Home / Fantasi / Pendekar Kitab Iblis / 101. Menuju Kota Hu Jian

Share

101. Menuju Kota Hu Jian

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-07-07 21:32:19

"Apakah kamu juga akan pergi ke Kota Hu Jian?" tanya Shu Zhen dengan suara yang tenang, hampir dingin.

Guo Xiang merasakan kekosongan dalam diri pemuda ini, seolah-olah perasaan tidak memiliki tempat dalam hatinya. Sebuah getaran tak nyaman merayap di tulang punggungnya. "Bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada pemuda yang tak berperasaan seperti ini? Mengapa ini begitu menyebalkan?"

"Nona Guo?" panggil Shu Zhen lagi, lebih lembut.

"Panggil saja aku Guo Xiang! Aku tidak suka dipanggil Nona," jawabnya dengan nada tajam, kecewa karena Shu Zhen tampaknya tidak merasakan apa yang dia rasakan.

"Apakah aku benar memilih jalan ini? Mengharapkan pemuda ini sebagai pasanganku? Meskipun Kitab Ramalan Surgawi meramalkannya, aku berhak menolak takdirku! Ah, pusingnya!" pikir Guo Xiang dalam hati.

"Bagaimana kalau aku memanggilmu Xiang'er saja? Kamu bisa memanggilku Zhen'ge... hahaha! Tentu saja, jika kamu tidak keberatan," Shu Zhen berkata dengan enteng, senyum tipis terlukis di wajahnya.

Waj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Kitab Iblis   102. Kota Hu Jian

    "Tentu saja, bodoh!" jawab Guo Xiang sambil tertawa lepas dan melesat menggunakan ilmu gin-kang. "Kejar aku kalau bisa!" serunya, tubuhnya sekejap menghilang dari pandangan Shu Zhen."Wow! Cepat sekali!" kata Shu Zhen kagum, melihat bayangan merah Guo Xiang yang semakin jauh. Ia segera mengerahkan tenaga dan mengejarnya, bayangan biru miliknya berpadu dengan bayangan merah Guo Xiang di antara teriakan dan tawa riang mereka yang menggema.Udara malam mulai dingin ketika mereka akhirnya tiba di Kota Hu Jian. Cahaya lampu-lampu kota yang berkelip menyambut mereka, membingkai suasana malam yang penuh kehidupan."Kita harus mencari penginapan, Nona Guo!" ucap Shu Zhen, matanya berkeliling mencari tanda-tanda penginapan. "Tidak ada yang bisa kita lakukan malam ini selain mencari makanan enak setelah membersihkan diri di penginapan, bagaimana menurutmu?" tawarnya sambil tersenyum.Guo Xiang mengangguk setuju, tubuhnya mulai lelah dan lengket oleh keringat. "Tapi kalau penuh, kamarnya harus t

    Last Updated : 2024-07-08
  • Pendekar Kitab Iblis   103. Kedai Makanan Kuda Laut

    “Bagaimana? Kamu suka tidak?” tanya Guo Xiang sambil tersenyum, matanya berbinar melihat Shu Zhen memegang pakaian baru. Ada dua pasang pakaian pendekar dan satu pasang pakaian santai untuk bangsawan di tangannya, semuanya terbuat dari sutra berkualitas tinggi.“Apa tidak kemahalan, Nona Guo?” tanya Shu Zhen, ragu-ragu. Dia merasakan kelembutan sutra di ujung jari-jarinya, dan hati kecilnya berteriak menolak menerima hadiah ini. Mereka hanya teman seperjalanan, tidak lebih.“Tentu saja tidak!” Guo Xiang menjawab tegas, senyumnya berubah serius. “Pakaian harus dari bahan yang kuat agar tahan lama. Aku belikan ini untukmu, jangan menolak atau aku akan marah dan tidak bicara lagi padamu!”Mau tak mau, Shu Zhen menerima pakaian itu, meski hatinya tetap gelisah memikirkan biaya yang dikeluarkan Guo Xiang.“Yuk, kita makan! Perutku sudah keroncongan. Makan apa enaknya?” ajak Guo Xiang setelah mereka keluar dari toko.“Makan di Kedai Makanan tepi laut saja, yuk!” Shu Zhen tersenyum, merasa ke

