Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 2. Kesaktian Gelang Brahmananda

Share

2. Kesaktian Gelang Brahmananda

last update Last Updated: 2024-02-12 14:47:17

Dengan gerakan cepat, Kazikage kali ini berusaha menangkap ujung Suling mustika itu, tapi lagi-lagi ia kecela, Suling mustika itu kembali di tarik oleh Baraka dengan cepat dan seketika itu pula Suling mustika itu kembali berada tepat di depan kedua mata Kazikage. Begitu seterusnya yang terjadi, berkali-kali Kazikage berusaha menepis atau menangkap Suling mustika didepan matanya itu, tapi selalu tidak terhasil.

Hal ini benar-benar sangat mengejutkan, Kazikage yang sangat membanggakan kecepatannya dibuat tidak berdaya didepan seorang pemuda yang masih sangat belia. Beberapa orang tak tahan untuk menahan senyum mereka melihat Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari telah berhasil dipermainkan didepan banyak orang.

Kazikage bukannya tidak menyadari akan rasa malunya saat ini. Maka tak ingin terjebak lebih lama. Kazikage melesat kearah sebelah kanan untuk melancarkan serangannya, tapi lagi-lagi langkah Kazikage terhenti saat Suling mustika lawannya kembali berada tepat didepan kedua matanya. Rupanya Baraka juga bertindak cepat untuk menahan serangan Kazikage.

Melihat serangannya gagal, Kazikage kembali bergerak cepat ke samping lainnya, tapi lagi-lagi ujung Suling mustika itu berada didepan kedua matanya. Begitu seterusnya, kemanapun Kazikage bergerak, Suling mustika Baraka selalu selangkah lebih dulu dari gerakannya.

Merasa selalu didahului lawannya, Kazikage langsung melompat mundur menjauh, tapi baru saja kedua kakinya menjejak tanah. Dengan gerakan yang sangat cepat, Kazikage melepas sandal kayunya. Hal ini juga dilakukan tadi saat menghadapi Pangeran Anggoro Wardana. Dengan melepas sandal kayunya, berarti Kazikage sudah serius menghadapi lawannya, kecepatannya meningkat dengan sangat tajam.

Lesatan tubuhnya bagaikan lesatan anak panah yang terlepas dari busurnya. Bahkan ;

Cring!

Kazikage melepas salah satu katana dipinggangnya dan melanjutkan serangannya kearah Baraka, tapi sayang yang menjadi lawan Kazikage adalah Baraka. Kecepatan yang dimiliki oleh Kazikage masih belum apa-apa dalam pandangan Baraka. Dengan ‘Mata Dewa Kayangan’ nya, Baraka dapat melihat dengan jelas semua gerakan yang dilakukan oleh Kazikage. Maka dengan gerakan tenang, Baraka mengibaskan Suling mustikanya.

Trang...!

Wajah Kazikage berubah saat serangannya berhasil di tangkis oleh lawannya, padahal dalam serangannya kali ini, Kazikage telah mengerahkan seluruh kecepatannya. Di tambah lagi, Kazikage hanya menggunakan satu katananya saja dalam menyerang, ini akan membuat kecepatannya jauh lebih cepat dari saat menggunakan 3 katana.

Kazikage mengerahkan salah satu jurus andalannya dengan menggunakan 1 katana.

Ittouryuu Iai, Shishi Sonson” (Ilmu menghunus satu pedang: Nyanyian Singa).

Trangg...! Trangg...!! Trangg...!!!

Tapi dengan tenang, Baraka berhasil menangkis serangan Kazikage dengan Suling mustika ditangannya. Selanjutnya, keduanya bertarung dengan sengit, bahkan kecepatan keduanya tak bisa lagi dilihat dengan mata telanjang. Hanya bunga-bunga api berpijar yang terlihat dari beradunya kedua senjata.

Keringat dingin semakin membanjiri tubuh Kazikage, kali ini dia benar-benar menemukan lawan yang benar-benar merepotkan. Baraka sendiri, saat ini mampu mengimbangi serangan Kazikage dengan jurus ‘Kera Gila’. Tak heran, Kazikage sangat kewalahan menghadapinya.

Merasa serangannya selalu dipatahkan oleh lawannya, tak ada jalan lain bagi Kazikage selain melompat mundur. Kini dapat terlihat bagaimana sekujur tubuh Kazikage sudah dipenuhi keringat, nafasnya tersengal-sengal. Baraka sendiri terlihat masih tenang berdiri ditempatnya dengan senyum sinisnya.

