Gadis muda itu tidak punya banyak waktu untuk terus meladeni Chen Yang. Ia ingin segera mengakhiri pertarungan sehingga mulai menggunakan jurus andalannya.
Sebuah tebasan ia berikan, Chen Yang bisa menahan tebasan tersebut, tapi dua tebasan yang entah dari mana datangnya melukai Chen Yang. Dua goresan pedang mengukir tubuhnya.
Chen Yang terkejut, jurus seperti ini baru pertama kali ia lihat. Belum hilang rasa terkejutnya, Chen Yang kembali menerima tebasan dari gadis muda itu.
Sama seperti sebelumnya, tebasan itu berhasil ditahan, tapi ada dua tebasan yang tak terlihat menyerang dirinya. Chen Yang pun tumbang dalam dua serangan itu.
Gadis muda itu merubah arah berdirinya. Zhao Lin yang menyadari gadis itu mengincar dirinya, langsung berlari. Namun, gadis itu lebih cepat dan berhasil menangkap Zhao Lin. Ia membawa bocah itu keluar dari sekte Lampion Merah.
Chen Yang langsung membangkitkan diri untuk mengejar, tapi jejak mereka sudah menghilang. “Sebenarnya siapa gadis itu? Apa hubungannya dengan bocah nakal itu?”
Pikiran Chen Yang bertanya-tanya tentang gadis itu. Dia tidak mungkin berasal dari sekte Taring Pedang mengingat Taring Pedang hanya menerima anggota pria. Terlebih lagi, dia justru mengincar bocah yang tidak bisa mengumpulkan Tenaga Dalam dari pada Kitab Mata Angin.
***
Sekte Taring Pedang mengalami kekalahan telak. Hampir seluruh mereka yang datang telah tewas. Hanya tersisa sektar 20 orang termasuk Jiang Yu yang diberikan kesempatan oleh Chen Shou untuk pergi meninggalkan sekte Taring Pedang.
“Ketua... kenapa Ketua membiarkan mereka pergi?” tanya salah satu Tetua sekte Lampion Merah, Yu Dabao, yang tidak senang dengan keputusan dari Chen Shou.
“Mereka sudah menyerah. Dengan kekuatan mereka sekarang, mereka tidak mungkin lagi menyerang kita.” Jawab Chen Shou.
“Ketua... cepat atau lambat mereka akan bangkit lagi. Mereka yang dibiarkan pergi adalah pilar-pilar Taring Pedang. Kita sudah menyia-nyiakan kesempatan untuk menghancurkan mereka.” Komentar Yu Dabao.
Chen Shou ingin menanggapi perkataan Yu Dabao, tapi kedatangan seseorang membuat ia tidak jadi mengatakannya. Seseorang dengan empat luka sayatan datang menghampiri Chen Shou dan Yu Dabao.
“Apa yang terjadi? Kenapa kamu terluka?” tanya Chen Shou melihat Chen Yang yang datang dengan sejumlah luka.
“Ada penyusup yang masuk saat pertempuran terjadi.” Jawab Chen Yang.
“Penyusup! Taring Pedang memasuki sekte secara diam-diam! Dia mendapatkan Kitab Mata Angin!” ucap Yu Dabao dengan nada tinggi.
Chen Yang menggelengkan telapak tangannya, “Bukan... bukan... dia bukan anggota Taring Pedang. Tujuannya bukan untuk mengambil Kitab Mata Angin.”
“Jika bukan untuk merebut Kitab Mata Angin, lalu apa tujuannya menyusup ke dalam sekte?” kembali Yu Dabao berbicara dengan nada tinggi.
“Dia menculik Zhao Lin!”
Chen Shou terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Chen Yang, sementara Yu Dabao justru tertawa. “Untuk apa dia menculik sampah itu. Baguslah, setidaknya itu akan mengurangi beban kita.”
“Dabao!” Chen Shou langsung membentak Yu Dabao atas komentarnya. Yu Dabao langsung terdiam setelah menerima bentakan.
