Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 35. Jurus Kera Sakti

Share

35. Jurus Kera Sakti

last update Last Updated: 2024-05-01 01:04:40

Gerakannya kelihatan lamban dan lemah gemulai, membuat Wasesa menganggap enteng. Wasesa segera menyabetkan harpa di tangannya ke arah lawan. Dia menyangka gerakan Pendekar Kera Sakti yang lamban dan lemah itu tak akan mampu mengelakkan sabetan harpanya. Tapi betapa terkejut hatinya ketika menyaksikan apa yang terjadi.

Menurut dugaannya tak akan mampu mengelakkan serangannya, ternyata justru sebaliknya. Meski gerakan pemuda itu kelihatan lamban dan lemah, namun justru dengan mudahnya mengelak.

Hanya dengan menggeser kaki ke samping dan melenturkan tubuh dengan membungkuk dan mendongak, semua serangan lawan dapat dielakkannya. Bahkan kini tepukan pemuda itu mengejutkan Wasesa.

Plak!

Hampir saja Wasesa dapat ditepuk oleh tangan pemuda itu, kalau tubuhnya tidak segera melompat ke belakang. Tidak alang kepalang kagetnya Wasesa ketika tiba-tiba tangan pemuda yang seperti menari itu telah dekat ke arahnya. Padahal dia telah menguras ilmu meringankan tubuh, n

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   36. Telaga Bidadari

    “Heaaa...!”Dua senjata di tangan mereka, dan pukulan sakti di tangan kiri masing-masing siap beradu. Dan....Trak!“Hiaaat..!”Trak! Desss!'Pukulan Pasir Baja' yang dilontarkan Wasesa tersapu oleh 'Ilmu Angin Es dan Api' yang dilontarkan Pendekar Kera Sakti. Tubuh Wasesa bahkan turut terpental dan melayang bagai tanpa bobot, diikuti pekikan menyayat.Sementara harpa yang menjadi senjata andalannya nampak hancur berantakan, tak mampu menandingi Suling Krishna. Saat tubuh Wasesa melayang, dengan cepat Nyi Bangil segera berlari menyongsongnya. Pedang di tangan wanita cantik itu berkelebat cepat"Hiyaaa..."Desss!"Aaa..."Lengkingan kematian terdengar, bersamaan dengan ambruknya tubuh Wasesa tanpa nyawa. Tubuhnya hancur terbabat pedang Nyi Bangil yang kini justru menangisi kematiannya. Kematian orang yang dicintai, sekaligus dibencinya.Pendekar Kera Sakti tertegun sesaat men

    Last Updated : 2024-05-02
  • Pendekar Kera Sakti   37. Pertemuan lagi dengan Kemuning

    "Pak Tua...," sapa si pemuda. "Saya hendak bertanya, apakah Telaga ini bernama Telaga Bidadari?" Kakaroto tak langsung menjawab. Ditatapnya sosok si pemuda dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Melihat kegagahan dan ketampanan pemuda itu, Kakaroto berpikir, "Anak angkatku juga punya kesempurnaan wajah dan tubuh. Hmmm.... Alangkah senangnya aku andai pemuda ini bersedia kujadikan mantu." Berpikir demikian, untuk beberapa saat si kakek lupa pada masalah pelik yang harus segera diselesaikannya. "Eh, Pak Tua," tegur si pemuda yang melihat Kakaroto terlongong bengong. "Eh ya, ya.... Ada apa, Anak Muda?" kesiap Kakaroto. Si pemuda tersenyum. Sementara, Kakaroto menatapnya dengan kening berkerut. Namun, di balik tatapan Kakaroto yang penuh tanda tanya itu, tersimpan kekaguman yang mencetuskan sebuah harapan. "Inikah yang disebut Telaga Bidadari, Pak Tua?" pemuda berpakaian hitam-hitam bertanya lagi. "Ya," jawab Kakaroto. "Agaknya, kau datang dari j

    Last Updated : 2024-05-02
  • Pendekar Kera Sakti   38. Menyamar

    Mendapat teguran itu, Kemuning cemberut. Lalu dengan sikap yang amat manja dan terkesan malu-malu, dia melangkah mendekati Baraka. Namun, diam-diam gadis berparas elok rupawan itu mengirim bisikan kepada Baraka dengan mempergunakan ilmu mengirim suara dari jarak jauh.“Baraka! Aku sedang melakukan penyamaran. Kuharap kau mau membantuku."Mendengar bisikan itu, Baraka terkesiap. Tapi, sebagai seorang pemuda yang pernah digembleng oleh Eyang Jaya Dwipa yang berkepandaian tinggi, Baraka segera tahu kalau bisikan yang didengarnya itu adalah suara Kemuning. Maka, walau dia belum tahu apa maksud Kemuning sebenarnya, bergegas dia menyambut jabatan tangan si gadis."Nah! Nah, begitu!" seru Kakaroto melihat Baraka dan Kemuning telah berjabat tangan. "Untuk selanjutnya, kau harus dapat melayani Baraka dengan baik, Kemuning. Kau harus dapat menyediakan semua keperluan Baraka. Karena, mulai saat ini dia telah menjadi anggota keluarga kita.""Ya. Ya...," sambut

