Thx utk 3 nama yang udh kasitau ID akun ke aku. Yang 7 lainnya yok! pepen prengky .... Stefan Madu ... Alaiz Apakah ... Sham Magol Abdulla ... Alai ... valentino yayiek ... Atie Noor ... pls komen di sini atau inbox medsos aku. Udh pd tau kan yak ;')) Kalo ampe tgl 13 Juni kalian gak setor, koin kalian bakalan aku limpahin ke yg udh kasi ID loh! ;'))
“Bo—bocah itu naik sebanyak 3 tingkat minor sekaligus? Ini … ini tak mungkin! Mustahil!” Para kultivator dan orang-orang Sekte Bilah Langit di sana membelalakkan mata.Sedangkan Sima Honglian tersenyum haru. Muridnya lagi-lagi membuat keajaiban yang tak sembarang orang bisa lakukan.Namun, Sima Honglian segera tersadar dan melesat cepat ke Yao Chen. Di belakangnya, mengekor Master Baili dan beberapa pengajar yang merupakan kawan baik Sima Honglian. Seakan mereka bisa memahami apa niat Sima Honglian.Tapp!Baru saja Yao Chen yang mulai meluncur jatuh dari langit ditangkap Sima Honglian, ada banyak orang dengan kultivasi yang cukup tinggi mengepung.“Jangan coba-coba membuatku marah!” Sima Honglian menatap sengit ke orang-orang yang mengepungnya.Jumlah mereka ada belasan, beberapa di antaranya adalah tetua Sekte Bilah Langit itu sendiri.“Master Sima, kau terlalu berpikir jauh.” Salah satu tetua menyeringai sambil menatap culas ke Yao Chen. “Kami di sini hanya ingin menyelamatkan muridm
“Ketua Sekte? Mau apa dia?” Sima Honglian berbisik pelan.Yao Chen tidak mengatakan apa-apa dan hanya bisa diam menunggu.Karena seorang Ketua Sekte yang hendak masuk, tentu saja Sima Honglian tak mungkin gigih menolak, apalagi dia belum mengetahui apa yang akan diinginkan Zhuge Yang.“Silakan, Ketua Sekte Zhuge.” Sima Honglian mempersilakan Zhuge Yang masuk setelah dia menonaktifkan formasi besar di Puncak Wisteria.Banyak ketua puncak di Sekte Bilah Langit yang kaya bisa membeli atau meminta ahli formasi untuk membuatkan sebuah formasi besar yang bisa mengisolasi puncak mereka dari orang luar. Semakin mahal formasinya, maka semakin kokoh pertahanan formasi itu dari pihak luar yang ingin menerobos masuk.“Hm ….” Zhuge Yang berjalan dengan dua tangan di belakang punggung ke aula utama.Sima Honglian tak lupa menyuguhkan teh wangi yang memiliki energi Qi di dalamnya. Dia tak boleh sembarangan memperlakukan tamu penting seperti Zhuge Yang.“Mana muridmu?” tanya Zhuge Yang begitu dia dudu
Mata Zhuge Yang membelalak lebar mendengar penuturan Yao Chen. “Kau … kau memiliki naga di dirimu?”Seketika napas Zhuge Yang menderu dengan wajah sedikit memerah karena terlalu bersemangat.Tidak memiliki pilihan lain, Yao Chen menganggukkan kepala sebagai afirmasi. “Benar, Tuan Ketua Sekte.”“Kalau begitu, naga seperti apa dia? Bagaimana bentuknya? Di mana kau menemukannya?” Sangat jelas terlihat bahwa Zhuge Yang sangat ingin mengetahui perihal naga yang Yao Chen cetuskan.Mungkin kalau Sima Honglian mendengar ini, dia akan memukul kepala Yao Chen keras-keras karena malah membuka rahasia sebesar itu.Namun, Yao Chen memiliki pemikiran tersendiri.“Dia … tergolong naga api, bentuk badannya kecil, pendek, dan berperut sangat buncit dan berwajah menggemaskan.” Yao Chen memberikan gambaran sesuai Gao Long terlihat saat ini.Tak lupa Yao Chen menggunakan kedua tangan untuk memberikan ukuran pasti dari Gao Long.“Hei!” Dari samping, Gao Long cemberut karena penggambaran Yao Chen, terutama
Kini ganti Yao Chen yang mendelik. Diekstraksi paksa? Astaga! Semengerikan itukah orang-orang dunia ini?“A—aku ….” Yao Chen sampai tak tau harus mengatakan apa.Sima Honglian memijat dahinya, dia terlihat bingung.“Tapi ya sudahlah kalau dia sudah berkata seperti itu. Semoga saja dia tidak melewati batas padamu.” Pada akhirnya, Sima Honglian berkata demikian.Selain untuk menenangkan Yao Chen, juga untuk mendamaikan perasaannya.Kemudian, Yao Chen kembali ke pondoknya sendiri dan bersiap berkultivasi tertutup.Dia masih harus menstabilkan kekuatannya saat ini.“Tingkat 5 Akhir! Betapa beruntungnya aku bisa mendapatkan kenaikan yang sangat cepat bertubi-tubi.” Yao Chen menatap kedua tangannya dengan perasaan campur aduk, antara haru dan takut.Dia tau dengan jelas bahwa semua itu berkat Tasbih Semesta.“Bocah, ucapan gurumu itu ada benarnya. Kau harus waspada pada siapa pun mulai sekarang. Yah, mungkin kecuali gurumu itu. Aku lihat dia tak ada niat buruk padamu.” Gao Long duduk santai
