"Aku sudah melayangkan tiga serangan," hitung Il-Pyo.Masih tujuh serangan lagi dan dia kembali berjarak dengan Lao Zhu. Namun, teknik Sembilan Mata Pedang tadi tentunya menguras banyak energi Qi saat menggunakannya. Selanjutnya mungkin akan lebih mudah menyerang karena teknik Qi atau Teknik Leluhur Lao Zhu menjadi terbatas digunakan. "Kau tidak akan dapat menyentuhku setelah ini!" tegas Lao Zhu memandang Il-Pyo masih dengan wajah yang sangat serius. "Teknik Leluhur! Hujan Pedang Angin!"Ratusan pedang Qi berwana hijau tranparansi kembali menyibukkan Il-Pyo untuk bergerak. Masih sama seperti sebelumnya, dengan kecepatannya dia berhasil tak tersentuh. Lao Zhu terus mengulangi serangan tekniknya tanpa membiarkan Il-Pyo mendekat ke arahnya.Di tempat orang-orang penting duduk, hampir semua dari mereka menatap Zhou Xun dengan perasaan iri. Keluarga Zhou mendapatkan seorang jenius yang bahkan dapat melawan seorang murid sekte Mata Pedang yang berada di ranah Pengungkit Teknik. "Tuan besa
"Apa yang kau lakukan?" tanya Il-Pyo menatap Hou Jinlong yang memasang badan di depan Hou Yanqi. "Aku rasa kau tidak mungkin tidak mendengar pernyataan sepupumu sebelum aku bertarung.""Kesepakatan tadi hanya bercandaan," jawab Hou Jinlong. Dia tidak ingin Hou Yanqi menyerahkan diri karena itu akan mencoreng nama baik keluarga Hou."Bercanda?" Senyum Il-Pyo seketika terbit. "Apakah kau ingin aku mengulangi kata-katanya sekali lagi? Haruskah aku berteriak jika Nona Muda Hou tidak tepat akan janjinya pada semua orang? Masihkah dia memiliki harga diri setelah mengkhianati perkataanya sendiri?"Rentetan pertanyaan itu memancing Hou Yanqi untuk menjawab, "A-aku selalu menepati janjiku. Tapi—""Tapi sekarang kau adalah orang yang ingkar?" tanya Il-Pyo sinis. "Sebelumnya kau bilang kau akan menghiburku di ranjang. Dan sekarang kau berniat untuk kabur dari tanggung jawab perkataaanmu itu?""Aku ...." Hou Yanqi tak dapat berkata-kata. Apa yang dikatakan Il-Pyo adalah fakta yang sebenarnya. Dia
Il-Pyo menatap Ling Cao dengan gertakan gigi yang tertahan. Baik ayah atau anak, mereka yang berada di keluarga Ling suka mencari masalah dengannya. "Bagaimanapun aku tidak boleh menunjukan ranahku!" Il-Pyo menegaskan pada dirinya sendiri lewat pikiran.Bukan hanya telah menerobos ranah Petarung, tetapi dia juga sudah berada di bintang empat ranah itu. Jika ketahuan, nyawanya akan menjadi incaran seluruh kekaisaran karena dianggap akan merusak keseimbangan 6 keluarga terkemuka.Untunglah Minghao memiliki cara untuk mengatur ranah Il-Pyo. Ketika tingkatan ranahnya di lepas, Minghao menahannya tepat di ranah Semi Petarung bintang delapan. "Bagaimana Patriark Ling? Apa anda sudah puas?" tanya Il-Pyo sinis. Tatapannya seakan penuh permusuhan terhadap Ling Cao."Kau pa-pasti memiliki trik akan hal ini!" tuduh Ling Cao.Ling Cao terkejut dengan ranah Il-Pyo yang ternyata benar berada di ranah Semi Petarung bintang delapan seperti yan
Prefektur Qilin merupakan wilayah bagian utara kekaisaran Nilam yang paling maju setelah ibu kota. Kabut yang hampir menutupi seluruh kota tersebut menyebabkan langit sukar untuk terlihat cerah di sana. Di tambah dengan keamanan kota yang ketat, kota ini cukup untuk memberi kesan mencurigakan."Aku sudah menyelidiki beberapa hal selama dua minggu ini." Seorang gadis berpakaian serba hitam bergumam sambil memperhatikan dari jauh beberapa penjaga di pintu kota. "Kegagalanku sebelumnya membuat mereka menambah kewaspadaan," simpulnya kemudian setelah berpikir keras.Sosok gadis yang tidak lain adalah Zhou Ye tersebut berbalik dan memilih pergi. Namun, bilah pedang berwarna abu-abu datang dari atas untuk menghentikan pergerakannya menjauh dari sana. Sesaat kemudian, beberapa orang muncul dari sebagai tempat tak terduga dan mengepungnya."Hahaha ... seperti dugaanku benar. Kau akan kembali karena belum mendapatkan apapun sebelumnya." Seseorang yang melayang di udara tertawa. Usai memperhatik
