Share

610. Part 11

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 01:01:05

"Kenapa tidak kau lakukan?"

"Karena dia sudah menyerah dan siap dihadapkan pengadilan sang Ratu! Siapa menentang langkahku ini, berarti menentang keputusan sang Ratu!"

Orang yang tadi berani bicara sekarang terdiam. Matanya memandangi teman-temannya. Teman- temannya juga saling pandang satu dengan yang lain. Pada saat hening tanpa kata, Tengkorak Terbang cepat sentakkan suaranya lagi, "Minggir kalian!"

Maka, empat orang yang menutup jalan menuju pintu gerbang itu pun segera menepi dengan sikap tetap mengacungkan senjatanya, seakan berjaga-jaga mendapat serangan sewaktu-waktu dari Singo Bodong yang dianggap tawanan mereka.

"Buka pintu!" sentak Tengkorak Terbang kepada penjaga pintu gerbang itu. Dengan terburu-buru kedua penjaga segera membukakan pintu, dan Tengkorak Terbang menarik tangan Singo Bodong agar mempercepat langkahnya. Kali ini, Singo Bodong ada di belakang Tengkorak Terbang yang melangkah lebih dulu.

Begitu mereka masuk ke pintu gerbang,

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   611. Part 12

    ILMU 'Lebur Samudera' adalah ilmu yang sangat berbahaya. Si Setan Bodong pun tidak memiliki ilmu itu. Tetapi Ratu Pekat tahu, satu-satunya orang yang memiliki ilmu 'Lebur Samudera' yang ada di sekelilingnya itu adalah Dewi Kencana Langit, yang bersemayam di pesisir selatan bagian timur tanah Jawa.'Lebur Samudera' ilmu yang tak kenal ampun lagi. Orang yang memiliki kesaktian setinggi apa pun, jika terkena pukulan ilmu 'Lebur Samudera', akan hilang semua kesaktiannya, dan ia tak akan bisa berbuat apa-apa. Ia akan menjadi orang polos dan bodoh. Bahkan untuk berlari cepat pun tak akan mampu. Ratu Pekat melihat keadaan Singo Bodong yang dianggap Dadung Amuk itu, menjadi sangat curiga dan agak ragu dalam bertindak.Sebab ia tahu ciri-ciri orang berilmu tinggi yang habis terkena pukulan 'Lebur Samudera' akan menjadi seperti Singo Bodong; bodoh, penakut, dan kosong tanpa isi sedikit pun."Setidaknya," pikir Ratu Pekat, "Kalau Dadung Amuk hanya berpura-pura kalah, maka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Pendekar Kera Sakti   612. Part 13

    Cempaka Ungu kerutkan dahi. "Mengapa bisa begitu, Ibu?""Tengkorak Terbang yang melakukannya dan membuat dia menjadi seperti itu.""Apa maksud, Ibu?""Kau tahu sendiri kehebatan jurus dan ilmunya Dadung Amuk sewaktu dia mengamuk di sini dan mencari Kitab Pusaka Wedar Kesuma! Begitu tangguh dan hebatnya dia. Ibu mengakui hal itu. Tapi di tangan Tengkorak Terbang, ia menjadi luluh dan tak berdaya seperti itu. Kesaktian dan kekuatannya hilang tak tersisa sedikit pun. Dan hanya orang yang mempunyai ilmu 'Lebur Samudera' yang bisa membuat lawan menjadi seperti itu.""Jadi... jadi maksud Ibu, Tengkorak Terbang telah memiliki ilmu 'Lebur Samudera' Oh, tidak mungkin, Ibu! Aku tidak percaya kalau Cakradanu bisa memiliki ilmu sehebat itu!""Nyatanya Dadung Amuk menjadi sebegitu lemahnya setelah dibawanya kemari! Tentunya saat ia temukan Dadung Amuk di pantai, ia telah lepaskan pukulan 'Lebur Samudera' yang membuat ilmu dan kesaktian Dadung Amuk menjadi sirna

