Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 770. GADIS TANAH SEBERANG

Share

770. GADIS TANAH SEBERANG

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 01:01:57

RAJA NUJUM membeberkan silsilahnya. Bahwa ayahnya, yaitu Purbapati dan ibunya Nini Galih mempunyai tujuh anak. Yang pertama bernama Durmagati, yaitu ayah dari Rawana Baka. Yang kedua Begawan Sangga Mega, yang ketiga, keempat, dan kelima serta keenam, meninggal dalam usia muda. Jadi, Purbapati dan Nini Galih mempunyai tiga anak yang masih hidup. Ketiga putra Purbapati ini, ternyata tak ada yang sanggup menerima ilmu-ilmu dari sang Ayah atau sang Ibu. Hanya sebagian kecil saja yang sanggup mereka terima ilmu tersebut. Bahkan Durmagati dan Raja Nujum pernah hampir mati gara-gara menempuh salah satu ilmu yang sekarang dimiliki Baraka, warisan Setan Bodong. Karena ketiga putranya tidak ada yang sanggup menerima ilmu-ilmunya, maka Purbapati mengangkat murid yang bernama Sabawana. Murid inilah yang ternyata mampu mewarisi seluruh ilmu Purbapati. Murid inilah yang kemudian dikenal dengan nama Setan Bodong. Sedangkan untuk pusaka Pedang Guntur Biru, tidak bisa diserahkan kepada Sabawana kare

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   771. Part 2

    "Pasti ada orang yang menggunakan ilmu tingginya melalui tembang itu! Ia menyerangku dan menyerang Raja Nujum langsung ke kalbu!" pikir Baraka dengan mata terpejam kuat karena ia ingin menahan diri untuk tidak menangis, menyesal, sedih, dan murka. Tetapi, orang itu tetap mengalunkan tembangnya semakin mendayu-dayu.Bila nyawa keluarga jadi hinaan, siapa lagi yang akan datang sebagai pembela. Bila hormat keluarga jadi cercaan, siapa lagi yang akan datang menjadi pemuji. Biar hati tahankan pilu, tapi dendam tetap bertalu. Sekali lepas ilmu sejati, hancur sudah dendam kesumat di hati. Terasa rendah jiwa dan diri ini, bila tak mampu lampiaskan dendam pribadi....Keringat Baraka tetap bercucuran, ia tetap bertahan untuk tidak melepaskan amarah karena ingat dendam masa lalunya. Kemudian, Pendekar Kera Sakti tiba-tiba saja tertawa dengan sangat keras. Suara tawa itu terkadang berubah menjadi suara tangis, atau bahkan suara ringkik kuda. Inilah jurus war

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Pendekar Kera Sakti   772. Part 3

    "Minggirlah, Baraka, biar kuhadapi dia!" bisik Raja Nujum. Maka, Baraka pun mengalah, dan ia bergeser ke samping, berdiri di bawah pohon dengan tubuh bersandar seenaknya. Santai garuk-garuk kepala."Sebutkan namamu, karena kita akan tentukan siapa yang mati lebih dulu!""Raja Nujum, namaku!""Baik! Terimalah awal kematianmu, Raja Nujum! Hiaah...!"Bandot Tembang sentakkan tongkatnya ke arah samping. Dari tongkat itu keluar sinar berbentuk mata anak panah warnanya merah. Melesat menghantam pohon seolah-olah tiap pohon dijadikan tempat pantulan. Mata Raja Nujum terpaksa mengikuti gerakan itu agar tubuhnya tidak terhantam dari belakang.Tak tak tak...!Gerakan sinar itu begitu cepat dan membingungkan. Kadang menukik, kadang naik. Gerakan pantulannya membentuk sudut tak tentu. Dan akhirnya mengarah kepada Raja Nujum dari samping kiri. Raja Nujum cepat membalikkan badan ke kiri sambil kibaskan kepala tongkatnya, wuttt...!Darrr...!

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Pendekar Kera Sakti   773. Part 4

    Tak perlu sambangi lawan, dari tempatnya berdiri saja ia sudah bisa menghajar habis tubuh lawannya. Sampai akhirnya Barong Geni dirobek dadanya dan dirogoh jantungnya dengan amat mengerikan. Darah di tangan Eyang Sambar Jantung belum kering. Jantung milik Barong Geni belum dibuang, tiba-tiba sudah datang serangan yang amat mengejutkan.Serangan itu bukan saja mengejutkan hati Sambar Jantung, namun juga mengejutkan hati Intan Selaksa. Eyang Sambar Jantung tiba-tiba saja terjungkal ke depan. Jantung yang dipegangnya terlepas entah ke mana. Tubuh tua itu bagai mainan anak-anak yang bisa mudah dijungkir-balikkan di atas tanah. Kepalanya sempat membentur bongkahan batu sebesar kelapa.Takkk...!Sambar Jantung meringis kesakitan. Untung tak sampai keluarkan darah dari kepala itu. Intan Selaksa merasa heran melihat Sambar Jantung terpental ke sana-sini dan berjungkir balik tak karuan. Dari bawah sebuah pohon yang setengahnya digunakan untuk berlindung sewaktu-waktu itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Pendekar Kera Sakti   774. Part 5

