Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 29. Pertempuran Seru

Share

29. Pertempuran Seru

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-30 01:01:11

Mendengar aba-aba itu, lebih dari lima puluh orang dengan spontan berlompatan keluar dari persembunyian mereka diikuti oleh empat pimpinan mereka. Dengan semangat tinggi mereka menyerbu ke arah kapal. Seperti telah direncanakan, sekitar lima puluh orang anak buah itu segera membantu Tuak Iblis menghadapi sembilan pendekar dari Cina itu.

Sedangkan empat pemimpin mereka kini mengurung pemimpin pendekar muda dari Cina yang sudah diketahui berilmu tinggi.

Pertarungan yang tadinya tidak seimbang kini bertambah seru, karena banyak para penyerang mengalami kematian.

Bahkan dua orang pemimpin mereka entah bagaimana nasibnya. Semangat para penyerang yang tadinya telah melemah, kembali berkobar. Mereka dengan berani mencoba merangsek sembilan pendekar muda dari Cina, walau untuk itu mereka harus mengorbankan nyawa. Sebab, sembilan pendekar muda dari Cina itu ternyata bukan lawan enteng. Ilmu mereka semuanya setara, membuat gerakan mereka terlihat demikian kompak dan cepat

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   30. Pertarungan Sengit

    Pedangnya digerakkan dengan membentuk putaran di atas kepala. Sementara tangan kirinya yang tidak bersenjata, turut menghempas pukulan dahsyat ke depan, sedangkan kaki kanannya dengan gerakan tak kalah gesit, menyepak ke belakang. Sungguh sebuah gerakan yang sangat hebat. Jarang orang bisa melakukan gerakan-gerakan seperti itu. Hampir semua anggota tubuhnya merupakan senjata ampuh.“Heaaa....!”Keempat penyerang kembali harus membuka mata menyaksikan gerakan yang aneh dan dahsyat itu. Akan tetapi, tak ada kesempatan lagi bagi mereka untuk menarik serangan karena jarak antara mereka dengan Han Jin telah demikian dekat.Trang!Benturan senjata mereka dengan pedang Han Jin terjadi, menciptakan percikan api dan keterkejutan keempat penyerangnya. Tangan mereka seperti kesemutan.Sementara itu, Han Jin rupanya mengalami luka dalam yang cukup parah akibat benturan tadi. Hingga dari sudut bibirnya meleleh darah kehitaman. Han Jin menggeleng-gel

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Pendekar Kera Sakti   31. Si Cantik Mei Lie

    Pendekar malang itu memekik dengan mata melotot. Tangannya berusaha mencabut tombak yang menancap di punggungnya, namun maut telah mendahului. Tubuhnya limbung, kemudian jatuh terkulai tanpa nyawa.Kepanikan datang mendera keenam pendekar muda dari Cina yang masih hidup, terlebih ketika mereka mendengar jeritan yang menyayat. Ketika mata mereka melirik ke arah kakak seperguruan mereka yang tengah menderita luka dalam, mata mereka membelalak khawatir.Han Jin terlihat memegangi kepalanya yang melelehkan darah, tersabet pedang di tangan Pedang Akhirat. Han Jin masih berusaha mempertahankan diri, akan tetapi darah yang banyak keluar menjadikannya tak mampu. Tubuhnya ambruk dan mati.Tuak Iblis yang melihat gelagat itu dengan segera memberi semangat pada sisa-sisa anak buahnya yang masih berjumlah dua puluh lima orang."Habiskan mereka"Pertarungan jelas semakin tidak seimbang dengan hilangnya rasa percaya diri pada keenam pendekar muda dari Cina itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Pendekar Kera Sakti   32. Dendam Masalalu

    "Entah mengapa, mereka sepertinya tidak bermaksud membunuhku," tutur Mei Lie setelah menceritakan semua kejadian yang menimpa mereka."Jadi, mayat-mayat yang kemarin kutemui, adalah mayat para pengawal kapal ayah Nona?" tanya Baraka berusaha memastikan."Tidak semuanya. Pengawal kami hanya sepuluh orang. Selebihnya adalah begundal orang yang kudengar bernama Wasesa," jawab Mei Lie menegaskan, membuat mata pemuda itu membelalak mendengar nama Wasesa kembali diucapkan oleh seseorang sebagai simbol kejahatan dan kekejaman.Ingatan pemuda tampan yang tingkah lakunya seperti orang sinting itu seketika kembali ke masa delapan tahun silam. Saat ayah dan ibunya dikeroyok oleh Wasesa dan begundalnya. Dia sudah mendatangi desa di tempat dia dilahirkan. Di sana telah didapatnya berita kalau ayah dan ibunya mati di tangan Wasesa."Jahanam! Orang itu benar-benar jahanam" dengus Baraka seraya mengepalkan tinjunya. Tapi secepat itu pula, pemuda itu tersenyum-senyum sera