“Hanya begitu saja kemampuanmu! Mana kecepatan yang kau banggakan tadi, Ha!” hardik Baraka dengan jumawa. Membuat wajah Kazikage semakin mengkelam penuh kemarahan. Pandangannya terlihat sangat tajam, kalau saja dengan matanya dia bisa membunuh Baraka. Mungkin Baraka sudah terbunuh ribuan kali.

Begitu marahnya dia, sampai tak bisa berkata apa-apa lagi. Sementara itu para penonton terlihat juga sangat sinis memandang kearah dirinya, bahkan terdengar beberapa celetukan nyelekit yang merendahkan harga dirinya sebagai Tuan Muda dari Kekaisaran Matahari. Hal ini membuat kemarahan Kazikage semakin menjadi-jadi.

Sregg..! Sregg..!

Kazikage mencabut 2 katana lainnya, kini tiga katana sudah berada ditangannya, satu katana berada didalam cengkraman mulutnya.

Weerrr...!!

Dua pedang katana yang ada ditangan kanan dan kiri Kazikage kembail mengeluarkan cahaya hitam kelam yang kemudian membungkus kedua katana itu. Setelah cahaya hitam kelam itu hilang, kini kedua katana ditangan Kazikage telah berubah menjadi hitam metalik. Aura kematian terpancar kuat dari senjata ditangan Kazikage. Semua yang melihat bagaimana tadi, Kazikage berhasil mengalahkan Pangeran Anggoro Wardana dengan jurus itu, tak dapat untuk menahan nafas mereka karena tegangnya. Bahkan Malagha ditempatnya terlihat sangat khawatir.

Kazikage sendiri sudah menyatukan ujung gagang kedua katananya, lalu memutarkannya dengan cepat hingga membentuk satu pusaran pedang yang dahsyat.

Wussshhh...!

Dengan gerakan yang sangat cepat, Kazikage melesat kedepan.

Santoryuu Ougi, Sanzen Sekai, Heaaa!”

Serangan pamungkas dikerahkan.

“Kau kira dengan jurus yang sama bisa mengalahkanku, jangan mimpi!” suara Baraka terdengar keras membahana, mencoba mengalahkan suara Kazikage dalam pengerahan jurusnya. Kazikage terkejut mendengar hal itu, tapi serangannya tetap dilancarkan dengan sekuat tenaganya, Kazikage yakin, dengan jurus pamungkasnya ini, tak ada yang bisa menang darinya. Karena jurus ini sudah bisa mengalahkan semua jago-jago yang menjadi lawannya. Pangeran Anggoro Wardana adalah salah satunya.

Tapi wajah serius diwajah Kazikage dalam melancarkan serangannya, tiba-tiba saja berubah saat melihat gelang-gelang yang ada di kedua lengan lawannya tampak melesat cepat kearahnya. Rupanya Baraka telah menggunakan Gelang Brahmananda-nya.

Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya kedepan. Wings... Wings... Wings... Wings... Wings...!

Ke-10 ‘Gelang Brahmananda' melesat kedepan dan menghantam putaran pedang serangan pamungkas Kazikage, bahkan yang lebih mengejutkan lagi. Gelang Brahmananda seperti memiliki nyawa sendiri. Bergerak sendiri melancarkan serangannya kearah Kazikage. Bukan hanya Kazikage yang sangat terkejut dengan hal ini, bahkan semua orang yang ada ditempat itu. Apa yang sebenarnya terjadi ?

Di tempatnya berdiri, Baraka terlihat menggerakkan kedua tangannya untuk mengendalikan Gelang Brahmananda-nya, jurus ‘Hujan Cincin Bertaburan’ digelar. Hal ini membuat Kazikage kemudian terdesak mundur oleh karena hebatnya serangan Baraka. Serangan Santoryuu Ougi, Sanzen Sekainya gagal total.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Beni Transetyo
kazikage, sebagai zoro (anggota luffy bajak laut) baraka, sebagai yin (mobil legend)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   3. Kau belum layak untuk menjadi lawanku!

