Yin Yiyue membangkitkan badan untuk berdiri. Namun, ia langsung tumbang tidak sadarkan diri.
Zhao Lin menjadi panik, ia menggoncang-goncang tubuh Yin Yiyue. “Kakak... kakak...! Apa yang terjadi denganmu!”
Para rombongan bagsawan Wei hanya melihat tanpa membantu. Ada perasaan takut pada diri mereka melihat kemampuan dari Yin Yiyue. Apalagi mereka tidak mengetahui niat kedua orang itu.
Zhao Lin menjadi kesal dengan reaksi rombongan tersebut. “Kakakku sudah membantu kalian! Kenapa kalian malah diam saat kakakku membutuhkan pertolongan!”
“Kenapa kalian diam saja, cepat bantu mereka!” perintah gadis muda yang kira-kira satu tahun lebih muda dari Zhao Lin kepada para pengawal.
Namun, sang ayah justru menghentikannya. “Tunggu dulu! Kita tidak tau siapa mereka. Bisa saja ini adalah jebakan!”
Para pengawal menodongkan bilah pedang pada Zhao Lin dan Yin Yiyue membuat Zhao Lin bertambah kesal. Ia tidak menduga situasinya akan seperti ini.
“Ayah... mereka sudah membantu kita! Kenapa harus memperlakukan mereka seperti ini?” Gadis muda bernama Wei Jiali itu merasa heran dengan sikap sang ayah.
“Wei Zhong mengusap kepala Wei Jiali, “Jiali... kamu harus paham. Tidak semua yang membantu itu orang baik. Mereka hanya sedang berusaha mengambil keuntungan.”
Mendengar kata-kata dari Wei Zhong membuat Zhao Lin naik pitam. Tangannya mengepal seperti ingin memukul kepala orang itu. “Pak tua sialan! Apa kau tidak pernah diajarkan berterima kasih.”
“Jaga mulutmu! Apa orang tuamu tidak mengajarkan sopan santun pada orang yang lebih tua!” bentak salah seorang pengawal.
Zhao Lin merasa menyesal telah membantu rombongan tersebut. Jika saja ia lebih mendengarkan kata-kata Yin Yiyue sebelumnya, ia tidak akan terlibat dalam situasi seperti ini. Sekarang, Zhao Lin harus memikirkan, bagaimana cara keluar dari situasi ini.
Seorang pria berusia sekitar 20-an awal datang secara tiba-tiba mengejutkan Zhao Lin dan seluruh rombongan.
“Senior Wang Maorong...!” ucap sejumlah orang.
Dalam dunia persilatan, panggilan Senior tidak hanya diberikan kepada mereka yang lebih tua, tapi juga kepada Pendekar yang yang lebih kuat. Itulah sebabnya para orang-orang di rombongan tersebut memanggil Wang Maorong dengan sebutan Senior, meski ia masih berusia muda.
“Tuan Wei Zhong! Mohon maaf... masalah tadi lebih rumit dari pada yang kita pikirkan. Butuh waktu lebih lama menyelesaikannya. Syukurlah saya menemukan anda dan rombongan dalam keadaan yang baik.”
Wang Maorong melihat kesekeliling menemukan puluhan mayat tengah tergeletak. Ia melayangkan senyum kepada Wei Zhaong. “Para pengawal Tuan Wei Zhong ternyata hebat juga, bisa menghabisi 30 anggota Kelelawar Darah.”
Wei Zhong hanya tertawa kecil mendengar perkataan Wang Maorong yang salah tebak.
“Apa menurutmu para pengawal lemah itu bisa menghadapi Kelelawar Darah. Kakakku lah yang menghabisi mereka semua.” Teriak Zhao Lin.
Wang Maorong mengalihkan pandangan pada sumber suara. Terlihat di dalam bola matanya seorang bocah laki-laki yang babak belur bersama dengan seorang gadis muda yang tidak sadarkan diri.