Chen Yang menatap tajam pada Yu Dabao yang terlihat sama sekali seperti tidak punya hati. Mengherankan kenapa orang seperti itu bisa menduduki posisi tertinggi kedua di sekte Lampion Merah.
Chen Yang sudah sejak lama tidak menyukai Yu Dabao. Orang ini jugalah yang menyebabkan sekte Lampion Merah mendapat serangan dari sekte Taring Pedang. Entah kenapa ayahnya begitu percaya pada orang itu.
Kemunculan Kitab Langit telah membawa kekacauan di dunia persilatan. Terjadi sejumlah pertempuran untuk mendapatkan kitab-kitab tersebut. Sekte-sekte yang awalnya berhubungan baik mulai terlihat renggang.
Sejumlah sekte-sekte besar aliran putih telah sepakat untuk mengunci kembali lima Kitab Langit untuk menormalkan kembali dunia persilatan. Hal tersebut bertentangan dengan keinginan Yu Dabao agar Kitab Mata Angin terus berada di sekte Lampion Merah.
Chen Yang tidak habis pikir kenapa ayahnya terpengaruh oleh Yu Dabao. Hal ini justru sangat membahayakan sekte Lampion Merah yang berpotensi mendapat masalah dengan sekte lain, bukan hanya dari aliran hitam, tapi juga dari aliran putih.
Sementara itu, Chen Shou merasa bingung harus berbuat apa. Ia sudah berjanji pada keluarga Huang untuk membawa Zhao Lin yang akan diangkat sebagai anak. Tidak tau bagaimana cara menjelaskan situasi yang terjadi.
“Chen Yang... aku memberimu tugas untuk menemukan Zhao Lin! Yu Dabao... kamu pergi ke pertemuan antar sekte menggantikanku. Aku akan pergi ke kediaman keluarga Huang untuk menjelaskan situasi yang terjadi.” Ucap Che Shou.
Chen Yang dan Yu Dabao menerima perintah. Sebenarnya, Chen Yang tidak suka Yu Dabao menggantikan ayahnya di pertemuan antar sekte. Orang itu hanya akan membuat sekte Lampion Merah akan semakin berselisih dengan sekte-sekte lain.
***
Di bagian barat pinggiran kota Lauhu terdapat sebuah rumah kayu sederhana berukuran besar. Bangunan tersebut terlihat rapuh dan kurang terawat seperti tidak ada yang menempati.
Seorang pria tua terlihat sedang terlelap di atas dipan bambu melewati malam yang begitu dingin dan sunyi.
“Ketua... Ketua Gu Tan!”
Teriakan seseorang membangunkan Gu Tan dari tidurnya. Ia langsung marah karena tidurnya terganggu.
“Kenapa kau datang ke rumahku malam-malam begini!” teriak Gu Tan pada orang yang datang.
“Maaf Ketua! Aku membawa informasi penting! Sekte Taring Pedang dikalahkan oleh sekte Lampion Merah. Hanya sekitar 20 orang yang berhasil selamat.”
“Hah...! Tanpa kau beri tau pun aku sudah bisa menebak hasilnya. Kau pikir Taring Pedang akan bisa mengalahkan Lampion Merah!”
Gu Tan adalah Ketua dari Serikat Pengemis, salah satu sekte aliran netral yang cukup menonjol. Awalnya Taring Pedang menjalin kerja sama dengan sekte Taring Pedang untuk menyerang sekte Lampion Merah. Namun, kerja sama itu hanyalah jebakan dari Serikat Pengemis untuk menghancurkan sekte Taring Pedang.
Sudah sejak lama, Serikat Pengemis merasa muak dengan sikap sekte Taring Pedang yang sering membuat kekacauan dan membuat anggota Serikat Pengemis kesulitan menjalani profesi mereka sebagai pengemis.