    Semakin Baraka menggerakkan tangannya, semakin cepat pergerakan Gelang Brahmananda-nya. Kazikage yang awalnya masih sanggup menangkisnya, lama kelamaan semakin kewalahan. Apa yang dipetunjukkan Baraka, benar-benar mengejutkan semua orang.“Ini sihir...” ucap beberapa orang melihat apa yang dilakukan Baraka. Semua terdengar menggunjing.BUGH!Semua kehirukan itu terhenti saat mereka melihat, tubuh Kazikage terkena gebukan Gelang Brahmananda lawannya.BUGH! BUGH! BUGH!Berikutnya, tubuh Kazikage benar-benar menjadi sasaran empuk serangan Gelang Brahmananda Baraka, begitu kerasnya sampai-sampai ketiga pedang katana yang ada di Kazikage terlepas jatuh ke tanah.BUGH! BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!Selanjutnya tubuh Kazikage benar-benar menjadi bulan-bulanan Baraka, hingga akhirnya tubuh Kazikage tak sanggup lagi bertahan dan tersungkur jatuh ditempatnya.Wungngng! Wungngng..! Wungngng...!Begitu Baraka menghentakkan kedua tangannya, ke-10 ‘Gelang Brahmananda’ kembali kearahnya dan masuk kembali k

    Last Updated : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   4. Insting Pertarungan

    “Bagaimana bisa?”“Apa yang sebenarnya terjadi?”“Ini gila! Apa yang terjadi?!”Beragam komentar bermunculan diantara penonton yang masih terperangkap dalam rasa kagetnya.Sementara itu, Baraka dengan tenang terus berjalan kearah Kazikage, seakan-akan tidak terjadi apa-apa dalam beberapa waktu yang lalu.“Kau bilang. Kecepatan adalah seni tertinggi dalam ilmu beladiri. Huh! Pengetahuanmu terlalu dangkal. Di atas langit masih ada langit, diatas kecepatan masih ada yang lebih tinggi, yaitu insting dalam pertarungan” jelas Baraka hingga membuat wajah Kazikage berubah.“Insting dalam pertarungan...” Kazikage sampai harus mengulangi apa yang baru saja Baraka ucapkan.“Lebih baik kau menyerah, kau tidak akan menang” ucap Baraka dengan sinis.Kazikage menggeram penuh kemarahan, harga dirinya benar-benar telah dipermalukan oleh seorang pemuda yang menurutnya tadi, sangat mudah untuk dikalahkan. Kazikage bangkit kembali berdiri dengan wajah beringasnya.“Sudah kubilang, hari ini. Kalau tidak ka

    Last Updated : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   5. Dia adalah PEWARIS PARA DEWA

    Tn. Kinshiki sendiri bukanlah orang sembarangan, di Kekaisaran Matahari, Tn. Kinshiki memiliki kedudukan yang cukup penting. Yaitu sebagai penasehat Kekaisaran Matahari. Kedudukan ini tentu saja bukannya sekedar didapatnya dari kemampuannya berdiplomasi, tapi juga karena kemampuan beladirinya yang sudah dianggap sangat tinggi. Bahkan hampir setingkat dengan Raja Perang.Dalam seni beladiri di Kekaisaran Matahari, ada beberapa tingkatan dalam tingkatan seni beladiri, yaitu : Raja Senjata, Raja Perang dan yang paling tinggi, tingkatannya disebut sebagai Dewa Perang. Jadi dengan status Raja Perang, kemampuan beladiri Tn. Kinshiki dianggap cukup mumpuni.“Jangan memaksakan keberuntunganmu, anak muda. Ada pepatah dari negeri ini, mulutmu adalah harimaumu. Kesombonganmu akan menjadi senjata makan tuan untukmu” ucap Tn. Kinshiki dengan dingin.“Ha ha ha...! Kau ini tidak punya otak, atau memang mati otak. Sudahlah tinggal menumpang di negeri kami, malah memakai pepatah negeri kami. Apa negeri

