Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 164 - Apa Kau Tak Punya Ibu?

Share

164 - Apa Kau Tak Punya Ibu?

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-05-14 15:38:20

“Apa?! Mayatnya menghilang?” Situ Jiang terkejut, matanya mendelik sambil berdiri dan menggebrak meja.

Penonton di sana juga sama-sama terkejutnya.

‘Barang buktinya hilang?’ Yao Chen berkerut.

Dia mencurigai peradilan ini dari apa yang terjadi. Pasti semua sudah dipersiapkan untuk mempersulit dirinya.

“Bawa aku ke ruangan sebelum mayat itu hilang!” Sima Honglian berseru.

“Master Sima, untuk apa kamu ingin ke sana?” tanya Situ Jiang.

Mata Sima Honglian lekas mengerling tajam ke Situ Jiang.

“Tuan Situ, apakah kau takut aku menemukan sesuatu di sana?” tanya Sima Honglian dengan pandangan menyelidik ke Situ Jiang.

Sikap Situ Jiang menjadi lumayan gugup dengan adanya pertanyaan yang seperti menohok dirinya.

“Aku yakin Tuan Situ tidak seperti tuduhanmu, Master Sima.” Pan Tekian menyahut. “Dia hanya mempertanyakan proporsimu dalam peradilan ini.”

“Anggap saja aku warga sekte yang sangat ingin mengikuti jalannya persidangan ini dengan adil dan berimbang tanpa ada campur tangan siapa pun. Bole
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   165 - Memanggil Master Penjinak Hewan Roh

    “Tuan Muda, tolong hentikan!” Salah satu tetua yang tidak ikut masuk ke ruangan di belakang aula, segera menghentikan Di Yuxian menggunakan suaranya. “Anda justru mempersulit diri Anda jika memukul orang yang sedang diadili.”Tetua itu hanya bertujuan untuk mencegah Di Yuxian dari hukuman.Dengan keengganan yang tercetak di wajahnya, Di Yuxian menurunkan tangannya sambil mendengus keras. “Huh! Untung saja Tetua Xu menghentikanku atau kau akan kujadikan perkedel daging untuk makanan anjingku!”Setelah itu, Di Yuxian kembali ke tempat duduknya dan Shang Meili segera menghiburnya dengan elusan dan usapan lembut.“Tuan Muda, untuk apa kau menaruh tangan berhargamu itu ke bocah tengik seperti dia?” Shang Meili mengusap dada Di Yuxian dengan gerakan manja sambil menyandarkan tubuhnya ke pemuda itu.Yao Chen melirik dan merasa jijik ke pasangan tak tau malu itu. Sedangkan penonton yang merupakan murid-murid pelataran dalam, mereka mendesah pelan, merasa Di Yuxian begitu beruntung bisa mendap

    Last Updated : 2024-05-14
  • Pendekar Tanpa Wajah   166 - Keluarkan Semua Senjata Kalian!

    “Melukai?” Sima Honglian menoleh ke Situ Jiang.Mereka mendarat di tanah dekat mayat Fu Huai dibaringkan, hendak dikubur.“Tuan Situ, Anda salah. Pertama, saya tidak melukai murid, hanya menepikan mereka. Dan kedua, saya sedang mencegah pengerusakan barang bukti! Justru Anda yang harus berterima kasih pada saya dan menghukum mereka karena berani melakukan sesuatu terhadap barang bukti, bukannya memarahi saya.” Sima Honglian membela diri.Situ Jiang tak bisa melawan ucapan Sima Honglian. Keempat siswa memang tidak terluka parah, bahkan tidak ada darah di tubuh mereka akibat kibasan Sima Honglian yang terkendali tadi.Kucing roh pun kembali masuk ke kantong ruang milik Baili Fung.“Semoga ini belum dirusak parah.” Sima Honglian menatap ke mayat Fu Huai.Maka, mereka pun membawa kembali mayat tersebut ke sekte dan menempatkannya di ruangan sebelumnya. Sedangkan keempat murid senior tadi segera diamankan untuk dimintai keterangan.Di aula, Yao Chen bernapas lega karena mayat Fu Huai akhirn

    Last Updated : 2024-05-14
  • Pendekar Tanpa Wajah   167 - Ketahuan oleh Baili Fung

