Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 37. Pertemuan lagi dengan Kemuning

Share

37. Pertemuan lagi dengan Kemuning

last update Last Updated: 2024-05-02 01:03:54

"Pak Tua...," sapa si pemuda. "Saya hendak bertanya, apakah Telaga ini bernama Telaga Bidadari?"

Kakaroto tak langsung menjawab. Ditatapnya sosok si pemuda dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Melihat kegagahan dan ketampanan pemuda itu, Kakaroto berpikir, "Anak angkatku juga punya kesempurnaan wajah dan tubuh. Hmmm.... Alangkah senangnya aku andai pemuda ini bersedia kujadikan mantu." Berpikir demikian, untuk beberapa saat si kakek lupa pada masalah pelik yang harus segera diselesaikannya.

"Eh, Pak Tua," tegur si pemuda yang melihat Kakaroto terlongong bengong.

"Eh ya, ya.... Ada apa, Anak Muda?" kesiap Kakaroto. Si pemuda tersenyum. Sementara, Kakaroto menatapnya dengan kening berkerut. Namun, di balik tatapan Kakaroto yang penuh tanda tanya itu, tersimpan kekaguman yang mencetuskan sebuah harapan.

"Inikah yang disebut Telaga Bidadari, Pak Tua?" pemuda berpakaian hitam-hitam bertanya lagi.

"Ya," jawab Kakaroto. "Agaknya, kau datang dari j

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   38. Menyamar

    Mendapat teguran itu, Kemuning cemberut. Lalu dengan sikap yang amat manja dan terkesan malu-malu, dia melangkah mendekati Baraka. Namun, diam-diam gadis berparas elok rupawan itu mengirim bisikan kepada Baraka dengan mempergunakan ilmu mengirim suara dari jarak jauh.“Baraka! Aku sedang melakukan penyamaran. Kuharap kau mau membantuku."Mendengar bisikan itu, Baraka terkesiap. Tapi, sebagai seorang pemuda yang pernah digembleng oleh Eyang Jaya Dwipa yang berkepandaian tinggi, Baraka segera tahu kalau bisikan yang didengarnya itu adalah suara Kemuning. Maka, walau dia belum tahu apa maksud Kemuning sebenarnya, bergegas dia menyambut jabatan tangan si gadis."Nah! Nah, begitu!" seru Kakaroto melihat Baraka dan Kemuning telah berjabat tangan. "Untuk selanjutnya, kau harus dapat melayani Baraka dengan baik, Kemuning. Kau harus dapat menyediakan semua keperluan Baraka. Karena, mulai saat ini dia telah menjadi anggota keluarga kita.""Ya. Ya...," sambut

    Last Updated : 2024-05-02
  • Pendekar Kera Sakti   39. Kau harus membantuku

    "Tentu saja aku bukan anak nelayan tua itu! Dia dan istrinya sudah begitu uzur. Bagaimana mungkin mereka punya anak seusia ku! Usiaku baru tujuh belas tahun! Kau harus tahu itu!""Eh! Kalau begitu, kenapa Kakaroto dan istrinya menyebut mu sebagai putri mereka. Apakah kau putri angkat mereka?""Hmmm.... Rupanya, otakmu bisa juga digunakan untuk berpikir. Mulai hari ini, kau harus membantuku, Baraka. Harus!""Kalau aku tak mau?" goda Baraka."Karena kau sudah mengetahui penyamaranku, terpaksa aku akan membunuhmu!" ancam Kemuning penuh kesungguhan seraya mencekal gagang pedang yang terselip di punggungnya."Eh! Tunggu dulu!" cegah Baraka. "Aku tadi cuma bercanda. Tapi..., kalau kau memang ingin membunuhku, mampukah kau melakukannya?"Kemuning melepas cekalannya pada gagang pedang. Selama ini Kemuning memang sudah pernah mendengar tentang nama besar Baraka sebagai Pendekar Kera Sakti, Kemuning merasa tak mampu menandingi kehebatannya."Ka