    Sambar Jantung tetap bertahan dari serangan mata maut Dewi Kelambu Darah. Mereka bertarung dengan sesekali saling hina dan membuat kedua hati bertambah panas. Tanpa diketahui oleh mereka ternyata kamar yang diduga sebagai tempat penyimpanan pedang pusaka saat itu sedang disambangi seseorang, kamar itu didekati dengan gerakan yang gesit dan tanpa suara.Seorang perempuan judes berwajah cantik sedang memeriksa keadaan sekeliling depan kamar Cipta Hening. Perempuan bermahkota kecil dengan mengenakan gelang lempengan di kedua lengannya itu tak lain adalah Ratu Teluh Bumi. Ia berhasil menyusup masuk ke dalam halaman Kuil Swanalingga melalui bagian samping. Lompatannya cukup tinggi dan ringan, sehingga ia berbasil mendekati kamar tersebut tanpa timbulkan suara sedikit pun."Ruang depan itu pasti ruang pemujaan, dan kamar inilah pasti yang dinamakan kamar Cipta Hening. Karena menurut desas-desus pusaka itu tersimpan di salah satu kamar yang ada di dekat ruang pemujaan. Di sin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pendekar Kera Sakti   775. Part 6

    "Mulut betinamu cukup kotor bagiku, Ratu Teluh! Sebaiknya kususulkan saja nyawamu sendiri agar bisa minta bantuan gurumu untuk membukakan pintu itu. Hiiah...!"Bandot Tembang meremas sendiri tongkatnya sampai tangannya mengeluarkan otot dan gemetaran. Dari ukiran mata burung hantu di kepala tongkat meluncurkan cahaya sinar kuning dua buah. Memanjang dan menjadi satu di ujungnya. Sinar itu menembus dada Ratu Teluh Bumi tujuannya. Tapi jari telunjuk Ratu Teluh Bumi cepat dihadangkan di depan dada. Sinar kuning itu tepat mengenai ujung jari telunjuk.Rupanya sinar itu sedang ditangkis oleh Ratu Teluh Bumi dengan ujung telunjuknya dan berusaha dilawan kekuatannya hingga kedua kaki Ratu Teluh Bumi gemetaran. Kedua tubuh itu sama-sama gemetar. Gerakan sinar juga makin menipis. Kejap berikutnya sinar kuning itu hilang seketika bagai tersedot telunjuk Ratu Teluh Bumi.Zlubb...!Tetapi pada saat itu pula telapak tangan Ratu Teluh Bumi menjadi menyala kuning. Telap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pendekar Kera Sakti   776. Part 7

    Jlegg...!Bandot Tembang sudah berdiri di depan Intan Selaksa dalam jarak sepuluh langkah. Tanpa berhenti sedikit pun, Intan Selaksa cepat melarikan diri ke arah kiri. Arahnya sudah berubah lagi. Mana yang dilihat aman itu yang ia tuju.Dia samping kirinya Intan melihat sekelebat bayangan warna jingga sejajar dengan larinya. Jelas itu warna jubahnya Dewi Kelambu Darah yang ingin mencegat di depan jalan. Maka, cepat-cepat Intan Selaksa berbelok arah, menerabas semak berduri dan tak pedulikan kulitnya tergores semak-semak itu. Tapi dalam beberapa jarak kemudian, tahu-tahu Ratu Teluh Bumi sudah berdiri di depannya dengan sikap menghadang."Mati aku...!" gumam Intan Selaksa dalam hati.Cepat-cepat ia membalikkan diri dan berlari lagi. Namun begitu ia melangkah sambil membalikkan diri, ia membentur sesuatu dengan keras.Bukk...!Intan Selaksa jatuh terduduk di tanah. Matanya memandang ke atas."Oh, siapa lagi ini!" pikirnya. "Tampan sekali

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pendekar Kera Sakti   777. Part 8

