Share

44. Racun Pembunuh Naga

"Hmmm... Kalau cuma puyer picisan, mana dapat melawan pengaruh 'Racun Pembunuh Naga'!” ejek Mahisa Birawa.

"Keparat! Licik sekali kau, Jahanam!" umpat Kakaroto sambil mendekap dadanya yang mulai sesak.

"Binatang culas! Kau benar-benar bukan manusia, Mahisa Birawa!" tambah Sawuni dengan napas memburu, dadanya terasa sesak pula. Mendengar kata-kata kasar Kakaroto dan Istrinya, Mahisa Birawa mengerutkan kening. Dia sedikit heran melihat ketahanan tubuh suami-istri yang telah berusia lanjut itu. Sebenarnya, bila seseorang telah menghirup 'Racun Pembunuh Naga', maka tak sampai tiga tarikan napas kemudian, jiwa orang itu pasti dijemput maut.

"Hmmm... Aku dapat memastikan bila puyer 'Penghidup Jiwa' sama sekali tak mampu melawan pengaruh 'Racun Pembunuh Naga'...," gumam Mahisa Birawa. "Tapi kenapa mereka bisa bertahan cukup lama. Hmmm... Kemungkinan besar mereka mempunyai tenaga simpanan. Agar tak mengulur waktu, lebih baik ku lumatkan tubuh kakek nenek yang sok

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status