Share

Bab 146: Penyesalan Selir Dori

“Kang, kita tinggal di kota aja yuks, biar kita ga merantau tak tentu arah, aku capek kang?” rengek Selir Dori lagi sambil memegang perutnya yang besar itu. Ini untuk kesekian kalinya Selir Dori meminta kekasihnya ini pindah.

“Sudah berapa ratus kali aku bilang, aku ini buronan, kalau tinggal di kota sama dengan menyerahkan leher di penggal prajurit pemerintah. Ini semua gara-gara pangeran tolol itu, akhirnya aku jadi ikutan terlunta-lunta!” sahut Palasi geram.

“Ga perlu lagi sebut-sebut nama pangeran itu, dia sudah mati kamu bunuh!” sentak Selir Dori kesal, kini dia mulai menyesal, Palasi ternyata sangat kasar, awal-awalnya saja lembut, namun lama-lama sifat aslinya keluar.

“Ooo…kamu masih cinta dengan pangeran tolol itu, kamu tak perlu pura-pura lagi sekarang, aku yakin janin yang ada dalam perut kamu itu, pasti bibit dari pangeran tolol itu. Mana mungkin kita hanya berhubungan 5 bulanan, perut kamu sudah besar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status