    Last Updated : 2024-07-09
  • Pendekar Kitab Iblis   104. Menuju Pulau Racun Api

    Para pelayan Kedai Makanan itu gemetar di tempatnya, wajah mereka pucat pasi saat Guo Xiang memerintahkan dengan suara dingin, "Bungkus semua makanan yang telah kami pesan!" Mereka berlarian ke dalam dapur, tangan-tangan mereka bergerak cepat namun gemetar, takut akan apa yang mungkin terjadi jika mereka bergerak lambat.Keringat dingin mengalir di dahi mereka, jantung mereka berdetak kencang, seakan-akan bisa meledak kapan saja. Pandangan mereka sesekali mencuri pandang ke arah Guo Xiang dan Shu Zhen, dua sosok yang menimbulkan ketakutan dalam dada mereka.Guo Xiang memperingatkan dengan nada mengancam, "Aku tidak ingin ada yang tahu kami ada di sini. Kalau sampai ada yang berani buka mulut, aku akan mencari kalian semua!" Kata-katanya tajam seperti pedang, menancap dalam di hati para pelayan yang hanya bisa mengangguk ketakutan.Setelah meninggalkan sejumlah uang di atas meja, Guo Xiang dan Shu Zhen berlalu dari Kedai Makanan Kuda Laut, meninggalkan suasana mencekam di belakang mere

    Last Updated : 2024-07-11
  • Pendekar Kitab Iblis   105. Sesat Dari Timur

    Desas-desus dunia persilatan menyebut Pulau Racun Api dikelilingi racun mematikan, namun kenyataannya tidak begitu. Pulau ini memancarkan keindahan, dengan pepohonan hijau yang rimbun. Tantangannya bukan pada pulau itu sendiri, melainkan pada jalur menuju ke sana. Karang-karang tajam yang menghantam perahu hingga hancur membuat perjalanan sangat berbahaya.Guo Xiang, yang telah beberapa kali ke sana, sudah hafal jalur aman menuju pulau ini.Saat perahu mereka tiba dan ditarik ke daratan, sosok berpakaian serba merah muncul dari balik kabut tipis yang menyelimuti pulau, membuat suasana terasa lebih dingin dan misterius."Siapa yang berani masuk ke Pulau Racun Api tanpa izin?" Suaranya bergema dengan nada menantang.Guo Xiang segera berlutut dan memberikan hormat kepada sosok tersebut. "Teecu datang berkunjung ... salam hormat, Subo!" Ia menarik tangan Shu Zhen untuk ikut bersujud.Dengan wajah bingung, Shu Zhen mengikuti instruksi Guo Xiang."Xiang'er! Kamukah itu?" Suara sosok berpaka

    Last Updated : 2024-07-13
  • Pendekar Kitab Iblis   106. Kembali Ke Kota Hu Jian

    Malam itu, udara terasa agak sesak dan penuh dengan ketegangan. Di dalam sebuah rumah sederhana di Pulau Racun Api, percakapan berlangsung dengan penuh keprihatinan. Bu Sam Nio, seorang wanita tua dengan rambut yang sudah memutih dan keriput di wajahnya yang bijak, duduk di hadapan Guo Xiang dan Shu Zhen. Sorot matanya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam."Aku tidak bisa berbuat banyak kalau putra walikota telah dibunuh oleh Shu Zhen," katanya pelan, suaranya serak namun tegas. "Lebih baik kalian berpisah untuk sementara waktu. Mereka sedang mencari pasangan yang membunuh putra walikota... jika kalian berpisah, kemungkinan lolos masih besar. Tak ada yang mengenali kalian sebagai pendekar terkenal, jadi menurutku tidak ada yang perlu dilakukan untuk saat ini."Ucapan Bu Sam Nio membuat udara semakin sesak. Tak banyak yang bisa dilakukan di Pulau Racun Api ini."Jadi, bagaimana menurut Subo?" tanya Guo Xiang, matanya mencari jawaban di wajah Bu Sam Nio."Kamu tinggal di sini dulu sem

