"Tuan Muda... bisa tunjukkan tanda pengenal anda!" ucap si manajer.
Zhao Lin memberikan sebuah lencana yang menunjukkan identitasnya. Mengingat keluarga Zhao adalah salah satu dari lima pemilik Paviliun Matahari, Zhao Lin yakin itu akan memberi pengaruh pata keputusan manajer.
"Nona Yao... jangan kamu pikir hanya dirimu yang berasal dari keluarga terpandang. Keluargaku lebih berpengaruh terhadap toko ini dibandingkan keluargamu!" ucap Zhao Lin pada Yao Xiaoli.
"Baiklah! Sudah diputuskan! Saya akan membiarkan Nona Yao Xiaoli memiliki sepatu ini!"
Ucapan si manajer membuat Zhao Lin membuka mulut. Dia tidak percaya, si manajer langsung memutuskan begitu saja setelah mengetahui identitasnya.Padahal, Zhao Lin sebelumnya yakin bahwa dengan identitasnya membuat si manajer lebih condong memberikan sepatu itu kepadanya.
Yao Xiaoli meledek Zhao Lin dengan menjulurkan lidah. "Sepertinya latar belakang keluargamu masih di bawah keluargaku!"
Raut
Sekte Telaga Dewi merupakan sebuah sekte yang seluruh anggotanya adalah perempuan. Tidak seorang pria pun diizinkan masuk ke dalam sekte.Namun, bukan berarti mereka hidup selibat. Para anggota masih diizinkan menikah, tapi tidak diperbolehkan hidup bersama.Sekte Telaga Dewi adalah salah satu sekte yang memiliki lokasi paling indah. Terdapat tujuh buah telaga dengan air yang sangat jernih di dalam sekte. Konon katanya, telaga sering dikunjungi Dewi-dewi surga di masa lalu.Di salah satu ruangan di sekte Telaga Dewi, Kepala Biarawati Xia Liruo tengah berbicara dengan salah seorang murid."Jiali... sudah dua tahun sejak kamu pindah dari sekte Pulau Bunga Persik ke sekte Telaga Dewi. Dalam waktu tersebut, kamu sudah bisa membuat gurumu ini terkesan!"Murid tersebut adalah Wei Jiali, putri bangsawan yang sebelumnya berada di sekte Pulau Bunga Persik, tapi karena sebuah alasan pindah ke sekte Telaga Dewi."Dalam waktu tiga bulan, kamu sudah bisa
Yin Yiyue membangkitkan badan. Tangannya mengusap cairan merah yang keluar dari mulutnya. Tatapan penuh kebencian mengarah pada sosok Xia Liruo. “Hentikan semua ini, nak! Tidak ada alasan kamu melakukan semua ini!” ucap Xia Liruo. “Tidak ada alasan! Kau membunuh ibuku dan menyebutku tidak punya alasan melakukan ini!” Yin Yiyue melangkah perlahan menuju Xia Liruo. Raut wajahnya telah menunjukkan bahwa hatinya telah dipenuhi oleh kemarahan. Hanya ada satu hal yang ada dalam pikirannya, membunuh Xia Liruo! “Seni Naga – Cakar Naga!” Sebuah serangan kembali dilakukan oleh Yin Yiyue. Kali ini dia menggunakan tahap pertama dari Seni Naga, Jurus Cakar Naga. Sebuah tebasan dilakukan oleh Yin Yiyue diikuti oleh dua tebasan tak terlihat. Xia Liruo merasakan ada sesuatu yang aneh dari serangan Yin Yiyue, ia merasakan sebuah gelombang yang datang kepadanya. Sonta, ia langsung menghindari serangan Yin Yiyue secepat yang ia bisa. Xia Liruo be
Tiga bulan mengurung diri untuk mempelajari Kitab Naga Surgawi, Zhao Lin kini telah berhasil menguasai tahap pertama dari Seni Naga, yaitu Jurus Cakar Naga. Jurus ini baru dipelajari sekarang oleh Zhao Lin karena untuk bisa menguasainya membutuhkan syarat berada di tingkat Pendekar Ahli. Ia baru mencapai tingkat ini beberapa waktu lalu, lebih tepatnya sebelum ia meninggalkan Desa Merak. Inilah pentingnya tingkat Pendekar. Jurus-jurus tingkat tinggi baru bisa dipelajari pada tingkat Pendekar tertentu. Sebagus apapun teknik dasar beladiri seseorang, jika ia tidak berada di tingkat Pendekar yang dibutuhkan, ia tidak akan bisa mempelajari jurus tersebut. Tempat Zhao Lin berlatih adalah sebuah ruang bawah tanah yang berada di Paviliun Matahari. Tempat ini memang terbilang aman karena para pegawai dilarang memasuki ruangan ini tanpa seizin manajer toko. "Bagaimana hasil latihanmu?" tanya Zhao Meiling. "Tidak buruk! Aku berhasil menguasai tahap pertama Seni Naga!" jawab Zhao Lin. Memang
"Sudah lama kita berjalan, tapi tidak ada satu pun pengemis yang kita temui. Padahal ini adalah wilayah utama mereka!" ucap Sun Yigo."Yang membutuhkannya adalah mereka bukan kita. Jika sampai besok mereka masih tidak muncul, kita kembali ke sekte!" balas Mao Linpeng."Sambil menunggu mereka, bagaimana kalau kita menghibur diri di rumah bordil Elang Langit!""Kau gila!""Ayolah! Kita ke sana untuk menikmati arak, bukan untuk main wanita!"Zhao Lin terus mengikuti ke mana mereka pergi. Begitupun dengan pemuda misterius di depan Zhao Lin yang juga terus mengikuti Mao Linpeng dan Sun Yigo.Ada dua hal yang harus diselidiki oleh Zhao Lin sekarang. Pertama, apa yang disembunyikan oleh Mao Linpeng dan Sun Yigo! Kedua, kenapa pemuda ini mengikuti mereka!Tidak sulit menebak bahwa alasan pemuda itu berhubungan dengan apa yang disembunyikan dua mantan rekannya di sekte Lampion Merah. Hanya saja, Zhao Lin tidak tau apa itu!"Kenapa merek