    Last Updated : 2024-05-02
  • Pendekar Kera Sakti   39. Kau harus membantuku

    "Tentu saja aku bukan anak nelayan tua itu! Dia dan istrinya sudah begitu uzur. Bagaimana mungkin mereka punya anak seusia ku! Usiaku baru tujuh belas tahun! Kau harus tahu itu!""Eh! Kalau begitu, kenapa Kakaroto dan istrinya menyebut mu sebagai putri mereka. Apakah kau putri angkat mereka?""Hmmm.... Rupanya, otakmu bisa juga digunakan untuk berpikir. Mulai hari ini, kau harus membantuku, Baraka. Harus!""Kalau aku tak mau?" goda Baraka."Karena kau sudah mengetahui penyamaranku, terpaksa aku akan membunuhmu!" ancam Kemuning penuh kesungguhan seraya mencekal gagang pedang yang terselip di punggungnya."Eh! Tunggu dulu!" cegah Baraka. "Aku tadi cuma bercanda. Tapi..., kalau kau memang ingin membunuhku, mampukah kau melakukannya?"Kemuning melepas cekalannya pada gagang pedang. Selama ini Kemuning memang sudah pernah mendengar tentang nama besar Baraka sebagai Pendekar Kera Sakti, Kemuning merasa tak mampu menandingi kehebatannya."Ka

    Last Updated : 2024-05-02
  • Pendekar Kera Sakti   40. Maaf, aku khilaf

    Tanpa sadar, Kemuning memeluk tubuh Baraka."Kemuning... Kemuning...!" sebut Baraka, kaget melihat perubahan sikap si gadis."Kau tampan dan sangat gagah, Baraka..." desis Kemuning. "Aku... aku ingin kau memeluk ku, Baraka...." Dia tengadahkan wajahnya, mengharap ciuman si pemuda.... Aliran darah Baraka berdesir makin kuat. Keinginan yang sudah dia coba untuk ditahan malah semakin menguasai jalan pikirannya. Degup jantung Baraka mengencang. Dengus nafasnya memburu. Perlahan dia angkat kedua tangannya, lalu membalas pelukan Kemuning.... Baraka mencium kening Kemuning. Dan, Kemuning pun menerimanya dengan penuh perasaan. Matanya terpejam rapat. Bibirnya yang merah merekah tampak bergetar...."Kau cantik sekali, Kemuning...," ujar Baraka seraya mempererat pelukannya. Terbawa hasrat hatinya yang semakin menghentak-hentak, Baraka mencium bibir Kemuning. Sementara, Kemuning menikmati benar ciuman itu. Dia pun balas mencium. Hingga, kedua anak manusia itu saling pagut.

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kera Sakti   41. Aku memang bodoh

    Dan, apa yang terjadi di tanah berumput tebal tadi sudah cukup menjadi pelajaran bagi Kemuning. Dia tak ingin hal itu terulang lagi. Namun, dia tak pernah bisa mengerti, bagaimana dia bisa begitu terlena dalam dekapan Baraka. Bahkan, dia merasakan desakan nafsu birahi yang amat kuat. Apakah Baraka begitu menarik bagi dirinya. Kemuning tak pernah berpikir seperti itu sedikit pun. Walau belum lama berkenalan, Kemuning bisa menilai bila Baraka adalah pemuda jujur dan baik. Baraka tak mungkin berbuat jahat kepadanya. Tapi, bagaimana perbuatan tak senonoh itu hampir terjadi. Kemuning menggeleng-gelengkan kepalanya.Untuk sementara waktu, dia tak mau memikirkan peristiwa itu lagi. Dia ingin menangkap salah seorang anggota komplotan Dewa-Dewi. Dan, dengan bantuan Baraka, Kemuning yakin akan bisa mewujudkan keinginannya itu. Bila ada salah seorang anggota komplotan Dewa-Dewi yang tertangkap, orang itu bisa dipaksa untuk membongkar rahasia komplotannya."Kurasa, hari telah lewa

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kera Sakti   42. Itulah orang yang kita kejar

