Dengan terbunuhnya dua pendekar dari negeri Hindustan itu, kini para peserta sayembara mencari mayat sakti tinggal menyisakan Tiong Seng, dua pendekar dari tanah Arab dan satu pendekar asli dari pribumi yaitu Ranggawuni. Dan untuk sekedar diketahui bahwa sebenarnya sebelum terjadinya pertarungan antara Tiong Seng melawan si Tompel dan Jenggot kelabang dari Hindustan tadi sesungguhnya juga sudah terjadi pertikaian antara tiga kubu Pendekar yakni kubu Tiong Seng Pendekar dari daratan China, lalu kubu dua Pendekar dari bumi Hindustan yaitu mendiang si Tompel dan Jenggot kelabang dan yang terakhir adalah kubunya dua Pendekar dari tanah Arab yang mendapatkan julukan si Abud dan si Badui.
Dalam pertikaian itu nampak si Abud dan si Badui berhasil mempecundangi si Tompel, Jenggot kelabang dan Tiong Seng. Lalu sebelum meninggalkan mereka bertiga ternyata si Abud dan si Badui telah membuat sebuah kesepakatan yang mirip seperti sebuah sayembara juga, yaitu bagi siapa yang berhasil kelua
"Astaga! Apa ini?" ujar Badui sambil menggeser posisi duduknya mundur ke belakang, dan karena saking terkejutnya tidak sengaja Badui itu mendorong tubuh Abud yang memang berada di belakangnya."Aduh!" teriak Abud kesaktian, karena secara tidak sengaja kaki kanannya Badui menginjak telapak tangannya si Abud.Sebagai Pendekar yang memang memiliki ilmu kesaktian yang cukup tinggi nampak Abud dan Badui langsung segera tanggap kalau ternyata di dalam Goa itu ada makhluk lain selain dirinya. Lalu kemudian Badui mencolek lengan sahabatnya itu sebagai isyarat untuk memberi tahu. Lalu dengan bersamaan dua Pendekar berjubah hitam itu langsung mendongakkan kepalanya, dan betapa terkejutnya Abud dan Badui disaat mereka mendongakkan kepalanya itu tiba-tiba dua mata mereka langsung melihat dua sorot mata yang berwarna merah menyala, dan rasa terkejutnya itu semakin lengkap manakala makhluk yang memiliki sorot mata merah itu mengeluarkan suara Auman yang sangat keras dan menggetarkan
Namun nampaknya naas bagi Abud dan Badui, sebelum benar-benar tubuhnya dilepaskan oleh dua Pendekar yang telah mempermainkannya tiba-tiba siluman harimau putih yang baru saja mendapatkan suplai tenaga dari Eyang Reksa Jagat nampak menarik kaki depannya, lalu dengan gerakan yang sangat super cepat kilat tiba-tiba kuku-kuku tajam sang siluman meraih jubah milik Abud dan Badui dan kemudian digulung-gulungnya tubuh dua lawannya itu dengan jubah mereka masing-masing yang memang memiliki ukuran lebar yang sangat super, dan selanjutnya setelah benar-benar dua lawannya itu sudah tidak berkutik lagi akhirnya siluman harimau putih itu langsung melemparkan tubuh Abud dan Badui ke bawah.Whuss ... "Ooah ...!"Whuss ... "Ooah ...!"Teriak Abud dan Badui bersamaan dengan tubuhnya yang terpelanting meluncur ke bawah.Bruaks ... "Ooaah ...!"Bruaks ... "Ooaah ...!"Kembali dua Pendekar berjubah hitam itu berteriak kesaktian, lalu tubuh dua Pendekar berjubah
Sementara itu begitu melihat siluman harimau itu berhasil menewaskan Abud, nampak Tiong Seng yang sejak tadi terus mengawasi jalannya pertarungan itu, nampaknya juga tidak ingin kehilangan saat yang sudah sangat dia tunggu-tunggu, dan selagi siluman harimau putih itu masih merayakan kemenangannya dengan cara meraung-raung dan mendongakkan kepalanya, tiba-tiba Tiong Seng mengambil sepuluh jarum sekaligus.Kemudian dengan keahlian khusus yang dia miliki Tiong Seng langsung melemparkan jarum-jarum beracun itu ke arah siluman harimau."Hep, hiak!" seru Tiong Seng dengan suara lirih karena memang agak dia tahan.Whuss ...! Cep, cep, cep!"Seluruh jarum beracun itu berterbangan dengan sangat cepat, melesat menembus dibeberapa bagian tubuh sang siluman, dua tepat mengenai di bagian mata, sedangkan sisanya menembus di bagian leher dan dada.Siluman harimau yang sedari tadi meraung-raung dengan suara garangnya itu, seketika langsung terdiam dan tidak terden
Tiong Seng rupanya masih ragu untuk masuk ke dalam Goa malam itu, dia khawatir dengan suasana dalam Goa yang terlihat pekat, "jangan-jangan nanti ada hewan buas lain atau ada hewan melata yang tinggal di dalamnya," begitulah kira-kira isi keraguan dari diri Tiong Seng.Sementara itu diluar nampak suasana terlihat makin gelap, itu dikarenakan langit yang semula cerah kini telah tertutup awan yang mulai datang bergulung-gulung, dan memang sepertinya tidak lama lagi hujan akan segera turun, ditambah lagi kabut pegunungan juga terlihat begitu tebal menyelimuti seluruh wilayah itu, sehingga makin memperkuat suasana angker di Pegunungan Argapura.Lalu setelah tidak menemukan orang yang telah membunuh Siluman harimau putih itu, akhirnya Biswara pun menyudahi ilmu Ngrogo Sukmo nya tersebut, dengan gerakan yang sangat cepat Sukma Biswara bergerak kembali menuju ke tubuhnya, dan begitu Sukma Biswara telah kembali menyatu dengan jasadnya hujan pun turun dengan sangat deras, bahka