Wang Maorong menghampiri Zhao Lin, “Siapa dirimu adik kecil?”
“Aku dan kakakku menyelamatkan mereka, tapi mereka memperlakukan kami seperti seorang penjahat.” Ucap Zhao Lin dengan wajah yang marah.
Rombongan tersebut menjadi gugup setelah Zhao Lin menjelaskan, mereka takut Wang Maorong menjadi marah oleh sikap mereka. Namun, Wang Maorong bisa memaklumi sikap rombongan tersebut. Di tengah situasi dunia yang kacau, tidak mudah mempercayai orang asing.
Wang Maorong memeriksa kondisi Yin Yiyue, “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dia hanya kehabisan tenaga.”
Wang Maorong menyalurkan Tenaga Dalam pada Yi Yiyue. Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya gadis itu tersadar.
Perlahan Yin Yiyue membuka mata. Hal pertama yang dilihat oleh Yin Yiyue adalah wajah Wang Maorong. Ia langsung menjauhkan diri karena berpikir Wang Maorong berbuat yang macam-macam padanya.
“Kamu menggunakan Tenaga Dalam terlalu berlebihan. Aku hanya membantumu memulihkan kondisi.” Ucap Wang Maorong menjelaskan pada Yin Yiyue bahwa ia tidak bermaksud jahat. “Kalian berasal dari mana dan hendak ke mana?”
“Aku Zhao Lin, dari sekte Lampion Merah dan ini Kakak Yin Yiyue... tidak jelas asal-usulnya. Kami akan per....”
Yin Yiyue langsung menutup mulut Zhao Lin ketika bocah itu akan mengatakan tujuannya, ia tidak ingin orang lain tau ke mana tujuannya. Entah apa alasannya, sang guru seperti ingin menyembunyikan keinginannya melatih Zhao Lin dari dunia persilatan.
“Zhao... Lampion Merah.... Apa kamu anak Senior Zhao Ming?” tanya Wang Maorong.
“Apa Senior mengenal ayahku?”
“Sudah cukup basa-basinya, kami harus segera pergi!” ucap Yin Yiyue yang menyela percakapan antara Zhao Lin dan Wang Maorong.
Yin Yiyue ingin segera meninggalkan tempat tersebut sebelum mereka bertanya lebih banyak. Orang-orang tersebut pasti akan merasa penasaran dengan asal-usulnya. Terutama karena Yin Yiyue menunjukkan sebuah jurus yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
“Tunggu dulu!” Wei Zhong menghentikan langkah Zhao Lin dan Yin Yiyue. “Sebagai kepala keluarga Wei, saya meminta maaf atas perlakuan yang kami berikan sebelumnya. Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau Tuan Muda Zhao dan Nona Yin ikut ke kediaman kami. Kami akan memberikan jamuan terbaik.” Lanjut Wei Zhong.
“Aku hampir melupakannya, kalau begitu mari kita pergi ke kediaman Tuan!” uap Zhao Lin.
Wei Zhong cukup terkejut dengan reaksi Zhao Lin yang seperti tidak memiliki rasa sungkan. Biasanya, orang yang ditawari seperti itu akan berbasa-basi terlebih dahulu sebelum menerima. Namun, sikap yang ditunjukkan Zhao Lin berbeda.
Sementara itu, Yin Yiyue justru menolak tawaran Wei Zhong. “Terima kasih atas tawaran Tuan, tapi kami sedang buru-buru. Kami tidak punya waktu untuk menerima undangan Tuan!”
“Buru-buru apanya! Bukankah misi kakak tidak memiliki batas waktu!”
Yin Yiyue menatap tajam pada Zhao Lin yang hampir mengatakan rencana mereka. Zhao Lin menutup mulut dengan telapak tangan begitu ia menyadari kesalahannya. Beruntung, ia tidak mengatakan inti dari renana tersebut.
