“Pangeran Malaki…hamba rasa dengan tiga istri kamu yang cantik-cantik…tak perlu kamu diam-diam masuk ke kamar seorang selir begini…Pangeran tinggal bilang, mau wanita yang mana, hamba akan dengan cepat bisa mencarikan buat pangeran!” sela Pangeran Durja dengan sikap menjilat-jilat.
Tapi sebelumnya dia melakukan gaya menghormat pada Prabu Dipa, yang hanya mendiamkan sang penasehatnya ini berani menyela ucapannya tanpa di minta, hanya Pangeran Durja yang berani begitu, sedangkan yang lain sama saja dengan cari penyakit kalau sampai berani menyela omongan seorang Raja..
Malaki yang semula menunduk, kini mengangkat wajahnya, Pangeran Durja sampai mengkeret melihat betapa tajam tatapan pangeran yang juga kemenakannya ini, yang dia ketahui mempunyai kesaktian sangat tinggi ini, bahkan lebih tinggi dari Prabu Dipa.
Prabu Dipa pun kaget juga, adik kembarnya ini seakan menantang terang-terangan dirinya, selama ini tak ada yang berani meng
Kini di halaman istana kecil ini, sudah berkumpul lebih 150 prajurit kerajaan, mereka kaget bukan kepalang, Pangeran Malaki yang mereka ketahui seorang Menteri dan juga adik kandung Prabu Dipa di tuduh pemberontak.Apalagi Malaki juga di anggap orang yang paling berjasa menumpas pemberontakan 6 bulanan yang lalu, tahu-tahu kini malah di tuduh pemberontak, ini tentu saja sangat mengejutkan semua prajurit tersebut.Malaki makin geram mendengar suara Pangeran Durja ini, ingin dia memukul dengan pengerahan tenaga dalam yang kuat untuk membunuh pangeran ini.Tapi dia kini sudah di kurung ratusan prajurit juga 25 pengawal utama Prabu Dipa, termasuk Prabu Dipa yang kini sudah meloloskan pedang nya, tandanya sang Prabu ini akan turun tangan langsung meringkus Malaki. Suasana makin tegang, kini bukan hanya 150 an prajurit, malah makin banyak saja prajurit yang mengurung Malaki di halaman Istana milik Putri Remi, kehebohan ini benar-benar bikin geger semua p
Walaupun dia Raja, tapi sebagai manusia biasa yang punya hati dan perasaan, tentu saja Prabu Dipa juga terbakar cemburu.Karena selir kesayangannya justru tertangkap basah berduaan di kamar dengan Pangeran Malaki yang tak kalah tampannya dengannya. Terlebih Putri Remi sudah berbulan-bulan tidak dia temui, sehingga makin menambah panas dalam hatinya.Ketiganya kini duduk bersimpuh mendengarkan keputusan Prabu Dipa. Sesuai adat yang sudah dipegang teguh sejak dulu, ketiganya pun mengikuti tradisi ini, termasuk Malaki yang kini mulai agak tenang dengan adanya Perdana Menteri Haja dan Panglima Jenderal Ki Parong, dua orang yang sangat di hormati setelah sang Maharaja Prabu Dipa.“Keputusan pertama, Pangeran Malaki mulai malam ini di non aktifkan sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri. Kedua, untuk di adakan penyelidikan lebih lanjut, Pangeran Malaki akan di tahan di penjara militer kerajaan, yang di awasi langsung Panglima Ki Parong. Ketiga, proses penyelidikan
“Apa langkah kita sekarang ayahnda Panglima?” tanya Malaki.“Sudah bukan rahasia lagi, Pangeran Durja yang kini jadi penasehat Baginda Prabu Dipa, sangat berambisi jadi Perdana Menteri, menggantikan Pangeran Haja. Ku dengar ibu suri Putri Kania sudah meminta agar Pangeran Malaki yang kelak jadi perdana Menteri. Bisa jadi ini jebakan ini merupakan langkah untuk menjegal Pangeran agar gagal menjadi perdana menteri!” tebak Panglima ki Parong.Malaki terperanjat dengan fakta yang baru dia ketahui ini, artinya Pangeran Durja memanfaatkan Putri Remi sengaja ingin menjebak dia dan sekaligus menyingkirkannya secara halus.Permaianan politik tingkat tinggi yang tak Malaki sadari..!“Ayahnda Pangeran…jujur saja, saya tak berambisi ingin jadi Perdana Menteri, bahkan saya juga sudah lama ingin mundur sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri, saya ingin hidup tanpa ikatan dengan kerajaan, bersama tiga istri…saya lebih suka jadi