    Brusss...!"Siapa yang mau tertawa lagi, hah!" bentak Dewi Kelambu Darah dengan lagak galaknya. Lalu, terdengar suara tawa yang walau tak keras namun terdengar jelas. Itulah tawa milik Pendekar Kera Sakti."Ha ha ha ha.... Aku tertawa!"Dewi Kelambu Darah cepat palingkan pandang dengan wajah tetap menampakkan kegeramannya. Tapi ia cepat berkata, "Kalau kau yang tertawa, terserah!""Hmm...!" Ratu Teluh Bumi mencibir, mencemooh sikap Dewi Kelambu Darah.Pendekar Kera Sakti segera menggaruk-garuk kepalanya, sementara itu terdengar Bandot Tembang berseru, "Raja Nujum! Menyingkirlah kau dan jangan lindungi bocah bodoh itu! Aku membutuhkan kunci pembuka pintu kamar pusaka tersebut!"Ratu Teluh Bumi menyahut, "Kalau kau melindungi gadis itu, kami akan membunuhmu bersama-sama, Raja Nujum!"Pada saat itu, Intan Selaksa mempunyai gagasan yang lebih bagus lagi. Ia segera mengambil kunci kamar Cipta Hening dari selipan sabuk pinggangnya. Kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pendekar Kera Sakti   778. Part 9

    "Aaaaow...!"Dewi Kelambu Darah terpekik kesakitan, satu kakinya terselip batang pohon dan menghimpitnya kuat-kuat. Sementara yang lainnya terjungkal di semak-semak atau ke mana saja. Masing-masing jarak jatuh mereka mencapai tujuh langkah dari tempat semula mereka berdiri. Sementara itu, bola kristal di tongkat Raja Nujum masih menyala berkejap-kejap warna merah membara. Sebelum tongkat itu dikibaskan lagi, Raja Nujum segera berbisik ke belakang,"Cepat lari dan...."Ia terhenti bicara bisiknya, karena ketika melirik ke belakang, ternyata Pendekar Kera Sakti dan Intan Selaksa sudah menghilang, entah sejak kapan dan ke arah mana. Raja Nujum tak mendengar gerakan pergi Baraka dan Intan.Intan Selaksa bagaikan sedang bermimpi, ia tak sadar jika telah diangkat dan dibawa lari oleh Pendekar Kera Sakti menggunakan jurus ‘Gerak Kilat Dewa Kayangan’-nya yang luar biasa cepat itu. Dalam waktu singkat, mereka sudah berada di depan kuil. Baraka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1265. Part 7

    Trangg, Trangg..! Wuutt! Wuutt! Trangg...! Breett...!Selama perpaduan pedang di udara, percikan bunga api terlihat jelas bagi siapapun yang menyaksikan pertarungan itu. Tapi kecepatan gerak pedang keduanya tak bisa dilihat jelas oleh setiap orang. Hanya mereka yang terbiasa melihat kecepatan gerak pedang seperti itu saja yang bisa menyaksikannya, seperti Kusuma Sumi dan Pita Biru.Dalam sekejap mereka sudah berpindah tempat saat kaki mendarat. Tapi keduanya masih tegak berdiri dengan kaki merenggang kokoh. Rlndu Malam menggenggam pedangnya dengan satu tangan, tubuhnya tetap tanpa luka dan cidera apapun. Tapi Dewa Rayu yang juga tanpa luka sedikit pun itu sempat merasa malu karena sabuk kain pengikat celana dan tali celananya putus oleh sabetan pedang Rindu Malam. Celana itu sempat melorot sedikit ketika ia menapakkan kaki ditanah, lalu buru-buru dicekal dengan tangan kirinya."Ih...!" Dewa Rayu celingukan, malu sekali. Suara yang mengikik datang dari arah Pita

  • Pendekar Kera Sakti   1264. Part 6

    “Siapa kau sebenarnya?" tanya Rindu Malam dengan menahan hati berdebar-debar."Aku yang berjuluk Dewa Rayu!""Dewa Rayu?!" gumam lirih Kusuma Sumi yang tak berbarengan dengan gumam Pita Biru. Akibatnya Rindu Malam melirik ke arah mereka. Keduanya sama-sama malu ditahan karena gumaman tadi bernada kagum.“Namaku sebenarnya adalah Aryawinuda, Putra Raja Pengging yang dibuang oleh Ibu tiriku sejak usia delapan tahun."“Kasihan!" desah Pita Biru. Karena jaraknya amat dekat dengan Kusuma Sumi, maka tulang kakinya terkena tendangan kecil Kusuma Sumi yang menyuruhnya diam dengan isyarat kaki. Pita Biru menggerutu sambil mendesis sakit.Dewa Rayu kembali berkata dengan Suaranya yang berkharisma, “Aku dirawat oleh Paman Patih Janursulung, dan kemudian minggat dari Istana bersamaku dan akhirnya menjadi seorang resi di Bukit Karangapus"Tiga wajah cantik bungkam, bagaikan terkesima oleh cerita si tampan bermata bening itu. Rindu

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status