    Last Updated : 2024-07-14
  • Pendekar Kitab Iblis   107. Kecantikan Qian Lian

    Sudah sebulan Shu Zhen berada di Perguruan Bangau Putih. Setiap hari ia menghabiskan waktu membersihkan lingkungan perguruan, hanya mendapat sedikit pelajaran ilmu bela diri. Ia dikenal dengan nama Liu Kang dan tampak seperti pemuda biasa yang berdedikasi, meskipun hatinya dipenuhi rahasia kelam yang bahkan ia sendiri tidak menyadarinya. Qian Wang, pemimpin perguruan yang juga kakeknya, tidak mengenali Shu Zhen. Begitu pula Shu Zhen yang tidak memiliki ingatan bahwa kakeknya adalah pembunuh kedua orang tuanya.Suasana di perguruan tiba-tiba berubah menjadi hiruk pikuk. Para pelayan wanita bergerak cepat, mempersiapkan segala sesuatunya."Ssst ... Liu Kang! Cepat bersihkan tempat ini, Tuan Putri Qian Lian akan datang melihat kemajuan murid-murid perguruan yang belajar ilmu bela diri termasuk murid luar!" bisik seorang pelayan wanita dengan nada terburu-buru.Shu Zhen, dengan sapu di tangan, menghentikan gerakannya sejenak. "Aku ini murid luar, Kak ... apa aku boleh bersiap-siap?" tanya

    Last Updated : 2024-07-16
  • Pendekar Kitab Iblis   108. Ingatan Yang Kembali

    Setiap kali Putri Qian Lian berkunjung ke tempat tinggal Shu Zhen, murid-murid lain, terutama dari Perguruan Bangau Putih, merasa iri hati. Mereka memandang dengan kecemburuan, menyaksikan kedekatan keduanya.Mereka menunggu waktu yang tepat ketika Putri Qian Lian kembali ke Perguruan Kun Lun. Mereka merasa terhina dengan keberanian Shu Zhen yang berani menjalin hubungan dengan putri Ketua Qian Chao dan cucu Qian Wang. Qian Wang, yang terkadang masih duduk sebagai Ketua Perguruan Bangau Putih, sering mengabaikan perasaan putranya yang sakit hati.Hari yang dinanti akhirnya tiba. Tiga murid senior, Han Zhou, Zhang Yuan, dan Chao Laong, merasa dendam mereka semakin membara. Ketiganya pernah berharap mendapatkan cinta Putri Qian Lian, namun harapan itu tak pernah berbalas. Kini, rasa sakit hati mereka tertuju pada Shu Zhen.Han Zhou, dengan wajah serius dan tatapan tajam, memimpin langkah mereka menuju tempat Shu Zhen berlatih. Zhang Yuan, dengan tubuh tegap dan ekspresi marah, mengepalk

    Last Updated : 2024-07-16
  • Pendekar Kitab Iblis   109. Kisruh di Go Bi Pay

    Di malam yang dingin, Gurun Go Bi terbentang luas, menyelimuti segala yang ada dengan keheningan yang mencekam. Angin malam berhembus pelan, membawa aroma pasir yang dingin dan kesepian. Dalam kegelapan itu, satu sosok berpakaian hitam bergerak dengan tekad bulat, menembus dinginnya malam tanpa ragu. Wajahnya tertutup kain hitam, hanya menyisakan sepasang mata tajam dan bengis yang bersinar di bawah cahaya bulan.Di bawah langkahnya, cacing-cacing gurun raksasa enggan menampakkan diri, seolah takut akan aura kematian yang menyelimutinya. Pepohonan yang jarang tumbuh di gurun ini layu dan mati seketika saat sosok berpakaian hitam itu melewatinya, menyebarkan hawa kematian di sekitarnya. Bayangan hitam itu bergerak cepat, seakan melayang di udara, menuju bangunan besar yang berdiri di tengah gurun.Dengan tujuan yang jelas, ia mencari sesuatu yang diinginkannya. Saat melihat seorang murid Perguruan Go Bi yang berjaga, ia langsung menotoknya hingga tidak bisa bergerak."Di mana kalian si