    Last Updated : 2024-02-12
  • Pendekar Kera Sakti   6. Jimat Hati Iblis

    LANGIT MALAM tebarkan bintang dan rembulan di sudut mega. Warna cerahnya menggiurkan pasangan muda-mudi untuk taburkan kasih kemesraannya. Bahkan pasangan tua berhati muda pun tak segan-segan lepaskan rayu dan canda menggelitik di sela-sela hati mereka.Mendadak kabut berjingkat dari celah bongkahan tanah perbukitan. Kabut tipis itu merayap makin menebal, lalu membungkus setiap celah tanah berdaun rumput. Bukit mulai diselimuti kabut. Langit sedikit dipulas rona hitam awan. Rupanya tadi telah melesat cahaya hijau berekor. Cahaya hijau di langit itu bagaikan berudu terbang yang melintasi perbatasan langit bermega hitam. Warna hijaunya terang dan mencolok mata para penghuni bumi.Wuusshh...!Angin mulai menunjukkan keperkasaannya, hembusannya tiba-tiba saja menjadi cepat dan berat. Warna hijau cerah berekor panjang di langit bagai semakin dilemparkan dari sisi satu ke sisi lainnya. Gerakannya mengikuti lengkung langit hingga menuju perbatasannya yang tak pasti. Para tokoh tua saling berl

    Last Updated : 2024-03-22
  • Pendekar Kera Sakti   7. Jatuhnya Pertanda Sang Pewaris

    Ketika dia membungkuk hendak mengambil Jimat Hati Iblis yang masih berada dalam genggaman tangan kiri Rawana Baka. Tiba-tiba tidak disangka-sangka kaki kanan orang yang diduga telah menemui ajal itu melesat ke arah dada si kakek.Bukkkk!“Uggghhh!”Sang Utusan Para Dewa menjerit keras. Tubuhnya terpental tiga tombak, terbanting jatuh punggung pada sebuah batu besar dan dari mulutnya menyembur darah kental!"Mengapa aku bertindak lengah! Belum mati jahanam itu rupanya!” keluh si kakek. Memandang ke depan dilihatnya Rawana Baka terbungkuk-bungkuk berusaha bangkit berdiri.Walau dadanya serasa hancur si kakek cepat bangun. Tangan kirinya digerakkan. Tongkat api kembali berubah menjadi cambuk menyala. ”Kali ini harus kuputus lehernya! Harus kutanggalkan kepalanya!”Si kakek berkomat kamit sambil putar pergelangan tangan kirinya. Cambuk api bergetar, meliuk-liuk laksana sosok ular hidup. Begitu dia menyentak maka cambuk api itu melesat ganas ke udara, mengeluarkan suara menggidikkan disert

    Last Updated : 2024-03-22
  • Pendekar Kera Sakti   8. Kelahiran Sang Naga

    Gunung Asmoro terlihat berdiri dengan angkernya malam itu, sebuah gerobak yang ditarik kuda berbulu putih belang coklat itu berhenti di depan bangunan besar yang mirip candi diatas puncak gunung asmoro. Saat itu di penghujung malam menjelang pagi. Perempuan tua yang duduk di samping pemuda sais gerobak melompat turun. Gerakannya gesit dan enteng. Di pinggangnya tergantung satu bungkusan besar. Di depan pintu bangunan dia hentikan langkah, memandang pada lelaki yang keluar menyambutnya.Perempuan tua itu ludahkan gumpalan sirih dan tembakau di dalam mulutnya lalu bertanya."Apa aku datang terlambat Yudha?""Belum mak. Keadaannya gawat sekali. Aku khawatir”Perempuan tua itu tidak menunggu sampai lelaki bernama Yudha menyelesaikan ucapannya. Dengan cepat dia masuk ke dalam bangunan, langsung menuju ke sebuah kamar dari dalam mana terdengar suara erangan berkepanjangan.Di ambang pintu kamar si nenek mendadak hentikan langkah. "Yudha! Kegilaan apa yang aku lihat ini! Siapa yang mengikat

    Last Updated : 2024-03-22
  • Pendekar Kera Sakti   9. Kelahiran Sang Pewaris

    Pada saat sang jabang bayi hendak nongol dari rahim sang ibu, hujan deras disertai dengan amukan badai cukup dahsyat. Lebih dari tiga puluh pohon tumbang, puluhan batu menggelinding dari ketinggian, kilatan cahaya petir ikut menghujani gunung itu. Badai mengamuk hanya di puncak gunung, sedangkan di kaki Gunung Asmoro hanya terjadi angin kencang biasa-biasa saja. Bahkan hujannya tak terlalu lebat.Kabutpun hadir membungkus puncak Gunung Asmoro. Tebal sekali, seperti selimut domba. Puncak Gunung Asmoro bagai lenyap ditelan langit. Kilatan cahaya biru menggelegar menyambar-nyambar puncak gunung itu."Oaaa...! Oaaa.. ! Oaaa. !"Akhirnya, suara tangis bayi itu pun terdengar melengking tinggi. Seakan ingin mengalahkan deru badai dan ledakan guntur di sana-sini. Tangis sang bayi menggetarkan dinding-dinding batu, seolah-olah bangunan candi itu akan runtuh karena getaran suara si jabang bayi. Bahkan dari puncak hingga kaki gunung terjadi getaran hebat, sepertinya gunung itu akan meletus atau