    Last Updated : 2024-05-02
  • Pendekar Kera Sakti   40. Maaf, aku khilaf

    Tanpa sadar, Kemuning memeluk tubuh Baraka."Kemuning... Kemuning...!" sebut Baraka, kaget melihat perubahan sikap si gadis."Kau tampan dan sangat gagah, Baraka..." desis Kemuning. "Aku... aku ingin kau memeluk ku, Baraka...." Dia tengadahkan wajahnya, mengharap ciuman si pemuda.... Aliran darah Baraka berdesir makin kuat. Keinginan yang sudah dia coba untuk ditahan malah semakin menguasai jalan pikirannya. Degup jantung Baraka mengencang. Dengus nafasnya memburu. Perlahan dia angkat kedua tangannya, lalu membalas pelukan Kemuning.... Baraka mencium kening Kemuning. Dan, Kemuning pun menerimanya dengan penuh perasaan. Matanya terpejam rapat. Bibirnya yang merah merekah tampak bergetar...."Kau cantik sekali, Kemuning...," ujar Baraka seraya mempererat pelukannya. Terbawa hasrat hatinya yang semakin menghentak-hentak, Baraka mencium bibir Kemuning. Sementara, Kemuning menikmati benar ciuman itu. Dia pun balas mencium. Hingga, kedua anak manusia itu saling pagut.

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kera Sakti   41. Aku memang bodoh

    Dan, apa yang terjadi di tanah berumput tebal tadi sudah cukup menjadi pelajaran bagi Kemuning. Dia tak ingin hal itu terulang lagi. Namun, dia tak pernah bisa mengerti, bagaimana dia bisa begitu terlena dalam dekapan Baraka. Bahkan, dia merasakan desakan nafsu birahi yang amat kuat. Apakah Baraka begitu menarik bagi dirinya. Kemuning tak pernah berpikir seperti itu sedikit pun. Walau belum lama berkenalan, Kemuning bisa menilai bila Baraka adalah pemuda jujur dan baik. Baraka tak mungkin berbuat jahat kepadanya. Tapi, bagaimana perbuatan tak senonoh itu hampir terjadi. Kemuning menggeleng-gelengkan kepalanya.Untuk sementara waktu, dia tak mau memikirkan peristiwa itu lagi. Dia ingin menangkap salah seorang anggota komplotan Dewa-Dewi. Dan, dengan bantuan Baraka, Kemuning yakin akan bisa mewujudkan keinginannya itu. Bila ada salah seorang anggota komplotan Dewa-Dewi yang tertangkap, orang itu bisa dipaksa untuk membongkar rahasia komplotannya."Kurasa, hari telah lewa

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kera Sakti   42. Itulah orang yang kita kejar

    Dari jarak sekitar dua puluh tombak, Kemuning menajamkan pandangan. Setelah mengetahui sosok tubuh yang ditunjukkan oleh Baraka, Kemuning langsung berkata, "Itulah orang yang kita kejar. Kita bersembunyi dulu. Dia harus ditangkap basah!"Kemuning meloncat di sisi bangunan besar yang tak lain dari sebuah toko, tanpa pikir panjang, Baraka langsung mengikuti.Sementara, malam semakin larut. Dingin yang menusuk tulang membuat sepi semakin berkuasa."Orang itu terus merayap di deretan kamar di tingkat tiga," ujar Baraka, terus memperhatikan tingkah laku kakek berikat kepala batik. "Hmmm... Dia membuat lubang di daun jendela dengan ujung jari telunjuk. Dia mengintip.,.. Apakah dia hendak mencuri. Atau...?""Diamlah!" sergap Kemuning. "Kita pasti akan tahu apa yang akan diperbuatnya nanti."Mendengar teguran itu, kontan Baraka mengunci mulut rapat-rapat. Namun matanya tak henti mengawasi segala gerak-gerik kakek berikat kepala batik. Kebetulan, toko yang

