Beranda / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Bab 230. Mencari Keberadaan Arya

Share

Bab 230. Mencari Keberadaan Arya

Penulis: Andy Lorenza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 06:56:48

Idrus tak langsung menanggapi, ia arahkan pandangannya ke halaman depan pendopo di sana terlihat hujan masih turun dengan lebatnya dengan sesekali diselingi kilat dan petir.

“Jika masalah para anak buah Rambi Singo yang berada di padepokan itu saya rasa tidaklah terlalu membahayakan kalau kita datang hanya sekedar mencari tahu keberadaan Pendekar, yang menjadi persoalan sekarang hujan masih lebat dan bagaimana kita akan ke sana?”

Setelah beberapa saat hening akhirnya Idrus bersuara, Randa dan para pemuda serta beberapa orang penduduk Sikabau yang berada di pendopo itu secara bersamaan arahkan pandangan ke halaman.

“Benar yang Uda Idrus katakan hujan masih lebat dan tidak memungkinkan sekarang kita menuju Padepokan Singa Putih itu, kalau saja siang hari tentu tidak akan menjadi persoalan tapi ini malam obor yang akan kita gunakan sebagai penerang jalan pasti akan padam.”

Ujar Randa.

“Kita tunggu saja, mudah-midahan hujan reda sebelum tengah malam nanti hingga kita dapat bersama-sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 231. Dinasehati Sang Guru

    “Bocah tolol...! Punya ilmu dan senjata mustika tak digunakan, punya teman tak dimintai pertolongan.” Suara itu terdengar jelas hingga Arya mendongakan kepalanya ke atas mencari sosok yang baru saja memaki sekaligus menasehatinya. “Eyang di mana?!” Seru Arya saat ia tak melihat sosok yang dipanggilnya itu di atas lobang tempat ia terperangkap itu. “Kau benar-benar tolol..! Bukankah saya bisa berbicara denganmu dari jarak yang jauh, apa kau lupa? Sekarang cepat lakukan apa yang tadi saya katakan!” Jawab sosok yang dipanggil Eyang itu, dia tidak lain adalah Guru Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas bernama Pandan Suri alias Nyi Konde Perak. Arya tak lagi mengeluarkan suara karena setiap berkata selalu dimaki, lagi pula ia tahu jika sang Eyang sudah tak mau menanggapinya. Arya sekarang menggaruk-garuk kepalanya, sesekali ia nyengir sendiri atas makian sekaligus nasehat dari Gurunya itu. “Aku memang tolol..! Eyang benar semua ilmunya telah dia turunkan kepadaku begitu juga dengan se

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 232. Dibawa Ke Dangau

    “Pendekar...?!” Seru terkejut saat mereka tiba di tempat di mana di sana tergeletak sosok pemuda tampan berpakaian putih dan di sebelahnya berjongkok salah seorang teman sesama petani. “Kita harus memberi tahu Idrus.” Ujar salah seorang dari mereka. “Ya, tapi sebelumnya alangkah baiknya kita bawa pendekar ke dangau sepertinya dia pingsan.” Jawab salah seorang petani yang berjongkok di sebelah tubuh sosok yang dipanggil pendekar itu, tanpa menunggu waktu lama beberapa orang dari mereka langsung membopong tubuh pendekar itu membawanya ke dangau yang terdekat. Tubuh sosok yang dipanggil pendekar yang tidak lain adalah Arya Mandu itu direbahkan di dalam dangau dengan kepala berbantal 3 potong kayu bulat sepanjang setengah meter, potongan kayu itu dibalut dan disatukan dengan kain hingga cukup nyaman untuk dijadikan ganjal kepala. Rupanya menjelang tubuh Arya dibopong ke dangau salah seorang dari mereka bergegas ke rumah Idrus yang saat itu kebetulan tidak ada kegiatan di luar atau

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 233. Tak Beri Ampun

    “Apa, Adipati Tampati dibawa ke istana Kerajaan Malayu?!” Idrus dan beberapa orang yang berada di dalam dangau mengangguk menanggapi keterkejutan Arya. “Apa tujuan Rambi Singo membawa Adipati Tampati ke istana Kerajaan itu? Lalu kenapa kalian tidak mencegahnya?” Sambung Arya, Idrus dan Randa saling berpandangan lalu salah satu dari mereka yang menjawab. “Maafkan kami pendekar, kami tidak tahu apa tujuan Rambi Singo itu membawa Tuan Adipati ke istana Kerajaan Malayu. Begitu pula kami tak kuasa mencegahnya, karena Rambi Singo mengancam akan membunuh Tuan Adipati jika kami melawan atau tak membiarkan keinginannya membawa Tuan Adipati saat itu juga.” Arya terdiam mendengar jawaban dari Idrus itu, beberapa saat pandangannya ia arahkan ke atap dangau yang terbuat dari dedaunan. “Sangat mengherankan kenapa Rambi Singo membawa Adipati Tampati ke istana Kerajaan Malayu, bukankah itu justru akan membahayakan dirinya sendiri karena sejatinya Adipati Tampati tentu merupakan salah seorang ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 234. Hukuman Gantung

