Saat itulah Malaki datang, dia kaget melihat kepala pengawal utama Prabu Dipa datang ke Istananya, Ki Hura menjura hormat melihat adik kandung Prabu Dipa ini.
“Ada apa Ki Hura…?” tanya Malaki yang merasa keheranan, karena tak biasa Kepala Pengawal Utama Prabu Dipa berkunjung ke rumahnya.
“Maaf baginda pangeran, atas perintah Baginda Prabu Dipa, kami ke sini menjemput Putri Remi pulang, karena putri masih menjalani hukuman dari baginda dan tidak boleh berkeliaran!” kata Ki Hura, sambil tetap bersikap hormat pada Malaki.
“Kanda pangeran…tolonglah saya…!” suara Putri Remi terdengar memelas.
Malaki saling berpandangan dengan Tengku Mimi, Mimi sendiri hanya angkat bahu, tanda dia tak punya kuasa soal Putri Remi.
“Mohon maaf putri…sebaiknya putri segera pulang kembali ke Istana, ini titah baginda sebaiknya putri patuhi, akan tak baik akibatnya kalau melanggar!” ucap Malaki pelan.
Mata Putri Remi yang bak bintang kejora sejenak membuat Malaki terpesona, namun kesadarannya kembali pulih, diapun mendorong secara pelan dan dan mendudukan putri jelita di sebuah kursi yang ada di kamar tersebut dan kini mereka duduk berhadapan, terhalang meja kecil bulat, di mana Putri Remi sambil bertelekan ke dua tanganya di dagu, lalu tangannya di taruh di meja bulat dari bahan marmer itu.Gaya begitu makin terlihat menggemaskan bagi Malaki yang sudah hampot tergoda melihat kemolekan tubuh sang selir kesayangan Baginda Prabu Dipa ini.“Putri…jangan salah paham, kedatanganku ke sini tentu saja aku tak ingin melihat putri sampai berbuat nekat!” sahut Malaki pelan.Melihat ketenangan Malaki, Putri Remi lalu menghela nafas dan dia makin kagum dengan ketenangan serta wibawa yang terpancar dari saudara kembar Prabu Dipa ini.Malaki kini duduk di hadapan Putri Remi, keduanya saling berpandangan, namun kali ini Malaki sudah mampu menguasai
“Pangeran Malaki…hamba rasa dengan tiga istri kamu yang cantik-cantik…tak perlu kamu diam-diam masuk ke kamar seorang selir begini…Pangeran tinggal bilang, mau wanita yang mana, hamba akan dengan cepat bisa mencarikan buat pangeran!” sela Pangeran Durja dengan sikap menjilat-jilat.Tapi sebelumnya dia melakukan gaya menghormat pada Prabu Dipa, yang hanya mendiamkan sang penasehatnya ini berani menyela ucapannya tanpa di minta, hanya Pangeran Durja yang berani begitu, sedangkan yang lain sama saja dengan cari penyakit kalau sampai berani menyela omongan seorang Raja..Malaki yang semula menunduk, kini mengangkat wajahnya, Pangeran Durja sampai mengkeret melihat betapa tajam tatapan pangeran yang juga kemenakannya ini, yang dia ketahui mempunyai kesaktian sangat tinggi ini, bahkan lebih tinggi dari Prabu Dipa.Prabu Dipa pun kaget juga, adik kembarnya ini seakan menantang terang-terangan dirinya, selama ini tak ada yang berani meng
Kini di halaman istana kecil ini, sudah berkumpul lebih 150 prajurit kerajaan, mereka kaget bukan kepalang, Pangeran Malaki yang mereka ketahui seorang Menteri dan juga adik kandung Prabu Dipa di tuduh pemberontak.Apalagi Malaki juga di anggap orang yang paling berjasa menumpas pemberontakan 6 bulanan yang lalu, tahu-tahu kini malah di tuduh pemberontak, ini tentu saja sangat mengejutkan semua prajurit tersebut.Malaki makin geram mendengar suara Pangeran Durja ini, ingin dia memukul dengan pengerahan tenaga dalam yang kuat untuk membunuh pangeran ini.Tapi dia kini sudah di kurung ratusan prajurit juga 25 pengawal utama Prabu Dipa, termasuk Prabu Dipa yang kini sudah meloloskan pedang nya, tandanya sang Prabu ini akan turun tangan langsung meringkus Malaki. Suasana makin tegang, kini bukan hanya 150 an prajurit, malah makin banyak saja prajurit yang mengurung Malaki di halaman Istana milik Putri Remi, kehebohan ini benar-benar bikin geger semua p