    “Sembarangan saja!” Di Yuxian lekas merespon, berdiri dengan wajah memerah, entah karena marah atau malu. “Guru, dia membual! Tolong berikan keadilan padaku atas fitnahan ini!”Di Yuxian bersoja sambil menundukkan kepala ke Pan Tekian.“Beraninya kau mengucapkan omong kosong mengenai muridku!” Pan Tekian mendengus keras sembari matanya melotot ganas ke Xiao Hei.Xiao Hei semakin pucat pasi. Apakah dia memang menambah kesialannya dengan mengungkap mengenai andil Di Yuxian di perkara ini?Usai terkejut dengan pengakuan aneh Xiao Hei, Situ Jiang berteriak, “Seret Xiao Hei dan Ji Tanwei ke penjara sekte sampai masa hukuman tiba untuk mereka!”Mendengar itu, kedua pemuda tadi meraung-raung tak terima dengan nasib yang ditimpakan pada mereka.“Tuan Muda Di! Kau yang menyuruh kami untuk berburu Yao Chen! Kau yang memerintahkan kami untuk mencarinya ke segala penjuru sekte karena kau tak puas dia memenangkan Kompetisi 3 Sekte! Anda sungguh keji berbalik badan begitu saja!” Xiao Hei sudah tida

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   168 - Merelakan Madu Merah Sebelum Menerima Tantangan

    “Kenapa Master Baili menemui bocah baru itu?” tanya salah satu murid senior pada kawan di sampingnya ketika lewat di depan rumah Yao Chen.“Entahlah. Mungkinkah Yao Chen bergabung dengan divisi Penjinak Hewan?” Kawannya mengerutkan kening.Namun, orang-orang yang melihat kejadian itu hanya bisa menatap penuh tanda tanya ketika Baili Fung diajak masuk ke dalam rumah baru Yao Chen. Spekulasi mereka meliar.“Bocah sialan itu! Kenapa dia terus saja mendapatkan perhatian banyak orang penting di sekte? Dari Master Sima, Dewi Zhuge, dan kini Master Baili!”“Yang kudengar, dia bahkan mendapatkan perhatian Tetua Zheng dari divisi Alkimia!”Di saat orang-orang sibuk membicarakannya, Yao Chen justru sedang duduk bersama Baili Fung di aula rumahnya.Rumah istimewa di Sekte Dalam rupanya lebih besar dan lebih luas ketimbang yang ada di Sekte Luar. Apalagi di fasilitasi Formasi Pengumpul Qi yang bisa membuat Qi alam berlimpah, sehingga sangat nyaman untuk berkultivasi. Pantas menjadi rebutan banyak

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   169 - 1 Vs 5

    “Eh? Bocah itu melawan lima orang sekaligus?” Ada yang melongo heran.Namun, Yao Chen tidak bergeming apalagi terlihat gentar.“Boleh saja, tak masalah.” Yao Chen masih bersikap tenang. “Tapi aku tak mau sia-sia mengeluarkan energi untuk bertarung jika tak ada keuntungan apa pun.”Medengar itu, kelima orang melotot geram.“Kau! Sialan! Kau masih sombong?!” Ada yang sangat geram dan mendelik ganas.Kemudian, murid lainnya memegang rekan yang sedang geram.“Biarkan saja kita ikuti apa mau dia, Kak Yan! Toh, sebentar lagi dia akan jadi mayat,” ucap orang itu pada rekannya yang sangat geram. “Anggaplah kita berbaik hati pada calon mayat.”Mendengar itu, si paling geram menjadi lebih surut emosinya.“Katakan, apa maumu!” Orang itu bertanya.“Serahkan semua harta kalian kalau aku menang.” Yao Chen tak ingin rugi. Bertarung itu mengeluarkan energi dan membuang waktu, meski berguna untuk meningkatkan ketrampilan bela diri.

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   170 - Tak Bisa Menolak Zhuge Ling

    “Menusuk di leher?” seru penonton yang terkejut.“Bocah itu tertusuk lehernya!” Penonton lainnya tak menduga serangan fatal itu.“Yao Chen!” Zhuge Ling memekik cemas sampai dia hendak melompat ke arena, tapi segera dipegangi salah satu murid perempuan di sampingnya.“Adik Yao!” Li Yaren ikut berteriak.Yao Chen menggertakkan gerahamnya sambil melesat ke belakang untuk meminimalisir dalamnya tusukan pada lehernya.‘Untung saja baru mencapai kedalaman tak sampai 5 cm atau aku bisa dalam situasi gawat!’ Yao Chen menyeru di benaknya.“Kalian tak boleh menyerang titik fatal!” seru Shangguan Wu sebagai petugas arena.Akan gawat jika ada yang sampai mati di arena jika itu bukan pertarungan hidup dan mati.“Rupanya kalian main kotor dan mencurangi peraturan!” geram Yao Chen dengan suara parau.Meski leher bagian samping yang tertusuk, tapi pita s

    Last Updated : 2024-05-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   171 - Melihat Master Sima Berendam di Sungai