    Last Updated : 2024-07-17

Latest chapter

  • Pendekar Kitab Iblis   ENDING

    Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid

  • Pendekar Kitab Iblis   134. Pertarungan Akhir

    Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M

  • Pendekar Kitab Iblis   133. Tantangan Akhir Kitab Dewa Surgawi

    Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira

  • Pendekar Kitab Iblis   132. Tantangan di Negeri Awan

    Setelah berhari-hari mengikuti Rajawali Sakti, Shian Long akhirnya tiba di sebuah negeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Negeri ini adalah sebuah alam yang memukau, terletak di antara awan yang lembut dan pemandangan yang menakjubkan. Pulau-pulau terapung yang berlapis pepohonan hijau membentang di langit biru, seolah-olah diukir dari kristal dan dedaunan. Air terjun yang gemericik turun dari tebing-tebing tinggi, dan sungai yang jernih berkelok-kelok di antara pulau-pulau, memberikan kehidupan dan keindahan pada negeri awan yang anggun ini.Shian Long terpesona oleh keindahan yang menantinya. Ia merasakan udara yang segar dan menenangkan, seakan-akan setiap napas membawa kedamaian dan energi baru. Namun, ia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan di negeri ini—sesuatu yang misterius dan belum ia ketahui.Rajawali Sakti terbang di depan, menunjukkan arah dengan sayapnya yang megah. Ia mengarahkan Shian Long menuju sebuah pulau yang lebih besar dan t

  • Pendekar Kitab Iblis   131. Rajawali Sakti

    Rajawali Sakti, makhluk yang hidup di Pegunungan Huashan, adalah sosok legendaris yang dikenal dalam dunia persilatan. Setelah kematian tragis Qian Ling, Rajawali Sakti memilih untuk mengasingkan diri, menghindari keramaian dunia persilatan yang penuh intrik dan konflik. Namun, sedikit yang tahu bahwa Rajawali Sakti bukan sekadar burung legendaris; ia adalah titisan seorang Immortal, makhluk abadi yang memilih untuk tetap berada di dalam tubuh rajawali tersebut daripada terlahir kembali sebagai manusia.Di puncak Pegunungan Huashan, di mana angin dingin berhembus dan langit sering tertutup awan tebal, Rajawali Sakti menghabiskan hari-harinya dalam keheningan. Matanya yang tajam menyaksikan dunia dari ketinggian, menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia. Immortal yang berada dalam tubuhnya, yang telah lama mengamati kehidupan duniawi, merasakan kesedihan mendalam atas tragedi yang menimpa Qian Ling, seorang pendekar yang pernah berhubungan dekat dengannya.Pilihan untuk tetap dalam

  • Pendekar Kitab Iblis   130. Kitab Dewa Surgawi

    Di sebuah pondok kecil yang tersembunyi di Hutan Racun, Shu Zhen terbaring di tempat tidur, perlahan pulih dari luka-lukanya. Wang Pao, dengan keahliannya dalam ilmu pengobatan dan ramuan, telah merawatnya dengan telaten, memberikan ramuan obat peningkat tenaga yang kuat. Setelah tiga hari, Shu Zhen akhirnya membuka matanya, merasakan kekuatan yang kembali mengalir dalam tubuhnya."Bagaimana perasaanmu?" tanya Wang Pao dengan nada lembut, duduk di samping tempat tidur.Shu Zhen menatapnya, masih lemah tapi dengan kilatan tekad di matanya. "Lebih baik. Terima kasih, Master Wang Pao. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan selamat."Wang Pao tersenyum tipis. "Kau adalah harapan terakhir dunia persilatan. Aku tidak bisa membiarkanmu lenyap dari dunia ini."Shu Zhen terdiam sejenak, merenungkan pertarungan yang baru saja ia lalui. "Ang Cit Mo Kui terlalu kuat. Jurus Bangau Putih tidak cukup untuk melawannya, terutama dengan kekuatan dari Kitab Iblis Neraka."Wang Pao mengangguk, matanya p

