Desa Hantu Merah kembali menjadi ajang pertarungan antara dua pendekar hebat. Pertarungan terpaksa dilakukan karena jalan damai tidak berhasil dilaksanakan oleh Guo Xiang.Serangan Iblis Lembah Api sangatlah indah, dengan mengeluarkan serangan api yang menyerupai burung phoenix yang memiliki ekor api yang indah dengan kobaran api abadi di semua tubuh Phoenix Api ini."Hahaha .. aku suka mendapat lawan yang hebat sepertimu, Lyhiap!" puji Guo Xiang. Tangannya bergerak untuk memukul gelombang cahaya yang bisa menghalau phoenix api ini."Tapak Merak Api!"Guo Xiang mengeluarkan jurus andalannya yang berupa Merak Api yang indah. Merak Putih yang diselubungi api abadi ini langsung bergerak sendiri menyerang Iblis Lembah Api. Merak Api lebih unggul dibandingkan Phoenix Api karena Merak api memiliki inisiatif sendiri untuk membantu penyerangan, sedangkan Phoenix Api harus dikendalikan oleh Iblis Lembah Api."Apa hubunganmu dengan nenek keriput Bu Sam Nio?" tanya Iblis Lembah Api.Guo Xiang ti
Setan Pedang tidak gentar sedikit pun dengan ancaman Guo Xiang ... membuat Pangcu Go Bi Pay ini curiga kalau ada siasat baru yang sedang direncanakan olehnya."Mau berapa kalipun Kau bertanya, tidak ada pengaruhnya bagiku! Lebih baik kamu pergi saja dari sini sebelum kesabaranku habis! Aku masih memandang dirimu sebagai Pangcu Go Bi Pay ... kalau tidak sudah kubunuh Kau!"Ucapan Tho Kui bagaikan petir di siang bolong yang langsung menyambar dan menusuk hati Guo Xiang. Tidak pernah diduganya kalau Setan Pedang begitu picik dan licik. Hilang sudah harapannya untuk mendapatkan ilmu pedang yang menjadi pelengkap dua ilmu sebelumnya yang bisa digunakan untuk menghancurkan Kitab Iblis Neraka."CK! Aku sama sekali tidak menyangka kalau sifatmu sangat jauh berbeda dengan dua Setan Dunia Persilatan lainnya ... ternyata Iblis Lembah Api tidaklah jahat, bahkan aku juga berpikir kalau Wang Changming sebenarnya ingin menghentikan aksi jahatmu ini! Aku terjebak oleh sikap pura-puramu, tapi aku suda
"Siapa sebenarnya dirimu, Lyhiap?" tanya Elemental Petir yang penasaran dengan kekuatan besar yang dimiliki pendekar berpakaian merah ini."Tidak perlu tahu siapa diriku ... hanya saja aku mengingatkan kalau ada kejadian yang lebih penting daripada kalian mengurusi Hantu Dunia Persilatan!" sahut Guo Xiang yang masih memakai penutup kain di wajahnya."Maksud Lyhiap? Kami tidak mengerti!" ucap Elemental Petir."Ada suatu peristiwa penting yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup dunia ini, terutama di Negeri Han! Kalau aku ceritakan, kalian juga tidak akan percaya! Aku hanya minta kalian bersiap-siap dan mengurusi perguruan kalian saja! Masalah Hantu Dunia Persilatan seharusnya sudah selesai saat pendekar ini menghilang ... tidak perlu dipermasalahkan lagi!" "Maksud Lyhiap, pemuda ini sudah bukan Shian Kui lagi?" tanya Elemental Api."Kitab Iblis Neraka sudah meninggalkan dirinya saat dia dengan sukarela menyerahkan Kitab Iblis Neraka kepada Lima Perguruan Besar! Kalian tidak ta
"Tidak mungkin aku membiarkan kalian memberi pukulan mematikan!" seru Guo Xiang, matanya tajam menatap ketiga Elemental Kun Lun.Tiga Elemental Kun Lun terdiam, tak berani membantah perintah Guo Xiang. Mereka sudah paham betul, siapa yang berani melawan Dewi Iblis Hitam ini akan menghadapi nasib yang mengerikan."Nona, kalau tidak segera dibereskan, dendam ini akan semakin membara dan menumpuk menjadi beban yang tak tertahankan lagi!" suara Shu Zhen terdengar pelan namun tegas, menyiratkan kegigihan yang tak bisa diabaikan.Guo Xiang mengernyit, ragu-ragu membiarkan Tiga Pukulan Mematikan itu untuk meredam dendam Kun Lun Pay atas kematian pemimpin mereka, Pangcu Lao Zhi. Tiga Elemental Kun Lun juga menunggu keputusan Guo Xiang dengan napas tertahan. Mereka tahu betul, satu kata dari Guo Xiang bisa berarti hidup atau mati."Baiklah! Apakah kamu yakin bisa menahan tiga pukulan mematikan dari mereka, Shu Zhen?" tanya Guo Xiang, matanya menelusuri wajah Shu Zhen yang penuh tekad."Aku yak
"Kakak... ada apa ini sebenarnya?" tanya Elemental Angin dengan nada kebingungan yang menggelegak. "Kenapa pemuda iblis ini memiliki ilmu Perisai Phoenix yang hanya dimiliki oleh Pendekar Dewi Phoenix?"Kebingungan Guo Xiang semakin mendalam. Tidak hanya dia, ternyata Elemental Angin juga mengenali jurus legendaris tersebut."Jurus Perisai Phoenix ini tidak bisa diturunkan kepada siapapun. Hanya keturunan langsung dari Pendekar Dewi Phoenix yang akan mewarisi jurus ini! Jadi, aku tanya sekali lagi... apa hubunganmu dengan Pendekar Dewi Phoenix? Tidak mungkin pendekar wanita hebat dan cantik seperti dirinya memiliki anak yang kelakuannya sadis seperti iblis!" seru Elemental Petir, suaranya penuh ketidakpercayaan dan kemarahan.Shu Zhen yang tadinya bersikap santai, kini wajahnya mulai memerah karena gerah dan jengkel dengan sikap Elemental Petir yang terus menghina dan memojokkan dirinya."Aku tidak kenal dengan Pendekar Dewi Phoenix! Siapapun dia, tidak ada hubungannya dengan diriku!