    Matahari tepat tegak lurus di atas puncak kepala, teriknya terasa sekali menyengat terlebih siang itu sangat cerah. Langit pun tampak biru dan nyaris tak terlihat awan di sana, angin yang bertiup seakan tak mampu mengusir hawa panas yang menyelubungi bumi. Cerahnya siang itu rupanya berlawanan dengan raut wajah seorang lelaki yang berdiri di tiang gantungan dengan kedua tangan terikat ke belakang dan matanya ditutup secarik kain, wajah lelaki itu muram pucat pasi badan hingga bibirnya pun tampak gemetar. Tiang gantungan tempat lelaki itu berdiri berada di halaman sebuah Kerajaan besar, di sekelilingnya tampak ratusan prajurit bersenjata tombak. Sementara tepat di depan istana yaitu di teras terlihat sosok lelaki memakai mahkota di kepalanya, sepertinya dia adalah Raja Kerajaan itu karena di sisi kanan dan kiri hingga belakangnya terdapat para pengawal. Selain kursi yang diduduki Raja, terlihat pula dua buah kursi yang berada di sebelah kanan dan kirinya. Sebelah kanan diduduki seor

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 235. Dijelaskan Oleh Panglima

    Rambi Singo terlihat mengarahkan pandangannya pada seluruh prajurit serta Baginda Raja yang untuk beberapa saat lamanya tidak ada tindakan apa-apa atas hal yang baru saja terjadi, hingga Ketua Padepokan Singa Putih itu penasaran dan heran. “Cepat tangkap pengacau itu..!” Seru Rambi Singo yang ditujukan pada para prajurit istana, saat para prajurit bergerak ingin melakukan apa yang diperintah Rambi Singo tiba-tiba Panglima Kerajaan Malayu lekas-lekas berdiri di hadapan pemuda tampan berpakaian putih yang baru saja menggagalkan hukuman gantung pada diri Adipati Tampati itu. “Kalian tetap berdiri di tempat! Jangan pernah melakukan sesuatu di luar perintah saya dan yang mulia!” Hardik Panglima, para prajurit yang tadi sempat bergerak maju ke arah pemuda berpakaian putih itu pun mundur teratur ke tempat mereka berdiri semula. Mendengar hal itu Baginda Raja yang juga heran dan penasaran nampak melangkah mendekati Panglima diiringi beberapa orang pengawal, Panglima pun memaklumi hal itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 236. Kebusukan Terbongkar

    “Dia yang melaporkan pada saya tentang kesalahan yang telah dilakukan Tampati, dia mengatakan jika Tampati bekerja sama dengan para pengacau untuk memeras para penduduk Sikabau.” Ujar Baginda Raja sembari menunjuk ke arah Rambi Singo, Arya pun terkejut dan geram. “Dasar keparat kau Rambi Singo..! Kau yang justru telah membuat keonaran di Sikabau, kau bukan saja memaksa untuk mendirikan padepokan di sana tapi juga mengancam Adipati Tampati agar niat busukmu menaikan upeti dua kali lipat dengan mengatas namakan pihak Kerajaan Malayu tercapai!” Maki Arya sembari menunjuk dengan telunjuk kirinya ke arah Rambi Singo. “Benar yang mulia, hamba disekap di padepokan yang ia dirikan itu lalu diancam agar menuruti keinginannya.” Adipati Tampati pun bicara membenarkan semua yang dikatakan Arya. “Kurang ajar..! Tangkap dia...!” Baginda Raja pun geram lalu memerintahkan para prajurit untuk menangkap Rambi Singo. Baru saja para prajurit bergerak ingin menangkapnya, Ketua Padepokan Singa Puti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 237.Mencegat Rambi Singo