Sumber daya yang didapat Il-Pyo dari Lao Zhu dan Hou Jinlong diolah untuk menambah koleksi pil pemulihan tubuh. Karena tidak diperkenankan keluar kediaman, selama dua minggu terakhir Il-Pyo hanya melakukan latihan gerak dan membuat pil. Ketika sekarang mendapat izin keluar pun dia mesti dijaga oleh Qiwu."Apa ini perlu?" Alis Il-Pyo terangkat sebelah. Dia berencana membeli sumber daya ataupun berburu di hutan Beast. Namun, Keberadaan Qiwu akan membuat langkahnya terbatas."Meskipun kau sudah cukup menunjukkan kebolehanmu, aku tetap harus melakukan penilaian lebih. Khususnya dari segi kepribadian," jawab Qiwu yang langkahnya sejajar dengan Il-Pyo.Il-Pyo menghela napas. "Kepribadian ya? Apa ini tentang kelayakanku sebagai seorang pria yang pantas untuk Zhou Ye? Lagipula bukankah patriark memerintahkanmu untuk menjagaku?""Kau memiliki kesepakatan yang lebih dari orang-orang tahu dengan Nona. Kalau ternyata kau pria yang bejat, aku akan langsung melaporkannya pada Nona Zhou Ye. Kau past
Di sebuah bukit, seorang pria tua tengah berdiri menghadap lautan awan. Matanya terpejam. Namun, dengan sepersekian detik dia menyadari sekelebat bayang yang datang."Maafkan murid yang gagal menjalankan misi, Guru!" pinta Zhou Ye tertunduk hormat.Tak sedikitpun raut kecewa ketika ia mendengarnya. Sosok yang tidak lain adalah Tetua Agung sekte Mata Pedang tersebut malahan menampilkan wajah bijaksana ketika berbalik. Dia meminta Zhou Ye berdiri dan tidak mempermasalahkan kegagalan misi yang diberikannya pada gadis tersebut."Sejak awal misi itu terlalu sulit bagimu. Maaf karena tidak memiliki orang lain yang dapat aku percayai untuk menjalankannya."Sekalipun Du Zhiguo menjabat sebagai tetua Agung, misi yang diberikannya kepada Zhou Ye tidak ada kaitannya dengan sekte. Dia hanya ingin tahu beberapa hal dari prefektur Qilin yang aneh akhir-akhir ini. "Lain kali murid tidak akan mengecewakan!" jawab Zhou Ye merasa menyesal."Lupakan misi itu. Semenjak kembali dari keluarga Zhou, tampakn
—Pesisir Pantai PutihDilihat cuaca malam ini, keadaan bagian paling barat dari benua Timur dapat dikatakan sangat cerah. Suara debur ombak tidak terdengar sedikitpun di sepanjang bibir pantai yang tenang. Air laut yang hampir tanpa riak memantulkan cahaya bulan dan gemerlap bintang. Di kejauhan, sebuah kapal mulai terlihat di bawah cakrawala yang membatasi penyatuan langit dan lautan. Kapal itu membesar sedikit demi sedikit seiring terhapusnya jarak. "Sudah 15 tahun sejak terakhir kali kita menginjakkan kaki di benua Timur." Seorang wanita bernama Patricia yang berdiri di ujung dek kapal memulai perbincangan dengan rekan di sebelahnya. Namun, fokusnya tidak teralihkan dari daratan yang membentang ketika lanjut berkata, "Apa benar wanita bercadar dan bayi dari klan Cahaya itu masih hidup?""Tidak peduli apakah wanita bercadar masih hidup atau tidak. Tuan Nash tidak akan menghentikan pencarian selagi tidak menemukan mayatnya. Kita dikirim ke sini juga karena orang sebelumnya tidak per
Kerangka dua naga yang terbakar oleh api merah pekat tercipta di kedua sisi sosok berjubah hitam. Dengan amukan tekniknya tersebut dia memulai usaha keluar. Patricia serta Astra yang merasakan itu bukan teknik sederhana berniat menjauh.DUARR!Piramida palang yang mengurung sosok berjubah hitam benar-benar dihancurkan tepat sebelum Patricia dan Astra dapat mengambil jarak. Suhu panas terhempas ke seluruh penjuru hingga menguapkan air laut. Keadaan yang berkabut mengurangi jarak pandang."Sungguh niat bakar yang luar biasa. Itu bukan teknik api sederhana." Astra merasa tenggorokannya tercekat oleh suhu di sekitarnya. "Di mana Patricia? Aku harus segera bergabung dengannya!" lanjut Astra kemudian memindai sekelilingnya yang tertutup kabut uap.Setelah terpisah dengan Astra, Patricia langsung merasakan ada pergerakan besar yang mengguncang udara mengarah ke arahnya. Fokusnya terjaga akan kewaspadaan lalu mulut kerangka Naga yang terbakar api muncul secara tiba-tiba. Untunglah dia sempat m