“Misi! Misi apa? Jika kalian memang tidak punya waktu, kami tidak akan memaksa. Jika di masa depan kalian membutuhkan bantuan, kalian bisa pergi ke sekte Pulau Bunga Persik untuk mencariku!” ucap Wang Maorong.
Beruntung, Wang Maorong tidak terlalu ingin tau misi yang dijalankan oleh Yin Yiyue sehingga ia tidak perlu menjawab.
Yin Yiyue menarik tangan Zhao Lin untuk segera pergi. Namun, bocah itu menahan karena ingin menerima tawaran dari Wei Zhong.
“Sebaiknya kita menerima tawaran mereka. Itu sudah menjadi hak kita karena kita diperlakukan dengan buruk sebelumnya.”
Terjadi tarik menarik antara Yin Yiyue dan Zhao Lin. Sekuat apa Yin Yiyue menarik Zhao Lin, sekuat itu pula Zhao Lin berusaha melepaskan tarikan.
Tarikan Yin Yiyue terlepas membuat ia terjatuh. Tanpa ia sadari, tangannya mengenai tumbuhan berduri. Ia berteriak, seketika wajahnya langsung memucat.
Wang Maorong langsung bergerak menghampiri Yin Yiyue. “Mawar Laba-laba! Bunga ini beracun! Nona Yin, sepertinya kamu memang harus ikut kami. Meski racun ini bekerja lambat, tapi jika tidak diobati dalam lima hari, bisa mengakibatkan kematian.”
Dalam kondisi seperti itu, Yin Yiyue masih ingin menolak. Namun, lidahnya tidak sanggup berkata-kata sehingga tidak dapat mengucapkan kata-kata penolakan. Wang Maorong memapahnya menaiki kereta kuta.
Zhao Lin geleng-geleng kepala melihat Yin Yiyue. “Itulah akibatnya jika Kakak tidak mendengarkan kata-kataku. Pada akhirnya alam memaksa Kakak menurutiku.”
Wajah Yin Yiyue langsung berubah. Ia tidak menyangka kata-kata seperti itu muncul dari mulut Zhao Lin.
Kediaman keluarga Wei tidak jauh dari lokasi mereka sebelumnya. Kurang dari satu hari perjalanan, mereka sudah sampai ke tempat tujuan.Bangunan tersebut lebih mewah dari pada bangunan di sekitar. Pagar yang tinggi memisahkan kediaman keluarga tersebut dari pemukiman penduduk.Keluarga bangsawan dapat dibagi menjadi keluarga inti dan keluarga cabang. Diantara keluarga cabang terdapat sistem peringkat untuk menentukan pengaruh mereka terhadap keluarga inti. Peringkat keluarga cabang ditentukan berdasarkan prestasi yang dicapai.Wei Zhong termasuk ke dalam salah satu keluarga cabang dengan peringkat yang tinggi, sehingga membuat ia memiliki hak untuk menjadi seorang Walikota di Kota Nanhe.“Tuan Besar! Koki baru yang Tuan Besar minta telah datang. Sekarang ia sedang menunggu kedatangan Tuan Besar.” Seorang pelayan datang memberi informasi pada Wei Zhong.“Baiklah! Aku akan menemuinya! Jiali... tolong antar tamu kita ke kamar yang sudah dipersiapkan. Ayah ada keperluan.”Wei Zhong segera
