Share

61.Hutan Awan Hitam

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-01-26 07:47:22

Bima bangkit berdiri. Dengan canggung dia naik ke atas balai-balai bambu tersebut. Terdengar suara berderit.

Balai-balai yang ngepas itu membuat tubuh mereka berdua saling bersentuhan. Arimbi memejamkan matanya merasakan detak jantungnya yang bertambah kencang.

Bima bingung dan canggung dengan posisi dia merebahkan diri. Mereka berdua saling membelakangi. Punggung mereka saling menempel satu sama lain membuat mereka merasakan kehangatan yang mendebarkan.

Tak ada suara, hanya terdengar nafas halus dari keduanya yang sama-sama gelisah.

"Tempatnya sempit ya," ucap Bima memecah kesunyian. Arimbi membuka matanya. Dia menarik nafas panjang untuk menenangkan hatinya yang berbunga-bunga.

"Iya kakang..." jawab gadis itu.

Kembali kesunyian menyelimuti mereka berdua. Keduanya sama-sama canggung untuk berbicara lebih dulu.

"Besok, kita akan berangkat pagi atau siang kakang?" tanya Arimbi akhirnya mencari bahan pembicaraan.

"Pagi selesai sarapan, tempat itu cukup jauh, jadi paling tidak si
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    62.Siluman Penunggu Hutan

    Langkah Bima terhenti di perbatasan hutan Awan Hitam tersebut. Arimbi pun ikut menghentikan langkah nya. "Ada apa kakang?" tanya Arimbi. "Aku merasakan hawa iblis, sesaat tadi lewat di arah depan kita... Berhati-hatilah Arimbi, jangan jauh-jauh diriku," jawab Bima. Gadis itu mengangguk. Pedang di tangan kirinya siap untuk di cabut kapanpun. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka. Saat pertama kaki mereka melangkah ke dalam Hutan Awan Hitam, mereka merasakan perubahan tekanan yang sangat lain. Hawa di dalam hutan itu lembab dan dingin. Bahkan semua tumbuhan berembun padahal itu siang hari. Suasana pun semakin gelap saat mereka semakin masuk ke dalam. "Hampir tak ada suara binatang sama sekali," bisik Arimbi sambil memegangi pakaian Bima. Dia takut dirinya terpisah. Belum lama mereka berjalan, mereka di kejutkan sesuatu yang cepat di depan sana. Sesosok makhluk cepat yang melompat dari pohon satu ke pohon yang lain. Mata makhluk itu menyorot merah. "Siluman... kita ber

    Last Updated : 2025-01-26
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    63.Bunga Mahkota Ratu

    Mendengar pertanyaan Arimbi membuat Bima tersentak kaget. "Aku lupa menanyakan hal itu kepada guru...! Tapi dia sudah memberi tahu ciri-cirinya padaku, kita akan mencarinya," ucap Bima. Arimbi mengangguk. Mereka berjalan perlahan menyusuri hutan yang sangat lebat itu. Tak ada cahaya matahari masuk ke dalam hutan. Sehingga meski saat itu hari masih siang, di dalam Hutan Awan Hitam tak ubahnya seperti malam hari. "Sepertinya ada bjalan setapak, ini aneh, hutan ini kata guru tak ada manusia yang menghuni, kenapa ada jalan setapak?" batin Bima. Dia tetap waspada jika ada sesuatu yang menurutnya mencurigakan. "Apakah ada sebuah desa di hutan ini?" tanya Arimbi. Bima menggeleng. Dia yakin dengan ucapan sang guru. "Jangan lengah, bisa jadi ini adalah jalan yang di lalui para siluman..." kata Bima. Arimbi hanya mengangguk dan tetap waspada. Tak jauh dari tempat Bima dan Arimbi berada, puluhan sosok aneh tengah berjalan dengan busur di tangan. Sosok itu merupakan manusia dengan dua tan

    Last Updated : 2025-01-27
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    64.Empat Legenda Iblis

    "Kenapa kau menggigit jariku?" tanya Bima berbisik. Arimbi tak menjawab. Dia hanya menatap kesal kepada Bima yang menanyakan tentang kegadisannya. Seolah bagi Bima selama ini, dirinya bukanlah seorang gadis. Bima sendiri tak menyadari kekesalan pada gadis itu. Dia juga tak merasa bersalah dengan pertanyaan yang dia lontarkan pada Arimbi. Saat mereka tengah asik dengan pikirannya masing-masing, terdengar suara langkah kaki besar yang menggetarkan tanah. Langkah itu terasa sangat berat berjalan perlahan mendekati bangunan kuno tersebut. Pangeran Baka dan Abiseka menatap ke arah munculnya suara. Mata mereka menatap tajam satu sosok raksasa setinggi pohon berjalan ke arah mereka. Tubuhnya sangat besar sehingga saat kakinya melangkah terdengar suara keras. Dug! Dug! Dug! Abiseka tersenyum. Dia tahu siapa sosok besar itu. "Dia adalah siluman batu dari Klan Bolowatu. Setahuku mereka tak