Sudah sejak lama pula, Gu Tan ingin menghabis mereka. Hanya saja, Serikat Pengemis adalah organisasi yang rumit. Serikat Pengemis memiliki banyak wilayah operasi dengan seorang pemimpin di setiap wilayah.
Meski Gu Tan adalah pemimpin tertinggi dari Serikat Pengemis, ia kesulitan menyatukan seluruh anggota karena kerap kali berselisih dengan pemimpin wilayah. Para anggota Serikat Pengemis sering kali lebih mendengar pemimpin wilayah mereka dari pada Gu Tan.
Meski kekuatan keseluruhan Serikat pengemis lebih kuat dari sekte Taring Pedang, perpecahan jelas membuat mereka mustahil mengalahkan Taring Pedang.
Tawaran kerjasama dari sekte Taring Pedang untuk menyerang sekte Lampion Merah seperti sebuah angin surga bagi Gu Tan untuk menghancurkan sekte Taring Pedang. Rencana jeniusnya setidaknya bisa menghancurkan 80% dari sekte Taring Pedang.
Tawaran kerjasama dari sekte Taring Pedang tidak lepas dari fakta bahwa mereka mengetahui Serikat Pengemis juga memiliki masalah dengan sekte Lampion Merah. Gu Tang tidak senang dengan sikap sekte Lampion Merah yang menolak untuk mengunci kembali lima Kitab Langit.
“Lupakan saja sekte Taring Pedang. Masalah kita selanjutnya adalah sekte Lampion Merah. Aku akan datang ke pertemuan antar sekte untuk menekan mereka. Jika mereka masih ngotot untuk mempertahankan Kitab Mata Angin, artinya mereka membuat permusuhan dengan Serikat Pengemis.” Ucap Gu Tan.
“Perjalanan kita masih jauh, sebaiknya isi perutmu terlebih dahulu!” Sepotong roti diberikan oleh Yin Yiyue pada Zhao Lin yang sedang tiduran di atas jerami di dalam sebuah gubuk tua. Wajah Zhao Lin terlihat masam melihat gadis muda yang menculiknya. “Cuma roti, apa tidak ada hidangan daging?” “Kamu sedang diculik, jangan minta yang macam-macam!” Zhao Lin menghela nafas, “Kukira diculik oleh kakak cantik berwajah bangsawan akan mendapatkan pelayanan kelas bangsawan, ternyata sama saja dengan om-om botak garang berkumis.” “Jika yang menculikmu om-om botak garang berkumis, kamu tidak akan bisa bicara seperti ini.”Tidak ada niat buruk dari Yin Yiyue menculik Zhao Lin. Apa yang ia lakukan semata-mata untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh gurunya. Entah apa alasannya, sang guru begitu tertarik menjadikan Zhao Lin sebagai seorang murid. Permintaan sang guru terasa sedikit janggal. Mengapa harus membawa Zhao Lin secara diam-diam, padahal bisa meminta secara baik-baik pada sekte
Yin Yiyue membangkitkan badan untuk berdiri. Namun, ia langsung tumbang tidak sadarkan diri.Zhao Lin menjadi panik, ia menggoncang-goncang tubuh Yin Yiyue. “Kakak... kakak...! Apa yang terjadi denganmu!”Para rombongan bagsawan Wei hanya melihat tanpa membantu. Ada perasaan takut pada diri mereka melihat kemampuan dari Yin Yiyue. Apalagi mereka tidak mengetahui niat kedua orang itu.Zhao Lin menjadi kesal dengan reaksi rombongan tersebut. “Kakakku sudah membantu kalian! Kenapa kalian malah diam saat kakakku membutuhkan pertolongan!”“Kenapa kalian diam saja, cepat bantu mereka!” perintah gadis muda yang kira-kira satu tahun lebih muda dari Zhao Lin kepada para pengawal.Namun, sang ayah justru menghentikannya. “Tunggu dulu! Kita tidak tau siapa mereka. Bisa saja ini adalah jebakan!”Para pengawal menodongkan bilah pedang pada Zhao Lin dan Yin Yiyue membuat Zhao Lin bertambah kesal. Ia tidak menduga situasinya akan seperti ini.“Ayah... mereka sudah membantu kita! Kenapa harus memperl