Walaupun dia Raja, tapi sebagai manusia biasa yang punya hati dan perasaan, tentu saja Prabu Dipa juga terbakar cemburu.Karena selir kesayangannya justru tertangkap basah berduaan di kamar dengan Pangeran Malaki yang tak kalah tampannya dengannya. Terlebih Putri Remi sudah berbulan-bulan tidak dia temui, sehingga makin menambah panas dalam hatinya.Ketiganya kini duduk bersimpuh mendengarkan keputusan Prabu Dipa. Sesuai adat yang sudah dipegang teguh sejak dulu, ketiganya pun mengikuti tradisi ini, termasuk Malaki yang kini mulai agak tenang dengan adanya Perdana Menteri Haja dan Panglima Jenderal Ki Parong, dua orang yang sangat di hormati setelah sang Maharaja Prabu Dipa.“Keputusan pertama, Pangeran Malaki mulai malam ini di non aktifkan sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri. Kedua, untuk di adakan penyelidikan lebih lanjut, Pangeran Malaki akan di tahan di penjara militer kerajaan, yang di awasi langsung Panglima Ki Parong. Ketiga, proses penyelidikan
“Apa langkah kita sekarang ayahnda Panglima?” tanya Malaki.“Sudah bukan rahasia lagi, Pangeran Durja yang kini jadi penasehat Baginda Prabu Dipa, sangat berambisi jadi Perdana Menteri, menggantikan Pangeran Haja. Ku dengar ibu suri Putri Kania sudah meminta agar Pangeran Malaki yang kelak jadi perdana Menteri. Bisa jadi ini jebakan ini merupakan langkah untuk menjegal Pangeran agar gagal menjadi perdana menteri!” tebak Panglima ki Parong.Malaki terperanjat dengan fakta yang baru dia ketahui ini, artinya Pangeran Durja memanfaatkan Putri Remi sengaja ingin menjebak dia dan sekaligus menyingkirkannya secara halus.Permaianan politik tingkat tinggi yang tak Malaki sadari..!“Ayahnda Pangeran…jujur saja, saya tak berambisi ingin jadi Perdana Menteri, bahkan saya juga sudah lama ingin mundur sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri, saya ingin hidup tanpa ikatan dengan kerajaan, bersama tiga istri…saya lebih suka jadi
Kegegeran ini juga akhirnya sampai ke telinga tiga istri Malaki, kini ketiganya terlihat saling bicara dan intinya tak percaya suami mereka sampai berbuat asusila, walaupun tertangkap basah berada di kamar Putri Remi.“Apa tindakan kita sekarang…” Tengku Mimi menatap Putri Kinanti dan Putri Galuh. Ketiganya kini duduk santai di taman Istana mereka yang mewah.“Kalau membawa hati, aku sebetulnya ingin menjenguk suami kita saat ini, aku ingin dengar langsung dari mulutnya, apa sebetulnya yang terjadi. Kita tak bisa mempercayai berbagai isu di luaran, yang pastinya akan di tambah-tambahi!” cetus Kinanti.“Tapi ku dengar kabar, penjagaan di Markas Militer sangat ketat, tak seorang pun yang bisa masuk tanpa izin dari ayahnda Panglima!” sahut Putri Galuh.“Apa kita menyelinap saja…?” Mimi yang memang lebih cepat panas kini mengusulkan hal ini.“Jangan, terlalu berbahaya, salah-salah pers
Di penjara bawah tanah markas prajurit Kerajaan Hilir Sungai, Malaki yang sedang bersemedhi terus memikirkan cara bagaimana agar dia terbebas dari fitnah keji yang di lontarkan Pangeran Durja dan Putri Remi.Akhirnya dia memutuskan akan menyelinap malam ini ke Istana dan akan mencari tahu kenapa sampai Putri Remi tega memfitnahnya.Ini merupakan hari ke 3 di tahan di penjara yang biasanya di peruntukan untuk penjahat kelas berat dan pasti akan di hukum mati.Malaki sengaja tak memberitahu Panglima Ki Parong tentang rencananya ini, dia ingin akan bergerak sendiri, untuk menuntaskan rasa penasarannya.Dari sore diapun sudah sengaja bersemedhi untuk mengumpulkan tenaga.Namun, jelang tengah malam saat dia bersiap akan keluar, ada yang aneh, para penjaga terlihat bergelimpangan, seperti kena bius dan asap itu terus masuk ke ruangan di mana Malaki di tahan, tercium bau harum yang memabukan, seperti obat bius.Malaki yang tahu hal ini kaget, tapi
“Huhhh…dasar pendekar mata keranjang, benar-benar tak kenal puass!” dengus salah satu dari tiga orang yang tadi mengeluarkan Malaki dari tahanan.Dari 5 orang itu, Malaki kini yakin itu yang menutup wajahnya itu seorang wanita, karena gerakannya berbeda. Bahkan tercium bau harum yang seakan dia ingat, tapi lupa di mana.“Pendekar Pekok, apakah kamu menyukai Putri Remi?” tanya Sohail lagi.“Hmmm…tentu saja, hanya orang gila saja yang tak suka dengan Putri yang bak bidadari itu!” sahut Malaki cepat, dia tetap berdiri dengan waspada, namun kedua lengannya sudah terisi tenaga dalam yang sangat kuat dan dahsyat dan kalau di serang dia tentu sudah bersiap.“Dia adalah kemenakanku Malaki, aku akan senang sekali andaikata Baginda Prabu Dipa mau menyerahkan ke kamu…dan akan lebih senang hati lagi kalau kamu rebut putri itu sekaligus rebut tahta Prabu Dipa itu, tuh kamu juga keturunan langsung seorang r