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kera Sakti   43. Iblis Seribu Wajah

    "Jangan harap kami akan melepaskanmu, Mahisa Birawa!" seru Kakaroto yang membawa senjata berupa dayung perahu yang terbuat dari kayu besi."Siapa kau! Begitu berani kau berbuat telengas di hadapan Iblis Seribu Wajah!"Mendengar bentakan Mahisa Birawa atau Iblis Seribu Wajah, istri Kakaroto tersenyum sinis. "Buka mata dan telingamu lebar-lebar, Mahisa Birawa! Kami adalah Sepasang Nelayan Sakti!" kenalnya. "Bertahun-tahun kami tinggal di pinggir Telaga Bidadari dengan maksud menghukum mati dirimu, Mahisa Birawa. Aku dan suamiku tahu persis bila kaulah biang pelaku yang telah membunuh puluhan tokoh silat beberapa tahun ini!""Sudah cukup lama aku berdiam diri di pinggir Telaga Bidadari dengan menyamar sebagai petani nelayan biasa, mustahil aku mau melepaskan dirimu, Mahisa Birawa!" tambah Kakaroto."Sepasang Nelayan Sakti...," desis Iblis Seribu Wajah. "Aku memang pernah mendengar kebesaran julukan kalian itu. Kalau tak salah aku menebak, kalian pasti Kakaro

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kera Sakti   44. Racun Pembunuh Naga

    "Hmmm... Kalau cuma puyer picisan, mana dapat melawan pengaruh 'Racun Pembunuh Naga'!” ejek Mahisa Birawa."Keparat! Licik sekali kau, Jahanam!" umpat Kakaroto sambil mendekap dadanya yang mulai sesak."Binatang culas! Kau benar-benar bukan manusia, Mahisa Birawa!" tambah Sawuni dengan napas memburu, dadanya terasa sesak pula. Mendengar kata-kata kasar Kakaroto dan Istrinya, Mahisa Birawa mengerutkan kening. Dia sedikit heran melihat ketahanan tubuh suami-istri yang telah berusia lanjut itu. Sebenarnya, bila seseorang telah menghirup 'Racun Pembunuh Naga', maka tak sampai tiga tarikan napas kemudian, jiwa orang itu pasti dijemput maut."Hmmm... Aku dapat memastikan bila puyer 'Penghidup Jiwa' sama sekali tak mampu melawan pengaruh 'Racun Pembunuh Naga'...," gumam Mahisa Birawa. "Tapi kenapa mereka bisa bertahan cukup lama. Hmmm... Kemungkinan besar mereka mempunyai tenaga simpanan. Agar tak mengulur waktu, lebih baik ku lumatkan tubuh kakek nenek yang sok

    Last Updated : 2024-05-04
  • Pendekar Kera Sakti   45. Khasiat Suling Krishna

    Tersurut mundur si pemuda polos Baraka. Bukan karena gentar, melainkan karena tahu kakek berikat kepala batik mempersiapkan pukulan 'Pelebur Sukma' yang teramat dahsyat."Hmmm... Menilik dari ilmu pukulan yang telah disiapkan kakek itu, dia pasti ingin membunuhku! Terpaksa aku harus menggunakan Ilmu Angin Es dan Api milikku"Begitu tenaga dalamnya dikerahkan, kedua telapak tangan pemuda dari lembah kera itu ini berubah menjadi berkilauan. Lalu 2 larik sinar berkilauan yang berbeda warna muncul dikedua tangannya. Di tangan kiri berwarna putih berkilauan seperti salju dan ditangan kanan berwarna merah berkilauan seperti matahari yang membara. Tanpa segan-segan lagi, kedua tangannya segera dihantamkan ke depan.Werrr! Werrr!Tanpa bisa dicegah dua larik sinar berkilauan itu meluncur, rupanya Baraka telah mengerahkan jurus pertama dari Ilmu Angin Es dan Apinya bernama ‘Dua Unsur Sejalan’ yang langsung memapak pukulan 'Pelebur Sukma' milik