    Dari jarak sekitar dua puluh tombak, Kemuning menajamkan pandangan. Setelah mengetahui sosok tubuh yang ditunjukkan oleh Baraka, Kemuning langsung berkata, "Itulah orang yang kita kejar. Kita bersembunyi dulu. Dia harus ditangkap basah!"Kemuning meloncat di sisi bangunan besar yang tak lain dari sebuah toko, tanpa pikir panjang, Baraka langsung mengikuti.Sementara, malam semakin larut. Dingin yang menusuk tulang membuat sepi semakin berkuasa."Orang itu terus merayap di deretan kamar di tingkat tiga," ujar Baraka, terus memperhatikan tingkah laku kakek berikat kepala batik. "Hmmm... Dia membuat lubang di daun jendela dengan ujung jari telunjuk. Dia mengintip.,.. Apakah dia hendak mencuri. Atau...?""Diamlah!" sergap Kemuning. "Kita pasti akan tahu apa yang akan diperbuatnya nanti."Mendengar teguran itu, kontan Baraka mengunci mulut rapat-rapat. Namun matanya tak henti mengawasi segala gerak-gerik kakek berikat kepala batik. Kebetulan, toko yang

    Last Updated : 2024-05-03
  • Pendekar Kera Sakti   43. Iblis Seribu Wajah

    "Jangan harap kami akan melepaskanmu, Mahisa Birawa!" seru Kakaroto yang membawa senjata berupa dayung perahu yang terbuat dari kayu besi."Siapa kau! Begitu berani kau berbuat telengas di hadapan Iblis Seribu Wajah!"Mendengar bentakan Mahisa Birawa atau Iblis Seribu Wajah, istri Kakaroto tersenyum sinis. "Buka mata dan telingamu lebar-lebar, Mahisa Birawa! Kami adalah Sepasang Nelayan Sakti!" kenalnya. "Bertahun-tahun kami tinggal di pinggir Telaga Bidadari dengan maksud menghukum mati dirimu, Mahisa Birawa. Aku dan suamiku tahu persis bila kaulah biang pelaku yang telah membunuh puluhan tokoh silat beberapa tahun ini!""Sudah cukup lama aku berdiam diri di pinggir Telaga Bidadari dengan menyamar sebagai petani nelayan biasa, mustahil aku mau melepaskan dirimu, Mahisa Birawa!" tambah Kakaroto."Sepasang Nelayan Sakti...," desis Iblis Seribu Wajah. "Aku memang pernah mendengar kebesaran julukan kalian itu. Kalau tak salah aku menebak, kalian pasti Kakaro

    Last Updated : 2024-05-03

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1235. Part 2

    Mereka tiba di padepokan sang Resi ketika matahari mulai bergeser ke barat. Cahayanya masih terang benderang. Kedatangan mereka disambut oleh dua murid sang Resi yang luput dari pembantaian Dampu Sabang. Kedua orang itu adalah Dul dan Sukat."Guru tidak ada di tempat," kata Sukat"Ke mana beliau?""Pergi ke Bukit Kayangan," jawab Dul."Ke Bukit Kayangan!" Baraka berkerut dahi."Ya. Beliau ingin temui seorang tokoh sakti di sana bergelar si Setan Bodong!" kata Sukat tanpa menyadari bahwa yang diajak bicara adalah murid si Setan Bodong. Hal itu membuat Delima Gusti memandangi ke arah Baraka, sebab ia tahu bahwa Baraka adalah murid si Setan Bodong. Tapi karena Baraka berpikir beberapa saat, maka Delima Gusti pun segera ajukan tanya kepada Sukat."Kapan beliau pulang kemari?""Menurut hitungan, hari ini Guru pulang. Mungkin sedikit sore baru tiba.""Kalau begitu begini saja," kata Baraka kepada Delima Gusti. "Kau tunggu sang Resi d

  • Pendekar Kera Sakti   1234. Seruling Malaikat

    BARAKA terpaksa menemani Delima Gusti dalam perjalanan ke Lembah Sunyi, untuk menemui Resi Wulung Gading. Hal itu dilakukan Baraka demi memperoleh keterangan sejelas-jelasnya dari Delima Gusti tentang kebenaran kata-katanya itu. Sebab, hati Pendekar Kera Sakti kini diliputi kecemasan yang tersembunyi. Jika benar Pedang Kayu Petir akan dijadikan maskawin bagi Raja Tumbal untuk melamar Delima Gusti, itu berarti Pedang Kayu Petir sudah ada di tangan Raja Tumbal. Semakin sulit menumbangkan orang yang telah memiliki pusaka Seruling Malaikat itu."Kabarnya memang begitu, Gandar Saka sudah berusia banyak, tapi ia masih awet muda karena memang mempunyai ilmu awet muda. Ia seperti lelaki berusia tiga puluhan," tutur Delima Gusti."Kau pernah bertemu dengannya?""Pernah, yaitu ketika ia selamatkan ayahku dari ancaman orang-orang Pulau Dadap. Waktu itu kami masih bermusuhan dengan Pulau Dadap. Setelah itu aku tak pernah bertemu lagi, karena aku jarang ada di kadipaten. Bel