    Diancam seperti itu tentu saja Bi Duma ketakutan dan langsung terdiam... Hampir setengah jam sejak kereta kuda yang dikendalikan Rambi Singo meninggalkan kawasan istana Kerajaan Malayu, saat ini memasuki kawasan hutan yang di sana terdapat jalan yang dapat dilalui kereta. Meskipun jalan itu ditumbuhi rumput-rumput kecil, akan tetapi masih tampak bekas roda kereta ataupun juga gerobak pertanda jalan itu memang jalan yang umum dilalui dari daerah Sungai Dareh ke daerah Sijunjung begitu pula sebaliknya. Umumnya yang melalui jalan itu para pedagang antar daerah dan sesekali juga para petani yang membawa hasil pertanian dari kebun atau sawah mereka yang terdapat di seberang hutan itu, begitu pula bagi Rambi Singo sudah tidak asing lagi melintasi jalan itu. Sementara beberapa orang anak buah Rambi Singo yang dari istana Kerajaan Malayu tadi mengikuti Ketuanya itu, saat ini terpaut jarak cukup jauh karena Rambi Singo lebih dulu dan memacu kereta kudanya cukup kencang. Karena merasa nger

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 238. Pertarungan Sengit

    “Bedebah..! Sekarang kau akan saya buat tidak bisa cengengesan lagi selamanya..!” Habis berkata Rambi Singo memutar-mutar kedua tangannya saling berlawanan arah, tak beberapa lama di sela-sela ujung jarinya ke luar kuku yang keseluruhannya runcing dan berwarna hitam pekat. Rupanya Rambi Singo benar-benar murka atas sikap Arya yang dianggap menyepelekan dirinya, hingga ia saat itu juga mengeluarkan jurus andalannya yang berjuluk Cakar Singa Beracun. Bak seekor singa pula tubuh Rambi Singo melesat cepat menerkam ke arah Arya, sang pendekar yang saat itu masih cengegesan langsung terkejut. Lagi-lagi ia dengan cepat rebahkan tubuhnya ke tanah, hingga terkaman cakar-cakar beracun di kuku Rambi Singo kembali menerpa angin. Meskipun begitu tampak di wajah Arya mengambarkan kalau dirinya tengah dilanda rasa cemas, tatapannya begitu tajam memperhatikan tindakan apalagi yang akan dilakukan Ketua Padepokan Singa Putih itu. “Sial..! Ajian si keparat itu cukup berbahaya, hampir saja batuk kep

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14

Bab terbaru

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 460. Musnahnya Kerajaan Angkasa

    Lalu kedua telapak tangannya ia hadapan ke angkasa seperti hendak mencakar langit, tiba-tiba kedua pergelangan tangannya itu berubah menjadi putih ke perak-perakan. Sejurus dengan itu ia pun melesat bak elang ke arah tubuh Raksasa Durja Iblis, dua sinar putih menderu menghantam tubuh Raksasa Durja Iblis itu. “Buuuuuuuuuum..! Kraaaaaaaak...! Blaaaaaaaaaar..!” Ledakan maha dahsyat pun terdengar seiring dengan hancurnya tubuh Raksasa Durja Iblis hingga menjadi debu bertaburan di tanah, itulah ajian andalan Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas yang bernama ajian Rajawali Melebur Sukma. Pekik dan sorak kemenangan bergemuruh dari ribuan prajurit gabungan istana peri dan Kerajaan Permata Timur, istana megah Kerajaan Angkasa itu pun telah rata dengan tanah seiring terbenamnya tubuh Raksasa Durja Iblis saat dihantam ajian Telapak Suci Budha yang dilesatkan Arya tadinya sebelum tubuh Raksasa Durja Iblis itu hancur berkeping-keping dihantam ajian Rajawali Melebur Sukma. Tubuh Arya yang tad

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 459. Pertarungan Maut

    Pasukan gabungan peri dan Kerajaan Permata Timur pun tak berselang lama setelah itu mampu pula menaklukan ribuan prajurit istana Kerajaan Angkasa, sebagian besar dari mereka tewas bersimbah darah, dan sebagian lagi dipaksa menyerah. Sementara duel sengit antara Arya dan Batara Durja masih berlangsung, sejauh ini Arya belum mampu mendekat apalagi menghantamkan pukulannya ke tubuh Batara Durja, karena raja segala licik dan tamak itu selalu menghantamkan senjata mustikanya berupa gada ke arah Arya, hingga membuat sang pendekar dipaksa menghindar bahkan beberapa kali mundur. Mendapatkan beberapa kali serangannya gagal dan mengetahui jika Guru dan sebagian besar prajuritnya tewas, Batara Durja pun murka. Dengan segera ia merubah wujudnya menjadi Raksasa Durja Iblis, yang tentu saja diiringi semakin besarnya senjata mustikanya berupa gada itu. “Wuuuuuuuuuuus..! Blaaaaaaaaaaaam..!” tanah yang terkena hantaman gada itu bak dilanda gempa dahsyat membuat semua yang ada di kawasan itu terpent

