bergetar sambil terus mengucurkan air mata yang tak bisa dibendung. “Dan kau adalah penyebab utamanya.”Mendengar penuturan Nona Muda Yifei, Yao Chen termangu diam. Mana pernah dia mengira bahwa dirinya merupakan alasan bagi Gongsun Huojun membunuh ketiga keturunannya sendiri! Memangnya apa kesalahan

DMCA.com Protection Status