    Last Updated : 2025-01-28
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    65.Sang Penjaga

    Siang pun berlalu dan berganti menjadi malam saat matahari sudah terbenam. Hutan Awan Hitam menjadi semakin gelap dan menyeramkan. Di bangunan tua tempat para pendekar dari berbagai rasi berkumpul, terlihat satu cahaya biru terang muncul dari dalam tanah. Semua mata menatap cahaya tersebut tanpa berkedip. Bima dan Arimbi pun sama. Kemunculan Bunga Mahkota Ratu adalah sesuatu yang mendebarkan. Benar saja, dari dalam tanah muncul satu tanaman hijau keluar dari dalam tanah seolah hidup. Pertama muncul di permukaan adalah kuncup bunga tersebut. "Benar... ini adalah Bunga yang di maksud oleh guru! Auranya sangat kuat...!" bisik Bima. Arimbi hanya mengangguk sambil matanya terus menatap ke arah bunga yang keluar dari dalam tanah tersebut. Bunga itu masih kuncup. Semua mata tertuju padanya. Menungu bunga tersebut mekar dan berebut untuk mendapatkannya. "Bersiap Abiseka, ada banyak pasang mata yang telah menantikan kesempatan ini s

    Last Updated : 2025-01-28
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    66.Rahasia Dibalik Pedang

    "Terimalah ini Api Pembakar Surga ini!" teriak Abiseka lalu melemparkan bola api raksasa di atas tangannya ke arah empat sosok penjaga Bunga Mahkota Ratu. Bima menatap tak berkedip. Kekuatan bola api yang di lemparkan oleh Abiseka sangat luar biasa panasnya. Saking panasnya membuat Bunga berwarna biru tersebut terlihat layu. "Celaka! Jika di biarkan Bunga itu bisa habis terbakar!" ucap Bima lalu segera berdiri. "Kakang! Mau kemana!?" tanya Arimbi. "Membantu empat penjaga itu! Jika aku diam saja, itu akan jadi masalah..." jawab Bima. Lalu segera saja dia melesat ke arah Bola Api raksasa tersebut. "Pelindung Es...!"Dengan kekuatan Pedang Darah Bima langsung menebas bola api tersebut dengan pedangnya. Woosssshhhh....! Bola api terbelah oleh serangan jarak jauh Bima. Namun sayangnya Api itu tetap melesat ke arah Bunga Mahkota Ratu. Serangan Bima yang membelah bola api itu terus melesat ke arah Abiseka. "Apa ini!?" teriak Abiseka sambil berkelit. Sraaakkkk! Blaaarrrr! Serangan

    Last Updated : 2025-01-29
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    67.Abiseka

    Delapan pendekar Iblis itu tewas dengan tubuh terpotong rapi. Pangeran Baka terpana melihat kehebatan serangan yang Bima lakukan. Abiseka terlihat marah. Dengan satu lompatan dia telah siap melancarkan tinju ke arah Bima. Namun dengan gesit Bima berkelit ke kiri. Tinju itu lewat di sebelah kirinya. Dengan sikunya Bima menghantam wajah Abiseka dengan keras hingga tubuh Iblis Tanduk Api itu terlempar jauh. Brak! Tubuh Abiseka menghantam bangunan kuno itu hingga hancur berantakan. Bima tersenyum dengan kekuatan yang dia miliki saat ini. "Luar biasa... Bahkan musuh di ranah Keabadian bisa aku lawan dengan tenang," batin Bima. Abiseka berteriak keras. Amarahnya meluap. Tanduk api di kepalanya semakin menyala dengan warna merah kekuningan. "Manusia sialan! Aku akan membunuhmu!" teriak Abiseka dengan amarah yang memuncak. Matanya melotot mengeluarkan sinar merah membara. Bima terkejut dengan kekuatan Abiseka yang menanjak sangat tajam. Apa yang dia lihat sekarang sungguh luar biasa

    Last Updated : 2025-01-30
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    68.Dua Iblis Bersatu

