Share

424. Part 12

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 01:02:00

"Kok bisa jadi begitu?" pikir Pendekar Kera Sakti bingung sendiri. "Padahal hanya sedikit tenaga yang kugunakan."

Baraka tampak menyimpan rasa sesal dalam hatinya. Ia merenung sesaat hingga temukan kesimpulan bahwa Silabang ilmunya tak tinggi, sehingga dadanya mudah jebol dan ditaburi busa-busa salju yang memutih.

Di tempat Silabang terkapar tak bernyawa, terdengar suara geram Wisesa yang mengutuk pernyerang temannya itu. Baraka merasa akan terjadi pertarungan yang membawa korban antara dirinya dengan Wisesa, atau Wisesa akan semakin murka kepada perempuan itu hingga tak segan-segan membunuhnya. Maka, sebelum hal itu terjadi Baraka segera menyambar perempuan yang terkapar itu dan membawanya lari dengan gerakan melebihi kecepatan anak panah.

Zlaap...!

Tentu saja hilangnya perempuan itu membuat Wisesa bingung dan semakin murka, sehingga ia berteriak-teriak sendiri melepas kemarahannya sambil menghantamkan tenaga dalamnya ke beberapa pohon.

Perempuan

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   425. Part 13

    Belati Binal tidak bisa bicara lagi. Wajah Pendekar Kera Sakti memperlihatkan kebulatan tekadnya yang nggak bisa dicegah lagi. Namun hati Belati Binal diamdiam menyimpan kecemasan, karena empat hari yang lalu ia mendengar kabar bahwa Ratu Cadar Jenazah menyatakan kesediannya membantu pihak Dalang Setan jika musuh Dalang Setan yang akan dihancurkan adalah Nyai Camar Langit. Jika sampai Baraka berhadapan dengan Dalang Setan, tentunya pihak Ratu Cadar Jenazah akan ikut menyerang Pendekar Kera Sakti.Padahal kesaktian Ratu Cadar Jenazah jika digabungkan dengan ilmunya si Dalang Setan akan menjadi suatu kekuatan yang sulit ditumbangkan."Kalau kularang, dia pasti akan marah padaku," pikir Belati Binal. "Kalau kubiarkan dia dapat mengalami celaka, bisa-bisa membawa kematiannya tiba. Lalu bagaimana aku harus mencegah niatnya itu? aku harus menggunakan siasat agar Baraka tidak berhadapan dengan dua kekuatan yang membahayakan itu."-o0o-MALAM itu ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Pendekar Kera Sakti   426. Part 14

    "Pekerjaan lama apa?""Menjambret barang orang!""Konyol kamu, ah! sudah, sudah, kita segera temui gurumu dulu, yuk. Jangan menunda masalah ini karena Dalang Setan tak mau menunda dendamnya pula. Kita harus bergerak lebih cepat dan jangan sampai kalah cepat dengan gerakannya.""Kalau memang tekadmu sudah bulat begitu, sebaiknya sekarang juga kita harus berangkat supaya sampai di Lembah Nirwana hari masih gelap. Biar tak ada orang yang tahu kalau aku datang bersamamu.""Memangnya kenapa kalau ada yang tahu?""Sekadar menghindari keributan di antara murid wanita saja!" jawab Belati Binal sambil melengos dengan wajah masih cemberut.Baraka mengerti maksudnya, sehingga ia tertawa pelan bagaikan orang menggumam. "Rupanya dia nggak mau kalau aku jadi bahan tontonan teman-teman wanitanya di sana! Ada rasa tak rela kalau gadis lain mengagumiku. Hmm... aneh juga cewek yang satu ini! gregetan sekali aku jadinya. Enaknya dicium saja, ah... siapa tahu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Pendekar Kera Sakti   427. Part 15

    Menurutnya Rembulan Pantai bisa mati di perjalanan karena termakan racun dalam pisaunya itu. racun tersebut bekerja dengan cepat dan ganas, sukar disembuhkan. Kalau saja Rembulan Pantai bisa bertahan sampai bertemu Ratu Cadar Jenazah, maka ia akan selamat, karena sang Ratu termasuk salah satu orang yang ahli dalam hal racun meracun.Baraka tak bisa membuka mata. Namun hatinya masih bisa bicara, "Sialan! Aku dibiarkan terkapar di tempat berembun begini. Konyol juga si Belati Binal itu. Pakai mau kejar Rembulan Pantai segala. Kena tacun 'Tapak Kubur' baru tahu rasa lu!"Baraka tahu siapa yang menyerangnya secara tiba-tiba itu. suara percapakan kedua gadis tersebut bisa diterima pendengarannya. Hanya itu yang bisa dilakukan Baraka, tapi tak ada gerakan yang mampu dilakukan walau sedikit pun.Dan hati Baraka menjadi lega ketika ia mendengar langkah kaki mendekat. Ia yakin itu suara langkah kaki Belati Binal. Suara si gadis pelacak pun di dengarnya walau pelan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Pendekar Kera Sakti   428. Part 16