Matahari baru menampakkan wujud, Zhao Lin langsung bergegas menemui Wei Jiali untuk menagih janji. “Nona Wei... kamu sudah janji untuk menemaniku ke makam orang tuaku pagi ini.” Ucap Zhao Lin. “Zhao-gege... kamu terlalu formal, panggil saja aku Jiali. Bagaimana kalau aku memanggilmu Lin-gege?” “Terserah kamu! Ayo cepat kita pergi!” Kedua bocah itu pergi meninggalkan kediaman keluarga Wei menuju Sungai Selatan. Zhao Lin masih mengingat lokasi makam kedua orang tuanya meski ia sudah tidak lagi mengunjunginya sejak hari pemakaman. Kota Nanhe berbatasan langsung dengan Sungai Selatan. Lebih tepatnya Sungai Selatan berada di depan gerbang selatan Kota Nanhe. Ada dua gerbang yang menjadi pintu masuk Kota Nanhe, gerbang utara dan gerbang selatan. Gerbang utara merupakan pintu masuk untuk perjalanan darat sementara gerbang selatan adalah pintu untuk perjalanan melewati sungai. Dari gerbang selatan, Zhao Lin dan Wei Jiali harus berjalan ke arah barat selama setengah jam untuk sampai di m
“Selama tidak ada bukti, kita tidak bisa menuduh mereka. Aku akan menyelidiki mereka terlebih dahulu,” ucap Wang Maorong. “Senior Wang tidak perlu repot. Urusan keamanan keluarga Wei adalah tanggungjawabku. Senior Wang hanyalah orang luar.” Ucap Ketua Penjaga. Pandangan tajam diberikan oleh Wang Maorong pada Ketua Penjaga. Ini adalah pertama kalinya Wang Maorong melihat orang itu. Terakhir kali ia mengunjungi keluarga Wei, Ketua Penjaga dijabat oleh orang yang berbeda. Dari penampilannya, orang itu masih berusia sangat muda, kira-kira seumuran dengan Yin Yiyue. Wang Maorong merasa kagum dengan Gao Hao yang bisa menduduki posisi Ketua Penjaga di sebuah keluarga bangsawan di usia semuda itu. Hanya saja, cara ia bicara tidak disukai oleh Wang Maorong. “Senior Wang Maorong memang memang bukan bagian dari keluarga ini, tapi kami memiliki hubungan yang baik. Saya tidak bisa memaksa Senior Wang untuk terlibat dalam kasus ini, tapi juga tidak bisa menolak jika Senior Wang ingin melibatkan
“Kenapa kalian membuat keributan di rumahku!”Kedatangan Wei Zhong menghentikan perdebatan yang terjadi. Para pengawal memberi jalan pada Wei Zhong memasuki ruangan.Suasana sempat menjadi hening sebelum akhirnya Gao Hao bersuara.“Tuan Wei... kami sudah menemukan bukti bahwa yang melakukan pembunuhan adalah bocah itu!” ucap Gao Hao sambil menunjuk Zhao Lin.“Bukti itu tidak cukup kuat untuk menuduh anak ini!” ucap Wang Maorong membela Zhao Lin.Kembali terjadi perdebatan diantara mereka, sementara Wei Zhong terlihat diam seperti memikirkan sesuatu.“Gao Hao... meski kamu memiliki bukti, tapi kamu tidak bisa mengambil tindakan tanpa perintahku!”Gao Hao langsung terdiam mendengar perkataan Wei Zhong. Upaya penangkapan terhadap Zhao Lin ia lakukan atas kehendaknya sendiri tanpa persetujuan dari Wei Zhong yang merupakan pemimpin tertinggi di kediaman itu.“Tuan Wei... maaf atas kelancangan saya, tapi saya perlu bertindak cepat agar mereka tidak melarikan diri.” Gao Hao membela diri.“Ap
Dua hari berlalu, pikiran Zhao Lin terus terganggu dengan kejadian di Sungai Selatan. Selama sebelas tahun hidupnya, tidak pernah ia mengalami kehilangan kesadaran seperti itu. Entah apa penyebabnya.Sejak kejadian itu, ada sesuatu yang berbeda ia rasakan. Kerusakan Lingkaran Pusat-nya terasa semakin besar, bahkan ia merasakan ada sesuatu yang tumbuh di dalam Lingkaran Pusat.Bukan hanya itu, Meridian-nya juga terasa aneh. Entah kenapa ada sesuatu seperti Tenaga Dalam mengaliri Meridian. Hal itu terasa janggal mengingat tidak mungkin membentuk Tenaga Dalam tanpa Lingkaran Pusat.Kemunculan Tenaga Dalam itu tidak stabil, terkadang muncul, terkadang menghilang. Saat Zhao Lin kehilangan kesadaran, ia merasakan Tenaga Dalam dalam jumlah besar mengaliri Meridian-nya.