    Bima langsung menerjang dengan pedangnya. Namun meski sudah terjerat ilusi, Abiseka masih bisa mengendalikan tubuhnya. Tangannya bergerak cepat memukul Bima hingga tubuh pemuda separuh Iblis itu terpental dan menghantam bebatuan. Napas Abiseka terlihat kembang kempis. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia tak pernah menyangka sama sekali akan menjadi bulan-bulanan manusia. Bima bangkit berdiri. Tubuhnya yang remuk terlihat kembali utuh seperti semula. Abiseka tak percaya pemuda itu bisa sembuh dalam sesaat. "Ini adalah dunia ilusi miliknya, apa pun yang aku lakukan, semua tidak nyata... aku benar-benar bisa gila! Serangan dia terasa sangat nyata saat sebagian rohku dia tarik, tapi serangan ku tidak berimbas sama sekali kepadanya! aaaarrgggghhh!!!Bedebah...!" geram Abiseka. Bima tersenyum sinis. Pedang Darah di tangannya telah berubah warna menjadi hitam. Auranya pun gelap dan menekan. "Hei, anak muda," terdengar suara berat dari dalam tubuh Bima. Bima tersentak. Jelas sekali i

    Last Updated : 2025-01-31
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    69.Pangeran Baka

    Bima bertahan dari ledakan api yang sangat kuat itu dengan tameng es yang baru dia ciptakan. Tameng itu meleleh perlahan. Namun untungnya tak berapa lama kobaran api itu mereda. Dan yang terlihat di depan mata cukup mengerikan. Lima tombak di depan Bima terdapat lobang besar sedalam beberapa tombak. Lubang itu adalah bekas ledakan Abiseka. Bima tidak tahu jika Abiseka telah menyelamatkan diri dengan melemparkan sembilan bola api pecahan jiwanya. Bima menoleh ke arah Bunga Mahkota Ratu. Dia segera mendatangi nya. Dengan lembut Bima membelai mahkota bunga itu. "Sebenarnya ini bunga apa?" tanya Bima kepada Iblis Es. "Itu adalah pecahan kekuatan milikku. Ada lebih dari ratusan pecahan yang terjadi saat aku melepaskan kekuatan. Dan bunga ini adalah salah satunya. Dulu di hutan ini juga, gurumu si Barata itu mengambil pecahan tersebut setelah membunuh banyak siluman. Pecahan itu yang dua tanam di pedang Darah. Dan sekarang berada di dalam tubuhmu," kata Iblis Es. "Maksudnya kamu?" ta

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    147.Perjuangan Sang Ratu

    Blaaarrr! Ledakan keras mengguncang seluruh kerajaan Peri Pelindung saat bola merah raksasa milik Kadal Monster itu menghantam perisai roh milik Ratu Azalea. Sang Ratu terpental mundur oleh tekanan kekuatan besar itu. Darah keluar dari mulutnya. Dia terlihat sangat kepayahan. "Lesmana, tembak!" perintah Ratu dengan suara parau. Lesmana yang sempat teralihkan pandangannya karena melihat Ratu yang terluka segera membidik kepala Kadal Raksasa tersebut. Panah roh gabungan seratus Peri petarung itu melesat di iringi aura petir kuning. Kecepatan panah tersebut membuat Kadal Raksasa tak bisa menghindar. Namun bidikan Lesmana meleset sedikit. Panah itu hanya mengenai sebagian kecil kepala Kadal Raksasa itu hingga berlubang dan membuat luka besar yang menganga. Kadal raksasa itu berteriak kesakitan. Meski tidak membuatnya mati, namun luka sebesar itu membuat dia kalap dan menerjang membabi buta. Ratu Azalea menoleh kearah Lesmana yang tangah menatap tak percaya karena bidikannya gagal.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    146.Warisan Iblis Tanduk Api

    Bima menahan tekanan kuat dari makam lantai terakhir. Sesampainya di sana dia melihat satu peti besar si tengah arena. "Apalagi kali ini," batin Bima sambil mengambil kertas di atas meja batu."Datang dan bukalah peti! Tahan kekuatan asli milikku! Jika kamu berhasil, maka warisan ini adalah milikmu dan kamu harus menjaga murid ku dengan jiwa dan ragamu!""Seperti yang Ratu katakan, tujuan warisan ini memang untuk mencarikan dia jodoh..." batin Bima. Ujian terakhir ini baginya cukup mudah. Namun Iblis Es sudah memperingatkan bahwa lantai terakhir ini adalah tekanan Iblis Tanduk Api yang asli. Tekanan seorang Iblis ranah Batara! "Baiklah... Siapkan tenaga dalam dan perisai es, kita akan mencobanya," kata Bima. Dia melangkah mendekati peti besar di tengah arena. Sebelum sampai pada peti, ada satu lingkaran kecil yang mengelilingi peti. Saat kakinya melangkah ke dalam lingkaran tersebut, Bima terkejut. Satu kekuatan tak terlihat, dengan sangat kuat menekan tubuhnya hingga dia jatuh t