  • Pendekar Kera Sakti   1233. Part 22

    Wuuut...! Pedang itu kenai tempat kosong karena Delima Gusti menghindar dengan lompatan ke samping.Weess...! Dan ternyata dengan sentakan tangan yang terjulur bergerak ke belakang, pedang bergagang hitam itu bisa kembali mundur dengan cepat.Wuuut!Taab...! Dalam sekejap pedang itu sudah kembali ke tangan pemiliknya. Jurus itu belum pernah dilihat oleh Baraka. Tangan perempuan berpakaian hitam itu seperti mempunyai daya sedot yang mampu membuat pedangnya yang sudah melayang lurus menjadi kembali ke tempat semula. Tentu saja hal itu bisa dilakukan karena tenaga dalam yang tinggi dan sangat terkendali."Bahaya sekali jurus pedangnya itu," gumam Baraka masih belum mau bertindak.Tetapi di lain sisi, Delima Gusti pun lakukan jurus yang memukau, ia tak mau mundur setapak pun ketika lawannya maju menyerang. Pedangnya berkelebat cepat membuat tangkisan-tangkisan sambil mencuri kesempatan untuk merobek perut atau dada lawannya. Bahkan dalam satu keeempata

  • Pendekar Kera Sakti   1232. Part 21

    Sebuah pembelaan telah dilakukan Baraka. Palupi merasa sedang ditutupi kelemahannya. Rupanya Baraka benar-benar menjaga rahasia kelemahan ilmu Palupi, sehingga pendekar tampan itu merasa harus berpikir dan berjuang sendiri mencari jalan keluar dari masalah yang masih buntu itu."Pembelaannya terhadapku cukup membuat hatiku semakin bangga padanya," pikir Palupi. "Tapi apakah pembelaan itu berarti awal tumbuhnya rasa cintanya pada diriku? Semoga saja begitu. Seandainya tidak begitu, aku pun tak boleh sakit hati, karena cinta bebas memilih dan tak baik dipaksakan. Aku hanya bisa berharap agar ia dekat dengan hatiku, jauh dari hati perempuan lain. Mulai sekarang harus kupahami bahwa tidak setiap harapan menjadi kenyataan. Jika harapan itu jauh dari kenyataan, aku tak boleh terlalu kecewa. Untuk membendung rasa kecewa agar tidak melukai hatiku, sebaiknya segalanya kuserahkan kepada garis kehidupanku saja. Biar sang nasib yang menentukan perjalanan kasihku."Termenungn

  • Pendekar Kera Sakti   1231. Part 20

    "Aneh...!" gumam Baraka sambil berkerut dahi dan manggut-manggut."Dalam keadaan seperti dulu, aku sanggup menumbangkan Raja Tumbal. Sayang tak pernah berhasil kutemui kecuali hanya begundalnya saja. Tapi dalam keadaan setelah menjadi ratu dengan penobatan resmi ini, aku merasa kalah ilmu dengan Raja Tumbal. Tapi... hanya kau yang tahu hal itu. Kumohon jangan sampai bocor kepada siapa pun."Baraka kian mengangguk-angguk. "Aku paham maksudmu.""Jadi, dalam menghadapi Raja Tumbal nantinya aku sangat membutuhkan bantuanmu. Kecuali aku bisa memiliki Pedang Kayu Petir, mungkin aku berani hadapi sendiri paman tiriku itu. Tanpa pedang tersebut, aku butuh berlindung di belakangmu, Baraka. Maukah kau menjadi panglima perangku?" tanya Palupi yang membuat Baraka bingung menjawabnya.-o0o-Sebenarnya Baraka tidak ingin mempunyai jabatan yang akan mengikat kebebasannya. Menjadi senopati atau panglima perang adalah pekerjaan yang menyita waktu. Ban

