Share

Bersiap Menuju Perang Besar

"Itu adalah kutipan dari perkataanmu saat aku berumur delapan tahun. Saat itu kita berdiri di halaman depan istana sambil menoleh ke arah pemukiman di bawah tebing ini. Wajahmu begitu bersinar saat diterpa bias cahaya dari matahari senja. Bagaimana menurutmu, ayahanda? Apa bukti itu cukup untuk membuatmu yakin bila aku adalah anakmu?" Arya Santanu menatap kedua mata raja Swarnabhumi.

Raja Swarnabhumi tidak bisa berkata apa pun lagi. Ucapan yang ia ucapkan ke anak sulungnya kala itu adalah ingatan kecilnya yang membuat dirinya sangat merindukan sosok Satrio Wijayaningrat. Setiap sebelum tidur air matanya menetes hanya untuk mengingat momen tersebut. Ingatan itu yang membuatnya terus mengingat sosok putra sulungnya.

"Perkataan itu adalah ucapanku ketika aku dan anakku hanya berdua saja ketika melihat senja datang. Tidak ada siapa pun di sana. Jadi, hanya aku yang bisa mengatakan apakah ucapanmu benar atau tidak." Raja Swarnabhumi akhirnya membuka mulutnya.

"Lalu, apa perkataan dari Ar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status