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Pendekar Kera Sakti   33. Kesaktian Baraka, si Bocah Kera

    Sesaat Baraka menghentikan ucapannya, memandang lekat wajah Wasesa yang berubah terkejut. Pemuda itu terkekeh, seakan perubahan wajah Wasesa merupakan hal lucu yang tak mampu menahan tawanya."Ibuku bernama Dewi Salindri. Seorang wanita yang setia pada suaminya. Dan karena cinta butamu, kau berusaha memperkosa ibuku. Nah Cukup jelas, bukan?"Merah padam wajah Wasesa dilanda amarah. Kini tak ada waktu lagi untuk membiarkan pemuda sinting itu hidup. Pemuda itu akan senantiasa menjadi duri dalam setiap sepak terjangnya. Dengan mendengus sengit Wasesa berseru memerintahkan pada ketiga rekannya untuk menyerang."Bunuh pemuda sinting itu..."Tanpa diperintah dua kali, ketiga pengikutnya segera menyerang pemuda gila yang masih cengengesan sambil menggaruk-garuk kepala menyaksikan tiga orang menerjang ke arahnya."Bocah edan Terimalah kematianmu Heaaa..."Pedang Akhirat yang sudah tahu siapa pemuda yang menjadi lawannya, kini tidak tanggung-tanggung

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Pendekar Kera Sakti   34. Ilmu Angin Es dan Api

    Singgg...!Senjata lawan menderu ke arah Pendekar Kera Sakti. Sesaat lagi, pasti batok kepalanya akan remuk dihantam rantai berduri milik lawan. Dalam keadaan kritis, pemuda itu mencabut Suling Krishna dari ikat pinggangnya. Kemudian ditebaskannya suling itu ke atas dengan mengerahkan sisa tenaga dalamnya yang dilapisi Tenaga Angin Es dan Api.“Heaaa...!”Trang!Percikan bunga api keluar ketika dua senjata itu beradu. Pendekar Kera Sakti terpental, jatuh terduduk dengan darah meleleh dari sela-sela bibirnya. Sedangkan mata Kelangit Sepuh melotot tegang ke arahnya. Dari mulutnya keluar kata terputus-putus."Kau.... Kau Pendekar Kera Sakti... Ka..." Belum usai ucapannya, tubuh Kelangit Sepuh telah terjungkal setelah mengeluarkan darah kehitaman. Sesaat dia mengerang, kemudian mati dengan tubuh biru.Nyi Bangil terlonjak ke belakang dengan mata melotot tegang. Tatapannya ngeri, menyaksikan betapa dahsyatnya tenaga dalam pem

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Pendekar Kera Sakti   35. Jurus Kera Sakti

    Gerakannya kelihatan lamban dan lemah gemulai, membuat Wasesa menganggap enteng. Wasesa segera menyabetkan harpa di tangannya ke arah lawan. Dia menyangka gerakan Pendekar Kera Sakti yang lamban dan lemah itu tak akan mampu mengelakkan sabetan harpanya. Tapi betapa terkejut hatinya ketika menyaksikan apa yang terjadi. Menurut dugaannya tak akan mampu mengelakkan serangannya, ternyata justru sebaliknya. Meski gerakan pemuda itu kelihatan lamban dan lemah, namun justru dengan mudahnya mengelak. Hanya dengan menggeser kaki ke samping dan melenturkan tubuh dengan membungkuk dan mendongak, semua serangan lawan dapat dielakkannya. Bahkan kini tepukan pemuda itu mengejutkan Wasesa. Plak! Hampir saja Wasesa dapat ditepuk oleh tangan pemuda itu, kalau tubuhnya tidak segera melompat ke belakang. Tidak alang kepalang kagetnya Wasesa ketika tiba-tiba tangan pemuda yang seperti menari itu telah dekat ke arahnya. Padahal dia telah menguras ilmu meringankan tubuh, n

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-01
  • Pendekar Kera Sakti   36. Telaga Bidadari

