Kapal Naga Terbang tampak memasuki perairan yang tenang dengan tebing yang tinggi di sisi kiri dan kanan kapal.Sebuah membran sihir tampak menghalangi jalan masuk kapal ini. Syakia yang bermaksud menerobos membran sihir ini dengan kemampuan sihirnya mengurungkan niatnya saat beberapa penyihir dengan kapal mereka menyambut kapal Naga Terbang ini.“Sebutkan nama kalian dan tujuan kalian ke Negeri Awan Putih!” teriak salah satu penyihir putih dengan lantang.“Aku Syakia Menur bersama beberapa teman ingin bertemu Master Penyihir Putih yang memimpin Negeri Awan Putih ini!” kata Syakia memperkenalkan dirinya.“Kak Syakia?” tanya salah satu penyihir putih yang mengenalnya.“Larasati? Sudah lama kita tidak berjumpa!” kata Syakia yang masih mengenali teman sesama angkatannya saat di Negeri Awan Putih.“Teman-teman ... ini Kak Syakia yang legendaris itu loh!” ujar Larasati memperkenalkan Syakia dengan penyihir-penyihir lainnya.“Kak Syakia, ada urusan apa ingin bertemu Master Kahiyang?” tanya
Kota Awan yang ramai di pagi dan siang hari, mulai tampak sepi di malam hari. Penghuni asli kota ini hanya sedikit karena juga dibatasi oleh Master Sihir agar tidak menjadi tempat peresembunyian iblis dan penyihir jahat yang hendak menghancurkan Negeri Awan Putih sebagai pusat sihir di Bumi Nusantara.Penghuni penginapan hanya Syakia, Aryanta, Bharata, dan Ranti. Syakia dan Ranti berada di dalam satu kamar, sedangkan kamar lainnya ditempati Aryata dan Bharata.Tidak ada penghuni penginapan lainnya selain pemilik penginapan yang juga sebenarnya bukan penduduk asli Kota Awan. Dia hanya mengelola penginapan untuk bisnisnya saja.Penduduk Kota Awan adalah pemilik toko-toko dan kedai makanan yang ada di kota ini. Umumnya mereka tinggal di tempat usaha mereka masing-masing jika toko telah tutup.Kota Awan yang seharusnya hening dan sepi di malam hari mendadak terang benderang oleh sesuatu yang menyerupai portal yang tiba-tiba muncul di tengah Kota Awan. Portal ini berbentuk cincin raksasa y
Syakia tiba di tengah kota tepat ketika penyihir putih yang mencoba menantang sosok di balik portal dimensi terpelanting ke belakang oleh dorongan tenaga yang sangat kuat.“Larasati ... ada apa di balik portal dimensi ini sampai ada yang terluka?” tanya Syakia.“Kami juga masih belum tahu, Kak Syakia ...! Sosok ini hanya suaranya saja tapi belum muncul sama sekali dari balik portal dimensi!” ujar Larasati.“Jangan ada yang mendekati portal dimensi ini lagi! Sangat berbahaya jika kita tidak mengetahu siapa atau apa yang ada di dalamnya!” perintah Syakia."Baik Kak ...!" jawab Larasati singkat.“Ada yang memberitahu Master Kahiyang mengenai portal dimensi ini?” tanya Syakia kepada Larasati.“Belum ada Kak! Kami pikir bisa mengatasi sendiri ... ternyata sosok di balik portal dimensi ini sangat sakti!” jawab penyihir putih ini.“Coba kamu perintahkan salah satu penyihir putih ini pergi ke atas Gunung Awan Putih untuk menemui Master Kahiyang melaporkan kejadian di sini!” kata Syakia kepada
Semua penyihir putih akhirnya menuruti saran Syakia untuk mundur dan membiarkan portal dimensi ini tetap berada di tengah Kota Awan.Portal dimensi ini tetap diam dan tidak menunjukkan tanda-tanda kalau akan keluar makhluk di dalamnya ke Kota Awan.Beberapa saat kemudian tampak beberapa bayangan putih turun dengan santainya di depan Syakia dan penyihir-penyihir putih.“Syakia ... ada urusan apa sehingga kamu kembali ke Negeri Awan Putih? Bagaimana dengan Pendekar Serigala Putih Chandika ... apakah baik-baik saja?” tanya Master Kahiyang begitu melihat Syakia berada di Kota Awan.“Master Kahiyang ... nanti aku jelasin alasanku ke sini! Tapi sekarang kita lagi kedatangan tamu tidak diundang yang bersembunyi di balik portal dimensi raksasa ini!” ujar Syakia.Master Kahiyang bersama Master Penyihir lainnya kemudian bergerak menuju ke arah portal dimensi. Hanya dengan kibasan tangannya saja, Master Kahiyang langsung menghentikan hujan badai yang melanda Kota Awan yang disebabkan oleh sosok
Master Kahiyang hampir putus asa mengatasi munculnya portal dimensi di tengah-tengah Kota Awan ini. Portal dimensi satu arah yang membuat mereka tidak bisa menyerang ke dalam portal dimensi ini, bahkan juga tidak bisa menyegel portal dimensi ini dengan mantera sihir.Tiba-tiba Master Penyihir Putih ini merasa semangat kembali saat Syakia memberitahukannya kalau ada yang ditakuti oleh Iblis Neraka di Kota Awan sehingga sosok ini belum juga keluar dari persembunyiannnya."Kamu benar nih ... kalau Iblis Neraka tidak berani keluar ke Kota Awan karena da yang ditakuti atau menghalanginya keluar dari portal dimensi?" tanya Master Kahiyang kepada Syakia."Benar, Master! Tadi sebelum Master datang, Iblis Neraka ini selalu menyuruh penyihir-penyihir putih menyingkir dari portal dimensi! Aku rasa penyihir-penyihir ini ada yang mempunyai penangkal untuk Iblis Neraka ini muncul di Kota Awan!" ujar Syakia."Berarti benar katamu, ada sesuatu yang menghalanginya keluar dari dalam portal dimensi ini!