    Mendengar ucapan itu Baraka hanya bisa tertawa dalam hati dan berkata, "Makanya jangan munafik, Neng! Kalau mau bilang saja mau, kalau suka bilang saja suka, jangan pakai berlagak sombong dan ketus padaku. Kamu sok acuh sih, sok menyimpan senyuman, akhirnya aku jadi nggak tahu kalau kau suka padaku, Neng. Kasihan juga kau sebenarnya. Terserah deh, mau kau apakan aku malam ini, itu sudah kekuasaanmu karena aku tak berdaya. Apa pun yang ingin kau lakukan, percayalah aku merasakannya dengan senang hati, Neng!"Gerimis makin lebat. Sudah bisa dikatakan semi hujan. Hawa dingin membuat badan Belati Binal bergidik sesekali. Lalu ia merebah di samping Baraka dan berkata bagaikan bicara pada diri sendiri. "Kayaknya memang harus menginap di sini sampai tunggu hujan reda. Kalau nekat teruskan perjalanan, sakitmu bisa jadi lebih parah karena terkena air hujan. Setidaknya kau akan masuk angin dan aku tak mau kau sakit seringan apa pun," sambil memiringkan badan dan mengusap-usap rambut Ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Pendekar Kera Sakti   429. Part 17

    "Pergilah ke belakang dan biarkan aku bicara dengan Pendekar Kera Sakti," kata sang Guru."Baik, Nyai Guru..." jawabnya patuh, lalu dengan langkah gontai ia pergi tinggalkan tempat pertemuan itu.Baraka memandanginya dengan sedih pula. Lalu, Baraka mencoba berkata dengan hati-hati kepada Nyai Camar Langit."Apakah keputusan itu tidak terlalu kejam bagi gadis seberani dia, Nyai?"Dengan suara pelan sang Nyai menjawab, "Hanya siasat untuk selamatkan nyawanya saja. Sebenarnya aku tak ingin keluarkan sangsi seperti itu kecuali kepada murid yang melakukan pelanggaran kelewat batas."Baraka manggut-manggut. Setelah diam sejenak, Nyai Camar Langit mulai perdengarkan suaranya lagi dengan tenang, "Kalau boleh kutahu, apa yang membuatmu ingin mengambil alih persoalan ini, Baraka? Apakah... apakah karena kau punya maksud tertentu kepada muridku Belati Binal?"Baraka sunggingkan senyum kalemnya. "Dalang Setan pernah menantangku bertarung, tepatnya di Ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Pendekar Kera Sakti   430. Part 18

    Tak heran jika keduanya menjadi tegang, walaupun Nyai Camar Langit masih bisa segera kendalikan diri."Rahsuko dan Gandaru, Nyai Guru!"Mulut sang Nyai terkatup rapat karena menahan lontaran murkanya, Baraka bertanya, "Siapa mereka, Nyai?"Barulah Nyai Camar Langit bicara, "Mereka adalah kedua penjaga tapal batas sebelah timur tempat kami ini! rupanya mereka telah dipenggal oleh seseorang dan kepalanya dilemparkan kemari sebagai tantangan bertarung melawan pihaknya!""Apakah menurutmu orang itu adalah utusan dari Ratu Cadar Jenazah?""Tidak," jawab sang Nyai dengan tegas. "Ratu Cadar Jenazah tidak mau memamerkan korbannya hanya bagian kepalanya saja! Ini pasti perbuatan anak buahnya Dalang Setan!""Dari mana kau tahu?""Tebasan pedangnya yang memenggal kedua penjagaku itu terlalu kasar. Ini merupakan ciri-ciri jurus pedang yang diturunkan Dalang Setan kepada para muridnya.""kalau begitu sasaran utamaku sekarang adalah Pergurua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Pendekar Kera Sakti   431. Part 19

    Wisesa melintir seperti gangsing. Tendangan Baraka sudah berhenti masih melintir juga. Rupanya selain tendangan itu berkekuatan tenaga dalam yang mampu merobek kulit wajah Wisesa, juga mempunyai angin besar yang bisa membuat tubuh Wisesa berputar mirip gangsing. Ketika putaran itu berhenti, Wisesa jatuh terkapar dengan kepala membentur batu lebih dulu.Pletok...!Lumayan. Wajah Wisesa hancur, berlumur darah dan luka mirip dicabik-cabik singa lapar. Hidungnya hampir somplak, giginya rontok empat biji, satu di antaranya tertelan tanpa disengaja. Bibirnya pun pecah, mirip pantat ayam habis bertelur. Telinganya yang kanan robek, tapi tak sampai putus, hanya kiwir-kiwir dan masih bisa dibetulkan pakai lem yang kuat jenis Aibon. Pokoknya keadaan Wisesa rusak berat di bagian wajah. Andai dibawa di rumah sakit pun dokter akan bingun, yang mana yang harus dijahit lebih dulu."Kaau... kau tak akan bertemu dengan Ketua, sebab... sebab dia tidak ada di sini!" kata Wisesa de

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Pendekar Kera Sakti   432. Part 20

    Lelaki berusia sekitar lima puluh tahun, memakai surjan coklat dan blangkon di kepala, segera mencabut keris yang terselip di depan perutnya. Keris itu memancarkan sinar merah pijar. Jelas keris itu pasti keris pusaka yang dapat menyala merah tanpa tenaga batu baterai. Ketika keris itu digerak-gerakkan ke sana-sini, sinar merah mengikuti bagaikan ekor naga yang berbahaya, sewaktu-sewaktu bisa menyabet lawannya."Bocah dungu... kalau benar kau Pendekar Kera Sakti yang terkenal sakti itu, coba hadapi pusakaku yang bernama Keris Mata Iblis ini! Heaatt...!"Keris disentakkan ke depan setelah dikibaskan ke samping kanan-kiri, lalu sinar merah melesat cepat menuju Baraka.Wuusss...!Pendekar Kera Sakti mencoba menahan sinar merah itu dengan Gelang Brahmananda miliknya.Claap...!Blegaarr...!Baraka terpental oleh gelombang yang kuat itu. tubuhnya bisa terbang sendiri dan jatuh terbating.Bruuss...! Beehg...!"Uuhg...! Mati aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status