    “Heaaa...!”Dua senjata di tangan mereka, dan pukulan sakti di tangan kiri masing-masing siap beradu. Dan....Trak!“Hiaaat..!”Trak! Desss!'Pukulan Pasir Baja' yang dilontarkan Wasesa tersapu oleh 'Ilmu Angin Es dan Api' yang dilontarkan Pendekar Kera Sakti. Tubuh Wasesa bahkan turut terpental dan melayang bagai tanpa bobot, diikuti pekikan menyayat.Sementara harpa yang menjadi senjata andalannya nampak hancur berantakan, tak mampu menandingi Suling Krishna. Saat tubuh Wasesa melayang, dengan cepat Nyi Bangil segera berlari menyongsongnya. Pedang di tangan wanita cantik itu berkelebat cepat"Hiyaaa..."Desss!"Aaa..."Lengkingan kematian terdengar, bersamaan dengan ambruknya tubuh Wasesa tanpa nyawa. Tubuhnya hancur terbabat pedang Nyi Bangil yang kini justru menangisi kematiannya. Kematian orang yang dicintai, sekaligus dibencinya.Pendekar Kera Sakti tertegun sesaat men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Pendekar Kera Sakti   37. Pertemuan lagi dengan Kemuning

    "Pak Tua...," sapa si pemuda. "Saya hendak bertanya, apakah Telaga ini bernama Telaga Bidadari?" Kakaroto tak langsung menjawab. Ditatapnya sosok si pemuda dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Melihat kegagahan dan ketampanan pemuda itu, Kakaroto berpikir, "Anak angkatku juga punya kesempurnaan wajah dan tubuh. Hmmm.... Alangkah senangnya aku andai pemuda ini bersedia kujadikan mantu." Berpikir demikian, untuk beberapa saat si kakek lupa pada masalah pelik yang harus segera diselesaikannya. "Eh, Pak Tua," tegur si pemuda yang melihat Kakaroto terlongong bengong. "Eh ya, ya.... Ada apa, Anak Muda?" kesiap Kakaroto. Si pemuda tersenyum. Sementara, Kakaroto menatapnya dengan kening berkerut. Namun, di balik tatapan Kakaroto yang penuh tanda tanya itu, tersimpan kekaguman yang mencetuskan sebuah harapan. "Inikah yang disebut Telaga Bidadari, Pak Tua?" pemuda berpakaian hitam-hitam bertanya lagi. "Ya," jawab Kakaroto. "Agaknya, kau datang dari j

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1159. Part 15

    Rupanya Ki Randu Papak berlari menuju arah datangnya sinar merah yang meletup di angkasa tadi. Tetapi gerakannya mampu dipatahkan oleh Baraka yang tahu-tahu menghadang langkahnya.Jleeg...!"Mau lari ke mana kau, Raja Hantu Malam!" tegur Baraka tak ramah lagi."Baraka, minggirlah dulu. Aku punya urusan dengan seseorang! Setelah kuselesaikan urusanku ini, kita bicara lagi mencari kebenaran fitnah itu!""Tak kubiarkan kau lari tinggalkan tanggung jawabmu. Raja Hantu Malam!""Jangan paksa aku melukaimu, Baraka!""Tidak. Aku hanya ingin paksa dirimu mengobati Ratu Asmaradani yang terkena 'Racun Siluman' itu!""Itu bukan tanggung jawabku, Baraka! Aku tidak melakukannya!" sentak Ki Randu Papak. "Tapi kalau kau ingin aku membantumu, aku sanggup membantumu. Tapi nanti, setelah kuselesaikan urusanku dengan Dampu Sabang!""Sekarang juga kau harus lakukan penyembuhan terhadap Ratu Asmaradani!""Tidak bisa! Aku sudah punya janji unt

  • Pendekar Kera Sakti   1158. Part 14

    Perubahan wajah yang ada pada Ki Randu Papak tampak jelas sebagai ungkapan rasa kaget, namun juga rasa tidak percaya. Baraka sengaja diam untuk menunggu kata-kata dari sang kakek itu."Apa maksudmu dengan mengatakan aku menipumu, Pendekar Kera Sakti? Kata-katamu menyimpang dari watak kependekaranmu yang harus bicara jujur.""Aku bicara yang sebenarnya, Ki Randu Papak. Kau boleh buktikan sendiri ke Lembah Sunyi. Hanya ada dua murid yang selamat dari pembantaian sadis itu, karena mereka sedang diutus ke pesisir selatan.""Sepertinya kau bicara mengigau. Tapi baiklah, kucoba untuk mempercayai kata-katamu. Lalu, bagaimana dengan Resi Wulung Gading sendiri? Apakah dia ikut menjadi korban?"Baraka menggeleng berkesan dingin, "Resi Wulung Gading bertapa di Gua Getah Tumbal. Mungkin sampai sekarang belum mengetahuinya.""Kalau begitu aku harus ke Gua Getah Tumbal untuk memberitahukan hal itu kepada Resi Wulung Gading!" tegas Ki Randu Papak.Tiba-tib