BOOOOM!Pegunungan Tay Shan yang biasanya indah dengan pemandangan sejuknya, kali ini tampak porak poranda oleh pertarungan dua pendekar hebat.Keindahan alam yang begitu asri selama ini sirna oleh kehancuran akibat energi dasyat yang dikeluarkan oleh dua petarung handal ini.Ledakan demi ledakan terus terdengar berkumandang kencang di sekitar pegunungan Tay Shan ini. Bebatuan yang hancur beterbangan diiringi kepulan debu tidak membuat pertarungan kedua pendekar hebat ini berhenti. Bahkan kedua pendekar ini seakan hilang diselimuti kepulan debu tebal yang muncul akibat energi besar yang mereka keluarkan saat bertarung.Langit juga berubah gelap dengan awan tebal yang mengeluarkan suara dentuman geledek dan juga mengeluarkan petir yang terus menyambar pegunungan Tay Shan ini dengan kencangnya. Namun kedua pendekar tangguh yang sedang bertarung ini tidak mempedulikan semuanya. Kerusakan alam yang indah ini seakan biasa saja bagi mereka.Pendekar Iblis Neraka yang berambut putih dengan j
"Dasar sampah! Pulang sana!" teriak sekawanan biksu-biksu cilik yang biasa disebut Samanera ini terhadap seorang anak muda berumur 13 tahun yang penampilannya sangat berbeda dengan mereka.Anak muda ini tampak berpakaian lusuh dengan kepalanya yang ditumbuhi rambut yang cukup lebat. Berbeda dengan Samanera yang semua kepalanya sudah plontos dan mengenakan jubah Samanera berwarna biru. Anak muda ini sangat kotor penampilannya dengan rambut acak-acakan, pakaian yang sudah robek dan kotor, wajah dan tangannya penuh kotoran jelaga.Dia tidak terlihat terganggu sama sekali dengan hinaan yang dilontarkan oleh sekelompok Samanera ini. Sepertinya anak muda ini sudah terbiasa dengan hinaan yang dilontarkan oleh mereka.Beberapa Samanera melempari anak lusuh ini dengan kerikil yang banyak terdapat di halaman Biara Shaolin ini.Tuk!Beberapa kerikil yang cukup tajam ini mendarat dengan mulus di kepala anak muda ini, tapi dia tampak tidak peduli, bahkan tidak berusaha melawan perbuatan jahat yang
BUGH!"Rasakan pukulanku, Shian Long!" seru Liu Feng yang menyimpan dendam terhadap pemuda lusuh yang sebelumnya dibela oleh Xin Shia, putri satu-satunya dari Kaisar Han yang berkuasa saat itu. Liu Feng, Samanera Senior yang sebelumnya merasa dipermalukan oleh Xin Shia melampiaskan dendamnya kepada Shian Long.Pukulan yang telak mendarat di wajahnya membuat wajah Shian Long, anak muda lusuh ini menjadi tambah lebam dan mulutnya sedikit mengeluarkan darah akibat terluka dalam.Matanya benar-benar bengkak dan sulit untuk dibuka, tapi Liu Feng tidak peduli. Samanera Senior ini terus menerus memukuli Shian Long tanpa ada rasa puasnya.Tidak heran kalau Shian Long bisa terluka parah hanya dengan pukulan biasa saja dari Liu Feng karena Shian Long tidak memiliki energi tenaga dalam sama sekali. Tubuhnya tidak bisa menghasilkan tenaga dalam seperti layaknya anak-anak seusia dirinya. Bahkan kondisi tubuhnya sangat lemah dan mudah jatuh sakit.Biksu Tang Fei yang membawa anak muda lusuh ini saa