“Apa yang Lin-gege pikirkan?” Wei Jiali datang menghampiri Zhao Lin yang seperti sedang memikirkan sesuatu. Ia mendudukan diri di sebelah bocah itu.“Aku memikirkan tentang kejadian di Sungai Selatan. Itu baru pertama kali aku
Selalu bersama membuat Gao Hao mulai menaruh rasa pada Yin Yiyue. Namun, Yin Yiyue sama sekali tidak memiliki ketertarikan pada Gao Hao. Ia justru menyukai murid lain bernama Xiao Yan.Xiao Yan berusia dua tahun lebih tua dari Yin Yiyue dan Gao Hao. Dibandingkan murid sang guru yang lain, Xiao Yan bisa dikatakan adalah yang paling tidak beretika.Tidak jarang Xiao Yan memukuli murid-murid lain hanya untuk menunjukkan dia yang paling kuat. Hanya Yin Yiyue yang tidak mendapat menindasan dari Xiao Yan karena dia adalah satu-satunya murid wanita sang guru.Gao Hao adalah yang paling sering dibully oleh Xiao Yan karena ia adalah yang paling polos. Itu membuat Gao Hao membenci Xiao Yan.Saat mengetahui Yin Yiyue menyukai Xiao Yan, hati Gao Hao terasa remuk. Orang yang ia sukai justru menyukai orang yang paling ia benci.“Kamu menolakku karena kamu menganggapku terlalu baik bagimu. Sekarang aku sudah menjadi orang jahat, tidak ada alasan bagimu menolakku sekarang!” ucap Gao Hao.“Kau melakuk
“Menyerahlah Gao Hao! Semua kejahatanmu sudah terbongkar!”Wei Zhong, Wang Maorong dan sejumlah pengawal memasuki kamar Yin Yiyue, membuat ruang yang kecil itu menjadi sempit dipenuhi banyak orang.Gao Hao dalam posisi terkepung, tapi ia masih bisa tersenyum. Sama sekali tidak ada kekhawatiran yang tampak di wajahnya.Bukti pembunuhan yang dilakukan Gao Hao telah didapat sejak beberapa hari lalu. Namun, Wei Zhong menunda penangkapan untuk menyelidiki hubungan Gao Hao dengan Zhao Lin dan Yin Yiyue.Mengetahui hubungan Gao Hao dan Zhao Lin dan Yin Yiyue sama sekali tidak berhubungan dengan keuarga Wei, membuat Wei Zhong langsung bergerak untuk menangkap Gao Hao.Apalagi, Wei Zhong juga berhasil menemukan bukti atas pembunuhan atas istri dan anak pertamanya oleh Gao Hao.“Jadi, semuanya akan berakhir malam ini!” ucap Gao Hao yang masih terlihat tenang.“Tidak ada gunanya melawan! Kau tidak akan bisa kabur dari kami!” ucap Wang Maorong.Tiba-tiba saja salah seorang pengawal menusukkan ped
Gao Hao menggenggam dagu Yin Yiyue, membuat gadis itu terbangun dari meditasi. Tinggal sedikit lagi Yin Yiyue berhasil menghilangkan racun di tubuhnya, tapi Gao Hao merusak semuanya.