    Last Updated : 2024-03-22
  • Pendekar Kera Sakti   10. Awal Bencana

    SEMILIR ANGIN MALAM menghembuskan udara yang terasa sangat dingin ketika seorang wanita cantik tengah membuka pakaian warna merah yang dikenakannya. Rambutnya yang semula digelung dengan tusuk konde, dilepas hingga terurai. Hal itu membuat kecantikan Dewi Salindri kian bertambah nyata.Tanpa sepengetahuannya, seseorang dengan mata tak berkedip mengintip tubuhnya yang kuning langsat dan menggairahkan. Lelaki itu berulang kali menelan ludah serta menahan napas dengan mata jalang."Ck, ck, ck.... Pantas saja kalau Wasesa sampai mabuk kepayang kepadanya. Tidak kusangka, kalau sang Dewi benar-benar mempesona," gumamnya dengan gairah yang bergejolak.Ketika ia tengah asyik mengintip tubuh mulus dan mempesona itu, kakinya yang tak mampu menahan getaran birahi tanpa disengaja membentur sesuatu.Krak!Kegaduhan kecil itu membuat Dewi Salindri yang tengah mengganti pakaian tersentak dan terburu-buru mengenakannya kembali. Mata cantiknya memandang lekat pada dinding bilik rumahnya, sedangkan pen

    Last Updated : 2024-03-22

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1139. Part 16

    Dalam perjalanannya menuju Gunung Keong Langit, yang menurut keterangan Tabib Awan Putih, bentuk gunung itu seperti rumah keong raksasa itu, Baraka sempat berpikir tentang semua kata-kata dan penjelasan tabib bungkuk itu."Mungkin memang karena tak beristri lagi, maka Raja Hantu Malam kembali ke jalan yang sesat karena tak ada orang yang mengingatkannya. Tapi mengapa diawali dari dasar laut? Mengapa sasaran pertamanya Ratu Asmaradani? Apakah dengan begitu tingkah lakunya tidak mudah tercemar di permukaan bumi? Atau karena Raja Hantu Malam tak bisa menahan hasratnya untuk beristri lagi dan sudah lama mengincar Ratu Asmaradani yang masih tampak muda itu?"Renungan itu patah. Langkah pun terhenti. Pandangan Baraka segera tertuju ke arah kirinya. Di sana ada tanah lega berpohon jarang. Di atas tanah itu tampak dua orang mengadu kesakitan dengan letupan-letupan yang kadang menjadi ledakan mengguncang tanah. Baraka segera bergegas ke pertarungan dua perempuan yang jaraknya l

  • Pendekar Kera Sakti   1138. Part 15

    Pada saat Pendekar Kera Sakti tercengang, wajah Ratu Asmaradani tertunduk malu dan sedih. Tapi suaranya terdengar jelas, "Paksa dia untuk sembuhkan diriku, Baraka. Jika memang sangat terpaksa, kalahkan dia dengan caramu. Aku mohon bantuanmu. Pendekar Kera Sakti...!"Baraka masih tertegun merinding melihat keganasan ilmu 'Racun Siluman', ia dapat bayangkan alangkah menderitanya hidup tanpa bagian perut ke bawah.-o0o-RINDU MALAM hanya diizinkan oleh Ratu Asmaradani mengantar Baraka sampai di permukaan laut saja. Ia harus segera kembali, karena sang Ratu punya firasat adanya rasa cinta di hati Rindu Malam. Bahkan sebelum ia ditugaskan mengantarkan Baraka ke permukaan laut, sang Ratu sudah berpesan kepada semua rakyat dan orang-orang bawahannya, "Tak satu pun boleh mencintai Baraka dan merayunya. Dia orang terhormat, murid dari kakak sepupuku. Apalagi kalau dia berhasil kalahkan Raja Hantu Malam, kalian semua, termasuk aku, berhutang budi kepadanya.