    Last Updated : 2024-05-04

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1142. Part 19

    Maka, pendekar tampan yang ternyata sejak tadi diintip oleh Sundari dari celah pintu dapur itu, mencoba mengutarakan maksudnya kepada Pak Tua pemilik kedai tersebut. "Apakah kau menyediakan kamar untuk penginapan, Ki?""Tidak. Maksudmu bagaimana, Baraka?""Kalau ada kamar, aku akan bermalam di sini. Aku ingin tahu siapa bayangan hitam itu. Karena..., terus terang saja, kedatanganku kemari adalah dalam perjalanan menemui Raja Hantu Malam.""Hahh...!" Ki Rosowelas terkejut. Baraka memang tidak jelaskan pokok masalah sebenarnya agar tak mengundang perhatian terlalu besar bagi si pemilik kedai itu.Baraka hanya berkata, "Aku punya sedikit urusan dengan Raja Hantu Malam dan harus segera kuselesaikan. Jika bayangan hitam itu memang Raja Hantu Malam, berarti aku tak perlu susah-susah mendaki Gunung Keong Langit. Jika memang bukan dia, maka kita semua akan tahu siapa sebenarnya bayangan hitam itu.""Tapi dia berbahaya, Baraka. Bayangan hitam itu, baik dia

  • Pendekar Kera Sakti   1141. Part 18

    Karena tutur katanya sopan dan wajah Baraka tidak kelihatan bengis, maka Ki Rosowelas pun mempersilakan Baraka untuk masuk ke kedainya. Kedai itu tidak ditutup semua, melainkan disisakan satu pintu untuk keluarnya Baraka nanti. Selain mengisi perutnya, Baraka juga memesan secangkir arak. Dua potong ketan bakar dinikmati pula sebagai pengisi perutnya. Ki Rosowelas menemani Baraka dengan ikut menikmati secangkir arak pula.Seorang gadis manis berkulit hitam segera bergegas ke belakang setelah membantu beberes tempat itu. Gadis manis berusia sekitar dua puluh tahun itu adalah anak tunggal Ki Rosowelas yang terlambat lahir. Gadis itu bernama Sunari, yang lahir pada saat Ki Rosowelas sudah berusia empat puluh tahun.Mulanya Ki Rosowelas dan mendiang istrinya merasa tidak akan punya keturunan, karena sudah bertahun-tahun hidup berumah tangga tapi tidak pernah mempunyai anak. Ketika mereka sudah berusia separo baya, sang istri justru hamil. Tapi sayang sang istri harus mening

  • Pendekar Kera Sakti   1140. Part 17

    "Kuhancurkan tubuh Sumbaruni jika kau tak mau tunduk padaku, Baraka!" kata Nila Cendani mengancam dengan suara dingin."Aku tak akan pernah tunduk pada orang sesat sepertimu, Nila Cendani!""Bagus. Kalau begitu kau ingin lihat tubuh Sumbaruni hancur sekarang juga!"Wuuut...! Claaap...!Dari mata Nila Cendani melesat selarik sinar biru bening ke arah tubuh Sumbaruni yang terkapar tak berdaya itu. Baraka yang memang mengetahui kalau serangannya bisa menyentuh Ratu Tanpa Tapak, cepat patahkan sinar biru itu dengan lepaskan jurus 'Tapak Dewa Kayangan', yaitu Sinar putih perak yang keluar dari telapak tangan yang disatukan di dada dan disentakkan ke depan.Baraka memang sudah mengetahui keistimewaan akan dirinya yang akan selalu perjaka, walaupun keperjakaannya itu sudah di obral kesana kemari.Claap...!Blegaaarrr...! Ledakan lebih dahsyat dari yang tadi telah membuat tanah bagaikan diguncang gempa hebat. Tiga pohon di seberang sana tumba

