Di sebuah bukit, seorang pria tua tengah berdiri menghadap lautan awan. Matanya terpejam. Namun, dengan sepersekian detik dia menyadari sekelebat bayang yang datang."Maafkan murid yang gagal menjalankan misi, Guru!" pinta Zhou Ye tertunduk hormat.Tak sedikitpun raut kecewa ketika ia mendengarnya. Sosok yang tidak lain adalah Tetua Agung sekte Mata Pedang tersebut malahan menampilkan wajah bijaksana ketika berbalik. Dia meminta Zhou Ye berdiri dan tidak mempermasalahkan kegagalan misi yang diberikannya pada gadis tersebut."Sejak awal misi itu terlalu sulit bagimu. Maaf karena tidak memiliki orang lain yang dapat aku percayai untuk menjalankannya."Sekalipun Du Zhiguo menjabat sebagai tetua Agung, misi yang diberikannya kepada Zhou Ye tidak ada kaitannya dengan sekte. Dia hanya ingin tahu beberapa hal dari prefektur Qilin yang aneh akhir-akhir ini. "Lain kali murid tidak akan mengecewakan!" jawab Zhou Ye merasa menyesal."Lupakan misi itu. Semenjak kembali dari keluarga Zhou, tampakn
—Pesisir Pantai PutihDilihat cuaca malam ini, keadaan bagian paling barat dari benua Timur dapat dikatakan sangat cerah. Suara debur ombak tidak terdengar sedikitpun di sepanjang bibir pantai yang tenang. Air laut yang hampir tanpa riak memantulkan cahaya bulan dan gemerlap bintang. Di kejauhan, sebuah kapal mulai terlihat di bawah cakrawala yang membatasi penyatuan langit dan lautan. Kapal itu membesar sedikit demi sedikit seiring terhapusnya jarak. "Sudah 15 tahun sejak terakhir kali kita menginjakkan kaki di benua Timur." Seorang wanita bernama Patricia yang berdiri di ujung dek kapal memulai perbincangan dengan rekan di sebelahnya. Namun, fokusnya tidak teralihkan dari daratan yang membentang ketika lanjut berkata, "Apa benar wanita bercadar dan bayi dari klan Cahaya itu masih hidup?""Tidak peduli apakah wanita bercadar masih hidup atau tidak. Tuan Nash tidak akan menghentikan pencarian selagi tidak menemukan mayatnya. Kita dikirim ke sini juga karena orang sebelumnya tidak per
Kerangka dua naga yang terbakar oleh api merah pekat tercipta di kedua sisi sosok berjubah hitam. Dengan amukan tekniknya tersebut dia memulai usaha keluar. Patricia serta Astra yang merasakan itu bukan teknik sederhana berniat menjauh.DUARR!Piramida palang yang mengurung sosok berjubah hitam benar-benar dihancurkan tepat sebelum Patricia dan Astra dapat mengambil jarak. Suhu panas terhempas ke seluruh penjuru hingga menguapkan air laut. Keadaan yang berkabut mengurangi jarak pandang."Sungguh niat bakar yang luar biasa. Itu bukan teknik api sederhana." Astra merasa tenggorokannya tercekat oleh suhu di sekitarnya. "Di mana Patricia? Aku harus segera bergabung dengannya!" lanjut Astra kemudian memindai sekelilingnya yang tertutup kabut uap.Setelah terpisah dengan Astra, Patricia langsung merasakan ada pergerakan besar yang mengguncang udara mengarah ke arahnya. Fokusnya terjaga akan kewaspadaan lalu mulut kerangka Naga yang terbakar api muncul secara tiba-tiba. Untunglah dia sempat m
Dua cahaya berekor cepat keluar dari sisa-sisa dampak serangan yang mengerikan. Warna langit yang semerah darah pun kembali seperti sediakala. Saat sosok berjubah hitam lebih memperhatikan mereka, tampak Patricia dan Astra hanya menerima sedikit luka usai serangannya tadi."Perempuan itu sengaja meninggalkan Avatar Dominasi Aura miliknya dan bergabung ke Avatar Dominasi Aura rekannya. Dengan begitu, dia berhasil menyelamatkan diri," gumam sosok berjubah hitam memikirkan bagaimana serangannya tidak membunuh salah satu dari mereka seperti yang dia harapkan.Pada ranah Kaisar Teknik, Dominasi Aura digunakan untuk mentimidasi musuh. Secara umum ini sama sekali tidak memiliki kapasitas untuk membunuh lawan. Namun, pada ranah Bencana di mana Dominasi Aura dapat dikombinasi dengan Qi menjadi Avatar menyerupai teknik, ini tentu saja berguna sebagai penyerang dan pertahanan mutlak segala arah.Kerangka Naga Api Kembar merupakan teknik yang secar khusus diciptakan untuk dapat menghancurkan perta
