Lima tahun sudah Zhao Lin berlatih di bawah bimbingan Zhuan Zhu. Bocah kecil itu kini telah tumbuh menjadi seorang pemuda tampan.
Ada begitu banyak perbedaan yang terjadi sejak pertama ia sampai di Desa Merak. Dari yang awalnya seorang bocah yang tidak bisa mengumpulkan Tenaga Dalam sampai menjadi pemuda dengan lebih dari seribu lingkaran Tenaga Dalam.
Dari yang awalnya seorang sampah beladiri menjadi seorang jenis yang tiada tara. Namun, perubahan yang paling mencolok adalah hilangnya rasa dendam Zhao Lin pada Zhuan Zhu.
Pemuda itu kini telah bisa memaklumi apa yang terjadi. Apa yang terjadi pada keluarganya adalah sebuah kecelakaan, bukan disebabkan oleh Sang Guru.
Zhuan Zhu mengajak Zhao Lin berbicara empat mata. Di sebuah ruangan kecil di kediaman Sang Guru, mereka berdua duduk saling berhadapan.
“Sudah lima tahun berlalu, kamu sudah mencapai titik ini. Bakatmu melebihi Xiao Yan dan Yin Yiyue. Aku yakin kelak kamu akan bisa mengatasi Kekua
“Biksu An Lushan benar! Lin Tian menciptakan Kitab Mata Angin setelah keluar dari Sungai Perak. Namun, setelah itu dia memberikan kitab itu kepada sekte Sungai Perak. Sudah jelas kitab itu milik kami.” Balas Lin Jingshan. Lima sekte besar aliran putih terbagi ke dalam dua kelompok. Pulau Bunga Persik, Gunung Lima Kuil dan Telaga Dewi adalah kelompok yang ingin kelima Kitab Langit kembali dikunci ke dalam Peti Pengetahuan. Sedangkan Sungai Perak dan Lampion Merah memilih untuk menolak rencana tersebut. Namun, hubungan Sungai Perak dan Lampion Merah tidak baik karena saling berebut Kitab Mata Angin. Itu membuat kelompk pertama dalam posisi kuat, apalagi Serikat Pengemis juga sependapat dengan mereka. “Ketua Li! Sejak tadi anda diam saja. Apa Pulau Bunga Persik telah merubah pikirannya. Aku dengar ada beberapa orang dari kalian yang menguasai Seni Tanah. Apa kalian diam-diam mempelajari Kitab Tanah Murni!” ucap Ketua sekte Telaga Dewi, Xia Liruo, kepada Li Zheng
“Mungkin anak Zhao Ming mengetahui tentang informasi tersebut. Lima tahun lalu, salah seorang muridku bertemu dengan anak Zhao Ming di kediaman keluarga Wei. Ia memiliki sebuah kekuatan yang sangat misterius. Ketua Chen... apa kamu mengetahuinya!” ucap Li Zhenghe. Chen Shou menjadi terkejut dengan perkataan Li Zhenghe. Ketua sekte Lampion Merah itu menceritakan apa yang terjadi dengan Zhao Lin lima tahun lalu. Seorang gadis muda telah menculiknya tepat saat malam penyerangan sekte Taring pedang. Hingga saat ini, tidak diketahui bagaimana kabar anak itu. Terlebih lagi, Li Zhenghe mengungkapkan bahwa Zhao Lin terlihat memiliki hubungan baik dengan seorang gadis yang kemunggkinan merupakan penculik itu. Murid Li Zhenghe, Wang Maorong, sempat menduga bahwa gadis itu berasal dari sekte Lampion Merah, tapi Chen Shou menjelaskan bahwa ia sama sekali tidak mengenalnya. Chen Shou juga menjelaskan jurus tak dikenal yang digunakan oleh gadis itu hingga membuat a
Kota Lauhu adalah salah satu kota terbesar di Provinsi Selatan Kekaisaran Zhou. Ini adalah kota terdekat dari Desa Merak sehingga tidak heran Zhao Lin mengunjungi kota ini setelah meninggalkan Desa Merak.Selama tinggal di Desa Merak, Zhao Lin tidak pernah lagi merasakan suasana perkotaan. Bahkan, suasana pedesaan pun hampir tidak ia nikmati karena sibuk berlatih. Dalam lima tahun terakhir, hanya Zhuan Zhu yang berkomunikasi dengannya.Jalanan kota begitu ramai oleh lalu-lalang penduduk. Banyak dintara mereka teralihkan perhatiannya pada Zhao Lin, terutama para gadis-gadis muda. Mereka terpesona oleh ketampanan Zhao Lin."Apa kau lihat-lihat!"Gadis-gadis itu langsung membuang muka setelah mendengar kata-kata Zhao Lin yang agak kasar.“Cuma modal tampang kau sudah sombong! Pakaian pelayanku bahkan lebih bagus dari pakaianmu!""Kau pikir kau tampan sangat! Dibandingkan Huang Haoran kau tidak ada apa-apanya!""Sudah miskin, kasar lagi! Ketampananmu tidak akan menolong hidupmu!"Para gad