  • Pendekar Kera Sakti   1157. Part 13

    Blaaar...!Sinar hijau itu pecah menjadi lebar, lalu padam seketika. Tubuh Siluman Selaksa Nyawa terpelanting dalam keadaan mengepulkan asap. Kerudung kain hitamnya hangus sebagian. Mulutnya keluarkan darah kental. Matanya menjadi merah bagai digenangi cairan darah. Tongkat El Mautnya menjadi putih bagaikan dilapisi busa-busa salju."Keparat!" gumamnya lirih, lalu ia sentakkan kaki dan lari tinggalkan tempat itu secepatnya. Baraka pun bergegas mengejar, tetapi Sumbaruni segera berseru, "Biar kubereskan dia!" dan perempuan cantik itu segera melesat dengan cepat mengejar Siluman Selaksa Nyawa. Sedangkan Baraka segera berpaling ke belakang untuk melihat siapa orang yang telah selamatkan jiwanya dari serangan lima larik sinar hijau tadi."Oh, kau...!" Baraka terkejut bukan kepalang.Ternyata orang yang melepaskan sinar merah berbentuk lingkaran tadi adalah Raja Hantu Malam, alias Ki Randu Papak."Kau terlambat sedikit, Baraka! Sinar hijau itu harus dib

  • Pendekar Kera Sakti   1156. Part 12

    Bukit itu tidak terlalu tinggi. Tanamannya tidak begitu rimbun. Bagian puncak bukit termasuk datar dan mempunyai tempat yang enak untuk sebuah pertarungan. Rimbunan semaknya tumbuh secara berkelompokkelompok. Dan di salah satu rimbunan semak berdaun lebar itulah Baraka bersembunyi mengintai sebuah pertarungan. Ternyata pertarungan itu adalah pertarungan yang tidak disangka-sangka oleh Baraka. Bukan pertarungan Raja Hantu Malam melawan Dampu Sabang, melainkan pertarungan antara Sumbaruni dengan orang berkerudung kain hitam dan membawa senjata tombak El Maut yang ujungnya mirip sabit.Orang itu adalah tokoh sesat yang diburu-buru oleh Pendekar Kera Sakti selama ini. Dia tak lain adalah Siluman Selaksa Nyawa, yang mempunyai wajah pucat dan dingin.Tentu saja Pendekar Kera Sakti terkejut sekali melihat tokoh sesat itu muncul di bukit tersebut dan lakukan pertarungan dengan Sumbaruni. Apa persoalan mereka, Baraka tidak tahu secara pasti. Tetapi sebagai orang yang sudah bebe

  • Pendekar Kera Sakti   1155. Part 11

    "Jadi... selama ini kaulah yang memberi kabar tentang pemuda-pemuda yang akan diculiknya?""Ya. Karena itu syarat untuk menjadi muridnya.""Kau salah, Sundari. Kau tidak boleh membantu pihak yang sesat seperti Nyai Sedah itu.""Tapi aku ingin memiliki ilmu seperti yang dimilikinya!""Ada jalan lain, tanpa harus membantunya melakukan kejahatan."Sundari kian menangis di sela malam bercahaya rembulan. Baraka mencoba memahami jalan pikiran lugu gadis desa itu. Akhirnya ia bertanya, "Lalu mengapa kau tadi mau dibunuhnya?""Sejak kemarin ia mencarimu, tapi aku tak mau kasih tahu di mana dirimu! Aku takut kau dijadikan korban seperti pemuda lainnya. Lalu, malam ini ia mendesakku lagi, tapi tidak percaya kalau kukatakan bahwa kau ke puncak. Rupanya dia bermaksud serahkan dirimu kepada suaminya, yang juga sebagai gurunya, ia merelakan diperistri oleh suaminya itu hanya untuk dapatkan ilmu-ilmu sakti seperti yang dimilikinya sekarang ini. Tapi menuru

