Share

254. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Kau sejatinya tidak peduli dengan kesembuhan para korban dua siluman ular itu, Wiaryuda. Bagimu keberadaan pewaris kujang emas itu adalah hal terpenting saat ini,” ujar Jatiraga.

“Hanya orang bodoh yang akan terjebak dengan akal bulusmu,” tambah Galisaka.

Wirayuda tertawa terbahak-bahak hingga memegang perut. “Kalian bertiga berbicara seolah-seolah kalian adalah pendekar paling suci di dunia ini. Aku tahu jika kalian juga ingin mengetahui di mana pemuda pewaris kujang emas itu berada melalui Ganawirya. Sebelum kalian menghinaku, bercerminlah di air keruh.”

Wirayuda, Ekawira, Galisaka dan Jatiraga mulai menarik senjata masing-masing. Para pendekar yang berada di dalam ruangan ikut melakukan hal yang sama. Suasana mendadak hening di mana tatapan para pendekar mulai mengawasi orang-orang di sekitarnya. Ujung senjata dan mata yang menajam membuat hampir semua orang yang berada di dalam ruangan menjadi sangat waspada, kecuali Wintara yang begitu menikmati kejadian ini.

Wintara mengamati e
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status