Semua berkas-berkas yang diperlukan telah dipersiapkan. Jumlah uang yang diterima Zhao Lin juga telah dihutung seluruhnya. Wanita pegawai itu menjelaskan dengan rinci apa-apa saja hak yang diterima oleh Zhao Lin.“Tuan Muda! Mengingat anda bukan anggota keluarga Huang, maka akan dikenai potongan. Mengingat Nyonya Huang Lian tidak memberikan kotribusi pada keluarga pada periode tersebut, maka akan dikenakan potongan!”Ada begitu banyak potongan yang diterima Zhao Lin dalam mengambil hak ibunya. Pada akhirnya, ia hanya mendapatkan 10% dari keseluruhan jatah Huang Lian.“Jadi, total yang Tuan Muda Zhao terima adalah sebesar seratus koin emas!” ucap wanita pegawai itu.Zhao Lin menelan ludah mendengarnya. Meski hanya menerima 10%, tapi jumlah seratus koin emas terbilang besar.Kekaisaran Zhou mengenal tiga jenis koin, yaitu koin emas, perak dan perunggu. Satu koin emas setara dengan seratus koin perak dan satu koin perak setara dengan seratus koin perunggu.Rata-rata penghasilan penduduk
"Tuan Muda... bisa tunjukkan tanda pengenal anda!" ucap si manajer.Zhao Lin memberikan sebuah lencana yang menunjukkan identitasnya. Mengingat keluarga Zhao adalah salah satu dari lima pemilik Paviliun Matahari, Zhao Lin yakin itu akan memberi pengaruh pata keputusan manajer."Nona Yao... jangan kamu pikir hanya dirimu yang berasal dari keluarga terpandang. Keluargaku lebih berpengaruh terhadap toko ini dibandingkan keluargamu!" ucap Zhao Lin pada Yao Xiaoli."Baiklah! Sudah diputuskan! Saya akan membiarkan Nona Yao Xiaoli memiliki sepatu ini!" Ucapan si manajer membuat Zhao Lin membuka mulut. Dia tidak percaya, si manajer langsung memutuskan begitu saja setelah mengetahui identitasnya.Padahal, Zhao Lin sebelumnya yakin bahwa dengan identitasnya membuat si manajer lebih condong memberikan sepatu itu kepadanya.Yao Xiaoli meledek Zhao Lin dengan menjulurkan lidah. "Sepertinya latar belakang keluargamu masih di bawah keluargaku!"Raut
Sekte Telaga Dewi merupakan sebuah sekte yang seluruh anggotanya adalah perempuan. Tidak seorang pria pun diizinkan masuk ke dalam sekte.Namun, bukan berarti mereka hidup selibat. Para anggota masih diizinkan menikah, tapi tidak diperbolehkan hidup bersama.Sekte Telaga Dewi adalah salah satu sekte yang memiliki lokasi paling indah. Terdapat tujuh buah telaga dengan air yang sangat jernih di dalam sekte. Konon katanya, telaga sering dikunjungi Dewi-dewi surga di masa lalu.Di salah satu ruangan di sekte Telaga Dewi, Kepala Biarawati Xia Liruo tengah berbicara dengan salah seorang murid."Jiali... sudah dua tahun sejak kamu pindah dari sekte Pulau Bunga Persik ke sekte Telaga Dewi. Dalam waktu tersebut, kamu sudah bisa membuat gurumu ini terkesan!"Murid tersebut adalah Wei Jiali, putri bangsawan yang sebelumnya berada di sekte Pulau Bunga Persik, tapi karena sebuah alasan pindah ke sekte Telaga Dewi."Dalam waktu tiga bulan, kamu sudah bisa
Yin Yiyue membangkitkan badan. Tangannya mengusap cairan merah yang keluar dari mulutnya. Tatapan penuh kebencian mengarah pada sosok Xia Liruo. “Hentikan semua ini, nak! Tidak ada alasan kamu melakukan semua ini!” ucap Xia Liruo. “Tidak ada alasan! Kau membunuh ibuku dan menyebutku tidak punya alasan melakukan ini!” Yin Yiyue melangkah perlahan menuju Xia Liruo. Raut wajahnya telah menunjukkan bahwa hatinya telah dipenuhi oleh kemarahan. Hanya ada satu hal yang ada dalam pikirannya, membunuh Xia Liruo! “Seni Naga – Cakar Naga!” Sebuah serangan kembali dilakukan oleh Yin Yiyue. Kali ini dia menggunakan tahap pertama dari Seni Naga, Jurus Cakar Naga. Sebuah tebasan dilakukan oleh Yin Yiyue diikuti oleh dua tebasan tak terlihat. Xia Liruo merasakan ada sesuatu yang aneh dari serangan Yin Yiyue, ia merasakan sebuah gelombang yang datang kepadanya. Sonta, ia langsung menghindari serangan Yin Yiyue secepat yang ia bisa. Xia Liruo be
Tiga bulan mengurung diri untuk mempelajari Kitab Naga Surgawi, Zhao Lin kini telah berhasil menguasai tahap pertama dari Seni Naga, yaitu Jurus Cakar Naga. Jurus ini baru dipelajari sekarang oleh Zhao Lin karena untuk bisa menguasainya membutuhkan syarat berada di tingkat Pendekar Ahli. Ia baru mencapai tingkat ini beberapa waktu lalu, lebih tepatnya sebelum ia meninggalkan Desa Merak. Inilah pentingnya tingkat Pendekar. Jurus-jurus tingkat tinggi baru bisa dipelajari pada tingkat Pendekar tertentu. Sebagus apapun teknik dasar beladiri seseorang, jika ia tidak berada di tingkat Pendekar yang dibutuhkan, ia tidak akan bisa mempelajari jurus tersebut. Tempat Zhao Lin berlatih adalah sebuah ruang bawah tanah yang berada di Paviliun Matahari. Tempat ini memang terbilang aman karena para pegawai dilarang memasuki ruangan ini tanpa seizin manajer toko. "Bagaimana hasil latihanmu?" tanya Zhao Meiling. "Tidak buruk! Aku berhasil menguasai tahap pertama Seni Naga!" jawab Zhao Lin. Memang