  • Pendekar Kera Sakti   1154. Part 10

    "Dia ke puncak! Carilah di puncak sana!" jawab Sundari dengan rasa marah yang tak mampu dilampiaskan. Tangisnya kian terdengar jelas dari tempat Baraka bersembunyi di atas pohon."Tidak mungkin, Sundari! Aku bukan orang bodoh yang bisa kau bohongi! Kau ingin menjebakku di puncak sana, bukan!""Ttt... tidak!""Kau bohong! Aku jadi muak padamu!"Sreeet...!Orang berkerudung hitam itu mencabut pisau sepanjang dua jengkal dari balik baju hitamnya. Pisau itu hendak ditikamkan ke dada Sundari. Tapi Baraka segera lepaskan pukulan 'Jari Guntur'-nya lewat sentilan tangan.Taaas...!Tenaga dalam yang dilepaskan lewat sentilan tangannya itu tepat kenai pelipis orang berpakaian hitam.Dees...!Orang itu pun tersentak dan terpelanting ke samping bagaikan terkena tendangan kuda binal. Ia berguling-guling tiga kali, lalu cepat ambil sikap berdiri lagi.Wuuut...! Jleeg...!Baraka turun dari atas pohon langsung berhadapan d

  • Pendekar Kera Sakti   1153. Part 9

    Dengan gemuruh kemarahan mulai membakar darah dan menyesakkan dada, Pendekar Kera Sakti segera jejakkan kaki ke tanah dan melesat pergi menuju puncak Gunung Keong Langit itu. ia harus bisa mencapai pondok Raja Hantu Malam sebelum bumi menjadi gelap dan malam pun tiba."Tapi tunggu dulu," katanya sendiri. "Jika benar kata Dul, bahwa pembantaian itu dilakukan pada malam hari, maka ada baiknya aku justru mengintai di dekat pondoknya, apakah ia keluar pada malam hari atau tetap di tempat?"Sampai puncak gunung suasana telah gelap. Hawa dingin begitu mencekam kuat. Namun Baraka berusaha tetap di balik kerimbunan semak, mengawasi pondok Raja Hantu Malam. Berulang kali ia garuk-garuk kepala untuk menghalau hawa dingin yang hadir bersama kabut putih.Untung saja Baraka memiliki Ilmu Angin Es Dan Api ditubuhnya. Seandainya tidak, maka tubuhnya akan berubah menjadi gumpalan salju dan darahnya akan membeku dicekam hawa dingin yang amat tinggi itu. Ilmu Angin Es Dan Api yan

  • Pendekar Kera Sakti   1152. Part 8

    Sukat menimpali kata, "Waktu kami tiba, masih ada yang bertahan hidup dalam luka parah. Dia sempat memberi tahu bahwa musibah ini terjadi dua hari yang lalu. Seseorang telah datang dan mengamuk ganas di sini.""Mana temanmu yang terluka parah itu? Aku ingin menanyainya.""Tidak bisa," jawab Sukat dengan sedih."Hanya menanyakan sesuatu saja.""Tetap tidak bisa.""Kenapa?""Karena dia sudah pergi, nyawanya terbang sebelum siang tiba," jawab Sukat yang berambut cepak dan berwajah cengeng itu. Ia menangis walau tak terdengar suara isakannya."Apakah dia tahu siapa orang yang membantai teman-temanmu ini?"Dul yang menjawab, "Menurut keterangannya, orang itu berjuluk Raja Hantu Malam. Datangnya pada malam hari."Seketika itu alis mata Baraka beradu, dahi berkerut, dan mata menatap tajam, ia sangat terkejut mendengar nama itu disebutkan oleh si Dul. Ia hampir-hampir tidak mempercayainya. Dengan segera napas pun ditarik dan dih

  • Pendekar Kera Sakti   1151. Part 7

    "Siapa namamu, Sobat?" tanya Baraka mengakrabkan diri."Dul," jawabnya singkat tanpa berani memandang."Dul siapa?""Dul ya Dul," jawabnya makin merasa terpojok, ia berhenti menebangi anak bambu dan memasukkan goloknya. Lalu tanpa memandang lagi ia pergi meninggalkan Baraka, ia merasa lebih baik segera tinggalkan tempat itu karena merasa cemas kalau-kalau orang yang tadi dikuntitnya tiba-tiba menyerang ganas.Dalam hatinya mengakui bahwa orang yang dikuntitnya itu ilmunya sangat tinggi, tidak sebanding dengan ilmunya sendiri. Mulanya Dul melangkah pelan-pelan, berlagak santai. Makin lama melirik ke belakang, melihat Baraka masih di tempat memandanginya. Langkahnya sedikit cepat, tapi masih dibuat sesantai mungkin.Lama-lama, wuuut..! ia melarikan diri secepat-cepatnya dan ingin memberitahukan kehadiran Baraka kepada seorang teman.Zlaaap...!Baraka pun cepat tinggalkan tempat, bergerak bagaikan anak panah lepas dari busurnya. Dalam wa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status