  • Pendekar Kitab Iblis   129. Kekalahan Telak

    Di bawah langit yang mendung, Shu Zhen berdiri penuh percaya diri di depan gerbang Kota Luoyang, tempat istana Kaisar Han berada. Kota itu kini menjadi pusat kekuasaan Ang Cit Mo Kui, yang telah mengambil alih kendali tidak hanya atas dunia persilatan tetapi juga kerajaan Han. Dengan tekad yang bulat, Shu Zhen menantang Ang Cit Mo Kui untuk sebuah pertarungan yang akan menentukan nasib mereka semua baik Negeri han maupun untuk Dunia Persilatan.Sementara itu, Guo Xiang berkelana ke pelosok-pelosok negeri, mencari bantuan dari para pendekar yang tersisa. Namun, banyak dari mereka telah ditaklukkan atau dipaksa tunduk oleh Ang Cit Mo Kui dan pengikutnya, termasuk pendekar-pendekar kuat yang dulunya dianggap sebagai pelindung dunia persilatan. Usahanya menemukan sekutu semakin sulit, namun Guo Xiang tetap tidak menyerah, bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan harapan mengumpulkan kekuatan untuk melawan.Di dalam istana, di hadapan banyak mata yang penuh waspada, Shu Zhen dan Ang

  • Pendekar Kitab Iblis   128. Teknik Bela Diri Kuno

    Setelah pertarungan hebat yang mengguncang medan pertempuran, Guo Xiang mendekati Shian Kui, yang kini terbaring lemah di tanah. Napasnya terengah-engah, dan wajahnya terlihat penuh penyesalan. Dengan penuh keletihan, Guo Xiang memulai penjelasan yang akan mengubah segalanya.Kitab Iblis Neraka langsung menghilang begitu kekalahan menerpa Shian Kui."Shian Kui," kata Guo Xiang, suaranya penuh dengan ketulusan, "Aku tahu kau mungkin merasa tertekan dan marah. Tapi ada sesuatu yang harus kau ketahui. Musuh utama kita, Ang Cit Mo Kui, sudah merencanakan semuanya sejak lama. Dia memanfaatkan Shu Zhen, menjadikanmu sebagai alatnya untuk mencapai tujuannya."Shian Kui, atau lebih tepatnya Shu Zhen yang kini menguasai tubuh Shian Kui, mendongak dengan tatapan bingung. "Ang Cit Mo Kui? Apa maksudmu?"Guo Xiang mengangguk, menjelaskan lebih lanjut. "Ang Cit Mo Kui adalah sosok yang mengendalikan Hantu Dunia Persilatan, dan rencananya adalah untuk menguasai Lima Perguruan Besar. Dengan memanfaa

  • Pendekar Kitab Iblis   127. Phoenix Iblis Penghancur

    PHOENIX IBLIS PENGHANCURPertarungan antara Guo Xiang dan Shian Kui semakin memanas. Pedang mereka bersinar terang, mencerminkan intensitas emosi dan kekuatan mereka. Namun, di tengah denting pedang dan percikan api, ada keraguan di mata Guo Xiang, sebuah konflik batin yang mulai mengemuka."Shian Kui," Guo Xiang berkata, suaranya sedikit bergetar meski tetap kuat, "apakah tidak ada jalan lain selain kekerasan ini? Aku tahu di dalam dirimu ada kebaikan... Shu Zhen pernah menunjukkan itu padaku."Shian Kui tersentak, matanya sejenak mengungkapkan perasaan yang tertahan. "Shu Zhen tidak ada lagi," jawabnya dengan dingin, mencoba menutupi getaran yang muncul dari dalam dirinya. "Yang ada hanya aku, Shian Kui, dan dunia ini harus tunduk pada kekuatanku."Guo Xiang menggeleng, matanya memancarkan kesedihan. "Aku ingat kebaikanmu, Shian Kui... atau saat kamu menjadi Shu Zhen. Kau pernah membantu orang-orang, kau punya hati yang baik. Mengapa kau memilih jalan ini?"Shian Kui tertawa sinis,

DMCA.com Protection Status