“Aku sebenarnya tidak ingin menyakitimu, tapi jika kamu tetap tidak mau menuruti keinginanku, jangan salahkan aku jika aku menggunakan kekerasan.”Yin Yiyue menarik pedang, ia mengayunkannya ke arah Gao Hao. Namun, rekan seperguruannya itu menyadari dan berhasil menghindar. Pertarungan tidak dapat dihindarkan. Yin Yiyue dan Gao Hao saling berbalas serangan.Aliran Tenaga Dalam Yin Yiyue sudah kembali lancar, tapi racun tersebut belum sepenuhnya hilang. Racun itu bisa kembali berkembang dan menyumbat kembali Meridian-nya.Yin Yiyue hanya punya waktu 15 menit sebelum racun kembali menyumbat Meridian. Dia harus bisa mengalahkan Gao Hao dalam wakte tersebut.“Seni Naga – Jurus Cakar Naga!”Menggunakan Seni Naga adalah cara tercepat untuk mengalahkan Gao Hao yang tidak mengetahui ilmu tersebut.Yin Yiyue melak
Xia Liruo terlibat pembicaraan empat mata dengan Patriark Yin di sebuah ruangan. Tidak seorang pun diizinkan masuk dan terlibat pembicaraan.Di sisi lain, Zhao Lin sangat ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan. Ia mencoba menguping, tapi para murid sekte Telaga Dewi menghalangi. "Tuan Muda Zhao, ini adalah pembicaraan penting antara Ketua kami dengan Patriark Yin. Harap Tuan Muda memberi muka pada kami!"Zhao Lin mendengus kesal mendapat peringatan dari para gadis itu. Si pemuda tau ini adalah sebuah pembicaraan penting. Namun, ia perlu tau agar bisa memahami situasi apa yang terjadi antara lima sekte besar aliran putih dengan keluarga Yin serta hubungannya dengan Aliansi Lima Tombak. "Lin-gege... aku tidak tau mereka membicarakan apa, tapi aku tau arah pembicaraan mereka!" Yin Xuehua membisikkan sesuatu pada Zhao Lin. "Kira-kira mereka membicarakan apa?" tanya Zhao Lin"Aku tidak bisa mengatakannya di sini. Sebaiknya, kit
Rombongan wanita yang datang ini adalah anggota dari sekte Telaga Dewi. Bukan sembarang rombongan, tapi diantara mereka terdapat pemimpin tertinggi mereka, Xia Liruo. "Hormat kami, Kepala Biarawati Xia!"Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik memberi hormat pada rombongan Telaga Dewi, terutama kepada Ketua mereka, Xia Liruo. Sementara itu, Zhao Lin tidak melakukan apa-apa. Ia merasa tidak perlu memberi hormat kepada orang-orang ini karena si pemuda menganggap mereka adalah teman dari Pulau Bunga Persik. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian ribut-tibut?" Pertanyaan dari Xia Liruo. Orang-orang dari sekte Pulau Bunga Persik menjelaskan apa yang terjadi. Xia Liruo pun melirik pada Zhao Lin. "Anak muda... apa alasanmu memukul Pendekar ini. Apa kau memiliki masalah dengannya?" "Bukan hanya dengan dia, tapi aku memiliki masalah dengan Pulau Bunga Persik. Sebaiknya kalian jangan ikut campur! Aku tidak memiliki masalah denga
Zhao Lin terbangun dari tidurnya. Ia segera membangkitkan badan dan terduduk di atas ranjang. Bola mata pemuda itu berkeliling melihat ruang yang terasa asing baginya. Si pemuda memegangi bagian belakang kepalanya yang masih terasa sedikit sakit. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi saat terakhir kali ia tersadar. Saat itu, jiwa Pedang Penguasa Dunia menguasai tubuhnya. "Apa-apaan! Dia bilang dia baru bisa berinteraksi denganku setelah aku mencapai tingkat Pendekar Bumi! Tapi, kemarin dia bisa menguasai tubuhku. Dia tidak bisa dipercaya!" Zhao Lin bergumam sendiri. Zhao Lin menuruni ranjang untuk mencari tau di mana ia berada saat ini. Ia berjalan ke arah jendela dan membuka jendela tersebut. Dari apa yang ia lihat, ia bisa menduga bahwa saat ini sedang berada di kediaman sebuah keluarga besar. Itu terlihat dari bentuk serta tata letak bangunan tersebut.Namun, suasana kediaman ini tidak terlihat seperti kediaman keluarga besar lainn