“Tuan Chandika?” kata Syakia yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Syakia tidak menyangka kalau sosok yang akan dilihatnya keluar dari dalam portal dimensi adalah sosok yang selama ini dicarinya. Bahkan dia ke Negeri Awan Putih ini untuk meminta petunjuk dari Master Kahiyang mengenai keberadaan Chandika Kalandra. Master Kahiyang juga tidak kalah terkejutnya begitu mengetahui kalau Iblis Neraka yang sakti itu adalah Chandika Kalandra, Pendekar Serigala Putih yang selama ini membela kebenaran.“Kenapa Chandika ada di dalam portal dimensi ... Syakia?” tanya Master Kahiyang.“Aku tidak tahu Master ... Aku juga tidak menyangkanya! Tuan Chandika memang sudah menghilang lama saat aku hendak ke rumahnya setelah lima tahun berlalu!” jawab Syakia.“Aku tidak tahu siapa yang kalian maksud dengan Chandika itu ... aku adalah Iblis Neraka!’ kata Iblis Neraka mennaggapi kebingungan Syakia dan Master Kahiyang.Syakia tidak melihat lagi pendekar yang gagah yang berkarisma seperti yang sering
Prahara melanda Negeri Awan Putih. Tiba-tibamuncul Iblis Neraka yang berusaha menguasai Negeri Awan Putih sebagai jalan pertama iblis-iblis ini untuk menguasai Bumi Nusantara bersama Pendekar Iblis ini nantinya.Iblis Neraka di luar dugaan Syakia, sangat sakti mandraguna tanpa ada yang bisa melawannya saat berusaha memasuki Negeri Awan Putih yang merupakan tempat berkumpulnya penyihir di Bumi Nusantara.Tidak mengherankan, karena tubuh yang digunakan Iblis Neraka ini adalah tubuh Chandika Kalandra, Pendekar Serigala Putih yang sangat sakti pada masanya. Syakia masih belum tahu bagaimana tubuh Chandika bisa sampai digunakan oleh Iblis Neraka.Semua yang berusaha melawan Iblis Neraka akan tewas mengenaskan seperti yang dialami master penyihir hanya dengan sekali serangan saja.Trio Pendekar Pulau Es juga sadar diri untuk tidak berusaha melawan Iblis Neraka yang sudah pasti tidak akan bisa mereka kalahkan, karena kemampuan Iblis Neraka ini jauh di atas mereka.Melawan Iblis Neraka ini s
“Hiaaattt ...!” teriak khas Pendekar Putih sebelum melancarkan serangannya.“Hahaha ... aku sudah tidak takut lagi dengan Bayanaka! Ternyata hanya begini kemampuan keturunannya!” kata Iblis Neraka penuh kesombongan.“Pedang Putih Berseri!”Pedang putih dari Pendekar putih ini langsung diarahkan kepada Iblis Neraka. Kilauan pedang menyilaukan mata Iblis Neraka sehingga memudahkan Pendekar Putih untuk melukai Iblis Neraka.“Tubuh Iblis!”Iblis Neraka langsung mempertahankan dirinya dengan membuat tubuhnya kebal terhadap senjata apapun.Traang ... Triiing ...Traang ...!Suara pedang beradu dengan tubuh baja dari Iblis Neraka membuat serangan Pendekar Putih tertahan.“Sudah kubilang kamu hanyalah pendekar tidak berguna! Kamu bukan keturunan Bayanaka! Hahaha ...!”“Aku, Pramudya Bayanaka adalah keturunan langsung Bayanaka yang akan menghancurkan dirimu, Iblis Neraka!” ujar Pendekar Putih penuh kemarahan.“Ilmu bela dirimu tidak sehebat Bayanaka yang mampu mengalahkan Dewa Iblis!” ejek Ibl