Kegegeran ini juga akhirnya sampai ke telinga tiga istri Malaki, kini ketiganya terlihat saling bicara dan intinya tak percaya suami mereka sampai berbuat asusila, walaupun tertangkap basah berada di kamar Putri Remi.“Apa tindakan kita sekarang…” Tengku Mimi menatap Putri Kinanti dan Putri Galuh. Ketiganya kini duduk santai di taman Istana mereka yang mewah.“Kalau membawa hati, aku sebetulnya ingin menjenguk suami kita saat ini, aku ingin dengar langsung dari mulutnya, apa sebetulnya yang terjadi. Kita tak bisa mempercayai berbagai isu di luaran, yang pastinya akan di tambah-tambahi!” cetus Kinanti.“Tapi ku dengar kabar, penjagaan di Markas Militer sangat ketat, tak seorang pun yang bisa masuk tanpa izin dari ayahnda Panglima!” sahut Putri Galuh.“Apa kita menyelinap saja…?” Mimi yang memang lebih cepat panas kini mengusulkan hal ini.“Jangan, terlalu berbahaya, salah-salah pers
Di penjara bawah tanah markas prajurit Kerajaan Hilir Sungai, Malaki yang sedang bersemedhi terus memikirkan cara bagaimana agar dia terbebas dari fitnah keji yang di lontarkan Pangeran Durja dan Putri Remi.Akhirnya dia memutuskan akan menyelinap malam ini ke Istana dan akan mencari tahu kenapa sampai Putri Remi tega memfitnahnya.Ini merupakan hari ke 3 di tahan di penjara yang biasanya di peruntukan untuk penjahat kelas berat dan pasti akan di hukum mati.Malaki sengaja tak memberitahu Panglima Ki Parong tentang rencananya ini, dia ingin akan bergerak sendiri, untuk menuntaskan rasa penasarannya.Dari sore diapun sudah sengaja bersemedhi untuk mengumpulkan tenaga.Namun, jelang tengah malam saat dia bersiap akan keluar, ada yang aneh, para penjaga terlihat bergelimpangan, seperti kena bius dan asap itu terus masuk ke ruangan di mana Malaki di tahan, tercium bau harum yang memabukan, seperti obat bius.Malaki yang tahu hal ini kaget, tapi
“Huhhh…dasar pendekar mata keranjang, benar-benar tak kenal puass!” dengus salah satu dari tiga orang yang tadi mengeluarkan Malaki dari tahanan.Dari 5 orang itu, Malaki kini yakin itu yang menutup wajahnya itu seorang wanita, karena gerakannya berbeda. Bahkan tercium bau harum yang seakan dia ingat, tapi lupa di mana.“Pendekar Pekok, apakah kamu menyukai Putri Remi?” tanya Sohail lagi.“Hmmm…tentu saja, hanya orang gila saja yang tak suka dengan Putri yang bak bidadari itu!” sahut Malaki cepat, dia tetap berdiri dengan waspada, namun kedua lengannya sudah terisi tenaga dalam yang sangat kuat dan dahsyat dan kalau di serang dia tentu sudah bersiap.“Dia adalah kemenakanku Malaki, aku akan senang sekali andaikata Baginda Prabu Dipa mau menyerahkan ke kamu…dan akan lebih senang hati lagi kalau kamu rebut putri itu sekaligus rebut tahta Prabu Dipa itu, tuh kamu juga keturunan langsung seorang r
“Apa kehehendakmu Putri…?” Malaki sengaja tidak bereaksi dengan membalas perlakuan mesra Putri Remi, kini dia diam saja.“Aku inginkan cintamu…aku menyintai kamu sejak pertama kita bertemu di taman itu, hmm kamu lelaki beruntung Malaki, semua wanita jatuh cinta dengan kamu dan termasuk aku salah satunya!” sahut Putri Remi blak-blakan.Wajah mereka sangat berdekatan, Malaki sampai bisa melihat betapa glowingnya wajah Putri Remi yang memang sangat di rawat ini.Malaki kemudian menarik dagu Putri Remi sehingga wajahnya mendongak sedikit, Malaki lalu mencium dengan lembut hingga putri ini memejamkan mata, menikmati keromantisan pendekar ini.Putri Remi kini memeluk erat tubuh Malaki sambil berbisik, namun bisikan inilah yang membuat Malaki terlonjak kaget dan melepaskan pelukan itu, lalu menatap wajah jelita sang putri selir ini.Apa yang Putri Remi bisikan…?Kita tinggalkan sejenak Malaki dan Putri R
Apalagi setelah kedua istri Pangeran Malaki ini mengeluarkan jurus-jurus yang telah mereka latih dan kuasai berdasarkan kitab Dewi Golok Putih dan juga Kitab Nyai Nini, ke 8 orang ini terpaksa mundur teratur.Gerakan tebasan golok Kinanti dan Mimi mengandung tenaga dalam yang sangat panas, kalau saja ke 8 orang ini tak memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, sudah sejak tadi tangan mereka melepuh setiap senjata mereka bentrok.“Stoppp dulu…bukankah kalian berdua ini Putri Kinanti dan Tengku Mimi, istri dari Pangeran Malaki!” Ki Jimi rupanya mengenali jurus kedua penyusup ini, karena saat bentrokan dengan para pemberontak dulu, dia tahu persis kehebatan kedua orang ini.Kini pertarungan pun terhenti dengan sendirinya, karena ucapan Ki Jimi.Kinanti dan Mimi saling pandang, seakan sepakat keduanya lalu melepas penutup wajah dan kini Ki Jimi kaget dan dia langsung menjura dalam-dalam, karena orang yang dia hadapi bukan sembarangan.Put