  • Pendekar Kera Sakti   1137. Part 14

    "Ibuku adalah adik dari ibunya Dewi Pedang. Jadi cukup dekat hubunganku dengan bibi gurumu itu, Baraka."Pendekar tampan angguk-anggukkan kepala. Senyumnya kian mekar berseri menggoda hati para prajurit di pinggiran ruang pertemuan itu. Pendekar Kera Sakti merasa lega dan bangga bisa bertemu dengan Ratu Asmaradani, yang dalam urutan silsilah termasuk orang yang patut dihormati dan dilindungi, sebab adik dari gurunya sendiri. Tetapi Baraka diam-diam menyimpan keheranan kecil."Tentunya dia punya ilmu tinggi. Tapi mengapa dia tak bisa selesaikan persoalannya sendiri? Mengapa harus meminta bantuan padaku?"Kemudian Baraka pun bertanya, "Jadi, bagaimana aku harus memanggilmu, Nyai Ratu? Bibi atau....""Terserah kau. Bukan panggilan hormatmu yang kubutuhkan, tapi kesaktianmu yang kuharapkan bisa menolongku.""Boleh aku tahu apa kesulitanmu, Nyai Ratu?""Beberapa waktu yang lalu, seorang lelaki berilmu tinggi dapat masuk ke negeri ini. Ia mengaku

  • Pendekar Kera Sakti   1136. Part 13

    "Gusti Ratu kami mempunyai ilmu 'Latar Bayangan' yang membuat semua pemandangan di sini seperti pemandangan di permukaan pulau," kata Kelana Cinta."Apakah di sini juga ada siang dan malam?""Ya. Kami juga mengenal siang dan malam, tapi kami tak punya matahari dan rembulan," jawab Rindu Malam."Hanya orang berilmu tinggi dan mempunyai kepekaan indera keenam saja yang bisa sampai di tempat kami ini. Tetapi jika kau tinggal di sini, kau akan dibekali ilmu tersendiri yang bisa membuatmu keluar masuk ke negeri kami, seperti contohnya ilmu yang kugunakan membawamu kemari tadi," kata Kelana Cinta."Seandainya ada...." Kelana Cinta tak jadi teruskan kata, ia melihat seorang wanita berjubah perak muncul di serambi istana. Wanita berambut pendek itu membungkukkan badannya, memberi hormat kepada Baraka.Maka Kelana Cinta berkata, "Sebaiknya kita segera masuk ke istana. Pendeta Agung Dewi Rembulan sudah mempersilakan kita untuk menghadap sang Ratu.""O

  • Pendekar Kera Sakti   1135. Part 12

    "Aneh sekali!" gumam Baraka sambil memandang pulau gundul yang seolah-olah tempat pengasingan amat menyedihkan. Tak ada tonggak, tak ada pohon, tak ada atap, tak ada apa-apa. Tentu saja Pendekar Kera Sakti bingung mencari di mana negeri Samudera Kencana itu.Rindu Malam membawa Baraka persis ke tengah pulau. Kelana Cinta segera lakukan gerakan aneh. Kedua tangannya direntangkan, lalu mengeras, dan bergerak saling mendekat di depan dada. Kedua tangan itu saling bertemu, tapi hanya ujung telunjuk dan ujung jempolnya saja yang bertemu, jari lainnya menggenggam rapat. Kelana Cinta memusatkan pikirannya, mengerahkan tenaga untuk keluarkan kekuatan aneh dari ujung pertemuan dua telunjuk tersebut.Kejap berikut, ujung telunjuk itu lepaskan selarik sinar warna-warni, bagaikan sinar pelangi. Sinar itu melesat tanpa putus, mengarah ke tanah cadas berumput laut. Sinar itu bergerak sesuai dengan langkah kaki Kelana Cinta yang mengelilingi tubuh Rindu Malam dan Baraka. Sinar warna-

  • Pendekar Kera Sakti   1134. Part 11

    "Memang... memang hanya salah paham saja."Baraka tertawa, tapi Rindu Malam dan Sumbaruni saling lirik penuh hasrat untuk saling menyerang. Hasrat itu sama-sama mereka tahan supaya tidak membuat si pendekar tampan besar kepala, karena merasa diperebutkan.Tiba-tiba sekelebat bayangan datang dari arah belakang Sumbaruni. Bayangan itu tahu-tahu sudah berwujud di depan mereka, membuat Sumbaruni dan Baraka sedikit tercengang melihat penampilan seorang tokoh tua berambut panjang abu-abu, berbadan kurus dan berjubah putih kusam. Orang itu bukan orang tua yang bertarung aneh di puncak bukit seberang tadi, melainkan seorang tokoh tua yang amat dikenal Baraka dan Sumbaruni. Dia adalah Raja Maut, tokoh beraliran putih yang tidak sempat hadir dalam pertemuan di Bukit Kayangan untuk membicarakan pelaku pembunuhan Ki Empu Sakya."Sumbaruni, syukurlah kau bisa kutemui di sini!" kata Raja Maut."Ada apa, Prasonco?" tanya Sumbaruni menyebutkan nama asli Raja Maut.