Gawat! Yao Chen diingatkan lagi mengenai perihal itu.‘Duh! Benar juga! Keluarga Li di Kota Air Tenang pastinya memiliki hubungan kerabatan dengan Li Yaren! Sedangkan aku membinasakan mereka semua sampai ke wanita dan anak-anaknya sesuai perintah Guru!’Batin Yao Chen kacau seketika. Ada rasa bersalah dan tak enak hati menggelayut di sanubarinya.Sebagai orang yang menjunjung tinggi nilai moral di Bumi, Yao Chen harus mengikis itu semua demi bisa bertahan hidup di planet yang termat kejam dan brutal ini. Tak ada opsi lain untuknya jika ingin hidup damai tanpa gangguan musuh-musuh di masa depan.Alih-alih murka pada Yao Chen, Li Yaren justru tertawa santai sambil membuka kipas lipatnya.“Ha ha ha! Kenapa memangnya kalau Adik Yao membinasakan Keluarga Li di Kota Air Tenang? Aku sama sekali tak peduli. Kerabatku? Aku tidak menaruh mereka di hatiku!” Demikian santainya Li Yaren mengucapkan itu.Tak hanya itu saja yang mengejutkan orang-orang yang mendengar. Li Yaren bahkan merangkul bahu Y
Setelah kereta hewan roh tiba di destinasi, hati Yao Chen berdebar-debar. Bukan karena antusiasme melainkan sebaliknya.‘Apa aku bisa pulang saja sekarang?’ keluh Yao Chen di hatinya.“Ayo, Adik!” Li Yaren menepukkan kipas yang tertutup ke bahu Yao Chen.Tidak memiliki kesempatan dan alasan untuk kabur dari sana, Yao Chen pun patuh turun dari kereta dan berjalan mengikuti Li Yaren memasuki bangunan yang berbau wangi meski dari depan.‘Gila! Dari gerbang depan saja sudah tercium aroma wangi, sebenarnya isinya seperti apa sampai baunya semerbak begini?’ Yao Chen bertanya-tanya.Matanya menatap heran ke bangunan tinggi 3 lantai yang berwarna merah dan kuning sungguh meriah. Ada banyak kain-kain merah muda tergantung dari atas, melambai sampai ke bawah dan menimbulkan efek dramastis ketika tertiup angin. Yang menakjubkannya, kain itu juga berbau sangat wangi.‘Ini … wanginya manis dan menenangkan. Sungguh menggugah perasaan.’ Yao Chen menilai dalam hatinya.Beberapa orang yang lewat di san
Mendapati Yao Chen ada di belakang Li Yaren dan bicara begitu santai mengejeknya, Su Tingnam terbakar emosi.“Aku pikir kecoak sepertimu tak berani muncul!” Su Tingnam menggertakkan gerahamnya. Mata sudah bermuatan niat membunuh kental kepada Yao Chen.Kemudian dia mulai menyadari bahwa yang memesan penghibur favoritnya adalah Yao Chen dan Li Yaren.“Kalian berani mengambil wanitaku di sini!” Li Yaren mendelik sambil meraih tangan Nona Hua di dekatnya, hendak menyeretnya pergi ke kamar dia.Nona Hua meringis kesakitan atas sikap kasar Su Tingnam. Menyaksikan itu, Li Yaren tak bisa diam begitu saja.“Tuan Muda Su, alangkah baiknya jika Anda memperlakukan wanita dengan lebih lembut.” Li Yaren sekedar menasehati.Namun, Su Tingnam justru semakin membenci kedua pemuda di depannya.“Bocah keparat tau apa!” Su Tingnam lekas meninju dengan mengirimkan sejumlah tembakan energi Qi dingin ke arah Li Yaren.Tapp!Tinju bermuatan energi dingin itu diterima tangan Yao Chen. Angin energi menerpa di
“Kecoak sepertimu sebentar lagi mati di tanganku!” Su Tingnam menyeru sambil terus menebaskan pedangnya secara brutal ke Yao Chen.Mana mungkin Yao Chen diam saja? Dia sudah bukan Danang yang ramah dari Bumi. Dia sudah beradaptasi dengan karakter survival di planet ini!“Sombong!” seru Yao Chen sambil menatap geram ke Su Tingnam.Sudah berapa kali dia harus meredam kemarahan gara-gara gangguan Su Tingnam?Usai Yao Chen meneriakkan balasannya, aura keemasan dari tubuhnya langsung menguar dan meningkat. Selain itu, muncul kabut api yang samar, menyebabkan Yao Chen terlihat gahar bagaikan Asura yang siap berperang sampai akhir.Dhuaarr!Yao Chen menggunakan teknik kultivasi terbaik yang dia dapatkan dari Tasbih Semesta. Teknik itu mampu mengeluarkan cakram emas bergerigi berbentuk aura yang menindas.Saat ini, Tasbih Semesta ikut beresonansi dengan serangan Yao Chen. Sedangkan Gao Long sudah sejak lama masuk kembali ke tubuh Yao Chen untuk meningkatkan kekuatan pemuda itu.Dari pihak Su
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka
"Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem
"Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"