Share

369. Part 19

Mata si pemuda dari lembah kera itu mulai terkesiap curiga memandang kemunculan orang tersebut. Ia biarkan orang itu datang mendekatinya dan berhenti di depannya dalam jarak sekitar dua tombak.

"Apa maksudmu menemuiku di sini, Hantu Cungkring?" tanya Baraka dengan kalem.

Ia tahu tokoh tua yang kurus, kempot, dan sedikit bungkuk itu adalah Hantu Cungkring, gurunya Awan Sari. Kali ini Hantu Cungkring tampil tanpa tongkat. Jelas bukan karena menuntut kematian Cungkring Neraka, adik seperguruannya yang tewas di tangan Baraka. Tapi tentunya kedatangan Hantu Cungkring punya hubungan erat dengan Patung Dedemit.

"Aku tertarik dengan jurus mainanmu tadi, Baraka. Fantas kalau muridku si Awan Sari kalah melawanmu," kata Hantu Cungkring yang tak bisa menyebut huruf 'P', diganti dengan huruf 'F'.

Sambungnya lagi dengan sikap acuh tak acuh, "Aku layak menuntut kematian adik ferguruanku itu, juga membalaskan kekalahan muridku. Tafi, kalau fatung itu kau serahkan fadaku,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status