"Tidak salah kan, jika benda ini untukku!" Ma Chao berucap sambil menunjukkan Tombak Raja Naga. Xiao Yan dan tiga orang lainnya terkejut, ternyata teman yang membantu Chu Yin adalah Ma Chao. Pandangan mereka berempat terarah pada si gadis, seperti meminta penjelasan bagaimana mereka bisa saling mengenal. Chu Yin sendiri tidak bisa berkata apa-apa. Ia juga terkejut, ternyata keempat orang ini dan Ma Chao sudah saling mengenal. Ia juga seolah-olah terlihat seperti meminta penjelasan, bagaimana ini bisa terjadi. "Kau bisa memilikinya jika kau bergabung dengan kami!" ucap Xiao Yan. Sontak, kata-kata Xiao Yan menghadirkan protes dari Dong Fu. "Xiao Yan... kita sudah sepakat bahwa Senjata Suci kali ini akan diberikan padaku atau Gao Hao. Kau tidak bisa menyerahkannya pada Ma Chao begitu saja!"Sebelumnya, keempat orang itu memang sudah membuat kesepakatan bahwa Tombak Raja Naga adalah untuk Gao Hao atau Dong Fu. Mengingat Xiao Yan dan Yin Y
"Jangan membohongiku! Tidak mungkin ada yang tau kau membawa Tombak Raja Naga itu!"Xiao Yan tidak percaya begitu saja pada Chu Yin. Setiap Senjata Suci bisa mengecil yang membuat ia mudah disimpan dan tidak mencolok saat dibawa. Jika si gadis tidak menunjukkan pada orang lain tidak akan ada yang tau Tombak Raja Naga itu berada bersamanya. Satu-satunya pihak yang memiliki kemungkinan mengetahui itu hanyalah dari sekte Pulau Bunga Persik. Merekalah yang memiliki Senjata Suci itu dan Chu Yin adalah bekas pelayan mereka. Jika pun Chu Yin ketahuan oleh pihak Pulau Bunga Persik, maka yang datang ke tempat ini bukan si gadis, tapi perwakilan dari sekte tersebut. "Ampun, Tuan! Saya tidak berbohong. Benda itu memang direbut oleh seseorang!"Chu Yin tidak sepenuhnya berbohong. Nyatanya, Tombak Raja Naga memang direbut oleh seseorang bernama Ma Chao. Sampai saat ini, si gadis tidak mengerti bagaimana pemuda itu mengetahui Senjata Suci itu berada
Ma Chao tersandar pada sebuah pohon dengan napas yang terburu. Pertarungan kemarin masih memberi efek pada tubuhnya. Terdapat sejumlah luka yang masih belum pulih. Pertarungan itu benar-benar diluar perkiraan Ma Chao. Jiwa Tombak Raja Naga dan jiwa Pedang Penguasa Dunia seperti saling membenci satu sama lain. Tidak disangka, ia dan Zhao Lin terseret dalam perselisihan tersebut. "Sepertinya, aku tidak bisa lagi berdekatan dengan pemuda itu!" Ma Chao bergumam sendiri. Dibandingkan perselisihan dua jiwa Senjata Suci itu, pikiran Ma Chao lebih terganggu dengan kejadian terakhir yang menghentikan pertarungan. Kehadiran sebuah pedang misterius yang datang entah dari mana. Meski saat itu tubuh dan pikiran Ma Chao dikendalikan oleh jiwa Tombak Raja Naga, tapi ia masih bisa melihat kejadian itu. Jiwa Tombak Raja Naga tau dengan pedang tersebut, tapi Ma Chao tidak mengenalnya sama sekali. Si pemuda hafal betul ke-26 Senjata Suci dan pedang itu tidak ter