  • Pendekar Kera Sakti   1230. Part 19

    "Aku hanya memancing perhatian bagi orang-orang yang bernafsu memiliki pedang tersebut. Tentu saja bukan orang berilmu rendah yang menghendaki pedang itu, pasti orang berilmu tinggi. Lalu, aku bisa kenali orang-orang berilmu tinggi itu, dan bisa tahu apakah dia berpihak kepada Purnama Laras, atau berpihak kepada orang lain. Sasaran utamaku pada waktu itu adalah Purnama Laras dan orang-orangnya. Karena aku tak tahu hati Purnama Laras ternyata amat mulia. Jika aku ingin lakukan penyerangan, aku harus tahu siapa-siapa saja yang akan kuhadapi nantinya. Jadi kupancing mereka dengan berita adanya Pedang Kayu Petir pada diriku. Sebab aku tahu pedang itu pasti masih diminati oleh para tokoh sakti."Napas Baraka terhempas panjang sebagai penghilang kedongkolan, ia segera bertanya, "Lantas apa kesimpulanmu kala itu?""Ternyata Purnama Laras sangat berhasrat untuk memiliki pedang itu, juga dirimu kulihat sangat bernafsu untuk memilikinya, tapi tak kulihat kau ada di pihak Purnama

  • Pendekar Kera Sakti   1229. Part 18

    "Baiklah, kita lupakan dulu tentang pertemuanku dengan sang Begawan itu," kata Baraka. "Sekarang bagaimana dengan Raja Tumbal?""Untuk mengalahkan Seruling Malaikat-nya kupikir aku harus menggunakan Pedang Kayu Petir kalau memang tak sanggup menandingi kesaktian pusaka tersebut. Persoalannya adalah, saat ini sudah hampir masuk purnama ketiga, berarti aku dan para pejabat di istana harus segera tinggalkan negeri ini. Raja Tumbal akan ganti menguasai negeri ini.""Apakah kau sudah bicarakan kepada Palupi, termasuk tentang Pedang Kayu Petir yang saat menjadi orang gila disebut-sebutkan itu?""Aku belum berani membicarakan karena ia masih menikmati masa kegembiraan. Setelah pesta ini usai, aku akan membicarakannya."Tak ingin mengganggu kebahagiaan dan kegembiraan yang sedang berlangsung pada diri seseorang, sungguh merupakan sikap yang baik dan patut dikagumi. Baraka mengerti betul maksud hati Purnama Laras. Tetapi menurutnya, persoalan Raja Tumbal ada

  • Pendekar Kera Sakti   1228. Part 17

    "Aku tak mendengar soal itu. Yang kutahu, Raja Tumbal menghendaki negeri ini. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya lima purnama yang lalu, Raja Tumbal datang menemuiku dan ingin merebut Muara Singa, ia adalah kakak dari ibu angkatku; Raden Ayu Indriakara. Ia merasa bahwa negeri ini adalah negeri leluhurnya dan yang berhak menjadi penguasa adalah dirinya. Aku diberi waktu sampai tiga purnama untuk meninggalkan negeri ini, jika tidak maka semua penghuni istana akan dibantai habis olehnya dalam waktu sekejap. Dan aku percaya ia sanggup membantai kami dalam sekejap, karena ia memiliki pusaka yang bernama Seruling Malaikat."Baraka kerutkan dahi. "Seruling Malaikat? Aku baru mendengar nama pusaka itu. Apa kehebatannya sehingga kau tampaknya amat ketakutan dengan pusaka Seruling Malaikat itu?""Seruling Malaikat, menurut para tokoh tua, adalah sebuah seruling yang jika ditiup dengan sembarangan tanpa nada pun bisa membuat lawan yang dituju menjadi pecah raganya bila mendengar

  • Pendekar Kera Sakti   1227. Part 16

    SELAMA tujuh hari tujuh malam negeri Muara Singa mengadakan pesta besar-besaran. Berbagai pertunjukan hiburan digelar dari alun-alun sampai ke pinggir pantai. Berbagai makanan lezat pun dibeberkan pada tendatenda hidangan. Siapa saja, tanpa terkecuali, boleh menikmati hidangan lezat itu tanpa dipungut biaya sedikit pun. Rakyat jelata selain bisa menikmati hidangan lezat yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh orang-orang istana, juga mendapat santunan berbagai pakaian, kain maupun keperluan dapur.Pesta besar ini diadakan untuk menyambut kedatangan ratu baru yang memang berhak memiliki kekuasaaan di negeri Muara Singa. Ratu baru itu tak lain adalah Ratu Gusti Galuh Puspanagari. Dulu dikenal sebagai Palupi, si gadis gila, yang punya julukan lebih dikenal lagi sebagai si Tandu Terbang.Tampuk pimpinan diserahkan kepadanya dari Purnama Laras, karena Purnama Laras merasa tidak memiliki hak atas negeri tersebut dikarenakan ia hanya seorang anak angkat sang Penguasa Muara

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status