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    145.Serangan

    Ratu Azalea meluncur ke atas langit menggunakan Tombak Emas miliknya. Semua kesatria pun bersiap di tembok pertama menanti kedatangan Kadal Monster bersama siluman-siluman lainnya. Ratu berkata di atas langit Kota Peri. Suaranya menggema ke seluruh penjuru kota. Bersama dengan suaranya, dari tubuh Ratu keluar cahaya kuning. "Pertarungan kali ini adalah pertarungan hidup atau mati! Tidak ada kata menyerah sebelum musuh pergi atau mati!" seru Ratu Azalea di atas langit kota. Ratu itu melayang di udara dengan bantuan Tombak Emas nya yang mempunyai kemampuan terbang. Tombak itu adalah senjata roh milik Ratu sendiri. Kemampuan milik Ratu Azalea ini sangat lah langka dan hanya sedikit pendekar yang mempunyai kesaktian yang sama dengan diri nya di seluruh dunia. Dari kejauhan terdengar raungan makhluk raksasa yang sangat besar. Saking besarnya langkah kaki makhluk itu terdengar hingga ke kerajaan. Ratu menoleh kearah para Dewan yang berkuda. "Pertahan kan tembok pertama sebisa mungkin

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    144.Pedang Es

    Bima ke arah Arimbi yang sudah siap menggorok lehernya sendiri. "Arimbi jangan!" teriak Bima. Iblis Es yang tidak bisa terhubung dengan jiwa Bima karena pengaruh kekuatan Cermin Hati Kembar hanya bisa membantu dengan menyegel kaki Bima menggunakan elemen es. Namun segel itu hancur saat Bima dengan kuat melompat ke arah Arimbi. Tekatnya untuk menolong Arimbi lebih besar. "Celaka! Dia terpengaruh ilusi dari cermin!" seru Iblis Es. Iblis Bayangan mendengus marah. "Saudara kita Iblis Tanduk Api sepertinya meremehkan ilusi milikku akan aku tunjukkan kehebatan ku dalam urusan jurus ilusi! Haaah!" umpat Iblis Bayangan lalu mengeluarkan ilusi miliknya. Medan di sekitar Bima perlahan menjadi gelap. Saat Bima telah dekat dengan Arimbi, tiba-tiba gadis itu menjelma menjadi sosok Gadis Tengkorak! Bima terkejut setengah mati dan langsung melepas ajian Bola Iblis ke arah Siluman Gadis Tengkorak. Blaaarrrr!Siluman itu berhasil menghindari serangan meski sebagian tubuhnya terkena dampak da

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    143.Cermin Hati Kembar

    Bima bergerak cepat dengan membawa Pedang Hantu Biru. Dia pun melompat ke arah empat Iblis Tanduk Api. "Iblis Bayangan! Jurus ilusi!" teriak Bima. Sekejap kemudian tubuh separuh nya yang tadi di tempati Iblis Tanduk Emas berubah cepat menjadi Iblis Bayangan. "Hooo! Ilusi milikku tak ada yang menandingi!" ucap Iblis Bayangan. Seketika arena tersebut berubah menjadi hitam. Empat Iblis Tanduk Api terlihat bingung. Mereka tak bisa bergerak. Bima tersenyum. "Jurus Ilusi ini bisa bertahan cukup lama, sangat cukup waktu bagiku untuk memusnahkan nya sekaligus," batin Bima. Bima mengangkat tangannya. Dari dalam lantai muncul empat sosok hitam berwujud ular. Dengan menggerakkan tangannya satu kali, sosok hitam itu langsung menerkam empat Iblis itu secara bersamaan. "Sekarang, Iblis Es! Jurus kedua dari Senjata Roh, Gelombang Es!" teriak Bima lalu menghantam ke lantai arena. Sosok Iblis Es kembali muncul. Dengan jurus ilusi, empat Iblis itu masih tak bisa bergerak karena ilusi itu masih