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Pendekar Kera Sakti   613. Part 14

    "Mengapa jadi begitu?" pikir Tengkorak Terbang.Bahkan si Mata Elang pun memandangnya dengan sikap bersahabat. Biasanya anak muda yang bertubuh kekar itu memandangnya dengan sikap angkuh, seakan meremehkan keberadaan Tengkorak Terbang di lingkungan para pejabat istana. Sekarang sikap angkuh dan meremehkan itu sudah tidak ada lagi. Bahkan dengan senyum kecilnya, si Mata Elang berkata, "Sebagai seorang panglima yang baru saja diangkat, kau harus bisa tunjukkan sikap kejantananmu yang mengagumkan hati Nyai Ratu itu, Tengkorak Terbang. Kurasa tak ada jeleknya kau memutuskan apakah hukuman gantung itu perlu dilaksanakan atau tidak! Kau punya kekuasaan sekarang ini!""Nyai Ratu," kata Tengkorak Terbang. "Penghargaan ini terlalu tinggi buat saya! Tak pantas rasanya saya menjadi panglima!""Siapa bilang tak pantas!" senyum Ratu Pekat tersungging. "Bahkan menurutku kau sangat pantas untuk mendapat gelar sang Penakluk dari Pulau Beliung!""O, tidak, Nyai! Itu semak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Pendekar Kera Sakti   614. Part 15

    "Kudengar kau memanggil namaku, Tengkorak Terbang!""Karena aku tahu kau memancing kemarahanku, Dewa Racun!""Kau salah duga, Tengkorak Terbang!""Tidak. Aku tidak salah duga!" sentak Tengkorak Terbang. "Aku kenal betul senjatamu itu, panah pendek! Sesuai dengan tubuhmu yang kerdil!""Justru aku keluar dari persembunyianku karena aku melihat ada orang menggunakan senjataku!""Omong kosongi Kau bersekongkol dengan anak buah Siluman Selaksa Nyawa itu!""Salah!" sahut Dewa Racun. "Kau tidak tahu bahwa aku telah kehilangan senjata saat perahuku pecah! Busur dan anak panahku hilang entah ke mana, juga kedua teman yang bersamaku hilang tak kutahu di mana. Hanya satu orang yang kutahu di mana letaknya!""Kau ingin cuci tangan dari persoalan ini, rupanya!""Terserah apa katamu, yang jelas...."Belum selesai Dewa Racun bicara, datang anak panah dari arah kiri Tengkorak Terbang.Zllappp...!Kewaspadaan yang tinggi, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Pendekar Kera Sakti   615. Part 16

    Wuk wuk wuk...!Tab tab tab tab tab...lBleggh...!Pukulan 'Bayu Paksi' bisa ditangkis oleh tangan Dewa Racun. Kalau dulu Dewa Racun terdesak menghadapi pukulan itu dan sempat terkena dua pukulan cepat itu, tapi sekarang semua pukulan dapat dilayani dengan kecepatan tangkisannya. Bahkan yang terakhir Dewa Racun sempat menyentakkan kedua telapak tangannya ke dada Tengkorak Terbang.Sentakkan kedua telapak tangan itu membuat Tengkorak Terbang terlempar ke belakang, dan jatuh berguling satu kali."Bangsat kau!" geram Tengkorak Terbang."Kuharap jangan kau teruskan niatmu menjadikan aku tawananmu!" kata Dewa Racun yang sejak tadi hanya berdiri tanpa bergeser sedikit pun dari tempatnya, ia melanjutkan kata-katanya, "Kalau kau teruskan, kau akan mati. Jujur saja kukatakan padamu, bahwa sekujur tubuhmu telah penuh racun! Pukulanku yang mengenai dadamu menyebarkan racun berbahaya ke dalam jantung dan paru-parumu, Tengkorak Terbang. Sebentar lagi kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Pendekar Kera Sakti   616. Part 17