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 458. Berkumpulnya Para Peri

    Setelah menyusun dan merembukan dengan matang rencana penyerangan ke istana Kerajaan Angkasa, ke empat peri yang memimpin 4 penjuru kawasan negeri diatas awan itu kembali ke istana mereka masing-masing, sementara Arya tetap tinggal di istana ratu hingga esok pagi seluruh pasukan berkumpul di sana. Peri Salju setibanya di istana salju di kawasan utara segera menyampaikan berita itu pada seluruh pasukannya, begitu pula dengan Peri Api dan Peri Laut di kawasan selatan dan barat. Sementara Peri Bulan sebelum menuju istananya dikawasan timur, ia singgah dulu di istana Kerajaan Permata Timur menemui Benggala dan Yuda Tirta selaku Raja serta Panglima Kerajaan. “Mari silahkan masuk yang mulia Peri Bulan! Baginda Benggala ada didalam istana!” tutur Yuda Tirta yang menyambut kedatangan Peri Bulan dihalaman istana Kerajaan Permata Timur itu. “Terima kasih, Yuda!” ucap Peri Bulan dengan senyum ramahnya, kemudian ia diiringi Yuda Tirta masuk kedalam istana menemui Benggala. “Sebuah kehormatan

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 457. Pulihnya Sang Pendekar

    “Loh, kok diam saja Arya? Ayo, naik kita berangkat sekarang!” seru Peri Salju. “Iya, tapi sebaiknya aku ganti pakaian dulu, sepertinya pakaian yang aku jemur itu sudah kering!” ujar Arya sambil memunggut pakaian yang ia jemur di samping mulut goa itu. “Oh, ya silahkan! Kami akan menunggumu!” setelah mengambil pakaian yang ia jemur Arya masuk kembali kedalam goa mengganti pakaiannya. Beberapa menit kemudian Arya pun tampak ke luar dari mulut Goa, Peri Salju kembali memintanya naik ke punggung kuda putih bersayap tunggangannya itu. Arya melesat ke atas kuda di belakang Peri Salju duduk, dengan tersenyum Peri Salju memerintahkan kuda putih bersayap itu untuk terbang kembali ke negeri diatas awan. ***** “Apa yang mulia yakin pemuda dari negeri 1.500 tahun yang akan datang itu tidak akan selamat dari luka yang ia alami saat bertarung kemarin?!” tanya Durgama, saat ia diminta berkumpul dengan para petinggi istana lainya diruang utama Kerajaan Angkasa. “Ha.. Ha.. Ha..! Aku benar-benar

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 456. Racun Raja Iblis

    “Hemmm... Jasa yang telah kau berikan pada negeri peri dan negeri di atas awan sudah sangat besar! Tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan yang aku lakukan ini kepadamu! Racun Iblis yang ada di tubuhmu belum sepenuhnya hilang, karena aku hanya berhasil mengeluarkan sebagiannya saja!” tutur Resi Dharma.“Jadi racun iblis masih ada di dalam tubuhku? Lalu bagaimana cara menghilangkan keseluruhannya, Resi?” Arya terlihat panik akan yang dituturkan Resi Dharma baru saja kepadanya.“Kamu tak perlu cemas! Kamu cukup berendam di depan air terjun sana beberapa menit! Air itu akan melenyapkan seluruh racun yang ada di tubuhmu! Tadi selain mengeluarkan sebagian racun di tubuhmu, aku juga telah berhasil membuka pori-pori di seluruh badanmu! Agar hawa gaib air terjun dapat merasuki dan melenyapkan racun di tubuhmu itu!” tutur Resi Dharma.“Oh, begitu! Baiklah sekarang juga aku akan berendam di air terjun depan goa ini!” Resi Dharma hanya anggukan kepalanya, Arya dengan tertatih-tatih bangkit

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 455. Bertarung Dengan Batara Durja