Sun Yigo terlempar karena serangan dari murid sekte Sungai Perak. Tanpa ia sadari, sebuah kumpulan kertas ikut terlempar keluar dari pakaiannya. Kumpulan kertas tersebut jatuh tepat dihadapan Yao Xiaoli. Yao Xiaoli mengambil dan memeriksa kumpulan kertas tersebut. "Ini kan... salinan Kitab Naga Surgawi!" Ia langsung menyimpan kumpulan kertas tersebut sebelum dilihat oleh orang lain. Di tempat lain, Zhao Lin terlihat bertarung seimbang dengan Lin Feng. Gerakan yang mereka peragakan terbilang tinggi untuk pemuda seusia mereka. Tidak heran jika banyak yang lebih tertarik pada pertarungan mereka dibandingkan dengan pertarungan antara Mao Linpeng dan Sun Yigo dengan dua murid sekte Sungai Perak. "Jurus Sembilan Langkah!""Jurus Melawan Arus!"Zhao Lin menggunakan jurus yang ia pelajari dari Zhuan Zhu, sementara Lin Feng memakai salah satu jurus andalan sekte Sungai Perak. Dua jurus tersebut memiliki kekuatan yang seimbang. Di sisi lain, Zhao Lin dan Lin Feng telah menguasai jurus merek
"Kupikir kamu mau jalan-jalan ke mana! Ternyata kamu bertemu dengan Nona Yao!" ledek Zhao Meiling pada Zhao Lin yang baru datang. "Siapa juga yang mau bertemu dengannya! Itu hanya sebuah kebetulan!" balas Zhao Lin sambil mendudukkan diri di kursi yang berada di ruangan Zhao Meiling. Paviliun Matahari memang telah menjadi rumah bagi Zhao Lin. Sehari-hari ia tinggal di tempat itu. Bukan karena ia tidak punya tempat tinggal lain, melainkan ia merasa nyaman berada di sana. "Bebeapa hari lalu, aku mengirim surat pada Ketua Zhang tentang dirimu. Hari ini dia memberikan balasan." Zhao Meiling melemparkan sepucuk surat kepada Zhao Lin. Ketua Zhang yang dimaksud oleh Zhao Meiling adalah pemimpin dari Matahari Timur dan Paviliun Matahari. Zhao Meiling telah menceritakan semuanya tentang Zhao Lin termasuk keinginan Zhao Lin untuk memasuki Perpustakaan Cahaya. Zhao Lin membuka sepucuk surat tersebut. Awal surat berisi tentang permintaan maaf sekte Matahari Timur karena membiarkan Zhao Lin da
Hari ini, Kota Lauhu terlihat berbeda dari hari-hari biasanya. Terlihat banyak Pendekar lalu-lalang di jalanan kota. "Taring Pedang, Kelelawar Darah... kebanyakan mereka adalah aliran hitam!"Zhao Lin merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh Pendekar-pendekar tersebut di Kota Lauhu. Sejauh ini, tidak ada keributan yang ditimbulkan oleh Pendekar dari aliran hitam. Namun, tetap saja itu membuat resah para penduduk. Tidak berapa lama, seseorang berlari sambil berteriak. Kondisi orang itu tidak terlihat baik. Satu tangannya terputus dan tubuhnya dipemuhi luka. Dari pakaiannya, bisa diketahui bahwa orang itu adalah anggota Taring Pedang. Dia pun berlari menuju kumpulan Pendekar Taring Pedang. "Tempat itu dijaga Siluman. Dia telah membunuh teman-teman kita!" ucap Pendekar itu sambil menunjuk ke suatu tempat. Zhao Lin melirik ke arah yang ditunjuk oleh Pendekar tersebut. Tempat itu adalah sebuah kuil yang berada di atas bukit di luar Kota Lauhu. Zhao Lin merasa penasaran dengan apa y
"Beraninya kau menyakiti adik seperguruanku!" ucap Xu Limei yang datang bersama rombongan sekte Telaga Dewi. "Dia menyakiti temanku terlebih dahulu. Aku hanya memukulnya mundur, tidak melukainya!" balas Yao Xiaoli. "Pria mesum itu berniat melecehkan kami, wajar jika kami menyerangnya!"Yao Xiaoli menatap Zhao Lin untuk meminta penjelasan, tapi pemuda itu justru lebih sibuk mengalirkan Tenaga Dalam untuk menutup lukanya. Meski tidak mendapat jawaban, Yao Xiaoli yakin Zhao Lin bukan laki-laki seperti itu. Xu Limei memperhatikan sebuah lencana yang terpasang pada pakaian Yao Xiaoli. Itu adalah simbol dari sekte Elang Langit. "Kau dari sekte Elang Langit! Kau seorang pelacur! Sungguh pasangan yang serasi, seorang pria mesum dan seorang wanita pelacur!" sindir Xu Limei. Alasan Xu Limei menganggap Yao Xiaoli sebagai wanita pelacur adalah karena sekte Elang Langit memiliki bisnis prostitusi. Elang Langit dan Telaga Dewi sangat berseberangan. Telaga Dewi sangat menjunjung tinggi kehorma