Sosok berjubah hitam menghindar serangan yang dapat dihindari dan menangkis serangan yang memang tidak dapat dihindari. Usai segala serangan itu berakhir, Astra keluar dari dalam air membawa tombak Qi di tangannya. Gerakan yang pria itu lalukan mengincar setiap titik lemah dari tubuh sosok berjubah hitam."Teknik Leluhur! Dua Belas Tarian Tombak," seru Astra mengayunkan senjata yang ia pegang.Selepas teknik yang setiap tusukannya memecah udara itu tidak mengenainya, sosok berjubah hitam tersenyum miterius. Dia menyadari kalau di dalam air Patricia sedang mempersiapkan sesuatu yang besar. Sesuatu yang mengharuskan Astra untuk mengambil perhatian sebagai umpan."Jangan berharap aku tidak mengetahui apa yang coba kalian lakukan." Setelah menghempas Astra dengan tendangan, sosok berjubah hitam menghiraukannya dan lekas menuju Patricia yang masih berada di dalam lautan."Tch, dia menyadarinya!" decak Astra lalu menyusul dengan niat kembali menghalanginya.Rentetan lesatan tombak berdatanga
BREEEEZZZZZ!!!!!Hempasan hawa dingin terjadi pada menara sesaat setelah sosok berjubah hitam tampak keluar dari sana. Udara dan air laut yang semula bersuhu hangat akhirnya turun karena hawa dingin yang mulai menyebar ke segala arah."A—ap yang terjadi di dalam, Paman?" tanya wanita bertopeng menghampiri."Di dalam sana ada Benih Api yang tersegel. Akibat jurusku sebelumnya, Kesadaran Benih Api tersebut terbangun dan membuat segel yang menekannya sedikit terlepas," jelas sosok berjubah hitam.Benih Api yang tersegel di dalam lautan agaknya bukan api biasa. Hawa dingin yang menekannya terasa begitu murni. Bahkan air laut kini sudah membeku sepenuhnya menjadi lautan es. Dapat dikatakan, Benih Api adalah peluang yang begitu besar untuk seseorang yang memiliki Afinitas Leluhur tipe elemental api."Bukankah ini kesempatan untuk Paman melepas belenggu ranah dan menerobos jika berhasil memurnikannya?""Aku sudah cukup kuat dengan api yang kumiliki sekarang. Resikonya terlalu besar jika aku m
Meskipun terletak paling ujung, Pesisir Pantai Putih masihlah termasuk ke dalam wilayah Region Barat. Jadi, tidak perlu ditanyakan lagi fraksi atau keluarga terkemuka mana yang lebih dulu tiba di sana.Berbagai fraksi dan keluarga di Region Barat seluruhnya telah mengirim jenius muda mereka ke pesisir pantai Putih sekitar seminggu lalu. Sementara itu, tetua dan seseorang yang berada di atas ranah Pengungkit Teknik bertahan perbatasannya. "Tch, apa yang akan kalian dapatkan dari datang terlambat?" celetuk tetua sekte Sabit Bulan memandangi banyaknya orang yang berdatangan. "Sebaiknya kalian pulang saja, jenius kami telah lama masuk."Beberapa hari yang lalu orang-orang dari Dataran Tengah telah sampai di perbatasan Pesisir Pantai Putih. Dan kini mereka yang berasal dari Tujuh Gerbang Utara maupun Kekaisaran Nilam sudah sampai di sana juga. Termasuk kelompok keluarga Zhou yang membawa Il-Pyo.Hanya orang-orang yang berasal dari Akademi Hujan yang belum terlihat sama sekali. Namun, ting
"Paman ... Keluarga Zhou akhirnya mulai bersiap memasuki perbatasan bersama dua keluarga lain," ucap seorang wanita bertopeng setelah menampilkan dirinya yang transparan. "Tidak kusangka mereka menunda masuk 4 hari lamanya padahal orang-orang dari Region Barat, Dataran Tengah, Tujuh Gerbang Utara, dan bahkan kebanyakan orang dari kekaisaran Nilam telah mengirim jenius muda mereka," gumam sosok berjubah hitam. "Tampaknya mereka mengetahui situasi yang ada di dalam hutan. Kau tetap awasi, tapi jangan ikut campur.""Baik paman." Seluruh tubuh wanita bertopeng itu kembali menjadi transparan. Dia menunggu orang-orang dari keluarga Zhou memasuki hutan Beast. Sementara itu, sosok berjubah hitam tetap berdiam di atas pohon untuk mencegah seseorang di atas ranah Pengungkit Teknik ikut terlibat.Jenius keluarga Zhou, keluarga Hou, dan keluarga Jiang memulai perjalanan mereka setelah seminggu penuh istirahat. Hal ini membuat banyak tetua dari fraksi dan keluarga lain bertanya-tanya atas tindaka