    Setibanya di istana salju di ruangan tempat Arya dibaringkan, Peri Ratu segera memeriksa tubuh sang pendekar. Bagian dada kanan tampak lebam, dan ada goresan luka yang darahnya telah membeku.“Luka dalam yang dialami Arya sangat parah! Kalau saja dia bukan sosok berilmu tinggi, mungkin tulang dadanya telah remuk! Senjata mustika milik Batara Durja itu pun melukai bagian dadanya, dan akibatnya racun jahat dari senjata itu mengalir ke seluruh tubuhnya!” tutur Peri Ratu.“Apakah Arya masih hidup yang mulia? Tadi aku periksa denyut nadi dan detak jantungnya tak ada sama sekali!” Peri Salju masih terlihat sangat cemas.“Hemmm... Mungkin saat kamu memeriksanya tadi keadaanmu lagi kalut, hingga kamu tak merasakan masih adanya denyut nadi dan detak jantungnya! Hanya saja saat ini dia benar-benar tak bisa bergerak sama sekali dan tak sadarkan diri akibat racun iblis yang menjalar diseluruh tubuhnya! Ternyata Batara Durja tidak sendiri, dia bersekutu dengan raja iblis!” Peri Ratu menjelaskan se

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 454. Menuju Kerajaan Angkasa

    “Tidak Arya, apapun yang terjadi nantinya aku akan tetap bersamamu di sini! Berhati-hatilah, sosok yang kamu hadapi ini sangat licik dan berbahaya!” ujar Peri Salju, Arya tersenyum lalu mengangguk. Batara Durja yang memang tak dapat lagi menahan ingin segera menghajar Arya yang selama ini selalu menggagalkan rencananya, mulai dari negeri peri hingga terakhir menewaskan salah seorang kepercayaannya di istana bernama Durpala, langsung menerjang ke depan ke arah sang pendekar. Hantaman kaki dan tangan secara bergantian membuat Arya terpaksa beberapa kali mengelak dan menangkis, meskipun serangan itu tanpa dialiri kekuatan ilmu tenaga dalam akan tetapi hawa pukulan Batara Durja sangat terasa dan membahayakan. Tubuh Batara Durja memang tinggi dan kekar, akan tetapi gerakan-gerakannya sangat gesit membuat Arya cukup kewalahan dan harus menghindar kian-kemari. “Deeeeeeees..! Deeeeeeeees..!” sebuah pukulan tangan kosong Arya mendarat keras mengenai dada kanan Batara Durja hingga membuatny

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 453. Terbebasnya Desa Gumanti

    “Sudah dua kali mereka berusaha untuk menguasai Desa Gumanti ini! Dan beberapa hari yang lalu mereka berhasil membuat kami menyerah karena tak kuasa melawan!” tutur Jabari saat mereka telah duduk bersama diruangan terbuka itu. “Sepertinya Kerajaan Angkasa itu memang serakah dan tak pernah merasa jera, sebelum rajanya yang bernama Batara Durja itu ditaklukan!” tutur Arya. “Terima kasih sekali lagi kami ucapkan pada kalian semua yang telah membantu membebaskan Desa Gumanti dari mereka! Kami tak tahu harus bagaimana membalas jasa baik kalian ini!” ucap Jabari mewakili seluruh warganya. “Sama-sama, Jabari!” tutur Arya, Peri Salju dan Wisnu Dharma. “Lantas sekarang apa yang perlu kami bantu? Apakah kami seluruh warga musti ikut ke Kerajaan Angkasa itu?” tanya Jabari. “Tidak usah, biar Aku dan Peri Salju saja yang ke sana!” “Apakah itu tidak terlalu berbahaya Arya, sementara di istana Kerajaan itu ada ribuan prajurit yang tentunya akan menghadang kalian?! Bagaimana jika seluruh muridk

  • Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 452. Arya Bertemu Wisnu Dharma

    “Dia sosok yang sangat berbahaya! Ambisinya jelas ingin berkuasa atas negeri diatas awan ini! Dia tentu saja sangat membenci yang mulia dan para peri lainnya, yang secara nyata diberikan hak kekuasaan di negeri diatas awan!” tutur Wisnu Dharma. “Ilmu apa yang ia miliki hingga Guru sendiri tak sanggup menghadapinya hingga harus lari dan bersembunyi di goa negeri peri?” kali ini Arya yang bertanya. “Aku sendiri tidak tahu ilmu apa yang ia miliki, Arya! Yang jelas ilmunya itu sangat aneh dan sulit dihadapi! Aku melarikan diri hingga ke negeri peri disamping untuk menyelamatkan nyawaku, juga yang tak kalah pentingnya menyelamatkan kitab tapak budha!” tutur Wisnu Dharma. “Di mana letak Kerajaan Angkasa itu, Guru?” “Kerajaan itu berada diarah utara dari kuil ini! Jika kamu hendak kesana, kebetulan nanti selepas tengah hari kita akan berhadapan dengan para prajurit Kerajaan itu di Desa Gumanti! Kamu bisa menahan salah seorang dari mereka untuk menunjukan jalan ke istana Kerajaan Angkasa

DMCA.com Protection Status