Kediaman keluarga Wei tidak jauh dari lokasi mereka sebelumnya. Kurang dari satu hari perjalanan, mereka sudah sampai ke tempat tujuan.Bangunan tersebut lebih mewah dari pada bangunan di sekitar. Pagar yang tinggi memisahkan kediaman keluarga tersebut dari pemukiman penduduk.Keluarga bangsawan dapat dibagi menjadi keluarga inti dan keluarga cabang. Diantara keluarga cabang terdapat sistem peringkat untuk menentukan pengaruh mereka terhadap keluarga inti. Peringkat keluarga cabang ditentukan berdasarkan prestasi yang dicapai.Wei Zhong termasuk ke dalam salah satu keluarga cabang dengan peringkat yang tinggi, sehingga membuat ia memiliki hak untuk menjadi seorang Walikota di Kota Nanhe.“Tuan Besar! Koki baru yang Tuan Besar minta telah datang. Sekarang ia sedang menunggu kedatangan Tuan Besar.” Seorang pelayan datang memberi informasi pada Wei Zhong.“Baiklah! Aku akan menemuinya! Jiali... tolong antar tamu kita ke kamar yang sudah dipersiapkan. Ayah ada keperluan.”Wei Zhong segera
Matahari baru menampakkan wujud, Zhao Lin langsung bergegas menemui Wei Jiali untuk menagih janji. “Nona Wei... kamu sudah janji untuk menemaniku ke makam orang tuaku pagi ini.” Ucap Zhao Lin. “Zhao-gege... kamu terlalu formal, panggil saja aku Jiali. Bagaimana kalau aku memanggilmu Lin-gege?” “Terserah kamu! Ayo cepat kita pergi!” Kedua bocah itu pergi meninggalkan kediaman keluarga Wei menuju Sungai Selatan. Zhao Lin masih mengingat lokasi makam kedua orang tuanya meski ia sudah tidak lagi mengunjunginya sejak hari pemakaman. Kota Nanhe berbatasan langsung dengan Sungai Selatan. Lebih tepatnya Sungai Selatan berada di depan gerbang selatan Kota Nanhe. Ada dua gerbang yang menjadi pintu masuk Kota Nanhe, gerbang utara dan gerbang selatan. Gerbang utara merupakan pintu masuk untuk perjalanan darat sementara gerbang selatan adalah pintu untuk perjalanan melewati sungai. Dari gerbang selatan, Zhao Lin dan Wei Jiali harus berjalan ke arah barat selama setengah jam untuk sampai di m
“Selama tidak ada bukti, kita tidak bisa menuduh mereka. Aku akan menyelidiki mereka terlebih dahulu,” ucap Wang Maorong. “Senior Wang tidak perlu repot. Urusan keamanan keluarga Wei adalah tanggungjawabku. Senior Wang hanyalah orang luar.” Ucap Ketua Penjaga. Pandangan tajam diberikan oleh Wang Maorong pada Ketua Penjaga. Ini adalah pertama kalinya Wang Maorong melihat orang itu. Terakhir kali ia mengunjungi keluarga Wei, Ketua Penjaga dijabat oleh orang yang berbeda. Dari penampilannya, orang itu masih berusia sangat muda, kira-kira seumuran dengan Yin Yiyue. Wang Maorong merasa kagum dengan Gao Hao yang bisa menduduki posisi Ketua Penjaga di sebuah keluarga bangsawan di usia semuda itu. Hanya saja, cara ia bicara tidak disukai oleh Wang Maorong. “Senior Wang Maorong memang memang bukan bagian dari keluarga ini, tapi kami memiliki hubungan yang baik. Saya tidak bisa memaksa Senior Wang untuk terlibat dalam kasus ini, tapi juga tidak bisa menolak jika Senior Wang ingin melibatkan