"Oh, rupanya Goa ini memiliki banyak sekali tikungan, sungguh-sungguh tempat yang tidak mudah untuk dilewati." Akhirnya setelah berhasil melewati tikungan yang ketiga Tiong Seng mulai melihat ada cahaya putih kebiruan yang berasal dari jasad Eyang Reksa itu, lalu sesaat Tiong Seng terlihat menghentikan langkahnya. "Oh ... cahaya apakah itu? Apakah Goa ini memiliki tembusan jalan keluar di telah sampai di ujung? Dan cahaya terang itu adalah sinar mentari pagi? Lantas di mana mayat sakti itu berada?" tanya Tiong Seng nampak merasa heran. Lalu setelah tertegun beberapa saat pendekar asing itu kembali meneruskan langkahnya, dan betapa terkejutnya Tiong Seng manakala dia telah sampai di sebuah ruangan Goa yang cukup luas itu, dua mata sipit yang terlihat sulit untuk dibuka itu nampak langsung terbelalak begitu melihat sebujur jasad yang tergeletak di atas sebuah batu lempengan yang mirip menyerupai sebuah meja. "Oh ... inikah mayat sakti itu ...?" ujar Tio
Sementara itu Ranggawuni yang juga sudah memiliki kekuatan batu Mustika Pager Rogo juga langsung menggebrak kudanya untuk menyusul Tiong Seng, meskipun hanya mengandalkan perkiraannya tapi nyatanya itu memang sudah tepat.'Sebaiknya aku harus segera melaju ke pantai utara, sebelum nanti pendekar asing itu berhasil kabur membawa mayat sakti itu dengan kapalnya,' ujar Ranggawuni dalam hati.Lalu Ranggawuni pun langsung menggebrak kudanya itu dengan sangat cepat."Heya, heya, heya ...!"Ketoprak, ketoprak, ketoprak ....Kuda Ranggawuni nampak lari dengan sangat cepat tidak seperti biasanya, dan Ranggawuni sendiri nampaknya juga merasakannya itu.'Ini pasti akibat dari kekuatan batu Mustika Pager Rogo pemberian Tuan Biswara tadi, tapi aku memang harus segera bisa menyusul pendekar asing itu, karena kalau sampai terlambat maka perjuanganku beberapa hari ini akan berakhir dengan sia-sia,' gumam Ranggawuni dengan tubuh yang masih terguncang-guncang
"Sudahlah Tuan ...! Serahkan mayat sakti itu kepadaku ...! Mayat itu sangat berbahaya untuk Tuan ...! Salah-salah Tuan sendiri dibuat celaka olehnya ...! Karena Tuan memang tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menjadi pemilik mayat sakti itu," ujar Ranggawuni terkesan meremehkan meskipun sebenarnya itu adalah sebuah ungkapan yang benar.Mendengar penuturan Ranggawuni seperti itu Tiong Seng makin bertambah jengkel karena merasa direndahkan. Lalu dengan kekuatan yang dia dapatkan dari mayat sakti yang sekarang sudah ada di gendongannya itu Tiong Seng nampak ingin kembali menyusun serangan yang lebih besar lagi.Dengan segera Pendekar asing itu melakukan gerakan salto ke belakang hingga beberapa langkah, lalu setelah berada di posisi yang dirasa pas, Tiong Seng langsung menyilang kan dua telapak tangannya itu ke dada, dengan mulut yang terlihat komat-kamit Pendekar asing itu sepertinya ingin mengeluarkan Ajian Topan Segoro.Ajian Topan Segoro adalah merupakan
Namun suasana tenang itu tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba dari dua arah yang berlawanan itu, yakni tepat dari arah Ranggawuni dan Tiong Seng melesat tadi, kini mulai kembali terlihat ada dua buah titik terang yang memiliki warna kuning ke merah-merahan terlihat sedang meluncur menuju ke arah yang sama.Semakin lama dua titik itu semakin terlihat jelas, dan begitu mulai terlihat ternyata Ranggawuni kini telah berubah wujud menjadi seekor naga api, sedangkan Tiong Seng berubah menjadi seekor banteng yang memiliki sayap dan juga tanduk api dengan mayat sakti masih tetap berada di atas punggungnya.Perubahan wujud itu sebenarnya tergantung keinginan dari masing-masing mereka berdua, hewan apa yang memang jadi obsesi mereka? Maka itulah yang akan jadi jelmaan dari diri mereka masing-masing. Dan sepertinya kali ini kedua makhluk jadi-jadian itu terlihat benar-benar telah mempersiapkan diri mereka masing-masing untuk segera mengeluarkan serangan pamungkasnya.L