    Tengkorak Terbang memandang dengan geram, karena ia tahu kelumpuhannya itu akibat racun yang berhasil dipukulkan ke tubuhnya oleh Dewa Racun."Apa yang kukatakan tadi bukan suatu gertakan semata, Tengkorak Terbang!" kata Dewa Racun. "Kau akan lumpuh dan mati dalam keadaan jantungmu menjadi sebesar biji salak!""Dewa Racun....'" Tengkorak Terbang mengerang dalam geram kemarahan yang tak mampu berbuat banyak. Bahkan untuk mengangkat tangannya pun mulai terasa sakit di seluruh tulangnya."Buka mulutmu!" kata Dewa Racun memerintahkan hal itu. Tengkorak Terbang tak mau buka mulut, ia bahkan menggeletukkan giginya menahan luapan amarah. "Buka mulutmu dan kuberikan obat penawarnya!" bentak Dewa Racun. Tetapi Tengkorak Terbang masih menatap dengan mata buas dan menggeletukkan gigi menahan rasa sakit di sekujur tulangnya."Kau akan mati jika tak mau menelan obat penawarku ini!"-o0o-ISTANA Cambuk Biru dilanda bencana. Di sana-sini, dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Pendekar Kera Sakti   617. Part 18

    "Kelihatannya kitab ini terbuat dari kulit yang anti basah. Seperti dilapisi lilin setiap permukaannya. Aku sudah memeriksanya begitu aku terdampar di pantai, kemarin malam.""Bagus. Aku ikut senang mendengarnya.""Lalu, soal Pulau Beliung dan ratunya itu bagaimana?""Hmmm... begini! Tengkorak Terbang menemukan Singo Bodong terdampar di pantai, lalu dibawa menghadap kepada Ratu Pekat....""Itu sudah kupahami. Yang belum kupahami, siapa Ratu Pekat itu?""Ratu Pekat adalah tokoh tua yang menguasai Pulau Beliung ini. Dulu dia anak seorang tokoh sakti yang bergelar Iblis Pulau Bangkai! Tentunya kau kenal nama itu.""Ya. Dia lawan dari guruku, si Setan Bodong. Tapi dia sudah dibunuh oleh Guru. Iblis Pulau Bangkai juga mempunyai murid yang bernama Nagadipa, tempo hari bertemu denganku hendak menuntut balas.""Ya. Benar. Tetapi, Iblis Pulau Bangkai lebih sayang kepada murid lelakinya itu, sehingga Ratu Pekat minggat dari Pulau Bangkai dan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Pendekar Kera Sakti   618. BATU GALIH BUMI

    DI BAGIAN barat pulau itu, terdapat sebuah bukit karang tanpa tanaman sedikit pun kecuali lumut pada tebingnya. Bukit karang itu mempunyai bebatuan karang yang bertonjolan di sana-sini, seperti patok-patok makam raksasa. Di atas bukit karang itulah Ratu Pekat dan si Mata Elang mengejar orang yang mencuri Cempaka Ungu.Pada saat itu, Cempaka Ungu terkulai tak jauh dari kaki seorang berpakaian abu-abu muda, agak keputih-putihan, ia mengenakan sabuk hitam besar dengan hiasan kepala burung gagak di perutnya. Tubuhnya agak besar, tapi masih kalah besar dengan Singo Bodong. Di kedua pinggangnya terselip piringan logam baja yang tipis separo lingkaran. Bagian yang lurus dari piringan itu berbentuk rata, tapi punya lubang besar untuk memasukkan keempat jarinya, sedangkan bagian yang lengkung bergerigi tajam. Piringan itu menyerupai kipas yang terbuat dari baja. Besar ukurannya sebesar kipas biasa. Warnanya putih mengkilap. Orang itulah yang berjuluk Gagak Neraka.Rambutnya pan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status