Zhao Lin menatap tajam pada Ma Chao. Ilmu itu telah dikenal oleh jiwa Pedang Penguasa Dunia. Ini merupakan sebuah Seni Kabut yang terdapat dalam Kitab Kabut Hitam. Diam-diam, Ma Chao telah mendapatkan salah satu Kitab Tanpa Tanding dan mempelajarinya. Tubuh Ma Chao berubah menjadi kabut dan bergerak ke arah Zhao Lin. Gerak kabut melambat saat sudah dekat dengan Zhao Lin. Namun, itu tetap tidak menguntungkan sama sekali. Tebasan yang dilakukan akan percuma, itu hanya akan melewati kabut itu begitu saja. Kabut tersebut menyimuti tubuh Zhao Lin. Seketika, sesuatu seperti petir muncul dari kabut dan menyambar tubuh Zhao Lin. Dalam hitungan detik, pemuda itu di buat tumbang. Ma Chao kembali ke bentuk semula. Senyum sinis terukir di wajahnya. Jiwa Tombak Raja Naga merasa di atas angin, ia berpikir kemenangan sudah jadi miliknya. Namun, jiwa Pedang Penguasa Dunia tidak menyerah begitu saja. Ia kembali membangkitkan tubuh Zhao Lin. Satu hal yang membe
Sebuah pukulan diberikan Zhao Lin kepada Ma Chao. Pemuda itu terlempar cukup jauh hingga tubuhnya menyusur tanah. Debu-debu berterbangan membuat si pemuda terbatuk.Ma Chao mulai membangkitkan diri setelah debu-debu itu menghilang. Ada yang berbeda darinya. Bola matanya berubah menjadi merah gelap. Raut wajahnya pun terlihat berbeda dari biasanya. Tidak salah lagi, jiwa Tombak Raja Naga telah merasuki tubuh Ma Chao. "Akhirnyanya kau keluar juga!" ucap Zhao Lin. Ma Chao mendekatkan diri pada Zhao Lin. "Kau keluar sebelum waktu yang ditentukan. Jika dia tau, kita semua dalam masalah besar!" "Dia masih tersegel di makam itu! Tidak perlu takut dia akan tau. Sebaiknya kita selesaikan masalah kita!""Ayo kita lakukan!"Zhao Lin dan Ma Chao kembali mengangkat senjata. Tidak membuang waktu, mereka kembali terlibat dalam pertarungan. Zhao Lin terlihat lebih serius dari sebelumnya. Serangan demi serangan yang ia lakukan terlih
"Mati Kau!"Jendral Buaya mengayunkan pedang ke arah Zhao Lin. Tidak tanggung-tanggung, ia mengarahkan pada bagian leher untuk memenggal pemuda itu. "Trang...!"Sesuatu yang tidak diduga oleh Jendral Buaya terjadi. Pedang itu langsung patah ketika menyentuh leher Zhao Lin. Seketika, pemuda itu membangkitkan kepala. Ada perbedaan terjadi pada Zhao Lin. Bola matanya berubah menjadi berwarna hijau terang. Ditambah lagi dengan tatapan yang begitu mengerikan, berbeda dengan sebelumnya. Dalam satu gerakan, Zhao Lin mencekik Jendral Buaya. Pria paruh baya itu tidak bisa berbuat apa-apa. Genggamannya begitu kuat, tidak bisa dilepaskan begitu saja.Zhao Lin melambungkan Jendral Buaya ke udara. Saat itu juga, si pemuda juga mengacungkan Pedang Penguasa Dunia ke atas. Tidak berselang lama, Jendral Buaya jatuh dan tertancap pada Pedang Penguasa Dunia. Satu gerakan Zhao Lin membuat mayat Jendral Buaya terlempar pada tempat di man