Share

382. Part 11

Duaaar...!

Pohon jati menjadi sasaran sinar merah itu. Pohon tersebut retak, sedangkan Nyai Perawan Busik segera larikan diri.

"Nikmati dulu hidup dalam ketuaan, Hapsari! Suatu saat kita akan bertemu lagi untuk tentukan siapa yang harus mati lebih dulu!"

"Jangan lari kau, Keparaaatt..!"

Janda Keramat ingin mengejar lawannya. Tapi apa daya, perubahan dari muda menjadi setua itu menjadikan otot-ototnya mengalami shock. Tak bisa bekerja dengan cepat seperti biasanya. Maka, Hapsari pun akhirnya hanya bisa terpuruk di bawah pohon dan menitikkan air matanya. Ia tampak sebagai seorang nenek tanpa tongkat yang sedang dirundung kesedihan amat dalam.

"Hancur! Hancur sudah hidupku kalau begin!! Kekuatanku sebentar lagi akan sirna. Daya tarikku lenyap karena si keparat itu. Padahal gairahku masih ada. Ooh... Baraka, di manakah kau? Tidakkah kau kasihan padaku yang menjadi begini?" pikiran itu tembus ke hati menjadi ratapan batin sang janda yang mungkin sudah t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status