“Kenapa kalian membuat keributan di rumahku!”Kedatangan Wei Zhong menghentikan perdebatan yang terjadi. Para pengawal memberi jalan pada Wei Zhong memasuki ruangan.Suasana sempat menjadi hening sebelum akhirnya Gao Hao bersuara.“Tuan Wei... kami sudah menemukan bukti bahwa yang melakukan pembunuhan adalah bocah itu!” ucap Gao Hao sambil menunjuk Zhao Lin.“Bukti itu tidak cukup kuat untuk menuduh anak ini!” ucap Wang Maorong membela Zhao Lin.Kembali terjadi perdebatan diantara mereka, sementara Wei Zhong terlihat diam seperti memikirkan sesuatu.“Gao Hao... meski kamu memiliki bukti, tapi kamu tidak bisa mengambil tindakan tanpa perintahku!”Gao Hao langsung terdiam mendengar perkataan Wei Zhong. Upaya penangkapan terhadap Zhao Lin ia lakukan atas kehendaknya sendiri tanpa persetujuan dari Wei Zhong yang merupakan pemimpin tertinggi di kediaman itu.“Tuan Wei... maaf atas kelancangan saya, tapi saya perlu bertindak cepat agar mereka tidak melarikan diri.” Gao Hao membela diri.“Ap
Dua hari berlalu, pikiran Zhao Lin terus terganggu dengan kejadian di Sungai Selatan. Selama sebelas tahun hidupnya, tidak pernah ia mengalami kehilangan kesadaran seperti itu. Entah apa penyebabnya.Sejak kejadian itu, ada sesuatu yang berbeda ia rasakan. Kerusakan Lingkaran Pusat-nya terasa semakin besar, bahkan ia merasakan ada sesuatu yang tumbuh di dalam Lingkaran Pusat.Bukan hanya itu, Meridian-nya juga terasa aneh. Entah kenapa ada sesuatu seperti Tenaga Dalam mengaliri Meridian. Hal itu terasa janggal mengingat tidak mungkin membentuk Tenaga Dalam tanpa Lingkaran Pusat.Kemunculan Tenaga Dalam itu tidak stabil, terkadang muncul, terkadang menghilang. Saat Zhao Lin kehilangan kesadaran, ia merasakan Tenaga Dalam dalam jumlah besar mengaliri Meridian-nya.“Apa yang Lin-gege pikirkan?” Wei Jiali datang menghampiri Zhao Lin yang seperti sedang memikirkan sesuatu. Ia mendudukan diri di sebelah bocah itu.“Aku memikirkan tentang kejadian di Sungai Selatan. Itu baru pertama kali aku
Selalu bersama membuat Gao Hao mulai menaruh rasa pada Yin Yiyue. Namun, Yin Yiyue sama sekali tidak memiliki ketertarikan pada Gao Hao. Ia justru menyukai murid lain bernama Xiao Yan.Xiao Yan berusia dua tahun lebih tua dari Yin Yiyue dan Gao Hao. Dibandingkan murid sang guru yang lain, Xiao Yan bisa dikatakan adalah yang paling tidak beretika.Tidak jarang Xiao Yan memukuli murid-murid lain hanya untuk menunjukkan dia yang paling kuat. Hanya Yin Yiyue yang tidak mendapat menindasan dari Xiao Yan karena dia adalah satu-satunya murid wanita sang guru.Gao Hao adalah yang paling sering dibully oleh Xiao Yan karena ia adalah yang paling polos. Itu membuat Gao Hao membenci Xiao Yan.Saat mengetahui Yin Yiyue menyukai Xiao Yan, hati Gao Hao terasa remuk. Orang yang ia sukai justru menyukai orang yang paling ia benci.“Kamu menolakku karena kamu menganggapku terlalu baik bagimu. Sekarang aku sudah menjadi orang jahat, tidak ada alasan bagimu menolakku sekarang!” ucap Gao Hao.“Kau melakuk