    ‘Aku sepertinya harus belajar mencintai Zhuge Ling,’ batin Yao Chen ketika dia menatap gadis yang sedang bergerak indah di atas tubuhnya.Pagi harinya, Yao Chen sudah pergi dari rumahnya dan memiliki keinginan pergi ke hutan untuk mengumpulkan bahan-bahan herbal agar dia bisa membuat pil lagi.‘Aku sudah lama tidak memproduksi pil. Mungkin nanti aku bisa bertanya ke Xiao Rong, apakah aku bisa berjualan pil di Sekte Dalam.’ Yao Chen membatin.Kali ini, Yao Chen memutuskan untuk pergi ke hutan yang tak biasa dirambah murid sekte.‘Aku malas kalau berurusan lagi dengan orang-orang yang tak ada habisnya mencari perkara denganku.’ Ini yang menjadi pertimbangannya.Maka dari itu, dia menuju ke hutan merah, tapi hanya di sekitar tepian saja untuk menghindari bertemu dengan hewan macam Singa Surai Api seperti dulu.Dia mengeluarkan benda seperti daun yang bisa membesar seukuran sampan untuk digunakan sebagai alat transportasi terbang.“Sungguh beruntung aku menemukan ini di salah satu kantong

    Last Updated : 2024-05-16
  • Pendekar Tanpa Wajah   172 - Seharian Bersama Wanita Molek

    “Aku cantik?” Sima Honglian memastikan pernyataan Yao Chen baru saja.Tentu Yao Chen panik. Wajahnya merah merona karena malu.“A—ah! Bukan begitu maksudku!” Yao Chen takut Sima Honglian salah sangka.“Jadi, aku tidak cantik?” Sima Honglian berkacak pinggang sambil memunculkan wajah sedikit cemberut yang imut.Wanita itu hanya berpura-pura merajuk.“Ma—Master cantik! Bahkan sangat cantik dan memesona!” Yao Chen mau tak mau menyebutkan kalimat yang ingin dia tahan dari mulutnya.Sima Honglian tertawa kecil melihat kegugupan Yao Chen.“Mana yang lebih cantik? Aku atau Zhuge Ling?” Pertanyaan Sima Honglian seakan tusukan di ulu hati Yao Chen.Sesaat, Yao Chen membeku di tempatnya, tak tau harus menjawab apa.“Ha ha! Aku bercanda!” Sima Honglian tertawa lepas. “Ha ha ha! Jangan terlalu dipikir dalam-dalam candaanku, Yao Chen! Ya ampun, mukamu luar biasa ketika kau panik begitu! Hi hi hi!”Jika tak ingat itu adalah seorang master sekte tempatnya bernaung, ingin sekali Yao Chen menerjang ke

    Last Updated : 2024-05-16

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   559 - Pertarungan Kekuatan Elemen

    “Aku suka semangatmu!” Sima Honglian memulaskan senyuman ketika membalas Nona Sheng.“Kupastikan kau yang akan kalah setelah ini!” Nona Sheng menatap tajam ke saingannya.Sima Honglian menatapnya dengan ekspresi datar. Tapi sebelum dia menjawab, suara dari tribun menggema di seluruh arena:“Babak ketiga: pertarungan kekuatan elemen.”Yao Chen melipat kedua tangan di depan dada usai berseru menyatakan babak ketiga.Lalu dia menambahkan, “Karena kedua belah pihak telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam alkimia dan pemurnian senjata, maka babak akhir akan menguji inti pertarungan paling murni: penguasaan elemen.”Mata semua orang memandang ke arah panggung baru yang muncul dari bawah tanah arena utama—sebuah medan pertempuran datar dengan ukiran lima elemen besar di tengah: api, air, tanah, angin, dan petir.Desas-desus mulai merebak.“Ini medan elemen ....”“Jika bertarung di sini, kemungkinan Nona Sheng menang jadi besar. Dia memang terkenal sebagai pengendali elemen langit yang s

  • Pendekar Tanpa Wajah   558 - Tak Ada yang Memaksamu

    Tungku Nona Sheng meledak lagi—kali ini tak hanya menghancurkan bahan, tapi juga membuatnya terpelanting ke belakang dan pingsan dengan luka di tangan kirinya.“Meiyu!” teriak cemas Tuan Besar Sheng ke putrinya.Para dayang langsung masuk ke arena, menarik majikan mereka turun panggung.Keheningan menyelimuti arena.Kemudian, suara wasit terdengar lantang:“Pemenangnya … Sima Honglian!”Sorak sorai meledak. Penonton berdiri, memberikan tepuk tangan meriah. Beberapa alkemis muda sampai membungkuk hormat ke arah Sima Honglian.“Aku namai ini … Pedang Jiwa Phoenix!” Sima Honglian menatap pedangnya.Pedang cambuk merah-perak yang dia buat, Pedang Jiwa Phoenix, terbang melayang dan berputar di atas kepalanya, menunjukkan bahwa benda itu memiliki kesadaran spiritual.Kaisar Alkemis sendiri turun ke arena, menatapnya sambil tersenyum tipis.“Dunia ini akhirnya akan berubah,” bisiknya.Dan dari tribun, Yao Chen hanya berdiri diam, menatap istrinya dengan sorot mata lembut dan bangga, sambil m