  • Pendekar Kera Sakti   1133. Part 10

    Racun tersebut akan membuat Pelangi Sutera mudah tergugah hasratnya jika melihat sosok Baraka, bahkan hanya dengan membayangkan saja hasrat itu dapat berkobar seperti hutan yang terbakar. Racun itu membuat Pelangi Sutera akan 'gila kencan' dan tak mau melayani lelaki lain. Hanya Baraka saja yang ada dalam khayal asmaranya. Jika tak terlayani, maka ia akan sakit, kurus, TBC, dan akhirnya wassalam alias mati.Sebab itulah Pelangi Sutera tidak menyukai perdebatan itu dan segera ikut campur dengan sikap kurang bersahabat. Pelangi Sutera atau Sumbaruni mempunyai ilmu yang dapat dipakai untuk mengukur ketinggian ilmu seseorang dengan melihat wajahnya atau mendengar namanya saja. Tak heran jika Sumbaruni berkesan meremehkan kedua utusan dari Negeri Samudera Kencana itu, karena ia sadar bahwa ilmunya lebih tinggi dari kedua orang tersebut."Apa maksudmu ikut campur dalam percakapan kami, Sumbaruni!" tegur Kelana Cinta dengan ketus."Karena aku tak izinkan gadis mana pun

  • Pendekar Kera Sakti   1132. Part 9

    Kedudukan Kelana Cinta lebih tinggi dari Rindu Malam, sebab Kelana Cinta mempunyai jabatan atau pangkat perwira di Negeri Samudera Kencana itu. Ketika mereka bermaksud membawa Baraka ke Negeri Samudera Kencana untuk menghadap Ratu Asmaradani yang pernah hadir lewat mimpi Baraka, tiba-tiba keduanya mempunyai selisih pendapat. Mereka terpaksa berhenti di perjalanan dan menyuruh Baraka agak menjauh, karena mereka ingin lakukan perdebatan yang tak boleh didengar siapa pun. Karenanya, Baraka naik ke Puncak Karang dan terkesima oleh pertarungan kakek sakti yang aneh itu, sementara Rindu Malam dan Kelana Cinta lakukan perdebatan sengit di kaki Puncak Karang tersebut.Apa yang diperdebatkan oleh kedua wanita cantik berpotongan rambut cepak seperti lelaki itu adalah sesuatu yang tak disangka-sangka oleh Baraka."Sekalipun kau telah pertaruhkan nyawamu beberapa kali untuknya, tapi kau tetap tidak diizinkan untuk jatuh cinta padanya, Rindu Malam.""Gusti Ratu Asmaradani ti

  • Pendekar Kera Sakti   1131. Part 8

    Gemuruh suara angin bagaikan banjir datang dari kejauhan. Kecepatan angin sungguh besar, sampaisampai pohon yang telah tumbang terseret ke barat bagaikan didorong dan ditarik tenaga yang amat kuat. Batu-batuan mulai menggelinding jatuh ke jurang. Tetapi kakek berjubah putih itu masih diam tanpa bergerak, kecuali jubahnya yang melambai-lambai dan rambutnya yang meriap-riap seakan ingin copot dari kulit kepalanya.Hawa panas yang hadir bersama angin itu sudah membuat dedaunan menjadi menguning dengan cepat. Mungkin tak lama lagi semua dedaunan akan menjadi kering berwarna coklat.Keadaan Baraka tidak tepat berada di belakang kakek kurus itu. Ia berada di sebelah selatan. Tapi ketinggian tempatnya berpijak membuat pandangan matanya mampu melihat jelas keadaan sang kakek sakti itu. Sekalipun demikian, hawa panas yang hadir bersama angin sempat terasa menyengat kulit lengannya. Padahal angin berhawa panas itu tidak terarah kepadanya."Kalau tubuh orang awam yang mene

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status