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    142.Empat Iblis

    Bima menatap tajam ke arah Iblis Tanduk Api. Matanya bersinar biru. Tanduk di kening kanannya tumbuh secara perlahan. Hingga memanjang. "Tanduk kita sudah mendekati sempurna!" seru Iblis Es. Bima tersenyum. Setelah naik ke ranah Keabadian dia merasa lebih bertenaga. "Ini waktunya menjajal senjata roh!" kata Bima lalu mengangkat tangannya ke udara. "Jurus pertama dari Senjata Roh Iblis Es, Seribu Duri Es!" teriak Bima. Dari tangan hingga ke tubuhnya mencuat es-es tajam. Aura dingin pun sontak menguasai arena tersebut. Dari punggung Bima muncul duri-duri es. Tubuhnya sudah seperti landak yang di penuhi duri. Senyum kecil menyeruak di bibir Bima. Dengan kekuatan dahsyat Bima berteriak dan melepas semua diri di tubuhnya. Empat Iblis Tanduk Api terkejut. Mereka menahan semua serangan es yang sangat cepat itu. Namun tubuh mereka perlahan membeku karena serangan dingin dari ribuan diri es tersebut. "Ini adalah serangan yang bisa mengalahkan banyak musuh sekaligus! Bagus Bima!" ucap I

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    141.Isi Hati Sang Ratu

    Bima terpaku mendengar perkataan Ratu Azalea yang tak pernah dia duga. Perasaannya bercampur aduk. Pemuda itu terkejut dengan pernyataan Ratu yang tiba-tiba itu. Entah bagaimana dia akan menanggapinya. "Ratu... Apakah warisan itu sungguh untuk mendapatkan calon suami untukmu?" tanya Bima. Ratu Azalea mengangguk. "Guru tak ingin aku menikah dengan orang lemah. Dan benar apa yang dia katakan, banyak pendekar yang berada di ranah Keabadian datang tapi gugur di jembatan ilusi. Di ujian terakhir saat kamu berbicara padaku, itu adalah ujian kelayakan yang hanya aku penentu lolos dan tidaknya pewaris tersebut. Jika aku tidak menyukai nya ataupun mencintainya, itu sudah di anggap tidak lolos..." kata Ratu masih dengan posisi menghadap dinding. Bima melihat tangan Ratu yang terkepal. Perasaannya bimbang. Dia tak menampik bahwa Ratu itu membuatnya jatuh cinta karena kecantikan nya yang luar biasa. Namun, dia juga mencintai Arimbi.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    140.Pintu Makam

    Keesokan harinya Bima telah berada di Istana bersama Ratu Azalea dan beberapa Dewan. Lesmana dan Dwarawati juga ada di sana. "Hari ini adalah pertama kalinya selama aku menjadi Ratu, akan membuka pintu gerbang makam Raja Iblis Tanduk Api... Sekali lagi aku ucapkan selamat kepada Pendekar Bima yang akhirnya menjadi orang yang paling ditunggu Guru." ucap Ratu Azalea lalu membuka pintu gerbang itu menggunakan kekuatan miliknya. Pintu itu adalah pintu dengan segel tak terlihat. Hanya Ratu yang bisa membukanya karena dia adalah satu-satunya murid Iblis Tanduk Api. "Ingat nak, kekuatan Iblis Tanduk Api ini utuh dan murni, karena dia tidak terpecah dan juga tidak ternoda seperti Iblis Bayangan ini. Jadi, kamu adalah satu-satunya manusia yang paling beruntung jika berhasil menyerap kekuatan saudara kami..." kata Iblis Es. Bima mengangguk. Matanya menatap ke arah gerbang besi yang di selimuti aura merah. Saat gerbang itu terbuka, aura Iblis Tanduk Api menyebar keluar. Semua yang ada di te

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    139.Naik Ranah!

    Bima duduk bersila di atas lantai. Matanya terpejam. Dia mulai memusatkan pikiran. Saat itulah dia bertemu ribuan aura berbagai warna. "Hm... Warna hitam besar itu, pasti punya Sanca Banteng Hitam..." Pikir Bima. Dia segera melayang mendekati aura hitam yang sangat pekat. "Kekuatan yang terpancar sangat pekat... Kekuatan ini sangat besar,"Bima menaruh tangan kanannya ke dalam aura gelap tersebut. Tiba-tiba dia merasa tangannya tersedot ke dalam aura. Dengan sekuat tenaga Bima bertahan. Dari dalam aura gelap itu muncul sepasang mata bercahaya merah. "Sanca Banteng Hitam!?" Seru Bima sambil terus menahan tangannya. "Lucu sekali... Aku adalah makhluk kelas atas, bagaimana bisa berakhir di dalam tubuh bocah ini... Hmmmm..." ucap Sanca Banteng Hitam. "Aku tidak tahu, salahkan sendiri Nyai Sri Wedari yang tak bisa merawat mu dengan baik!" balas Bima. "Hmm? Kau berani menjawab perkataan ku!? Makhluk lemah!" gertak Sanca Banteng Hitam marah. Bima merasakan tarikan yang sangat kuat. D

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status