  • Pendekar Tanpa Wajah   557 - Pertarungan Memurnikan Senjata

    “Kalau sekedar memurnikan senjata, mana mungkin aku gentar?” Nona Sheng menjawab Sima Honglian.Dia mengganti baju dan tatanan rambutnya lebih sederhana tapi terlihat kuat.“Bagus! Aku suka semangatmu!” balas Sima Honglian sembari mengangguk.Arena alkemis yang semula didominasi oleh tungku obat kini telah berganti menjadi Tempat Pemurnian Senjata, sebuah panggung batu hitam yang berisi tungku logam raksasa setinggi tiga meter.Tungku itu dipenuhi pola ukiran naga dan phoenix yang menyala samar, menandakan bahwa benda ini bukan sekadar alat, melainkan pusaka warisan Sekte Istana Dewa.Suasana arena mendadak lebih hening dari sebelumnya.Semua pihak menahan napas. Perhatian tertuju pada dua sosok yang akan bertarung.Di sisi kiri arena, Nona Sheng berdiri tegak. Wajahnya pucat, tapi sorot matanya penuh dendam. Dia kini lebih tenang, tak ada lagi teriakan atau tatapan meremehkan seperti sebelumnya. Dia tau ... satu kesalahan lagi bisa membuat reputasinya terkubur selamanya.Dia mematuhi

  • Pendekar Tanpa Wajah   556 - Ketakutan Nona Sheng

    “Dia … menang .…”“Tidak hanya menang … pilnya lebih sempurna daripada yang pernah dibuat murid alkimia di sekte ini .…”“Pil Jiwa Nirwana … dari seorang manusia benua bawah?!”Suara-suara penonton bergemuruh, tidak percaya.Pihak Sekte Istana Dewa bersorak dengan bangga, sedangkan wajah-wajah dari Sekte Langit Kudus menegang, pucat, dan muram.Kekalahan ini bukan sekadar kalah—mereka dipermalukan. Terlebih, tungku kebanggaan mereka, Tungku Naga Kudus, milik Alkemis Huang … hancur berkeping-keping akibat kelalaian Nona Sheng.Tetua-tetua dari Sekte Langit Kudus menunduk dalam diam. Tak satu pun dari mereka berani bicara. Yang paling mencolok adalah wajah tua Tuan Besar Sheng, yang semakin merah padam menahan amarah.Sementara itu, Nona Sheng terduduk di tanah. Wajahnya kotor, rambutnya berantakan, dan mata indahnya membelalak tak percaya. Nafasnya terengah. Tangannya gemetar, bukan karena luka, tapi karena … ketakutan.“Bagaimana aku menjelaskan ini pada Guru Huang .…” bisiknya lemah.

  • Pendekar Tanpa Wajah   555 - Mengejutkan Semua Orang

    “Dia menyanggupinya!” bisik keras para penonton atas ucapan Sima Honglian.Aula Istana Dewa kembali hening, namun ketegangan membubung seperti busur yang ditarik sampai batas. Tantangan sudah diucapkan. Taruhannya lebih tinggi.Pil tingkat delapan—bukan sembarang pil, tapi mahakarya yang hanya bisa dimurnikan oleh alkemis tingkat tinggi dengan pemahaman mendalam tentang hukum elemen dan harmoni energi jiwa.Arena dimurnikan kembali. Dua tungku emas surgawi disiapkan di tengah-tengah panggung melayang. Angin di sekitarnya berhenti, seolah menanti napas para dewa.“Aku akan tetap menggunakan tungkuku sendiri.” Nona Sheng bersikeras.“Gunakan sekehendakmu.” Sima Honglian menjawab.Pihak dari Sekte Istana Dewa mengangguk setuju.Nona Sheng dari Sekte Langit Kudus melangkah anggun ke posisinya. Wajahnya tetap tersenyum percaya diri, rambut ungunya terikat rapi, dan matanya menyapu penonton tanpa gentar. Tapi siapa pun yang cukup jeli akan melihat ujung jarinya sedikit gemetar.Sementara it

  • Pendekar Tanpa Wajah   554 - Kaisar Alkemis

    “Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus

  • Pendekar Tanpa Wajah   553 - Tarian Dua Naga

    “Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status