  • Pendekar Kera Sakti   1139. Part 16

    Dalam perjalanannya menuju Gunung Keong Langit, yang menurut keterangan Tabib Awan Putih, bentuk gunung itu seperti rumah keong raksasa itu, Baraka sempat berpikir tentang semua kata-kata dan penjelasan tabib bungkuk itu."Mungkin memang karena tak beristri lagi, maka Raja Hantu Malam kembali ke jalan yang sesat karena tak ada orang yang mengingatkannya. Tapi mengapa diawali dari dasar laut? Mengapa sasaran pertamanya Ratu Asmaradani? Apakah dengan begitu tingkah lakunya tidak mudah tercemar di permukaan bumi? Atau karena Raja Hantu Malam tak bisa menahan hasratnya untuk beristri lagi dan sudah lama mengincar Ratu Asmaradani yang masih tampak muda itu?"Renungan itu patah. Langkah pun terhenti. Pandangan Baraka segera tertuju ke arah kirinya. Di sana ada tanah lega berpohon jarang. Di atas tanah itu tampak dua orang mengadu kesakitan dengan letupan-letupan yang kadang menjadi ledakan mengguncang tanah. Baraka segera bergegas ke pertarungan dua perempuan yang jaraknya l

  • Pendekar Kera Sakti   1138. Part 15

    Pada saat Pendekar Kera Sakti tercengang, wajah Ratu Asmaradani tertunduk malu dan sedih. Tapi suaranya terdengar jelas, "Paksa dia untuk sembuhkan diriku, Baraka. Jika memang sangat terpaksa, kalahkan dia dengan caramu. Aku mohon bantuanmu. Pendekar Kera Sakti...!"Baraka masih tertegun merinding melihat keganasan ilmu 'Racun Siluman', ia dapat bayangkan alangkah menderitanya hidup tanpa bagian perut ke bawah.-o0o-RINDU MALAM hanya diizinkan oleh Ratu Asmaradani mengantar Baraka sampai di permukaan laut saja. Ia harus segera kembali, karena sang Ratu punya firasat adanya rasa cinta di hati Rindu Malam. Bahkan sebelum ia ditugaskan mengantarkan Baraka ke permukaan laut, sang Ratu sudah berpesan kepada semua rakyat dan orang-orang bawahannya, "Tak satu pun boleh mencintai Baraka dan merayunya. Dia orang terhormat, murid dari kakak sepupuku. Apalagi kalau dia berhasil kalahkan Raja Hantu Malam, kalian semua, termasuk aku, berhutang budi kepadanya.

  • Pendekar Kera Sakti   1137. Part 14

    "Ibuku adalah adik dari ibunya Dewi Pedang. Jadi cukup dekat hubunganku dengan bibi gurumu itu, Baraka."Pendekar tampan angguk-anggukkan kepala. Senyumnya kian mekar berseri menggoda hati para prajurit di pinggiran ruang pertemuan itu. Pendekar Kera Sakti merasa lega dan bangga bisa bertemu dengan Ratu Asmaradani, yang dalam urutan silsilah termasuk orang yang patut dihormati dan dilindungi, sebab adik dari gurunya sendiri. Tetapi Baraka diam-diam menyimpan keheranan kecil."Tentunya dia punya ilmu tinggi. Tapi mengapa dia tak bisa selesaikan persoalannya sendiri? Mengapa harus meminta bantuan padaku?"Kemudian Baraka pun bertanya, "Jadi, bagaimana aku harus memanggilmu, Nyai Ratu? Bibi atau....""Terserah kau. Bukan panggilan hormatmu yang kubutuhkan, tapi kesaktianmu yang kuharapkan bisa menolongku.""Boleh aku tahu apa kesulitanmu, Nyai Ratu?""Beberapa waktu yang lalu, seorang lelaki berilmu tinggi dapat masuk ke negeri ini. Ia mengaku

  • Pendekar Kera Sakti   1136. Part 13

    "Gusti Ratu kami mempunyai ilmu 'Latar Bayangan' yang membuat semua pemandangan di sini seperti pemandangan di permukaan pulau," kata Kelana Cinta."Apakah di sini juga ada siang dan malam?""Ya. Kami juga mengenal siang dan malam, tapi kami tak punya matahari dan rembulan," jawab Rindu Malam."Hanya orang berilmu tinggi dan mempunyai kepekaan indera keenam saja yang bisa sampai di tempat kami ini. Tetapi jika kau tinggal di sini, kau akan dibekali ilmu tersendiri yang bisa membuatmu keluar masuk ke negeri kami, seperti contohnya ilmu yang kugunakan membawamu kemari tadi," kata Kelana Cinta."Seandainya ada...." Kelana Cinta tak jadi teruskan kata, ia melihat seorang wanita berjubah perak muncul di serambi istana. Wanita berambut pendek itu membungkukkan badannya, memberi hormat kepada Baraka.Maka Kelana Cinta berkata, "Sebaiknya kita segera masuk ke istana. Pendeta Agung Dewi Rembulan sudah mempersilakan kita untuk menghadap sang Ratu.""O

  • Pendekar Kera Sakti   1135. Part 12

    "Aneh sekali!" gumam Baraka sambil memandang pulau gundul yang seolah-olah tempat pengasingan amat menyedihkan. Tak ada tonggak, tak ada pohon, tak ada atap, tak ada apa-apa. Tentu saja Pendekar Kera Sakti bingung mencari di mana negeri Samudera Kencana itu.Rindu Malam membawa Baraka persis ke tengah pulau. Kelana Cinta segera lakukan gerakan aneh. Kedua tangannya direntangkan, lalu mengeras, dan bergerak saling mendekat di depan dada. Kedua tangan itu saling bertemu, tapi hanya ujung telunjuk dan ujung jempolnya saja yang bertemu, jari lainnya menggenggam rapat. Kelana Cinta memusatkan pikirannya, mengerahkan tenaga untuk keluarkan kekuatan aneh dari ujung pertemuan dua telunjuk tersebut.Kejap berikut, ujung telunjuk itu lepaskan selarik sinar warna-warni, bagaikan sinar pelangi. Sinar itu melesat tanpa putus, mengarah ke tanah cadas berumput laut. Sinar itu bergerak sesuai dengan langkah kaki Kelana Cinta yang mengelilingi tubuh Rindu Malam dan Baraka. Sinar warna-

  • Pendekar Kera Sakti   1134. Part 11

    "Memang... memang hanya salah paham saja."Baraka tertawa, tapi Rindu Malam dan Sumbaruni saling lirik penuh hasrat untuk saling menyerang. Hasrat itu sama-sama mereka tahan supaya tidak membuat si pendekar tampan besar kepala, karena merasa diperebutkan.Tiba-tiba sekelebat bayangan datang dari arah belakang Sumbaruni. Bayangan itu tahu-tahu sudah berwujud di depan mereka, membuat Sumbaruni dan Baraka sedikit tercengang melihat penampilan seorang tokoh tua berambut panjang abu-abu, berbadan kurus dan berjubah putih kusam. Orang itu bukan orang tua yang bertarung aneh di puncak bukit seberang tadi, melainkan seorang tokoh tua yang amat dikenal Baraka dan Sumbaruni. Dia adalah Raja Maut, tokoh beraliran putih yang tidak sempat hadir dalam pertemuan di Bukit Kayangan untuk membicarakan pelaku pembunuhan Ki Empu Sakya."Sumbaruni, syukurlah kau bisa kutemui di sini!" kata Raja Maut."Ada apa, Prasonco?" tanya Sumbaruni menyebutkan nama asli Raja Maut.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status